Anda di halaman 1dari 37

Pesan Menteri

Kurikulum 2013
dan Teori Piramida
Dalam teori pembelajaran, salah satunya kita
mengenal Teori Piramida Pembelajaran.
Teori ini dikelompokkan menjadi dua: passive
teaching dan participatory teaching methods.

ari belajar sendiri, anak


hanya bisa menyerap
sekitar lima persen.
Dengan membaca
serapannya menjadi 10 persen,
audio visual 20 persen, dan
mendemontrasikan 30 persen. Itulah
mengapa kita membutuhkan guru.

Kami berkeyakinan,
Kurikulum 2013
ini akan merubah
kemampuan peserta
didik, yang tadinya
pasif menjadi mereka
gemar belajar
secara mandiri,
gemar bertanya,
dan akan terbangun
karakternya.

Sebaliknya, jika peserta didik


diaktifkan untuk berperan dalam
pembelajaran, maka yang mampu
terserap mencapai 50 persen.
Kemudian kalau dipraktikkan, bisa
mencapai 75 persen. Dan yang luar
biasa kalau peserta didik dibiasakan
dengan menyampaikan ke orang
lain, daya serapnya akan meningkat
sampai 90 persen.

Proses pembelajaran kita gunakan


pendekatan saintifik-partisipatif
dengan anak dilatih dan dibiasakan
untuk mengamati, dan bertanya,
mencoba dan bernalar, hingga
mengomunikasikan, baik lisan
maupun tulisan. Sedangkan penilaian
pun dikembangkan, tidak semata
kuantitatif-numerik, tapi juga
kualitatif-deskriptif.
Kurikulum 2013, hakikatnya adalah
menggunakan ide partisipasi dari
peserta didik. Oleh karena itu,
para pendidik diharapkan dapat
manfaatkannya untuk mendorong
peserta didiknya agar mereka semua
memiliki kemampuan belajar secara
partisipatori.

Inilah yang dikembangkan dalam


Kurikulum 2013. Dari sisi kompetensi
lulusan, peserta didik, kita harapkan
memiliki keutuhan kompetensi
yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan.

Kami berkeyakinan, Kurikulum 2013


ini akan merubah kemampuan
peserta didik, yang tadinya pasif
menjadi mereka gemar belajar secara
mandiri, gemar bertanya, dan akan
terbangun karakternya.

Dari sisi isi, kita lakukan penataan


ulang materi pembelajaran, diperluas
dan diperdalam. Kedudukan Bahasa
Indonesia, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, dan Sejarah kita
pertegas, termasuk kita tambah
Agama dan Budi Pekerti.

Kurikulum 2013 bukan untuk


Pemerintahan saat ini atau yang akan
datang, melainkan untuk generasi
mendatang, generasi 2045, yang
memang harus disiapkan mulai saat
ini, mulai sekarang. (***)

No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 1

daftar isi
Majalah DIKBUD - Edisi 04 Tahun V September 2014

Hal. 1 PESAN MENTERI


Hal. 2 DAFTAR ISI
Hal. 3 DARI REDAKSI

Kurikulum 2013 Kanal Pembentukan


Generasi Unggul
Hal. 4
Pemerintah Daerah Dukung
Implementasi Kurikulum 2013
Hal. 12
Kemdikbud Tidak Atur
Jumlah Hari Belajar
Hal. 18
Klinik Kurikulum Efektifkan
Implementasi Kurikulum 2013
Hal. 20
Inovasi Pendidikan:
Rapor Online,
Pengganti Penilaian Manual
Hal. 22
Revitalisasi Taman Majapahit:
Perlindungan, Pengembangan,
dan Pemanfaatan
Hal. 24
Kisah Inspiratif:
Jupel Siap 24 Jam, Tidak Kenal Libur
Hal. 30

2 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

(Foto: Istimewa)

Dari Redaksi

Kurikulum 2013 dan


Kejayaan Majapahit

Pelindung:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Mohammad Nuh
Wakil Menteri Bidang Pendidikan,
Musliar Kasim
Wakil Menteri Bidang Kebudayaan,
Wiendu Nuryanti
Penasihat:
Sekretaris Jenderal, Ainun Naim
Pengarah:
Sukemi
Penanggung Jawab:
Ibnu Hamad

