Anda di halaman 1dari 12

Daftar Isi

BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................... 2
PEMBAHASAN......................................................................................... 2
Tujuan Umum................................................................................... 2
Tujuan Khusus.................................................................................. 2
BAB III................................................................................................... 10
PENUTUP.............................................................................................. 10
A. Kesimpulan.................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan

bagi

sebagaian

penduduk

yang

terbatas

kemampuannya serta yang berpengetahuan dan berpendapatan

rendah masih perlu diperjuangkan secara terus menerus dengan


cara

mendekatkan

akses

pelayanan

kesehatan

dan

memberdayakan kemampuan mereka. Inti kegiatan Poskestren


adalah memberdayakan masyarakat pesantren baik santri/wati
maupun guru agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Konsep
pemberdayaan

masyarakat

pesantren

ini

adalah

memperkenalkan mereka akan permasalahan yang mereka


hadapi yang dilakukan oleh mereka sendiri. Sehingga masalah
yang ditemukan benar-benar dirasakan dan disepakati oleh
mereka.
Dibeberapa wilayah puskesmas ada diantaranya yang
dekat dengan pesantren dan mungkin masih dalam cakupan
puskesmas tersebut, sehingga diharapkan setiap pesantren bisa
mendirikan

pos

kesehatan

diharapkan

menjadi

sendiri

penggerak

atau

poskestren

pemberdayaan

yang

kesehatan

pesantren. Menyimak kenyataan tersebut, diperlukan upaya


membuat terobosan yang benar-benar memiliki daya ungkit bagi
meningkatnya

derajat

kesehatan

bagi

seluruh

masyarakat

pesantren, dan Puskesmas itu sendiri sebagai pusat penggerak


pemberdayaan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya, untuk
tahapannya bisa dilakukan beberapa pengerahan yaitu dengan
mencoba

mengembangkan

langkah-langkah

pendekatan

edukatif, yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) mereka untuk


menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan
masalah-masalah
mengadopsi

kesehatan

kegiatan

yang

pengembangan

dihadapinya.
desa

Dengan

siaga,

yang

diterapakan untuk mengembangkan poskestren di pesantrenpesantren

yang

ada

di

lingkungan

ruang

lingkup

kerja

Puskesmas.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Poskestren
POSKESTREN adalah Pesantren yang memiliki kesiapan dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah- masalah kesehatan, secara mandiri sesuai dengan
kemampuannya.

B.

Tujuan Poskestren
Tujuan Umum

Terwujudnya pesantren yang sehat, serta peduli dan tanggap


terhadap permasalahan kesehatan diwilayah pesantrennya.

Tujuan Khusus

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran santri dan guru


tentang pentingnya kesehatan.
Meningkatnya santri dan guru yang melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat.
Meningkatnya kesehatan lingkungan di pesantren.
Meningkatnya kemampuan dan kemauan santri untuk menolong
diri sendiri dibidang kesehatan
C. Sasaran Pengembangan Poskestren
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran
pengembangan Poskestren dibedakan menjadi tiga jenis sasaran,
yaitu :

Semua individu santri, guru serta pengurus pesentren serta


keluarganya yang tinggal di lingkungan pesantren, yang
diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di lingkungan
pesantren.
Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan
perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim
yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti
pimpinan pesantren, pengurus yayasan serta petugas
kesehatan.
Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan,
peraturan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain, Camat, para
pejabat terkait, swasta, para donatur dan pemangku
kepentingan lainnya.
D. Proses Pembentukan Poskestren
Pembentukan

poskestren

Puskesmas

ini

pendekatan

pengembangan

dengan

dilaksanakan

di

pesantren

dengan

desa

diwilayah

menggunakan

siaga

pola

yaitu

dilaksanakan

membantu/memfasilitasi/mendampingi

masyarakat

pesantren untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus


atau

spiral

pemecahan

masalah

yang

terorganisasi

yang

dilakukan oleh kaderposkestren bersama guru pendamping. Yaitu


dengan menempuh tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut :
1.

Sosialisasi Poskestren

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal yang


telah disepakati bersama bertempat di pesantren-pesantren
yang akan di dirikan Poskestren. Langkah ini merupakan awal
kegiatan,

sebelum

kegiatan-kegiatan

lainnya

dilaksanakan.

Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para pengurus

pesantren, para guru, serta santri, agar mereka tahu dan mau
bekerjasama

dalam

satu

tim

untuk

menjalankan

kegiatan

poskestren. Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi


kepada pimpinan pesantern, agar mau memberikan dukungan,
baik berupa kebijakan, atau anjuran, serta restu, maupun sumber
daya lain, sehingga pengembangan poskestren dapat berjalan
dengan lancar. Output dari kegiatan ini yaitu adanya dukungan
dan

antusias

dari

pengurus,

guru

maupun

santri

untuk

mendukung kegiatan poskestren ini. Pada kegiatan ini juga


sekaligus pemilihan tim masyarakat poskestren serta merekrut
kader poskestren dan telah dipilih 10 orang kader yang terdiri
dari 5 orang santri dan 5 orang santriwati, serta didampingi juga
oleh 4 orang guru.
Pemilihan Kader Poskestren Pemilihan Pengurus dan kader Desa
siaga dilakukan melalui pertemuan khusus para pimpinan
pesantren

dan

dewan

guru

serta

beberapa

wakil

santri.

Pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat, sesuai


dengan taat cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi
oleh pihak Puskesmas.
Forum Masyarakat Pesantren

Adalah

sekelompok

anggota

masyarakat pesantren yang sepakat untuk peduli memecahkan


masalah kesehatan, diwilayah pesantren. Tim ini dipimpin oleh
seorang ketua dan dibantu oleh sekretaris dan bendahara serta
seksi-seksi antara lain, seksi kesehatan lingkungan, seksi
perilaku

hidup

bersih

promosi/penyluhan
kesehatan.

Masing

dan

kesehatan
masing

sehat,
dan

seksi

seksi
terdiri

seksi

gizi,

seksi

kegawatdaruratan
dari

satu

orang

koordinator dan dibantu oleh 3 orang anggota. Forum ini secara


berkala akan melakukan pertemuan Yang akan membahas
segala permasalahan kesehatan yg ada serta mancari solusi
pemecahan masalahnya sendiri. Tim Masyarakat pesantren ini
4

juga harus memberikan dan memiliki struktur organisasi untuk


program Poskestren ini.
2. Survei Mawas Diri
Survei Mawas diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau
Community Self Survey (CSS) adalah kegiatan pengumpulan dan
pengolahan
dengan

data

kesehatan

keadaan/masalah
pesantren,

seperti

yang

berkaitan

masalah

kesehatan

lingkungan, masalah perilaku (PHBS), masalah gizi dan masalah


sarana kesehatan. Tujuan SMD agar kader poskestren mampu
melakukan telaah mawas diri dan diperolehnya informasi tentang
keadaan/masalah kesehatan yang dihadapi sendiri oleh mereka
dipesantrennya. Survei Mawas Diri dilakukan oleh kader-kader
sendiri

didampingi

oleh

para

guru

pendamping

dengan

bimbingan tenaga kesehatan puskesmas dan fasilitator dari dinas


kesehatan, sehingga masalah yang ditemukan benar-benar
dirasakan

dan

disepakati

oleh

mereka.

Dengan

demikian,

diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan yang


dihadapi di pesantrennya, serta membangkitkan niat atau tekat
untuk mencari solusinya. Sebelum dilakukan kegiatan SMD ini
sebaiknya terlebih dahulu dilakukan pertemuan yang bertujuan
untuk memberikan pembekalan keterampilan bagi kader serta
guru pendamping dalam melakukan SMD. Yaitu membahas
tentang :
a) teknik melakukan SMD,
b) pengenalan masalah kesehatan lingkungan,
c) pengenalan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
perilaku (PHBS),
d) pengenalan masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi,

