Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KEBUTUHAN SDM LABORATORIUM

BERDASARKAN BEBAN KERJA

DI RSIA SITTI KHADIJAH III MAMAJANG

A. PENDAHULUAN

Komponen kunci dari perencanaan SDM adalah penentuan


tipe SDM yang diperlukan. Perencanaan SDM bertujuan untuk
mencocokkan SDM dengan kebutuhan organisasi yang dinyatakan
dalam bentuk aktifitas. Merencanakan kebutuhan SDM berhubungan
dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Mendapatkan dan mempertahankan jumlah dan mutu


karyawan
b. Mengidentifikasi tuntutan keterampilan dan cara memenuhinya
c. Menghadapi kelebihan atau kekurangan karyawan
d. mengembangkan tatanan kerja yang fleksibel
e. meningkatkan pemanfaatan karyawan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menghitung kebutuhan SDM, salah satu di antaranya adalah dengan
menggunakan analisis beban kerja. Yang dimaksud dengan beban
kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu. Beban kerja juga dapat berarti berat ringannya
suatu pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan yang dipengaruhi oleh
pembagian kerja (job distribution), ukuran kemampuan kerja (standard
rate of performance) dan waktu yang tersedia.
Metode beban kerja adalah tehnik yang paling akurat dalam
peramalan kebutuhan tenaga kerja untuk jangka pendek (short-term).

1
Peramalan jangka pendek ini untuk waktu satu tahun dan selama-
lamanya dua tahun. Tehnik analisis ini memerlukan penggunaan rasio
atau pedoman penyusunan staf standar dalam upaya mengidentifikasi
kebutuhan personalia.
Salah satu cara untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja
berdasarkan beban kerja diformulasikan oleh Peter J. Shipp (1998)
dan dianjurkan oleh WHO. Panduan penghitungan kebutuhan tenaga
kerja ini telah disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit di Indonesia.
Metode beban kerja ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara
teknis dapat diterima, komprehensif, realistis dan dapat diterima oleh
manajer medik maupun manajer non-medik.

B. METODE BEBAN KERJA

Metode beban kerja ini didasarkan pada pekerjaan nyata yang


dilakukan oleh masing-masing tenaga kesehatan. Adapun langkah-
langkah penyusunan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan metode ini
adalah :
1) menetapkan unit kerja beserta kategori tenaganya,
2) menetapkan waktu kerja yang tersedia selama satu tahun,
3) menyusun standar beban kerja,
4) menyusun standar kelonggaran dan
5) menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja
Untuk menghitung beban kerja ini diperlukan hal-hal seperti :
standar pelayanan, prosedur kerja tetap serta uraian kerja (job
description) bagi setiap tenaga kerja.
Ada lima langkah dalam menghitung kebutuhan tenaga
laboratorium berdasarkan beban kerja, yaitu :

1. LANGKAH PERTAMA :
Menetapkan unit kerja dan kategori tenaga. Kita ambil
contoh unit kerja yang digunakan adalah unit kerja teknis

2
(hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi) dan kategori
tenaga yang dipilih adalah Analis Kesehatan.

2. LANGKAH KEDUA :
Menetapkan waktu kerja yang tersedia bagi tenaga Analis
Kesehatan selama satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk
menetapkan waktu kerja yang tersedia adalah :
1. Hari kerja ( A ). Suatu contoh, di suatu instalasi laboratorium
rumah sakit, pelayanan dilaksanakan selama 24 jam yang
dibagi dalam 3 shift sehingga dalam seminggu terdapat 7 hari
kerja.
2. Cuti tahunan ( B ). Jumlah cuti tahunan adalah 12 hari dalam
satu tahun.
3. Pendidikan dan pelatihan ( C ). Sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Rumah Sakit, Pranata Laboratorium memiliki hak
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan selama 5 hari kerja
per tahun.
4. Hari libur nasional ( D ). Dalam waktu satu tahun terdapat 15
hari libur nasional.
5. Ketidakhadiran kerja ( E ). Dengan adanya sistem shift,
sesudah bertugas pada sore dan malam hari seorang Pranata
Laboratorium mendapatkan ekstra libur selama 1 hari. Di
Instalasi Patologi Klinik rata-rata ketidakhadiran kerja dalam
satu bulan selama 7 hari
6. Waktu kerja ( F ) Pada umumnya waktu kerja selama sehari
adalah 8 jam.
Berdasarkan data-data tersebut selanjutnya dilakukan
penghitungan untuk menetapkan waktu tersedia dengan rumus
sebagai berikut :

