Anda di halaman 1dari 2

A.

Alat dan Bahan


Alat
Labu takar 10 mL
Labu takar 25 mL
Pipet tetes
Pipet volume 1 mL
Vial
Membran PTFE
HPLC
Gelas kimia 100 mL
Gelas ukur 100 mL

bahan
Urine sukarelawan
Dapar amonium sulfat
Siprofloksasin
Aqua Pro Injectio 200 mL
TEA 0,1%
Asam sulfat 0,1 M
Acetonitril

B. Prosedur pembuatan
Pembuatan urin blanko
urin blanko dipipet sebanyak 1 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar
10 mL. Lalu, ditambahkan larutan dapar amonium sulfat hingga 10 mL.

Pembuatan larutan standar siprofloksasin


Tahap pertama dibuat larutan induk siprofloksasin sebanyak 1000 ppm dari 25

mg siprofloksasin yang dilarutkan dalam 25 mL dapar amonium sulfat.


Kemudian dibuat deret larutan standar dengan konsentrasi 0,1; 0,5; 1; 5; 10;
20; 50 ppm ke dalam labu takar 10 mL. Setelah itu ditambahkan masing-masing 1
mL urin blanko, lalu ditambahkan dapar amonium sulfat hingga 10 mL.

Pembuatan larutan sampel


Dibuat larutan sampel dengan 1 mL urin sampel (berdasarkan waktu

pengambilan yang sudah ditentukan sebelumnya) dimasukkan ke dalam labu takar


10 mL, kemudian ditambahkan larutan dapar amonium sulfat hingga 10 mL.

Tahap penginjeksian

Setelah semua larutan disiapkan (larutan urin blanko, larutan standar


siprofloksasin, dan larutan urin sampel), disaring menggunakan membran PTFE
0,25 m ke dalam vial. Larutan diinjeksikan ke dalam kolom HPLC, dengan
detektor UV 280 nm, laju elusi 1 mL/menit, dan fase gerak pada tabung A adalah
aqua pro injectio, TEA 0,1%, dengan pH 2,5, sedangkan pada fase gerak tabung B
adalah acetonitril.
Hasil luas area dibuat kurva kalibrasi dengan dibandingkan terhadap
konsentrasi larutan standar siprofloksasin. Kemudian ditentukan konsentrasi
siprofloksasin dalam sampel urin.
Hasil konsentrasi siprofloksasin dalam sampel urin, dibuat kurva Ln du/dt
terhadap Tmid dan Ln du - du/ARE terhadap t (waktu).

Anda mungkin juga menyukai