Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM PEMBUATAN RAMBU-RAMBU DARURAT

(EMERGENCY EXIT DOOR)


A. PENDAHULUAN
Rambu-rambu darurat adalah peralatan yang bermanfaat untuk
membantu melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan dan
pengunjung yang sedang berada di tempat kerja. Sebagai professional K3,
penggunaan simbol dalam rambu-rambu K3 sangatlah penting untuk
komunikasi peraturan ataupun petunjuk di area tertentu. International
Standard Organization (ISO) telah membuat standard internasional khusus
yang dipakai dalam pembuatan rambu K2. Standard ini sangat penting
mengingat masyarakat dari berbagai macam asal dan latar belakang harus
mengerti tentang maksud dari sebuah rambu K3 di manapun rambu
tersebut berada.
Berdasarkan

Undang-undang

no

Tahun

1970

Pasal

14b menyatakan Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,


semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja .
Permenaker No. 05/MEN/1996 menyatakan tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kriteria audit 6.4.4 : Rambu-rambu
mengenai keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai
dengan standar dan pedoman
Pemasangan rambu haruslah terlihat jelas, ditempatkan pada jarak
pandang dan tidak tetutup atau tersembunyi. Selain itu, kondisi ramburambu dengan penerangan yang baik. Siapapun yang berada di area kerja
harus

bisa

membaca

rambu

dengan

mudah

mengenali

warna

keselamatannya. Pencahayaan juga harus cukup membuat bahaya yang


akan ditonjolkan menjadi terlihat dengan jelas. Siapapun yang ada di are
kerja harus memiliki waktu yang cukup untuk membaca pesan yang
disampaikan dan melakukan tindajan yang diperkukan untuk menjaga

keselamatan. Posisikan rambu-rambu yang tidak berhubungan. Pastikan


bahwa rambu-rambu pengarah terlihat semua arah. Termasuk panah arah
pada rambu keluar disaat arah tidak jelas atau membingungkan. Rambu
arah harus ditempatkan secara berurutan sehingga rute yang di lalui selalu
jelas. Rambu-rambu yang di atap harus berjarak 2.2 meter dari lantai.
Rambu-rambu keselamatan terdiri daripada rambu dengan simbol, rambu
dengan simbol dan tulisan, dan rambu berupa pesan dalam bentuk tulisan.
Fungsi rambu keselamatan adalah sebagai peringatan atau untuk
memberi informasi larangan atau perintah. Selain itu, rambu keselamatan
berfungsi untuk mencegah kecelakaan. Rambu keselamatan juga
digunakan sebagai mengindikasi lokasi perlengkapan keselamatan dan
pemadam kebakaran. Rambu keselamatan juga berfungsi untuk memberi
arahan dan petunjuk tentang prosedur keadaan darurat.
B. TUJUAN
1) Melindungi para pekerja dan orang lain di rumah sakit
2) Menjamin agar setiap lingkungan kerja pelayanan di rumah sakit
dapat digunakan secara aman dan effisien.
3) Memberi petunjuk lokasi pintu darurat di rumah sakit (Emergency
exit door)
C. KEGIATAN POKOK
Antara kegiatan pokok untuk pemasangan rambu darurat adalah :
1. Mengenalpasti lokasi untuk pemasangan rambu darurat.
2. Memastikan rambu darurat yang dipasang memenuhi syarat-syarat
yang mengikut standar.
3. Memastikan rambu yang dipasang berfungsi dengan baik.
1. Mengenalpasti lokasi untuk pemasangan rambu darurat.
Rambu darurat dipasang ditempat mudah dilihat oleh penghuni
bangunan. Pada setiap pintu menuju tangga yang aman, hrus
dipasang tanda Exit diatas ganggang pintu setinggi 150cm dari
permukaan lantai. Jalan masuk ke tempat aman harus diberi tanda
arah pada lokasi yang mudah dibaca dari semua arah, bila jalan
menuju tempat tersebut tidak mudah terlihat oleh penghuninya.
Apabila tanda arah menuju jalan keluar dibutuhkan di dekat lantai,

tanda arah jalan keluar harus dipasang dekat dengan permukaan


lantai sebagai tambahan tand arah pada pintu dan koridor.