Waktu kerja tersedia = A - (B+C+D+E) x F

3
Tabel berikut menunjukkan jumlah waktu kerja yang tersedia
dalam setahun.

Kode Faktor Waktu Kerja Keterangan

A Hari Kerja 365 Hari per tahun

B Cuti Tahunan 12 Hari per tahun

C Pendidikan dan Latihan 5 Hari per tahun

D Hari Libur Nasional 15 Hari per tahun

E Ketidakhadiran Kerja 84 Hari per tahun

F Waktu Kerja 8 Jam per hari

Waktu Kerja 249 Hari per tahun

Jam Kerja 1992 Jam per tahun

Waktu Kerja 119520 Menit per tahun

Adapun uraian penghitungannya adalah sebagai berikut :

Waktu kerja tersedia = 365 – ( 12 + 5 + 15 + 84 )

= 249 hari/tahun

= 1992 jam/tahun

= 119520 menit/tahun

4
3. LANGKAH KETIGA :
Menyusun standar beban kerja. Standar beban kerja
adalah volume atau kuantitas beban kerja selama 1 tahun untuk
setiap kategori tenaga (dalam hal ini adalah Analis Kesehatan).
Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per tahun.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun standar
beban kerja untuk kategori tenaga adalah sebagai berikut :
1. kategori tenaga pada unit kerja yang telah ditetapkan pada
langkah pertama di atas,
2. standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional tetap yang berlaku,
3. rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh kategori tenaga (Analis
Kesehatan) untuk menyelesaikan kegiatan pelayanan, dan
4. data dan informasi kegiatan pelayanan di masing-masing unit
pelayanan teknis (hematologi, kimia klinik, mikrobiologi,
imunoserologi)

Beban kerja Analis Kesehatan meliputi :

1. Kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh Analis Kesehatan,


misalnya : sampling, preparasi sampel, memeriksa sampel,
mencatat hasil pemeriksaan, kalibrasi alat, memeriksa sampel
kontrol, membuat reagen, dll.
2. rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap
kegiatan pokok, misalnya rerata waktu untuk memeriksa kadar
Hb adalah 10 menit, rerata waktu untuk membuat reagen A
adalah 15 menit, dsb.

5
3. standar beban kerja Analis Kesehatan tiap satu tahun dihitung
dengan rumus perhitungan sebagai berikut :
Standar beban kerja = waktu tersedia per tahun : rerata waktu
per kegiatan pokok.

4. LANGKAH KEEMPAT :
Menyusun standar kelonggaran yang bertujuan untuk
mengetahui faktor kelonggaran kategori tenaga yang meliputi jenis
kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatau kegiatan
yang tidak terkait langsung atau tidak dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya kuantitas atau jumlah kegiatan pokok / pelayanan.
Penyusunan faktor kelonggaran dapat dilaksanakan melalui
pengamatan dan wawancara kepada tenaga Analis Kesehatan
mengenai :
1. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan,
misalnya rapat, istirahat, sholat, makan;
2. Frekuensi kegiatan dalam satu hari, minggu, bulan; waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
Adapun rumus untuk menghitung faktor kelonggaran adalah
sebagai berikut :

Standar kelonggaran = rerata waktu faktor kelonggaran : waktu


kerja tersedia per tahun.

6
Tabel berikut adalah standar kelonggaran Pranata
Laboratorium :

Faktor Kelonggaran Rata-rata Waktu Standar Kelonggaran

Rapat 2 jam per bulan 0.012

Istirahat, sholat, makan 30 menit per hari 0.092

Jumlah 0.104

5. LANGKAH KELIMA :
Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja yang bertujuan
untuk memperoleh jumlah dan kategori tenaga Analis Kesehatan per
unit kerja sesuai dengan beban kerja selama 1 tahun. Sumber data
yang diperlukan untuk penghitungan kebutuhan tenaga ini terdiri dari:
1. data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya, yaitu waktu
kerja tersedia, standar beban kerja dan standar kelonggaran;
2. kuantitas kegiatan pokok selama kurun waktu satu tahun, dimana
penulis mengambil data kuantitas kegiatan pokok selama satu
tahun.
Data kegiatan pada pelayanan di tiap unit teknis yang telah
diperoleh, Standar Beban Kerja , dan Standar Kelonggaran merupakan
sumber data untuk menghitung kebutuhan tenaga Pranata
Laboratorium dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan tenaga = (Jumlah kegiatan pokok : standar beban


kerja) + Standar Kelonggaran. Selanjutnya kebutuhan tenaga untuk
tiap kegiatan pokok dijumlahkan terlebih dulu sebelum ditambahkan
dengan Standar Kelonggaran.