Kualitas penduduk tidak dapat dipisahkan dari bidang pendidikan karena melalui
pendidikanlah sumber daya manusia (SDM) berkualitas dapat dihasilkan. Kualitas
disini bukan hanya dari sisi kecerdasan intelektual, melainkan juga keterampilan,
kemandirian, religius, dan nasionalisme berkadar tinggi. Bahkan boleh dibilang,
pendidikan merupakan salah satu kanal untuk menciptakan SDM berkualitas.

Pemimpin Redaksi:
Dian Srinursih
Dewan Redaksi:
Hawignyo
Redaktur Pelaksana:
Emi Salpiati
Staf Redaksi:
Arifah, Ratih Anbarini, Aline Rogeleonick,
Desliana Maulipaksi, Seno Hartono
Desain & Tata Letak:
Susilo Widji P.
Fotografer:
Yus Pajarudin, Singgih Harimurti
Sekretaris Redaksi:
Dina Ayu Mirta, Tri Susilawati,
Hulumudin, Hermawan
Redaktur Eksekutif:
Priyoko
Alamat Redaksi:
Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Gedung C Lantai 4, Jalan Jenderal Sudirman,
Senayan, Jakarta 10270
Telp.: (021) 5711144 Pes. 2413, (021) 5701088
Laman: www.kemdikbud.go.id

Desain Sampul:
- Susilo Widji P.

Foto:

- Siswa sekolah dasar


menghadapi proses
pembelajaran pada
Kurikulum 2013.

Majalah DIKBUD

Edisi No. 04 Tahun V - September 2014

onus demografi bisa menjadi berkah atau musibah, tergantung pada


bagaimana seluruh bangsa Indonesia mengambil sikap akan fenomena
tersebut. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar hal itu
menjadi berkah, di antaranya adalah penduduk usia produktif yang
melimpah itu haruslah berkualitas. Dengan demikian, mereka dapat menjadi
penyokong utama pembangunan Indonesia pada masa mendatang.

Menyadari hal tersebut, metode pendidikan juga harus diarahkan untuk


membentuk SDM berkualifikasi baik seperti itu. Maka, Kurikulum 2013
diharapkan menjadi solusi permasalahan pembentukan SDM di Tanah Air. Melalui
implementasi Kurikulum 2013 secara konsisten, bukan sebuah hal yang mustahil
jika SDM Indonesia pada masa mendatang memiliki kualitas super sebagaimana
tergambarkan di atas.
Hal itu sangat mungkin tercapai mengingat Kurikulum 2013 memiliki tujuan
membangun generasi muda Indonesia memiliki kompetensi sikap (attitude),
keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge) dalam satu kesatuan utuh.
Kompetensi ini didukung empat pilar, yaitu produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.
Demikian pula dengan kesatuan unsur etika, logika, dan estetika, dalam proses
pembelajarannya. Jika potensi estetika dikembangkan dan diekspresikan serta
digabung dengan logika dan etika yang baik, maka kedepannya Indonesia akan
menjadi bangsa yang sempurna.
Konsep dasar proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 adalah pendekatan
saintifik yang dapat dilakukan dengan mengamati fenomena alam sekitar
menggunakan lima tahap pendekatan ilmiah: mengamati (observing),
menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan
mengomunikasikan hasil pembelajaran (communicating).
Pembaca budiman, Kurikulum 2013 merupakan salah satu topik yang kita bahas
dalam Dikbud edisi 4 ini. Topik lain yang tak kalah menarik adalah pengembangan
Taman Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Napak tilas Kejayaan
Majapahit di masa silam akan semakin jelas digambarkan jika taman tersebut
selesai dibangun. Termasuk pengalaman para Juru Pelihara situs bersejarah
tersebut yang sangat mengesankan dan penuh dedikasi.
Tentu masih banyak artikel lainnya yang dapat digunakan sebagai referensi, yang
sangat sayang jika terlewatkan. Selamat membaca. (*)