e) pengenalan
sarana

masalah

kesehatan

yang

berkaitan

seperti,

sarana

dengan
air

kebutuhan

bersih,

tempat

pembuangan samapah, pengelolaan limbah pesantren dan


jamban/WC.
Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalahmasalah

kesehatan

serta

potensi

dipesantren

yang

dapat

didayagunakan dalam mengatasi masalah- masalah kesehatan


tersebut.
NO
1

MASALAH

MASALAH

MASALAH

MASALAH

KESLING
Sampah yang

BHBS
Sisa makanan yg

GIZI
Masakan yg

SARANA
tempat lemari

berserakan di

berserakan di

kurang

yang

lingkungan

asrama

masak

sempit sehingga

pesantren
Kasur
tidak Sisa makanan

Masak beras yg

sulit dibersihkan
Ruang asrama

dijemur

tidak bersih

tidak

tidak
dibersihkan

sesuai dengan

Lantai asrama

Pakaian yg sudah Mie dijadikan

jumlah penghuni
Tukang masak

jarang di

digunakan

pel

bergantungan di

makanan pokok hanya ada 2


orang

dalam
4

asrama
Air limbah tidak Kain basahan

Tempat

mengalir

mandi

porsi

masak/dapur

kedalam got

tigunakan

makanan yg

umum kurang

sehingga

bergantian

tidak

lebar

menjadi
5

Mengambil

sesuai

sarang nyamuk
Dilapangan

Santri tidur

Menu makanan

Kurangnya tong

pesantren

dilantai,

kurang

sampah

banyak batu,

tanpa selimut

bervariasi

lumpur,

dan alas

dan rumput

tidur

yang tinggi.
Bak mandi

Ember sabun,

Santri tidak

jarang di

sepatu

sarapan

kuras

dan sandal

pagi

Tidak ada SPAL

diletakkan
sembarangan
didalam
7

Kamar mandi

asrama.
Bantal sering

Kotoran

berlumut

dipakai

dari

dan licin

bersama-sama

WC
tidak ke

10

11

Saluran air

Tidur tidak

septiktank
Kurangnya

mandi

menggunakan

tempat

tersumbat oleh

selimut

menjemur

sampah

dan tanpa obat

pakaian

Air tergenang

nyamuk
Minum segelas

Kurangnya

didalam

berdua

sarana

kelas
Piring tidak

Menghidangkan

air bersih/ kran


Di asrama dan di

segera

makanan tidak

kelas tidak ada

dicuci sebelum

ditutup

sumber air

dan

bersih/kran

sesudah makan
Banyak Santri

umum
Mencuci bahan

yang

makanan dengan

12

jarang gosok

air

gigi

bekas cucian
tangan
Sesudah BAB
tidak cuci
tangan dengan
sabun
dan WC tidak di
siram

13

samapai bersih.
Ada guru yg
merokok

14

diruangan
Pakaian basah
dijemur

didalam asrama.
TABEL 1. MASALAH KESEHATAN YANG ADA DI PESANTREN

3.

Pembahasan Hasil SMD

Tujuan penyelenggaraan pembahsan hasil SMD ini adalah


mencari masalah prioritas, sehingga mudah untuk menentukan
alternatif penyelesaian masalah kesehatan dikaitkan dengan
potensi yang dimiliki pesantren. Data serta temuan yang
diperoleh pada saat SMD disampaikan , utamanya adalah daftar
masalah kesehatan yang ada pada asrama putra dan putri, ruang
belajar, dapur umum, sarana air bersih, kamar mandi dan WC
serta

lingkungan/halaman

luar

pesantren,

hasil

pendataan

tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas.

4.

Musyawarah Masyarakat Pesantren (MMP)

Tujuan

penyelenggaraan

Musyawarah

Masyarakat

Pesantren (MMP) ini adalah menentukan penyebab masalah dan


sekaligus mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan
dan upaya membangun Poskestren dikaitkan dengan potensi
yang dimiliki pesantren. Disamping itu juga untuk menyusun
rencana jangka panjang pengembangan poskestren di sebuah
pesantren.

Inisiatif

penyelenggaraan

musyawarah

harus

di

dukung atau di rekomendasikan pimpinan pesantren yang telah


sepakat

mendukung

pengembangan

poskestren

di

pesantren. Peserta musyawarah sebaiknya meliputi

dalam

pimpinan

pesantren, para guru dan kader poskestren yang dihadiri oleh tim
dari puskesmas dan fasilitator dari dinas kesehatan kabupaten
jika memungkinkan untuk memperkuat ketentuan kebijakan
poskestren tersebut. Data serta temuan lain yang diperoleh pada
saat