7
C. PENUTUP

Demikian kebijakan K3 RSIA Sitti Khadijah III Mamajang dibuat


sebagai acuan dalam penyelenggaan dan pengelolaan K3 bagi pimpinan dan
karyawan. Tiada ada yang sempurna hasil ciptaan manusia termasuk
kebijakan ini, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah. Untuk itu,
masukan dan kritik membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di
masa yang akan datang.
Mudah-mudahan dengan adanya kebijakan ini, dapat lebih
memudahkan semua Pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan
dan pelayanan internal maupun eksterna bagian. Semoga Allah senantiasa
memberikan kita semua limpahan Taufik dan Hidayah-Nya kepada hamba-
hamba yang selalu berlomba dalam kebaikan dan berusaha secara terus
menerus memperbaiki amaliyahnya, amiiin.
Akhirnya kami ucapkan Alharndulillahi robbil ‘alamin atas segala
karunia dan nikmat yang diberikan Allah SWT.

8
ANALISI KEBUTUHAN SDM LABORATORIUM
BERDASARKAN BEBAN KERJA
RSIA SITTI KHADIJAH III MAMAJANG

DI SUSUN
RSIA SITTI KHADIJAH III MAMAJANG

9
VlSI MISI MOTTO DAN TUJUAN

RSIA SITTI KHADIJAH III MAMAJANG

VISI

Menjadi Rumah Sakit yang mendahulukan pelayanan prima serta sarana dakwah
MISI
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat bahwa sampai menegah ke atas.
2. Meningkatkan pelayanan dan kesejateraan sumber daya insani dengan
mengamalkan pedoman hidup islami warga Muhammadiyah dalm mengelolah
amal usaha kesehatan
MOTTO

Pengabdianku Ibadahku
TUJUAN

1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh


masyarakat bawah sampai menegah ke atas
2. Menerapkan dan mengembangkan standar pelayanan rumah sakit yang bermutu
berlandas pedoman hidup islami warga Muhammadiyah sehingga menjadi pilihan
umat
3. Terwujudnya pengelolaan organisasi administrasi dan keuangan yang efektif,
profuktif, transparan dan syarat komunikasi yang humanis dengan semua pihak
4. Terwujudnya rumah sakit sebagai saran dakwah amar ma’ruf nahi mungkar
dalam kehidupan bermasyarakat.

Direktur
RSIA SITTI KHADIJAH III MAMAJANG

dr. Hj. Darmawati Djalil . MM . DPDK


NBM : 972 620

10
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua sehingga berhasil
menyusun Program K3 Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah III Muhammadiyah
Cabang Mamajang Kota Makassar.

Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang selain
mempunyai fasilitas pelayanan yang sangat kompleks, juga didukung oleh
pemberian pelayanan dari multi profesi. Pemberian pelayanan yang baik harus
ditunjang oleh pemberi pelayanan yang berkompetensi harus ditingkatkan
diantaranya dengan melakukan penilaian kinerja kepada semua pegawai.

Program K3 ini sangat penting sebagai acuan bagi semua pegawai yang ada
di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah III Muhammadiyah Cabang Mamajang
Kota Makassar yang disusun berdasarkan penjabaran dari keputusan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah III Muhammadiyah Cabang Mamajang Kota
Makassar nomor 800/30.13.a/RSUD – SJ/I/2013 tentang Program K3 pegawai di
RSIA Sitti Khadijah III Muhammadiyah Cabang Mamajang Kota Makassar.

Kami menyadari panduan ini masih sangat tidak sempurna, untuk itu kami
harapkan masukan untuk penyempurnaan di kemudian hari. Dan Untuk itu penyusun
mengucapkan terima kasih dan harapan kami semoga panduan ini bermanfaat untuk
dijadikan acuan dengan baik

11
iii
DAFTAR ISI

Halaman judul ............................................................................................ i


Visi, Misi, Motto dan Tujuan ...................................................................... ii
Kata Pengantar ........................................................................................... iii
Daftar Isi ..................................................................................................... iv
SK Keputusan Direktur RSIA Sitti Khadijah III Mamajang ....................... v

KEBIJAKAN UMUM TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


RUMAH SAKIT DI RSIA SITTI KHADIJAH III MAMAJANG

A. Pendahuluan .............................................................................. 1
B. Metode Beban Kerja .................................................................. 1
C. Penutup ...................................................................................... 8

12
iv
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSIA SITTI KHADIJAH III MAMAJANG
Nornor 498 / KEP / 111.6.AU / B / 2013
Tentang
KEBIJAKAN UMUM PELAKSANAAN KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN
DAN
KEWASPADAAN BENCANA (K3)
DI RSIA SITTI KHADIJAH III MAMAJANG

Direktur RSIA Sitti Khadijah III Mamajang setelah:


Menimbang :
1. Bahwa kebijakan umum dan pedoman pelaksanaan K3
sebagaimana tertuang dalam SK Direktur nomor
325/KEP/1I1.5.AU/A/2009, sesuai dengan harus evaluasi tim
K3RS serta panduan buku standar akreditasi versi 2012
perlu dilakukan revisi dan peneysuaian dengari kondisi terkini
2. Bahwa agar kebijakan umum dan pedoman K3 tersebut agar
memiliki kekuatan hukum perlu ditetapkan melalui Surat
Keputusan Direktur
Mengingat :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rurnah Tangga
Muhanimadiyah
2. Undang-undang No. I Th 1970 tentang Keselarnatan Kerja.
3. Undang-undang No. 36Th 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang No 44 Th 2009 tentang Rumah Sakit
5. Peraturan MENAKER No. 51Men11996 tentang Sistem
Menajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Keputusan Dir. Jen. PPM dan PLP No. HK .00 .06.6.44
Tahun 1993 Unit Kerja di Rumah Sakit sebagaimana
ditetapkan dalam UU N. I Th 1970.

13
v
7. Keputusan MENKES Nomor 876/MenKes/SK/VIlI/2001
tentang Pedornan Teknis Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan.
8. Keputusan MENKES No. 1405 / MenKes / SK / X / 2002
tentang Persyaratan Kesehatanan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri
9. Keputusan MENKES No. 1204 / MenKes / SK / X / 2004
tentang Persyaratan Kesehatanan Lingkwigan Rumah Sakit
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 432/
MENKES! SK/IV/ 2007 tentang Pedornan Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 432/
•M1 SKIIV/ 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Rurnah Sakit
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1
087/MENKES/SK/VIII/ 2010 tentang Standart Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rurnah Sakit
13. Peraturan pernerintah RI No 50 lahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselarnatan dan
Kesehatan Kerja
14. SK Direktur No 205/KEP/1I1.5/B/2005 tentang Kebijakan-
kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan, keselamatari
kerja dan kewaspadaan bencana & kebakaran dilingkungan
Rumah Sakit Muhammadiyah Larnongan.
15. SK Direktur No 206/KEP/11E.5/B/2005 tentang Prosedur
Tetap dan Petunjuk Pelaksanaan yang berkaitan dengan
kesehatan, keselamatan kerja dan kewaspadaan bencana &
kebakaran dilingkungan RSIA Sitti Khadijah III Mamajang
Memperhatikan : Kebijakan Umum tentang K3 RSIA Sitti Khadijah III
Mamajang

14
vi
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEBIJAKAN UMUM KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DI RSIA SITTI KHADIJAH III MAMAJANG

Pertama : Memberlakukan Kebijakan Umum K3 yang disusun oleh Tim K3


RSIA Sitti Khadijah III Mamajang sebagaimana terlampir.

Kedua : Mengamanatkan kepada Tim K3RS yang terbentuk untuk


bertanggung jawab terhadap pemantauan dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan K3 serta membuat ketentuan Iainnya yang
terkait dengan kebijakan tersebut pada diktum Pertama’.

Ketiga : Mengamanatkan kepada segenap staf RSIA Sitti Khadijah III


Mamajang agar memperhatikan kebijakan tersebut pada diktum
‘Pertama’ di atas dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan
segala aspek yang memungkinkan terjadinya masalah K3 di RSIA
Sitti Khadijah III Mamajang

Keempat : Keputusan ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak
tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan dilakukan
penyempurnaan dan atau evaluasi sekurang-kurangnya sekali
dalam masa berlakunya.

Kelima : Bila dikemudian han terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini, akan
ditinjau kembali sesuai dengan Perundangan Kesehatan yang ada
dan kemampuan RSIA Sitti Khadijah III Mamajang

Ditetapkan :
Tangggal :
Direktur RSIA Sitti Khadijah III Mamajang

dr. Hj. Darmawati Djalil . MM .DPDK


NBM : 972 620

15
vii

Anda mungkin juga menyukai