Redaksi
No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 3

Kurikulum 2013

Kurikulum 2013
Kanal Pembentukan
Generasi Unggul
Kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi solusi penyediaan sumber daya
manusia (SDM) bernalar tinggi, terampil, cerdas, mandiri, dan berakhlak mulia.
SDM dengan kualifikasi demikian jelas dibutuhkan oleh bangsa Indonesia untuk
menyonsong 100 tahun Indonesia merdeka, dimana generasi emas yang saat
ini duduk di bangku sekolah menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan.
Kurikulum 2013 berfungsi sebagai kanal dalam pembentukan generasi unggul.

erubahan tidak menjamin


perbaikan, tapi tidak akan
ada perbaikan tanpa ada
perubahan. Demikian
pula dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Kemajuan zaman harus
diimbangi dengan perubahan
paradigma pendidikan. Muara
pengimbangannya melalui penataan
kurikulum sebagai roh dari
perubahan itu. Hal itu mengingat di
dalamnya terdapat tiga ranah yang
harus dipenuhi oleh setiap peserta
didik: psikomotorik, afektif, dan
kognitif.
Pengembangan kurikulum ini sudah
ada dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014. Artinya, jika
ada dokumen RPJMN 2010-2014
menandakan dokumen ini disusun
tahun 2009, dievaluasi, dan pada
2010-2014 diamanatkan harus ada
penataan kurikulum.
Kurikulum inilah yang kemudian
disosialisasikan sebagai Kurikulum
2013 dengan esensi membangun

4 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

generasi muda Indonesia untuk


memiliki kompetensi sikap
(attitude), keterampilan (skill), dan
pengetahuan (knowledge) sebagai
satu kesatuan utuh. Kompetensi ini
didukung empat pilar, yaitu produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif.

Perbedaan mendasar antara


Kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya adalah lebih
meneguhkan pendekatan keilmuan
untuk mendorong kreativitas peserta
didik.

Demikian pula dengan kesatuan


unsur etika, logika, dan estetika,
dalam proses pembelajarannya. Jika
potensi estetika dikembangkan dan
diekspresikan serta digabung dengan
logika dan etika yang baik, maka
kedepannya Indonesia akan menjadi
bangsa yang sempurna.

Mengapa demikian? Karena, ke


depan, zaman akan bertambah rumit
mengingat jumlah penduduk semakin
besar dan perkembangan ilmu
pengetahuan yang semakin canggih.
Segala kerumitan dapat diselesaikan
dengan kreativitas. Solusinya adalah
mendidik seluruh anak bangsa
menjadi lebih kreatif dengan
pendekatan saintifik tersebut.

Konsep dasar proses pembelajaran


pada Kurikulum 2013 adalah
pendekatan scientific yang
dapat dilakukan dengan
mengamati fenomena alam
sekitar menggunakan lima tahap
pendekatan ilmiah: mengamati
(observing), menanya (questioning),
mencoba (experimenting),
menalar (associating), dan
mengomunikasikannya
(communicating).

Pada Kurikulum 2013, setiap mata


pelajaran harus bisa menghasilkan
peserta didik yang mempunyai
kompetensi keterampilan, termasuk
keterampilan yang didapat dari
muatan lokal yang sesuai dengan
karakteristik masing-masing daerah.
Tidaklah cukup bagi peserta didik
untuk mendapatkan kompetensi
pengetahuan semata.

Oleh karena itu, untuk memperkuat


karakter peserta didik, Kurikulum
2013 juga dilengkapi dengan
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
agar tercapai keseimbangan antara
pengetahuan agama dan praktik budi
pekerti dalam kehidupan sehari-hari.

mendorong sekolah-sekolah yang


telah mengimplementasikan
Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran
2013/2014 untuk melakukan
pengimbasan ke sekolah-sekolah
yang mengimplementasikannya
tahun pelajaran 2014/2015 ini.

Kompetensi sikap yang ingin


dibangun adalah lima karakter
dasar: jujur, kasih sayang atau cinta
kasih, disiplin, bersih, dan toleransi.
Tentunya kekuatan-kekuatan
moralitas ini harus dibingkai dalam
konteks keindonesiaan.

Konstruksi Hukum

Bagaimana caranya? Pertama,


perlu menanamkan ketakwaan
dan keimanan kepada Tuhan Yang

Pada tingkat dasar, sekolah


tidak perlu terlalu terburu-buru
mengajarkan pelajaran kepada
peserta didik. Untuk itulah
pada tingkat sekolah dasar, pola
pembelajaran Kurikulum 2013
menerapkan konsep tematik terpadu.
Artinya, pelajaran kepada siswa
tidak lagi dibedakan berdasarkan
mata pelajaran, seperti Matematika,
Bahasa Indonesia, Pendidikan
Kewirausahaan, dan lainnya.
Di sekolah dasar, peserta didik diajak
menikmati masa-masa sekolah.
Lewat tema Diriku, peserta didik
akan mengenalkan diri, mengenal
teman-teman, dan lingkungannya

FOTO: Ratih PIH

Kurikulum yang baik juga dapat


menjadi indikator sekolah yang
berkualitas, dengan ditunjang guru
serta fasilitas atau infrastruktur
yang baik pula. Karenanya,
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud)

Konstruksi hukum kurikulum ada


pada pasal 3 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Di situ
disebutkan, pendidikan di Indonesia
dilakukan agar potensi peserta
didik berkembang. Potensi yang
berkembang ini diperlukan agar
menghasilkan manusia Indonesia
yang bertanggung jawab.

Maha Esa. Kedua, berakhlak mulia.


Ketiga, sehat pikiran dan hati, serta
keempat, harus berilmu, cakap,
kreatif, dan mandiri.

Kurikukum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar memuat tema-tema berbasis kegiatan (activity based) sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan.

No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 5

Kurikulum 2013 seperti mempelajari


fenomena alam, sosial, seni dan
budaya yang dapat dijadikan sebagai
referensi dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada para peserta
didik. Proses pembelajaran pun
dapat dilakukan di dalam ataupun
di luar ruangan, sehingga dapat
lebih efektif dan mudah diserap oleh
peserta didik.

FOTO: Seno PIH

Salah satu contoh pembelajaran


adalah memahami fenomena alam
yang setiap hari terjadi seperti,
matahari terbit di timur dikarenakan
perputaran (rotasi) bumi dari barat
ke timur, sehingga bagian timur
lebih dulu disinari matahari dan
lebih dahulu juga membelakangi
matahari. Ajak peserta didik untuk
membiasakan melihat, mengamati,
dan observasi. Kemudian bangkitkan
kemampuan bertanya, bernalar,
mencoba, berkomunikasi, dan
bekerja sama, ujar Mendikbud pada
berbagai kesempatan.

Peradaban unggul tidak hanya mengandalkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga
kompetensi sikap, karakter, dan akhlak.

dengan cara yang menyenangkan.


Sebelumnya guru akan memberikan
contoh cara mengenalkan diri
di hadapan peserta didik dan
mereka diminta untuk dapat
memperkenalkan diri juga.
Dalam buku guru dijelaskan
bagaimana seharusnya guru
memberi pengajaran Kurikulum 2013
kepada peserta didiknya. Misalnya,
dalam Buku Guru disebutkan, Guru
menunjukkan cara berkenalan
seperti yang dilakukan Edo dan Siti
di halaman 3. Langkah-langkah
pembelajaran inilah yang perlu
diawasi oleh kepala sekolah, apakah
berjalan sesuai koridor atau tidak.

