II.
PENDAHULUAN
Dalam suatu pemetaan topografi seluas 200 hektar dan pemetaan batimetri seluas
500 hektar untuk perencanaan pelabuhan, dibutuhkan laporan yang lengkap. Utamanya
spesifikasi teknis pekerjaan. Spesifikasi teknis pekerjaan sangatlah penting dalam sebuah
proyek atau pekerjaan, karena inilah dimana dijelaskan mengenai dasar-dasar dari teknis
sebuah pekerjaan dalam sebuah proyek yang akan kita kerjakan. Untuk lebih jelasnya
mengenai spesifikasi teknis sebuah pekerjaan, berikut saya tampilkan sebuah spesifikasi
teknis pekerjaan pemetaan topografi seluas 200 hektar dan pemetaan batimetri seluas 500
hektar untuk perencanaan pelabuhan yang ada di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
III.
LATAR BELAKANG
Peta topografi adalah peta rupa bumi, bisa disebut juga sebagai peta dasar sebuah
perencanaan yang ada di suatu daratan, jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan
detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Peta topografi ini
biasanya digunakan untuk keperluan perencanaan jalan, kota, pelabuhan dan lain-lain
khususnya di suatu daratan. Peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di
samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena peta topografi
menunjukkan kontur bentuk tanah.
1|S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
IV.
TUJUAN
Tujuan diadaknya pekerjaan pemetaan topografi dan batimetri untuk perencanaan
pelabuhan yaitu untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci mengenai bentuk
permukaan tanah secara umum yang dilengkapi dengan tampakan-tampakan khas, baik
berupa unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis, dengan tujuan memberi informasi topografi suatu wilayah yang akan
mendukung pengambilan keputusan secara tepat.
V.
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan terletak di pulau Kalimantan, tepatnya di Provinsi Kalimantan
Timur, Kota Samarinda. Kota Samarinda memiliki sungai besar dan panjang bernama
Sungai Mahakam. Sungai Mahakam ini melewati banyak daerah-daerah terpencil mulai
2|S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
dari muara sungai hingga hulu sungai, Samarinda sebagai Ibu Kota Provinis menjadi
pusat perdagangan.
VI.
hektar memiliki metode-metode dan langkah kerja yang digunakan dalam pengukurannya
sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan. metode-metode dan langkah kerja tersebut
meliputi :
6.1. Pekerjaan Topografi dan Batimetri
Kegiatan pekerjaan pengukuran topografi dan batimetri meliputi :
a. Pesiapan
Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi antara lain berupa :
1. surat tugas personil pelaksana, surat izin survei.
2. hal-hal lain-lainnya yang diperlukan.
Persiapan Teknis
Persiapan teknis antara lain berupa :
1. penyediaan peta kerja.
2. penyediaan deskripsi titik ikat planimetris dan ketinggian yang
telah ada di lokasi atau di sekitar lokasi pemetaan.
3. orientasi lapangan.
4. pemeriksaan kondisi fisik serta pemeriksaan kebenaran koordinat
planimetris dan ketinggian titik ikat yang akan digunakan.
5. penetapan titik ikat planimetris dan ketinggian yang akan
digunakan.
3|S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
Persiapan Managemen
Persiapan managerial, antara lain berupa :
1. pembuatan jadwal pelaksanaan pekerjaan ganda.
2. personil pembuatan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan,
dengan status serta nama-nama pelaksana.
3. pemberian pengarahan dan pemahaman pada personil pelaksana.
4. penyusunan laporan pendahuluan.
5. hal-hal lain yang diperlukan.
b. Pengumpulan Data
Penjelasan Teknis Pekerjaan Topografi
Pemasangan Patok
1. Patok refrensi
2. Patok tetap
3. Patok sementara
4|S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
5|S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
universal
teodolit
dengan
ketelitian
yang
telah
6|S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode tachymetri, Setiap akan
melakukan pengukuran harus terlebih dahulu dilakukan kalibrasi
7|S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
total station. Batas Areal di tepi kiri dan di tepi kanan yang diukur
situasinya tergantung pada tujuan penggunaan peta situas. Jumlah
detail unsur situasi yang diukur harus betul-betul representatif, oleh
sebab itu kerapatan letak detail harus selalu dipertimbangkan
terhadap bentuk unsur situasi serta skala dari peta yang akan dibuat,
semua detail situasi yang diukur harus dibuat sketsanya, sketsa detail
situasi harus dilengkapi dengan arah utara, Setiap lembar formulir
data ukur detail situasi harus ditulis nomor lembarnya, nama
pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek dan nomor
seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan keadaan
cuaca pada saat melakukan pengukuran.
Pesiapan
1. Penentuan Jalur Sonding
Jalur sounding adalah jalur perjalanan kapal yang melakukan
sounding dari titik awal sampai ke titik akhir dari kawasan survei.
Jarak antar jalur sounding tergantung pada resolusi ketelitian yang
diinginkan. Pada penentuan jalur ini, luas area yang akan diukur
yaitu seluas 500 Ha, maka perlu ditentukanya jalur sonding agar
tidak mengalami kesalahan dalam melakukan pemeruman. kesalahan
tersebut bisa berarti data yang diambil bisa kurang atau lebih dan
juga keluar jalur pemeruman.
2. Penentuan patok refrensi
8|S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
Pengumpulan Data
1. Pengamatan Pasang Surut Air Laut
Penggunaan tipe pengamat pasut otomatis (baik tipe tekanan,
pelampung, akustik, ataupun radar) dengan ketelitian minimal
0,5 cm yang dilengkapi dengan palem pasut sebagai peralatan
kalibrasi dan pengikatan ke titik ikat stasiun pasut terdekat.
Penggunaan tipe pengamat pasut manual yaitu palem pasut (tide
pole) dengan ketelitian bacaan minimal 1 (satu) cm. Dengan
pertimbangan tertentu, peralatan otomatis dapat saja digunakan
untuk keperluan ini. Periode pengamatan pasut terbagi menjadi
tiga spesifikasi, tergantung dari fungsi dan pemanfaatan data
pasutnya, yaitu :
a. Pengamatan tinggi muka air untuk stasiun pasut temporer
yang ditujukan bukan untuk menentukan datum vertikal laut
dan perhitungan konstanta pasut, dan pengamatan pasut
dilakukan di lokasi yang telah diketahui datumnya,
dilakukan selama minimal 25 jam dengan interval waktu
pengamatan maksimal 1 (satu) jam.
b. Pengamatan tinggi muka air untuk stasiun pasut temporer
yang ditujukan untuk perhitungan konstanta pasut, penentuan
MSL dan muka surutan laut, serta untuk keperluan rekayasa
9|S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
2. Pemeruman
Sebelum aktivitas pemeruman berlangsung, seluruh peralatan
survei dalam kondisi baik dan telah dilakukan kalibrasi, baik
kalibrasi di laboratorium (dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi)
maupun kalibrasi di lapangan. Melakukan percobaan pemeruman
(sea trial) untuk memastikan seluruh peralatan survei siap
digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Jarak
yang memadai antara lajur perum dari berbagai orde survei sudah
diisyaratkan. Berdasarkan prosedur tersebut harus ditentukan
apakah perlu dilakukan suatu penelitian dasar laut ataukah
dengan memperapat atau memperlebar lajur perum. Kecepatan
kapal selama survei berlangsung disesuaikan dengan kualitas
data hasil pemeruman. Penentuan posisi dilakukan untuk semua
titik perum, alat bantu navigasi serta objek yang terlihat dan
10 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
11 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
Pengendalian Data
Setiap lembar data ukur dan data hitungan yang telah disetujui harus
diberi paraf di bagian bawah di sebelah kanan, Semua data ukur dan
data hitungan harus selalu diklasifikasikan menurut macamnya,
kemudian disusun secara urut, dan disimpan pada tempat yang aman.
Perhitungan Data
Data Pekerjaan Topografi
1. Kerangka Kontrol Horizontal
Secara umum penghitungan poligon terdiri atas dua tahap,
yaitu tahap pertama adalah penghitungan koordinat sementara
dan tahap yang kedua merupakan penghitungan koordinat
definitif. Sistem proyeksi peta yang digunakan adalah sistem
proyeksi Universal Transfer Mercator (UTM). Ratakan sudutsudut horizontal hasil pengukuran pada tiap titik poligon
utama dan tiap titik poligon cabang. Periksa kesalahan penutup
sudut
pada
setiap jalur,
koordinat
definitif
12 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
3. Situasi
Jarak tiap detail terhadap patok merupakan jarak tidak langsung
(jarak optis) yang dihitung berdasarkan fungsi goneometri sudut
vertikal dan hasil bacaan rambu ukur. Beda tinggi tiap detail
terhadap patok dihitung dengan rumus tachymetry. Hitung
ketinggian tiap detail berdasarkan ketinggian definitif.
2. Pemeruman
Data pasut yang akan digunakan untuk mengoreksi data
kedalaman perairan adalah data pasut yang sudah mengacu pada
Chart Datum, bukan data mentah dari pengamatan pasut. Data
pasut tersebut bisa didapat dari pengamatan langsung di
lapangan maupun diambil dari stasiun pasut terdekat. Data hasil
pemeruman
di
download
dari
echosounder,
lakukan
lajur
survei
akan
diperiksa
nilai
perambatan
Topografi
1. Poligon
Poligon utama
a. Kesalahan penutup sudut maksimum fn, dimana f
adalah ketelitian alat dan n adalah banyaknya titik
poligon.
b. Ketelitian linear poligon d/f(d), dengan pengertian d
adalah jumlah jarak dan f(d) kesalahan jarak.
Poligon Cabang
a. Kesalahan penutup sudut maksimum fn, dimana f
adalah ketelitian alat dan n adalah banyaknya titik
poligon.
b. Ketelitian linear poligon d/f(d), dengan pengertian d
adalah jumlah jarak dan f(d) kesalahan jarak.
15 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
Batimetri
1. Pengamatan Pasang Surut Air Laut
2. Pemeruman
e. Penyajian Hasil
1. Penggambaran
Penggambaran peta situasi, sangat dianjurkan dengan cara digital.
Pelaksanaan penggambaran bisa menggunakan program yang telah
tersedia. Adapun kaidah kartografi yang digunakan mengacu
16 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
VII.
PERALATAN
Adapun peralatan yang digunakan dalam pemetaan topografi seluas 200 Ha dan
Total Station
3 buah
Waterpass
2 buah
Bak Ukur
4 buah
Prisma Poligon
8 buah
Prisma Topo
6 buah
Tripod
8 buah
Stick
6 buah
1 buah
17 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
1 set
Multibeam Echosounder
1 set
Laptop
4 buah
Perahu
1 buah
VIII.
hari, berikut adalah table perencanaan kerja pemetaan topografi seluas 200 hektar dan
pemetaan batimetri 500 hektar :
18 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
IX.
topografi seluas 200 hektar dan pemetaan batimetri seluas 500 hektar dapat dilihat pada
table berikut :
Tenaga Ahli
19 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
X.
selesai, pada laporan ini, semua data hasil pengukuran selama pekerjaan dilampirkan dan
dipertanggung jawabkan. Semua data-data dan hasil-hasil penyajian berupa peta terkait
pekerjaan diserahkan kepada owner pekerjaan.
20 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n