Gambar 1 : Lokasi pemasangan tanda arah EXIT pada koridor

2. Memastikan rambu darurat yang dipasang memenuhi syaratsyarat yang mengikut standar.
Rambu yang dipasang haruslah memenuhi syarat yang menikut
standar. Antara syaratnya adalah, rambu darurat bertulis EXIT
dengan huruf yang mudah dilihat, tingginya minimal 15 cm, tebal
huruf minimal 2 cm. Kata EXIT harus mempunyai lebar huruf
minimal 5 cm kecuali huruf I dan jarak minimum antar huruf
minimum 1 cm. Tanda arah yang lebih besar dibuat dengan lebar,
tebal dan jarak huruf yang proportional dengan tingginya. Tanda
arah yang diterangi dari dalam yang dibutuhkan oleh butir 5.2 dan
5.5.1 bertuliskan kata EXIT atau kata lain yang cocok dengan
huruf yang mudah dibaca dari jarak minimum 30 m dalam kondisi
pencahayaan normal (300 Lux) dan darurat (10 Lux).
3. Memastikan rambu yang dipasang berfungsi dengan baik.

Rambu yang dipasang harus dipastikan berfungsi dengan baik.


Pencahayaan adalah salah satu faktor yang penting untuk
pemasangan rambu darurat.
a. Setiap tanda arah yang dibutuhkan dalam memperoleh
pencahayaan yang sesuai dari sumber cahaya yang
handal.
b. Tanda arah yang di terangi dari luar atau dari dalam harus
mudah dibaca pada keadaan lampu normal dan darurat.
Tanda yang diterangi dari luar tingkat pencahayaannya
harus minimal 50 Lux dan perbandingan kontrasnya
minimal 0,5.
c. Apabila

fasilitas

lampu

darurat

dibutuhkan

pada

bangunan untuk hunian individu, tanda arah keluar harus


diterangi oleh fasilitas lampu darurat.
D. CARA MELAKSANANKAN KEGIATAN
1. Pemasangan rambu darurat (Emergency exit door).
Emergency Exit door dengan tanda panah yang menunjukkan
arah atas atau depan. Tersedia dalam 2 jenis ukuran yaitu kecil
(15 x 30) cm2 dan Medium ( 30 x 60) cm2. Diproduksi dengan
pilihan bahan dasar alumunium atau akrilik. Dapat dilengkapi
juga dengan stiker luminous sehingga rambu dapat menyala
dalam gelap. Petunjuk arah jalan keluar sangat penting
untuk

mempermudahkan

penghuni

untuk

menyelamatkan diri dengan cepat. Perkataan EXIT


harus

dapat

dilihat

dengan

jelas,

diberi

lampu

menyala pada kondisi darurat dengan kuat cahaya


tidak kurang dari 50 lux dan luas tanda minimum
155cm2 serta ketinggian huruf tidak kurang dari 15
cm (tebal huruf minimum 2cm).

Gambar 2: Contoh rambu darurat (emergency exit door)


E. SASARAN
Sasaran dari program keselamatan dan keamanan rumah sakit pekerja
yaitu, kepala instalasi RS Ibnu Sina Makassar, kepala ruangan, petugas
non medis dan medis, dan semua pekerja yang bertugas dilingkungan
rumah sakit.
F. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan ini dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar berupa
pemasangan rambu keselamatan di rumah sakit yang melibatkan karyawan
tertentu. Rambu dipasang di setiap lantai rumah sakit.
G. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Semua kegiatan yang dilaksanakan akan dicatat dan dilaporkan kepada
direksi melalui rapat panitia kesehatan dan keamanan kerja, dalam
pelaporan akan dituliskan pencapaian sasaran, penyimpangan yang terjadi
dan langkah-langkah yang akan diambil.

H. MONITORING DAN EVALUASI


Program monitoring Rumah Sakit bertujuan untuk menilai perkembangan
dan kemajuan yang telah dicapai program, bila dalam monitoring dan
evaluasi ada masalah dapat cepat diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai