Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota Makassar yang menyandang fungsi utama sebagai Ibukota Propinsi
Sulawesi Selatan dan pusat pelayanan Kawasan Timur Indonesia, berkembang
menjadi kota metropolitan dengan jumlah penduduk 1,2 juta orang dengan tingkat
pertumbuhan penduduk 2,72 % per tahun. Keadaan ini mendorong aktivitas dan
dinamika penduduk semakin tinggi dan cepat.
Kota Makassar juga sebagai kota perlintasan antara Kawasan Timur dan
Kawasan Barat Indonesia, dan perlintasan darat dari bagian selatan ke bagian utara
Propinsi Sulawesi Selatan maupun sebaliknya. Letak Kota Makassar yang berada
pada posisi perlintasan baik melalui jalur lalulintas darat, laut maupun udara
menjadikan Kota Makassar sebagai tempat transit. Di samping itu, Kota Makassar
yang mengemban fungsi sebagai pusat pelayanan jasa, pusat perdagangan, pusat
pendidikan, dan barometer pengembangan Kawasan Timur Indonesia.

Karena

letaknya yang sangat strategis maka penyediaan/ pembangunan sarana dan


prasarana perkotaan merupakan kebutuhan yang mendesak pembangunannya.
Pembangunan sarana dan prasarana perkotaan di antaranya adalah pembangunan
fasilitas berupa hunian atau hotel terutama dalam menghadapi era globalisasi di
mana mobilitas masyarakat antar-daerah, antar-wilayah dan antar-negara sangat
besar
Kota Makassar dengan fungsi seperti di atas diharapkan dapat menyediakan
berbagai fasilitas pemukiman dan infrastruktur

yang sekaligus berperan sebagai

daya tarik tempat hunian yang nyaman, tempat berinvestasi yang kondusif, tempat
tujuan wisata yang menarik bahkan sebagai tempat berbelanja dan rekreasi yang
menyenangkan. Penyediaan infrastruktur yang prima juga akan mendorong tumbuh
dan berkembangnya perekonomian masyarakat yang selanjutnya akan mendorong
partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada umumnya.
Jasa perhotelan di Kota Makassar selama satu dekade terakhir mengalami
perkembangan yang cukup signifikan.

Demikian juga tingkat hunian (occupancy

rate) selama semester pertama tahun 2004 mencapai 80%.

Jumlah hotel

berbintang, mulai bintang I sampai V di Kota Makassar sebanyak 25 hotel. Hotel


bintang IV dan V masing-masing 3 unit dan 2 unit. Apabila ada event-event tertentu
di Kota Makassar maka jumlah kamar hotel bintang IV dan V belum dapat
PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel

ANDAL Quality Hotel & Suite Pettarani

Pendahuluan

menampung atau memenuhi permintaan dari customer.

Oleh karena itu, masih

perlu pembangunan hotel, khususnya hotel bintang IV dan V atau meningkatkan


status hotel yang sudah ada sekarang.
Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani di Jl. A.P. Pettarani Makassar
merupakan salah satu upaya untuk memenuhi permintaan customer akan kurangnya
jumlah kamar pada event-event tertentu.

Pembangunan Quality Hotel & Suite

Pettarani (Hotel Bintang IV) di Jl. A.P. Pettarani Makassar yang menempati areal
seluas 1, 98 Ha dengan jumlah kamar sebanyak

380 unit.

Di samping itu,

sepanjang Jl. A.P. Pettarani Makassar yang merupakan kawasan perkantoran dan
bisnis, dekat dengan kawasan bisnis Panakkukang Mas belum ada hotel berbintang
sehingga kehadiran Quality Hotel & Suite Pettarani akan menjadi strategis.
Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani di Jl. A.P. Pettarani Makassar
Makassar sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan customer akan hunian yang
layak, perlu disadari bahwa sisi lain dari pembangunan adalah timbulnya dampak
dari pembangunan itu sendiri, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif.
Untuk mendayagunakan hasil-hasil pembangunan maka perlu mengembangkan/
mengoptimalkan dampak positif dan berusaha sedemikian rupa untuk mencegah
dan meminimalkan dampak negatifnya.

Atas dasar tersebut maka setiap usaha

dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan harus dilengkapi dengan Dokumen


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) tergantung dari
besarnya usaha dan/atau kegiatan tersebut. Dokumen tersebut memuat komitmen
pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan yang harus dilaksanakan dengan penuh itikat
baik.
Sehubungan dengan rencana Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani
di Jl. A.P. Pettarani Makassar Makassar, maka pemrakarsa PT. Makassar Phinsi
Seaside

Hotel

telah

memperoleh

rekomendasi

dari

Walikota

Makassar

tentang Peruntukan Lahan/Lokasi Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani di


Jl. A.P. Pettarani Makassar Makassar, Kelurahan Manuruki, Kecamatan Tamalate,
Kota Makassar. Untuk jelasnya dapat di lihat pada Lampiran 1.
Berdasarkan atas jenis dan lokasi pembangunannya, maka rencana kegiatan
ini diduga dapat menimbulkan dampak besar dan penting apabila tidak dikelola
dengan baik. Selain dampak positif seperti berkurangnya laju kepadatan penduduk
di wilayah pusat kota, tersedianya lapangan kerja dan kesempatan berusaha, maka
kegiatan pembangunan ini juga diduga dapat menimbulkan perubahan mendasar
terhadap sejumlah komponen lingkungan baik fisik kimia, biologi maupun sosial
PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel

I-2

ANDAL Quality Hotel & Suite Pettarani


ekonomi dan budaya.

Pendahuluan

Perubahan ini dapat menurunkan kualitas dan daya dukung

lingkungan, dan secara potensial dapat menimbulkan dampak penting negatif


seperti keresahan sosial, kemacetan, dan sebagainya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun
2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengakpi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), pada Bagian K Bidang
Pariwisata angka 3, dijelaskan bahwa pembangunan hotel dengan jumlah kamar
200 unit atau luas lahan 5 ha wajib dilengkapi dengan AMDAL.
Selanjutnya, karena pembangunan yang akan dilaksanakan berada pada
satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu
instansi yang bertanggungjawab, maka menurut Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan maka jenis AMDAL yang
sesuai untuk kegiatan ini adalah AMDAL sektoral.
Penyusunan AMDAL rencana Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani
di Jl. A.P. Pettarani Makassar Makassar dimaksudkan untuk meningkatkan dampak
positif dan menekan dampak negatif yang ditimbulkan.

Penyusunan Analisis

Dampak Lingkungan mengacu kepada Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 09


Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
1.1.1 Peraturan Perundang-Undangan yang Terkait
Penyusunan AMDAL rencana Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani
mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain:
Undang-Undang
1.

Undang-Undang No.16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun

2.

Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam


Hayati dan Ekosistemnya.

3.

Undang-Undang No.9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.

4.

Undang-Undang No.14 Tahun 1992 tentang Lalulintas Angkutan Jalan.

5.

Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

6.

Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

7.

Undang-Undang No.2 Tahun 1993 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

8.

Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

9.

Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

Peraturan Pemerintah
10.

Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun.

PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel

I-3

ANDAL Quality Hotel & Suite Pettarani


11.

Pendahuluan

Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan.

12.

Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air

Keputusan Presiden
13.

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan


Lindung.

Peraturan Menteri
14.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 1975 tentang KetentuanKetentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah.

15.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 173/MENKES/PER/VIII/ 1977 tentang


Pengawasan Pencemaran Air untuk Berbagai Kegunaan yang Berhubungan
dengan Kesehatan.

Keputusan Menteri/Kepala Badan


16.

Keputusan Menteri Negara Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM.70/


PW.105/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum.

17.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-056


Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

18.

Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM.94/UM.00/


MPPT-94 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Bidang Pariwisata.

19.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-52/MENLH/10/1995


tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel.

20.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No Kep-57/MENLH/12/1995


tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Terpadu/ Multisektor.

21.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/96


Tentang Baku Tingkat Kebisingan.

22.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-49/MENLH/11/96


tentang Baku Tingkat Getaran.

23.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP- 50/MENLH/11/96


tentang Baku Tingkat Kebauan.

Peraturan Daerah/Keputusan
24.

Peraturan Daerah Propinsi Dati I Sulawesi Selatan No. 4 Tahun 1985 tentang
Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan.

PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel

I-4

ANDAL Quality Hotel & Suite Pettarani


25.

Pendahuluan

Peraturan Daerah Kotamadya Ujung Pandang No.7 Tahun 1988 tentang


Bangunan.

26.

Surat Edaran Gubernur Kepala Daerah Tkt. I Sulawesi Selatan No. 660.1/4574/
BKLH/1989 tentang Studi AMDAL terhadap Kegiatan Proyek Pembangunan
yang Berdampak Potensial.

27.

Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 14 Tahun 2003 tentang


Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Air dan Udara, Penetapan Baku
Mutu Limbah Cair, Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi, dan Baku Tingkat
Gangguan Kegiatan yang Beroperasi di Prop. Sulsel.

28.

Keputusan Walikota Makassar Nomor 02 Tahun 2002 tentang Kewajiban untuk


Menyusun AMDAL atau UKL-UPL bagi Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang
Berdampak Terhadap Lingkungan dalam Wilayah Kota Makassar.

29.

Keputusan Walikota Makassar Nomor 22 Tahun 2002 tentang Tata Cara


Penyusunan dan Pemantauan Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), dan Dokumen Pengelolaan
Lingkungan (DKL).

1.1.2

Landasan Kebijaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 disebutkan bahwa lingkungan

hidup Indonesia sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat
dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan dalam segala aspek dan
matranya sesuai dengan Wawasan Nusantara, sehingga dipandang perlu untuk
melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang guna
menunjang

terlaksananya

pembangunan

berkelanjutan

yang

berwawasan

lingkungan hidup.
Terkait dengan kebijaksanaan di atas, maka upaya pemanfaatan sumberdaya
alam agar diarahkan dalam wujud :
a.

Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam harus disertai dengan kegiatan


pembinaan, perlindungan, serta rehabilitasi dan konservasi untuk menjaga
kelestariannya.

b.

Kepentingan ekonomi ditetapkan secara berimbang dengan kepentingan


ekologis.

Dalam hal ini, pemanfaatan sumberdaya alam diarahkan untuk

menjamin perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, sumber devisa


dan pemacu pembangunan daerah dengan mempertimbangkan kepentingan
ekologis.
PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel

I-5

ANDAL Quality Hotel & Suite Pettarani

Pendahuluan

Dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk menekan dampak negatif dan


meningkatkan dampak positifnya, maka rencana Pembangunan Quality Hotel &
Suite Pettarani yang akan dilaksanakan oleh PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel,
diupaya-kan untuk:
a.

Melibatkan sebanyak mungkin penduduk setempat dalam berbagai kegiatan


khususnya pada tahap konstruksi dan operasional.

b.

Pembinaan dan perlindungan lingkungan sosial dan lingkungan buatan


manusia sebagai penyangga kehidupan.

c.

Melaksanakan pengkajian terhadap rencana pengelolaan dan pemantauan


lingkungan.

1.1.3 Kaitan Rencana Kegiatan dengan Dampak Penting yang Mungkin Timbul
Rencana Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani oleh PT. Makassar
Phinisi Seaside Hotel terdiri dari beberapa fasilitas antara lain perhotelan, sarana
hiburan, caf dan restoran, perkantoran, pertokoan dan jasa lainnya.

Lokasinya

terletak dekat dengan pusat Kota Metropolitan Makassar, yang di sekitarnya terdapat
beberapa

kawasan

perumahan

yang

terkonsentrasi,

misalnya

permukiman

permanen penduduk di sekitar hotel, Perkantoran Telkom, Super Mall Panakukkang,


maupun kawasan perumahan yang dikelola oleh swasta. Selain itu, juga terdapat
Kampus Perguruan Tinggi (Universitas Negeri Makassar) yang terletak di bagian
utara dan selatan serta sejumlah kantor pemerintah dan perusahaan swasta.
Kegiatan yang akan dilaksanakan ini, selain dapat memberikan dampak
positif berupa tersedianya fasilitas hunian bagi penduduk dan pengusaha,
terbukanya

kesempatan

kerja

dan

kesempatan

berusaha,

meningkatnya

aksesibilitas dan peningkatan pendapatan masyarakat yang bermukim di sekitar


rencana Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani. Karena adanya kegiatan
yang di sekitarnya memungkinkan timbulnya sejumlah dampak negatif antara lain
berupa timbulnya keresahan sosial, banjir serta menurunnya kualitas udara dan
kualitas air, yang dapat menimbulkan dampak lanjut berupa gangguan kesehatan
dan timbulnya persepsi negatif bagi penduduk yang bermukim disekitar lokasi
rencana kegiatan.