6 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

Peserta didik juga dilatih


kreativitasnya, ketajaman
berpikirnya, berbicara santun,
menghormati orang yang lebih
tua dan sesama, bersikap bersih
dengan selalu merawat tubuh,
memilih makanan yang sehat,
mampu melakukan perhitunganperhitungan, dan lain sebagainya.
Pekerjaan rumah tidak dibuat untuk
membebani peserta didik tetapi
lebih berperan dalam memotivasi
dan membangun kreativitas peserta
didik.
Untuk memudahkan pemahaman,
guru juga dapat memberikan
beberapa contoh konkret proses
pembelajaran menggunakan

Pada Kurikulum 2013 juga


ditanamkan sikap kasih sayang
(welas asih) melalui enam tokoh
yang berbeda karakter dalam setiap
buku tema pembelajaran. Sikap ini
membuat hidup rukun dan saling
menghormati, toleransi dengan
perbedaan, dan suka menolong.
Buku-buku Kurikulum 2013 selalu
menampilkan suasana lingkungan
yang harmonis antar enam tokoh
tersebut yang berbeda latar belakang
budaya dan keyakinan. Mereka hidup
penuh dengan kerukunan. Dengan
cara seperti ini diharapkan terbentuk
jiwa yang menghargai perbedaan dan
saling menghormati sejak usia dini,
ujar Mendikbud (13/06/2014).
Penilaian Otentik

Hal yang menarik lainnya dari


Kurikulum 2013 adalah konsep dan
cara penilaian otentik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
Penilaian otentik ini adalah penilaian
yang berbasis pada objektifitas.

Dengan menggunakan metode ini,


diharapkan akan terbentuk pula pola
pikir yang objektif.
Kalau para guru, peserta didik,
mengalami proses penilaian dengan
fakta objektivitas, maka ketika
mereka ke masyarakat dan akan
menilai segala sesuatu, tentunya
berbasis fakta. Tidak spekulatif, kata
Mendikbud saat menerima guru dan
kepala sekolah yang telah mendapat
pelatihan Kurikulum 2013, di Jakarta
(21/07/2014).
Penilaian otentik memang sulit pada
awalnya. Tetapi jika sudah menjadi
tradisi atau membudaya, maka nanti
di masyarakat pun akan terbiasa
menilai segala sesuai jadi berbasis
fakta. Itulah mengapa banyak guru
yang merasa menggunakan metode
ini sulit, karena mereka tidak terbiasa
menilai secara objektif.
Guru memang memerlukan waktu
untuk beradaptasi. Tetapi jika
sudah terbiasa, menilai secara
otentik akan menjadi lebih mudah
dilaksanakan. Penilaian dilakukan
sepanjang peserta didik melakukan
aktivitas; mulai dari mengamati,
menanya, mengumpul informasi,
mengolah informasi, hingga
mengomunikasikan.

Dalam hal ini, dibutuhkan


pemahaman yang cermat dalam
melakukan penilaian, termasuk
penguasaan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), mengingat semua
aspek penilaian harus dimasukkan ke
dalam sistem komputer.

FOTO: Ratih PIH

Biasanya guru menilai dengan


prediksi, persepsi-persepsi yang
sifatnya spekulatif. Kira-kira
pantasnya. Tapi sekarang nilai harus
ada dukungan fakta dari yang kita
nilai, tidak bisa kira-kira lagi tetapi
dari prestasi dan kemampuan
peserta didik, ujarnya.

Buku teks dengan tematik terpadu pada jenjang sekolah dasar mendorong peserta didik aktif, kreatif,
dan berani mengemukakan pendapatnya.

