1. Tikus
1.
Gejala serangan :
Tikus menyerang berbagai tumbuhan.
2. Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, tempat
penyimpanan.
3. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji bijian tetapi juga batang
tumbuhan muda.
4. Tikus membuat lubang lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di
semak semak.
Pengendaliannya :
1. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap
tikusnya.
2.
2. Wereng
Gejala serangan :
1.
Menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang lubang.
2.
3. Walang Sangit
1.
2.
3.
Gejala serangan :
Menghisap butir butir padi yang masih cair.
Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat.
Kulit biji iu akan berwarna kehitam hitaman.
4. Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi
hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.
5. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji biji yang sudah mengeras, yaitu
dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.
6. Faktor faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara
lain sebagai berikut:
1.
Pengendaliannya :
Menanam tanaman secara serentak.
2. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah
agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
3.
Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
4. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan
alga.
5. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba
laba laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
6.
4. Ulat
1.
2.
Gejala serangan :
Aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.
Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
1.
Pengendaliannya :
Membuang telur telur kupu kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
2. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat
akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
3. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan
dengan menggunakan pertisida.
5. Tungau
Gejala serangan :
1. Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun
tersebut.
2. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak bercak kecil kemudian daun
akan menjadi kuning lalu gugur.
Pengendaliannya :
1. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun daun yang terserang
hama pada suatu tempat dan dibakar.
1.
Pengendaliannya :
Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas yang tahan.
1.
3.
4.
Pengendaliannya :
Dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan inangnya.
2. Tanaman yang terserang dipotong dan ditimbun dalam tanah atau diberikan pada
hewan ternak.
Menghilangkan tanaman inang yang lain yang tumbuh diantara dua waktu tanam.
Membersihkan rumput-rumputan
5. Cara kimiawi, pengendalian dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam batang.
Beberapa jenis insektisida yang dinyatakan efektif adalah: Azodrin 15 WSC,
Nogos 50 EC, Hostation 40 EC, Karvos 20 EC
1.
Gejala serangan :
Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas.
2. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus.
sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.
Pengendaliannya :
Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips.
2. Memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan
cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.
3. Pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang dapat dilih antara lain
Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500
SC, Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50
WP. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan.
1.
2.
Pengendaliannya :
Lakukan pergiliran tanaman untuk memutus rantai perkembangan lalat.
Kumpulkan semua buah cabai yang terserang dan musnahkan.
3. Kendalikan dengan perangkap metil eugenol yang sangat efektif dengan cara
memasukkan metil eugenol dalam kapas ke botol bekas air mineral yang telah
diolesi minyak goreng, atau diberi air. Gantungkan perangkap di pingir kebun.
4. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan Buldok,
Lannate, Tamaron, Curacron 500 EC.
10.Belalang
Gejala serangan :
1. Gejala penyerangan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi
rombeng.
1.
Pengendaliannya :
Hama ini dapat ditanggulangi dengan penangkapan secara manual.
2. Tangkap belalang yang belum bersayap atau saat masih pagi dan berembun
biasanya belalang tidak dapat terbang dengan sayap basah.
2.
Gejala serangan :
Kutu ini merusak tanaman tembakau.
2. Menghisap cairan daun tanaman, menyerang di pembibitan dan pertanaman,
sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.
3. Kutu ini menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan
ditumbuhi cendawan berwarna hitam.
4. Kutu daun secara fisik mempengaruhi warna, aroma dan tekstur dan selanjutnya
akan mengurangi mutu dan harga.
5. Secara Khemis kutu daun mengurangi kandungan alkoloid, gula, rasio gula
alkoloid dan maningkatkan total nitrogen daun.
6. Kutu daun dapat menyebabkan kerugian sampai 50 %, kutu daun dapat
menyebabkan kerugian 22 28 % pada tembakau flue-cured.
Pengendaliannya :
1. Mengurangi pemupukan N dan melakukan penyemprotan insektisida yaitu apabila
lebih besar dari 10 % tanaman dijumpai koloni kutu tembakau (setiap koloni
sekitar 50 ekor kutu).
Pestisida yang digunakan yaitu jenis imidaklorid.
penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 dan
hibrida DR1.
Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari
kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon yang ada di lahan
penanaman. Aphids muda yang menyerang melon berwarna kuning,
sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman.
Gejala: daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan
daun yang dihisap hama.
Pengendalian:
gulma harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama
tanaman yang terserang parah harus disemprot secara serempak dengan
insektisida Perfekthion 400 EC (dimethoate) dengan konsentrasi 1,02,0 ml/liter
tanaman yang telah terjangkit virus harus dicabut dan dibakar (dimusnahkan).
daun dan cabang layu dan terjadi pengerutan pada daun, warna daun
menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per
satu, meskipun warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara
keseluruhan. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan
mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti
benang.
Pengendalian:
sebelum ditanami, lahan disterilisasi dengan Basamid G dengan dosis 40 g/m2
benih di rendam dalam bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline dan streptomycin
sulfate) atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter
penyemprotan bakterisida ini pada umur 20 HST.
Cara pengendaliannya:
Secara kultur teknis, dengan membersihkan rumput di sekitar tanaman dan
memotong bunga atau buah muda yang terinfeksi, dikumpulkan kemudian
dibakar.
Secara kimia, dengan fungisida seperti dinokap/Karathane ukuran 4 gram per liter,
quinometionat/Morestan ukuran 1 gram per liter apabila ada serangan 5 % dari
jumlah daun. Penyemprotan setelah defoliasi (pengguguran daun) sampai tunas
berumur 4 5 minggu dengan jarak 7 hari.
8. Penyakit mosaic.
Banyak menyerang tanaman tembakau yang disebabkan oleh virus TMV (Tobacco
Mosaic Virus).
2.