SMD

akan

dibicarakan

dalam

pertemuan

tersebut,

utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi, serta


harapan masyarakat pesantren, sesuai daftar tabel masalah
yang di temukan pada proses SMD. Hasil pendataan tersebut
dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, serta langkahlangkah

solusi

pengembangannya.

untuk
Untuk

pembangunan
bangunan

Poskestren

poskestren

dan

sebaiknya

disepakati dengan menggunakan bangunan yang sudah ada atau


apakah

akan

membangun

bangunan

baru,

sesuai

dengan

kemampuan dan kebutuhan pesantren itu sendiri. Dari hasil


musyawarah dapat diambil kesimpulan beberapa langkah dalam
pemecahan masalah kesehatan di pesantren, antara lain:
a. Merubah perilaku santri dengan cara, seperti :
1. Membuat daftar piket

2. Membuat peraturan yang berkaitan dengan perilaku hidup


bersih dan sehat serta memberikan menerapkan sangsi
bagi yang melanggarnya.
b. mebuat papan himbauan

untuk

hidup

sehat

pada

lingkungan pesantren, seperti diruang kelas, dapur umum,


masjid, asrama dan lain-lain.
c. melakukan Gerakan Jumat Bersih (GJB), seperti gerakan
menjemur kasur pada tiap hari Jumat serta membersihkan
lingkungan pesantren.
d. menambah Sarana Air Bersih yaitu menyalurkan air bersih
dengan menggunakan perpipaan terutama didepan asrama
putra dan putri, dapur umum dan ruang belajar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Poskestren adalah sebuah program dan sarana yang akan
sangat membantu peran Puskesmas didalam merealisasikan
prilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan pesantren, karena
dengan

adanya

mendelegasikan

poskestren,

tujuannya

pihak

kepada

para

Puskesmas

bisa

kader-kader

yang

diambil dari lingkungan pesantren itu sendiri ( santri/wati, guru


pengajar dan pengurus pesantren), yang tentunya setelah
melalui pembinaan, pelatihan dan pengawasan yang dilakukan
secara rutin.

10

B. Saran
Sebaiknya seluruh pesantren yang berada dilingkungan
kerja setiap puskesmas bisa di bentuk poskestren, karena dengan
adanya

poskestren

mendapatkan

tersebut

pelayanan

dan

setiap

warga

pendidikan

pesantren
yang

akan

baik

dan

terkontrol tentang perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga


kualitas kesehatan para penghuni pesantren akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta : Rineka Cipto

http://harisn73.files.wordpress.com/2007/12/pembentuk

an-poskestren.pdf
http://www.kabarbanyuwangi.info/gandeng-kader-

posyandu-dan-poskestren.html
http://www.slideshare.net/listiamidwife/poskestren.html
http://www.pesantrenalihsanbe.or.id/index.php?
mod=content&act=read&id=15&menu_id=31.

11

Anda mungkin juga menyukai

  • UKK Matematika
    UKK Matematika
    Dokumen1 halaman
    UKK Matematika
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • Geo Metri
    Geo Metri
    Dokumen2 halaman
    Geo Metri
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • SIROH
    SIROH
    Dokumen4 halaman
    SIROH
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • English II
    English II
    Dokumen2 halaman
    English II
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • Geografi Dan Sunda
    Geografi Dan Sunda
    Dokumen4 halaman
    Geografi Dan Sunda
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • IDENTITAS
    IDENTITAS
    Dokumen10 halaman
    IDENTITAS
    Rifki Habibah
    Belum ada peringkat
  • Rumah Tipe36rasa
    Rumah Tipe36rasa
    Dokumen2 halaman
    Rumah Tipe36rasa
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • Kutil
    Kutil
    Dokumen10 halaman
    Kutil
    Luqy Luqman Effendy
    Belum ada peringkat
  • Antropologi Kesehatan
    Antropologi Kesehatan
    Dokumen21 halaman
    Antropologi Kesehatan
    Rifki Habibi
    100% (1)
  • Tranfusi Darah
    Tranfusi Darah
    Dokumen17 halaman
    Tranfusi Darah
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • Proskep Kutil
    Proskep Kutil
    Dokumen2 halaman
    Proskep Kutil
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat
  • Cedera Kepala
    Cedera Kepala
    Dokumen7 halaman
    Cedera Kepala
    Rifki Habibi
    Belum ada peringkat