1.2. Tujuan dan Kegunaan Studi


1.2.1. Tujuan
PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel

I-6

ANDAL Quality Hotel & Suite Pettarani

Pendahuluan

Tujuan dilaksanakannya Studi AMDAL rencana Pembangunan Quality Hotel


& Suite Pettarani oleh PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel adalah:
a.

Mengidentifikasikan berbagai rencana kegiatan pembangunan Quality Hotel


& Suite Pettarani terutama yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup.

b.

Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup di dalam dan di


sekitar rencana kegiatan pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani, terutama
yang diduga akan terkena dampak besar dan penting.

c.

Memprakirakan dan mengevaluasi dampak besar dan penting yang akan


terjadi akibat berbagai rencana kegiatan pembangunan Quality Hotel & Suite
Pettarani.

1.2.2. Kegunaan
Hasil studi AMDAL Rencana Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani
akan berguna untuk:
a.

Membantu pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan dengan


berbagai rencana kegiatan Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani.

b.

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan rinci


dari berbagai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

c.

Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan


lingkungan kegiatan Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani.
Secara spesifik, Rencana Pembangunan Quality Hotel & Suite Pettarani bagi

pemerintah, pemilik proyek, pemilik modal serta masyarakat di sekitarnya adalah


sebagai berikut:
a. Kegunaan Bagi Pemerintah

Mencegah rusaknya potensi sumber daya buatan manusia yang dikelola.

Menghindari pengrusakan lingkungan hidup (pencemaran udara, kebisingan


dan sebagainya).

Menjamin manfaat yang jelas bagi masyarakat.

b. Kegunaan Bagi Pemilik Proyek

Sebagai bahan analisis pengelolaan dan sasaran kegiatan proyek.

Sebagai sumber informasi lingkungan di sekitar lokasi proyek.

Untuk memantau masalah lingkungan hidup yang dihadapi.

c. Kegunaan Bagi Pemilik Modal

Menjamin modal yang dipinjamkan dapat mencapai sasaran.

PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel

I-7

ANDAL Quality Hotel & Suite Pettarani

Pendahuluan

Modal yang dipinjamkan dapat dibayar tepat waktu.

Menghindari duplikasi proyek yang tidak perlu.

Menentukan prioritas peminjaman.

d. Kegunaan Bagi Masyarakat

Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya.

Dapat mengetahui perubahan lingkungan setelah proyek selesai.

Dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari kerugian yang


mungkin timbul.

Berpartisipasi dalam rencana pembangunan sejak awal.


Kegunaan dan keperluan rencana Pembangunan Quality Hotel & Suite

Pettarani adalah :
a. Tersedianya lokasi perhotelan bertaraf internasional dengan sejumlah falisitasnya
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Makassar dan para wisatawan
domestik maupun manca negara.
b. Tersedianya

lapangan

kerja

dan

kesempatan

kerja

baru,

di

samping

meningkatkan mutu tenaga kerja yang telah ada.


c. Menyediakan sarana dan parasarana penunjang yang akan mendorong investor
untuk menanamkan modalnya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,
karena terciptanya kondisi lingkungan yang menarik dan sehat.
d. Meningkatkan sumber pendapatan asli daerah Pemerintah Kota melalui
peningkatan retribusi, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan nilai, dan
lain-lain.
e. Memacu perkembangan daerah sekitarnya sehingga dapat berkembang menjadi
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
f. Memanfaatkan ruang yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal
menjadi satu kawasan terpadu yaitu pemukiman, perdagangan, perkantoran dan
pariwisata dengan tata ruang kota yang serasi, seimbang, selaras dan
berwawasan lingkungan.
g. Melengkapi sejumlah fasilitas yang ada di Kota Makassar sebagai pintu gerbang
Kawasan Timur Indonesia, yang diperlukan untuk menunjang berbagai kegiatan
pembangunan di kawasan ini.

PT. Makassar Phinisi Seaside Hotel

I-8

Anda mungkin juga menyukai