Anda di halaman 1dari 4

A.

Teori Dasar
Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat yang lain.
Pergerakkan massa air dikarenakan adanya energi yang menggerakkan massa air laut berasal dari
beberapa faktor, yaitu perbedaan suhu, perbedaan densitas, angin, dan pasang surut. Perbedaan
kondisi lingkungan di setiap wilayah menimbulkan fenomena arus laut. Menurut Nining (2002),
sirkulasi dari arus laut terbagi atas dua kategori yaitu sirkulasi di permukaan laut (surface
circulation) dan sirkulasi di dalam laut (intermediate or deep circulation). Arus pada sirkulasi di
permukaan laut didominasi oleh arus yang ditimbulkan oleh angin sedangkan sirkulasi di dalam
laut didominasi oleh arus termohalin. Sirkulasi yang digerakan oleh angin terbatas pada gerakan
horisontal dari lapisan atas air laut, sedangkan arus termohalin timbul sebagai akibat adanya
perbedaan densitas karena berubahnya suhu dan salinitas massa air laut. Herunadi (1996) dalam
Kurniawan (2004) mengemukakan bahwa sinyal arus merupakan resultan dari berbagai sinyal
yang mempunyai frekuensi terstentu yang dibagkitkan oleh beberapa gaya yang berbeda-beda.
Pergerakkan massa air terbesar secara global dikenal sebagai Global Converyor Belt. Arus
laut mampu mengalir mengarungi ribuan kilometer dan sangat penting untuk menentukan iklim
dari sebuah benua, khususnya wilayah yang berbatasan dengan laut. Contohnya arus Gulf Stream
yang menyebabkan daerah Barat Laut Eropa lebih hangat dibandingkan wilayah lain yang
memiliki lintang yang sama. Posisi Indonesia yang berada di persimpangan Samudra Hindia dan
Pasifik menjadikan Indonesia memiliki Arus Lintas Indonesia, atau lebih dikenal oleh para ahli
oseanografi dengan istilah "Indonesian Through Flow", adalah aliran massa air antar samudera
yang melewati Perairan Indonesia.
Berdasarkan gaya-gaya yang menimbulkannya, arus dibagi kedalam berbagai kelompok.
Gross (1990), membagi menjadi empat macam yaitu, Arus Ekman, merupakan arus yang
disebabkan oleh gesekan angin. Arus Pasang Surut (Pasut), merupakan arus yang disebabkan
adanya gaya pembangkit pasut. Arus termohalin, merupakan arus yang disebabkan oleh adanya
perbedaan densitas air laut. Arus Geostrofik, merupakan arus yang disebabkan karena adanya
gradien tekanan mendatar dan coriolis. Sedangkan Brown et al. (1989) menambahakan, Arus
Inersia adalah arus yang terjadi di sekitar garis lintang akan membentuk lingkaran (circular).
Arah rotasi atau perputaran pada lingkaran inersia adalah searah putaran jarum jam di belahan
bumi bagian selatan (Pond dan Pickard, 1983).
B. Macam Metode Pengamatan
1. Metode Lagrange
Merupakan metode pengukuran arus dengan mengikuti jejak suatu alat (misal:pelampung).
Ditemukan oleh Joseph Lagrange (1736-1811), seorang matematikawan Prancis. Metode secara
konvensional dilakukan denga cara terjun langsung ke lapangan, dimana didapatkan data jarak,
lokasi dan waktu pengukuran. Pengembangan metode secara Modern dapat dilakukan dengan
Pencatat arus Quasi-Lagrange. Pencatat arus Quasi-Lagrange dapat dibedakan ke dalam 2 tipe
utama; Pencatat Arus Permukaan yang memiliki pelampung permukaan yang disambungkan ke
parasut bawah permukaan di beberapa kedalaman tertentu (umumnya kurang dari 300 meter),

