PENDAHULUAN
Merencanakan kebutuhan SDM berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. mendapatkan dan mempertahankan jumlah dan mutu karyawan
b. mengidentifikasi tuntutan keterampilan dan cara memenuhinya
c. menghadapi kelebihan atau kekurangan karyawan
d. mengembangkan tatanan kerja yang fleksibel
e. meningkatkan pemanfaatan karyawan MEDIK DAN NON MEDIK
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan SDM, salah satu di
antaranya adalah dengan menggunakan analisis beban kerja.
Yang dimaksud dengan beban kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu.
Beban kerja juga dapat berarti berat ringannya suatu pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan
yang dipengaruhi oleh :
- Pembagian kerja (job distribution),
- Ukuran kemampuan kerja (standard rate of performance) dan
- Waktu yang tersedia.
Metode beban kerja adalah tehnik yang paling akurat dalam peramalan kebutuhan tenaga
kerja untuk jangka pendek (short-term).
Peramalan jangka pendek ini untuk waktu satu tahun dan selama-lamanya dua tahun.
Tehnik analisis ini memerlukan penggunaan rasio atau pedoman penyusunan staf standar
dalam upaya mengidentifikasi kebutuhan personalia.
Metode beban kerja ini didasarkan pada pekerjaan nyata yang dilakukan oleh masing-masing
tenaga kesehatan. Adapun langkah-langkah penyusunan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan
metode ini adalah :
1) menetapkan unit kerja beserta kategori tenaganya,
2) menetapkan waktu kerja yang tersedia selama satu tahun,
3) menyusun standar beban kerja,
4) menyusun standar kelonggaran dan
5) menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja. Untuk menghitung beban kerja ini
diperlukan hal-hal seperti : standar pelayanan, prosedur kerja tetap serta uraian kerja (job
description) bagi setiap tenaga kerja
ATAU 5 LANGKAH yaitu :
I. LANGKAH PERTAMA :
Menetapkan unit kerja dan kategori tenaga. Kita ambil contoh unit kerja yang digunakan
adalah unit kerja teknis (hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi) dan
kategori tenaga yang dipilih adalah Analis Kesehatan.
3. Pendidikan dan pelatihan ( C ). Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit,
Pranata Laboratorium memiliki hak untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan selama 5
hari kerja per tahun.
4. Hari libur nasional ( D ). Dalam waktu satu tahun terdapat 15 hari libur nasional.
5. Ketidakhadiran kerja ( E ). Dengan adanya sistem shift, sesudah bertugas pada sore dan
malam hari seorang Pranata Laboratorium mendapatkan ekstra libur selama 1 hari. Di
Instalasi Patologi Klinik rata-rata ketidakhadiran kerja dalam satu bulan selama 7 hari
6. Waktu kerja ( F ) Pada umumnya waktu kerja selama sehari adalah 8 jam.
Tabel berikut menunjukkan jumlah waktu kerja yang tersedia dalam setahun.
standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional tetap yang berlaku,
rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh kategori tenaga (Analis Kesehatan) untuk
menyelesaikan kegiatan pelayanan, dan
standar beban kerja Analis Kesehatan tiap satu tahun dihitung dengan rumus perhitungan
sebagai berikut :
Standar beban kerja = waktu tersedia per tahun : rerata waktu per kegiatan pokok
V. LANGKAH KELIMA :
Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja yang bertujuan untuk memperoleh jumlah dan
kategori tenaga Analis Kesehatan per unit kerja sesuai dengan beban kerja selama 1 tahun.
Sumber data yang diperlukan untuk penghitungan kebutuhan tenaga ini terdiri dari:
data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya, yaitu waktu kerja tersedia, standar
beban kerja dan standar kelonggaran;
kuantitas kegiatan pokok selama kurun waktu satu tahun, dimana penulis mengambil data
kuantitas kegiatan pokok selama satu tahun.
Data kegiatan pada pelayanan di tiap unit teknis yang telah diperoleh, Standar Beban Kerja , dan
Standar Kelonggaran merupakan sumber data untuk menghitung kebutuhan tenaga Pranata
Laboratorium dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Kebutuhan tenaga = (Jumlah kegiatan pokok : standar beban kerja) + Standar Kelonggaran
Selanjutnya kebutuhan tenaga untuk tiap kegiatan pokok dijumlahkan terlebih dulu sebelum
ditambahkan dengan Standar Kelonggaran.