No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 7

Guru mempunyai peran penting


dalam kesuksesan pelaksanaan
Kurikulum 2013. Oleh karena
itu, Pemerintah terus menerus
berupaya memberikan yang
terbaik guna menyiapkan pendidik
yang berkualitas. Pasalnya pada
2045, yang peserta didik saat ini
diharapkan menjadi pemimpinpemimpin bangsa. Tangan halus
dari bapak dan ibu guru inilah yang
mempersiapkan kompetensi peserta
didik yang bisa menjawab tantangan
2045, kata Mendikbud saat
memberikan arahan pelatihan guru
sasaran di LPMP Sulawesi Selatan
(25/06/2014).
Untuk meningkatkan kualitas,
guru dilatih dan diajarkan perihal
aspek yang berkaitan dengan
proses pembelajaran sesuai dengan
Kurikulum 2013. Setidaknya
dibutuhkan enam variabel untuk
membuat pelatihan Kurikulum 2013
berkualitas.
Keenam variabel tersebut adalah
peserta, instruktur, anggaran,
bahan pelatihan, strategi dan model
pelatihan yang tepat, serta sistem
penjaminan mutu. Sebagai informasi,
pelatihan guru untuk pelaksanaan
Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran
2014/2015 ini melibatkan sekitar
1,3 juta guru, termasuk pengawas
dan kepala sekolah. Dana pelatihan
berasal dari APBN dan APBD.
Pelatihan Kurikulum 2013 terbagi
dalam beberapa tahapan. Diawali
dengan penyegaran narasumber
nasional yang diselenggarakan di tiga
regional, yaitu Jakarta, Surabaya, dan
Makassar. Setelah tahapan pertama
selesai, pelatihan dilanjutkan
bagi instruktur nasional (IN) yang
diselenggarakan oleh Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP). Pelatihan bagi IN ini
dilaksanakan April hingga Mei 2014.

8 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

Tahapan berikutnya diisi dengan


pelatihan bagi guru sasaran mulai
dari jenjang pendidikan dasar hingga
pendidikan menengah.Pelatihan itu
mutlak diperlukan, karena terdapat
perubahan yang cukup revolusioner
dalam Kurikulum 2013.
Perubahan dalam Kurikulum 2013
meliputi isi, proses, dan penilaian.
Guru harus menilai tiga unsur
dalam diri peserta didik, mulai dari
penilaian sikap, keterampilan, hingga
pengetahuan. Hal ini menuntut guru
mengubah pola pembelajaran yang
selama ini dilakukan.
Oleh karena itu, seorang narasumber
yang memberikan pelatihan
bagi guru, pengawas, dan kepala
sekolah, harus memahami dengan
baik konstruksi kurikulum ini.
Prinsip dasar Kurikulum 2013 tidak
mengurangi hak guru sepanjang
memiliki kompetensi dasar dengan
dibuktikan adanya sertifikasi yang
sudah didapatkan, maka dapat
disesuaikan dengan mata pelajaran.
Terkait jam mengajar 24 jam,
peluangnya adalah setiap guru
yang memberikan pendampingan
kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler dapat digunakan


untuk menambah jam mengajar.
Peran guru yang tidak kalah
pentingnya adalah guru harus kreatif,
inovatif, dan bisa memotivasi peserta
didik, sehingga mereka tumbuh
menjadi pribadi yang jujur, toleransi,
demokratis, dan juga pintar dalam
pengetahuan. Jika sebelumnya guru
lebih banyak memberikan ceramah,
sekarang guru harus menjadi
fasilitator peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Pada kesempatan yang berbeda,
wakil Mendikbud bidang Pendidikan,
Musliar Kasim, menjelaskan tahap
selanjutnya dari pelatihan adalah
pendampingan. Hal ini sangat
beralasan untuk mengantisipasi
guru yang kurang paham esensi dan
implementasi Kurikulum 2013.
Pendampingan dapat dilakukan oleh
guru inti, melalui Kelompok Kerja
Guru (KKG) atau Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP), ataupun
dukungan daerah melalui caracara cepat dan praktis seperti yang
dilakukan pemerintah Kota Surabaya
dengan Klinik Kurikulum-nya.

FOTO: WJ PIH

Pelatihan Guru dan


Pendampingan

Pada Kurikulum 2013, guru berperan sebagai fasilitator yang kreatif, inovatif, dan mampu memotivasi
peserta didik untuk menjadi pribadi yang berkarakter dan mempunyai kompetensi.

FOTO: WJ PIH

Penyediaan buku secara gratis bagi sekolah penerima BOS bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih baik.

Pengadaan Buku

Guna mendukung Kurikulum 2013,


Pemerintah juga menyediakan
buku yang dapat dimiliki peserta
didik. Buku teks pelajaran pada
implementasi Kurikulum 2013 Tahun
Pelajaran 2014/2015 untuk kelas
1,2,4,5,7,8,10, dan 11, disediakan
oleh Pemerintah. Pengadaan buku
ini dianggarkan lewat APBN yang
dialokasikan melalui dana bantuan
operasional sekolah (BOS) dan BOS
Buku.
Terkait dengan distribusi buku
Kurikulum 2013, bagi sekolah
yang mengambil dana BOS harus
memesan buku Kurikulum 2013
tanpa membebankan peserta didik.

masing-masing penyedia. Harga bisa


dicek di https://e-katalog.lkpp.go.id/.
Kendati penyedia diperbolehkan
menjual buku ke orang tua, harga
harus tetap mengacu pada e-katalog.
Wilayah penjualannya pun masih
dalam cakupan tanggung jawab
distribusinya. Penyedia boleh
melayani di luar oplah sepanjang
masih atas nama penyedia, ujar
Dirjen Dikdas Hamid Muhammad,
di Jakarta (10/07/2014). Laporan
pemesanan, pencetakan, dan
pengiriman buku, juga harus selalu
diperbarui.

Bagi sekolah yang tidak mengambil


dana BOS, sekolah dapat membeli
buku secara mandiri kepada
penyedia yang sudah ditetapkan.
Buku Kurikulum 2013 bisa dibeli oleh
sekolah dengan menarik bayaran dari
peserta didik.

Walaupun anggaran buku sudah


disiapkan, banyak daerah yang
mendukung dengan pendanaan
mandiri untuk pengadaan buku dan
pelatihan guru sasaran. Orientasi
penyediaan buku adalah memberikan
layanan yang lebih baik dengan
memberikan buku gratis seluruh
mata pelajaran kepada peserta didik
dan menjadi hak peserta didik.

Biaya yang ditarik tersebut tidak


boleh lebih besar dari harga eceran
tertinggi (HET) yang ditetapkan

Bagi sekolah yang hingga awal


Agustus belum mendapatkan
buku Kurikulum 2013, sekolah

bisa mencetak materinya dari CD


yang telah didistribusikan atau
mengunduhnya dari laman Rumah
Belajar (belajar.kemdikbud.go.id).
Laman tersebut memuat Buku Siswa
dan Buku Guru untuk semua mata
pelajaran.
Namun demikian, Kemdikbud
mengimbau orang tua untuk tetap
waspada terhadap beredarnya buku
teks pelajaran tiruan yang tidak
dicetak oleh penerbit pemenang
lelang pengadaan buku Kurikulum
2013.
Yang terpenting adalah sumber ilmu
pengetahuan tidak hanya berasal
dari satu buku teks yang disiapkan
pemerintah saja. Buku pengayaan
diperlukan untuk menambah
wawasan peserta didik.
Koordinasi Nasional

Demi kesuksesan implementasi


Kurikulum 2013, solidaritas
koordinasi dan kerja sama berbagai
pihak merupakan hal yang mutlak.
Mulai dari perumusan konsep di
tataran pusat, penganggaran di
tingkat pusat maupun daerah,
No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 9

Testimoni Kurikulum 2013

Bagus untuk Membentuk

Generasi Emas

Silmi Martini, guru SD 03 Pulo


Kebayoran Baru, Jakarta, semula
sedikit ragu pada perubahan
kurikulum. Awalnya saya gamang,
tapi setelah saya mendalaminya,
saya optimis pendekatan saintifik
di Kurikulum 2013. Anak dipacu
mengalami, lalu menalar. Semua
indera dipakai dan dieksplorasi,
tuturnya di hadapan puluhan
wartawan saat jumpa pers di Gedung
Kemdikbud, Jakarta, (21/07/2014).
Ia ditunjuk oleh Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta
untuk menjadi Instruktur Nasional
(IN). Saat awal memberikan pelatihan
kepada guru-guru, ia mengaku
banyak guru yang menganggap
Kurikulum 2013 sulit. Kurikulum
2013 ribet. Namun memasuki
pelatihan hari ke-3, para guru mulai
memahami dan menerima konsep
Kurikulum 2013, katanya.
Dwi Herawati, rekan Silmi di SD 03
Pulo Kebayoran Baru, mengatakan,
semula sempat kesulitan dalam
memahami cara memberikan
penilaian untuk peserta didik. Namun
ia kemudian dapat memahaminya
setelah mengikuti pelatihan selama
seminggu. Saya optimis, karena
ini baik dan mengutamakan budi
pekerti, terutama di SD, katanya.
Kardiman, Kepala SD 01 Pulo,