Bawah Permukaan, pelampung netral yang didesain untuk tetap tinggal/berada pada permukaan
densitas lapisan bawah permukaan.
2. Metode Euler
Leonhard Euler (1707-1783), pengukuran arus pada lokasi yang tetap pada kurun waktu
tertentu. yang pertama kali merumuskan persamaan pergerakan fluida. Berdasarkan Sensor
Kecepatan yang digunakan Current Meters dibagi dua, yaitu Sensor Mekanik dan Sensor Non
Mekanik, Merupakan pengukuran arus yang dihasilkan dari perputaran rotor, Pengukuran arus
yang dihasilkan dari perubahan gelombang elektromagnetik atau perbedaan waktu transmisi
akustik disepanjang jalur akustik.
C. Sensor
1. Sensor Mekanik
Seluruh current-meter yang menggunakan sensor mekanik mengukur kecepatan dengan
melakukan pengubahan gerakan linear menjadi menjadi angular. Secara umum current meter
yang biasa dipergunakan memiliki dua tipe : dengan vertical axis meter dan axis meter
horizontal. Dalam kedua perbedaan tersebut rotasi dan rotor dari propeller dipergunakan untuk
menentukan kecepatan arus laut sesuai dengan pengaturan pada current-meter.
Alat ukur kecepatan arus memgunakan hukum Faraday, dimana konduktor (air)
menggerakkan daerah medan magnet (diubah dengan kumparan berbeda kutub) yang
menghasilkan voltase dengan adanya arus air. Jadi secara umum ada tiga jenis yang sering
dipergunakan saat ini, prinsip elektromagnetik dengan mengukur kecepatan mempergunakan
hukum Faraday dengan menyatakan bahwa air mengakibatkan perubahan medan magnetik yang
ada dalam bidang yang telah diatur sehingga menghasilkan tegangan yang berbeda secara linear
sebanding dengan kecepatan arus.
2. Sensor Non Mekanik
Sensor Non Mekanik yaitu pengukuran arus yang dihasilkan dari perubahan gelombang
elektromagnetik atau perbedaan waktu transmisi akustik di sepanjang jalur akustik, sebagai
contoh :
Acoustic Current Meter (ACM)
ACM adalah alat yang dirancang dan dipasang pada tambatan untuk mengukur kecepatan
arus rata-rata. Current meter tipe ACM ini menentukan kecepatan arus dan arahnya dengan
mengukur arus yang melalui dua atau tiga sensor sumbu ortogonal. Sekali arah aliran relatif
terhadap current meter ditentukan, arah mutlaknya didapat dengan menggunakan suatu
kompas magnetik yang telah terpasang.
Acoustic Doppler Current Meter (ADCM)
ADCM dikenal pula dengan ADCP (Acoustic Current Doppler Profiler). ADCP mengukur
arus air dengan suara, menggunakan prinsip gelombang suara yang disebut efek Doppler.
Acoustic ADCP ini bekerja dengan transmisi ping suara pada frekuensi konstan ke dalam
air. (ping ini begitu sangat bernada bahwa manusia dan bahkan lumba-lumba tidak bisa

mendengar mereka.) Saat perjalanan gelombang suara, mereka memantul dari partikel
tersuspensi dalam air bergerak, dan merefleksikan kembali ke instrumen. Karena efek
Doppler, gelombang suara memantul kembali dari sebuah partikel bergerak menjauh dari
profiler memiliki frekuensi sedikit menurunkan ketika mereka kembali. Partikel bergerak
menuju instrumen mengirim kembali gelombang frekuensi yang lebih tinggi. Perbedaan
frekuensi antara gelombang profiler mengirimkan dan menerima gelombang disebut
pergeseran Doppler. Instrumen menggunakan pergeseran ini untuk menghitung seberapa
cepat partikel dan air di sekitarnya bergerak. Dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
untuk gelombang untuk memantul kembali dan pergeseran Doppler, profiler dapat mengukur
kecepatan arus pada kedalaman yang berbeda dengan masing-masing seri ping.
D. Aplikasi Sensor
1. ACM
a. Sistem Kerja
ACM mempunyai Piezoelectric Acoustic Transducer, Sebagai pemancar dan penerima
akustik untuk mengukur arus yang melalui dua kutub tersebut. Pengukuran arus, diukur
melalui ledakan gelombang suara yang dipancarkan oleh salah satu dari kedua kutub akustik
tersebut. Perbedaan waktu kedatangan atau penerimaan suara oleh masing-masing transduser
tersebut menandakan aktifitas dan kecepatan arus.
Sebuah ACM akan mengirimkan sinyal akustik 1 Mhz dalam bentuk pulsa atau semburan
gelombang terus menerus sepanjang 4 jalur. Kecepatan aliran dan arah diukur dengan
mengamati waktu kedatangan perbedaan suara di sepanjang jalur akustik. Sebuah pulsa
suara bergerak ke arah yang sama dengan arus perjalanan lebih cepat dari satu bergerak
melawan arus. Sebuah kompas dan sensor kemiringan mengukur sudut instrument yang
digunakan untuk mengukur arah berdasarkan magnetik bumi yang berfungsi menentukan
arah datang dan perginya arus. Selain itu ditambahkan juga intrumen tekanan untuk
menentukan kedalaman pengambilan data.

Gambar 1. Bagian Acoustic Current Meter

b. Model

2. ADCM
a. Sistem Kerja
Mentransmisikan suara dari tiga atau empat transduser, yang kemudian akan dipantulkan
kembali oleh partikel-patikel yang ada di air laut. Perubahan frekuensi Doppler dari suara
yang dipantulkan partikel menujukkan kecepatan bergerak partikel tersebut. Arah arus juga
dapat diketahui dari transduser yang menerima semua pantulan gelombang, dengan begitu
akan diketahui arah datangnya pantulan gelombang terbanyak diterima oleh transduser
tertentu.
b. Model

E. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai