Sistematika Kalimat
Sistematika kalimat adalah bentuk penulisan dari suatu teks. Atau dengan kata
lainnya sistematika dapat dikatakan sebagai struktur dari teks itu sendiri.
Struktur teks
Orientasi
Urutan
tersebut.
2. Tuntutan kaum buruh ini bermula sejak era industri di awal abad
peristiwa
sejarah tahap 1
Urutan
peristiwa
sejarah tahap 2
Urutan
peristiwa
sejarah tahap 3
Urutan
membubarkan diri.
5. Sebuah bom meledak di dekat barisan polisi. Polisi pun membabi-
peristiwa
sejarah tahap 4
pun jatuh dari pihak buruh pada 3 Mei 1886, empat orang buruh
tewas dan puluhan lainnya terluka. Dengan tuduhan terlibat dalam
pengeboman, delapan orang aktivis buruh ditangkap dan
dipenjarakan. Akibat dari tindakan ini, polisi menerapkan
pelarangan terhadap setiap demonstrasi buruh. Namun, kaum
buruh tidak begitu saja menyerah. Pada 1888 mereka kembali
melakukan aksi dengan tuntutan yang sama. Selain itu, mereka
juga memutuskan untuk kembali melakukan demonstrasi pada 1
Urutan
Mei 1890.
6. Rangkaian demonstrasi yang terjadi pada saat itu, tidak hanya
peristiwa
sejarah tahap 5
Urutan
perjuangan.
7. Peristiwa monumental yang menjadi puncak dari persatuan
peristiwa
sejarah tahap 6
Reorientasi
2. Tata Kalimat
Tata kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat yang baik
dan benar dan mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Secara umum tata kalimat yang terdapat dalam teks yang berjudul Sejarah Hari Buruh.
Memiliki berbagai jenis kalimat mulai dari kalimat aktif dan pasif serta kalimat simplek
atau tunggal dan kalimat komplek atau majemuk.
a. Kalimat aktif adalah kalimat yang subyeknya melakukan atau melaksanakan
pekerjaan. Kalimat aktif disebut juga kalimat tindak atau kalimat subyek.
Contoh:
Pada 1886, terjadi demonstrasi kaum buruh Amerika Serikat yang menuntut
pemberlakuan delapan jam kerja. (kalimat aktif transitif) dimana kalimat yang
predikatnya yang memerlukan objek menuntut.
b. Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan. Kalimat pasif
disebut juga kalimat tanggap atau kalimat obyek.
Contoh:
- delapan orang aktivis buruh ditangkap dan dipenjarakan.
- Kongres yang dihadiri seluruh dunia.
c. Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan
kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsurunsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak
membentuk pola kalimat baru.
Contoh:
- Sebuah bom
S
meledak
P
3. Kosakata
Kosakata adalah suatu himpunan suatu kata untuk membuat kalimat baru. Kosa kata itu
terbagi menjadi2yaitu
-
kosa kata baku adalah kosa kata yang sudah diresmikan sesuai (EYD)ejaan yang
di resmikan
kosa kata tidak baku adalah kosa kata tidak baku adalah kosa kata yang tidak
resmi
Delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) telah ditetapkan menjadi
Nomina
Tuntutan
Berawal
Perjuangan
Merayakan
Pemogokan
(konfiks an)
(konfiks ber-)
(konfiks per-an)
(konfiks me-kan)
(konfiks pe-an)
Morfologi atau tata bentu kadalah bidang linguistic yang mempelajari susunan bagianbagian kata secara gramatikal Dengan perkataan lain, morfologi mempelajari dan
menganalisis struktur, bentuk, dan klasifikasi kata-kata.
Contoh kata dalam teks
-
Tuntutan kaum buruh ini bermula sejak era industri di awal abad ke-19.
perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama
kelas pekerja di Amerika Serikat.
5. Data, Fakta, Denah, Statistic Terkait teks Cerita Sejarah Berjudul Sejarah Hari
Buruh
a. Data
- .dikeluarkan dana sekitar US$2.000 untuk membeli peralatan senjata mesin
-
membubarkan diri.
Akibatnya korban pun jatuh dari pihak buruh pada 3 Mei 1886, empat orang
buruh tewas dan puluhan lainnya terluka.
b. Fakta
- Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi pada 1806 oleh
-
pekerja cordwainers.
Pemogokan ini membawa para pengorganisasinya ke meja pengadilan dan juga
mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja 19 hingga 20 jam
sehari.
Delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) telah ditetapkan menjadi
standar perburuhan internasional oleh ILO melalui Konvensi ILO No. 01 tahun
1919 dan Konvensi No. 47 tahun 1935.