10 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

Kebayoran Baru, pernah mengadakan


sosialisasi Kurikulum 2013 kepada
orang tua murid. Awalnya, banyak
orang tua yang pesimis karena
mendengar bahwa Kurikulum 2013
hanya menargetkan aspek kognitif
sebesar 20 persen.
Namun, akhirnya mereka mengerti
setelah ia mendapatkan bahwa ada
tiga kompetensi yang ditekankan
dalam Kurikulum 2013, yaitu perilaku
(attitude), keterampilan (skill), dan
pengetahuan (knowledge). Sekarang
kita butuh anak yang punya moral
dan sikap yang baik, ucapnya.
Sedangkan Widiana, guru SMP 19
Jakarta, secara tegas menyatakan,
Kurikulum 2013 bagus untuk
membentuk generasi emas. Karena
itu, guru harus bisa mem-breakdown
tingkah laku dan kemampuan anak
didiknya. Seorang guru harus dapat
melihat apapun kemampuan seorang
anak. Dari situlah kemudian guru
dapat membimbing peserta didik.
Ia juga mengusulkan kepada
Mendikbud untuk memberlakukan
program layanan sosial semacam
service learning, seperti di sekolah
luar negeri, sebelum mereka lulus.
Saya usul service learning. Itu
kewajiban untuk menamatkan
sekolah dengan membantu
masyarakat, katanya.(Desliana)

sosialisasi, pelatihan, pemantauan


dan koordinasi, hingga pelaksanaan
di sekolah-sekolah. Tentunya hal
ini sebagai rangkaian proses yang
saling terkait. Sebut saja koordinasi
dengan Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP) di seluruh
Indonesia dan dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota dalam
melakukan pemantauan distribusi
buku Kurikulum 2013, termasuk
informasi total pemesanan buku,
daftar sekolah, jumlah murid,
rombongan belajar, dan juga rekap
data terakhir pelatihan guru sasaran.
Hal ini disampaikan Mendikbud
pada konferensi video dengan
kepala LPMP dan Dinas Pendidikan
Provinsi seluruh Indonesia di Jakarta
(20/07/2014). Terus jaga komunikasi
yang baik antara LPMP dengan dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/
kota, kata Mendikbud.
Ada juga koordinasi dengan Badan
Koordinasi Hubungan Masyarakat
(Bakohumas) kementerian dan
lembaga non-kementerian untuk
saling membantu menyosialisasikan
Kurikulum 2013 ini di instansinya
masing-masing dan masyarakat luas.
Sama halnya dengan peran
pemerintah daerah untuk
mendukung program nasional
ini, baik dari segi penganggaran,
pelatihan, maupun kebijakan khusus.
Sebut saja Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah yang mengeluarkan
surat edaran resmi yang ditujukan
kepada seluruh bupati dan walikota
se-Jawa tengah untuk mendukung
pelaksanaan Kurikulum 2013.
Kekompakan seperti itu niscaya
berandil sangat besar untuk
menyuksuseskan pelaksanaan
Kurikulum 2013. Dan, pada akhirnya
menjadi kanal dalam pembentukan
generasi unggul pada 2045
mendatang. Amin.
(Arifah, disarikan dari laman
Kemdikbud)

Semangat Perubahan
SMK Negeri 1 Batam

FOTO: SMKN 1 Batam

SMK Negeri 1 Batam, Provinsi Kepulauan Riau, ditunjuk sebagai sekolah


inti implementasi Kurikulum 2013 sejak tahun 2013. Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah Kota Batam yang mewajibkan seluruh sekolah di Kota
Batam untuk menerapkan Kurikulum 2013 mulai tahun pelajaran 2013/2014.
Dengan segala kekurangan, terutama pada pemahaman guru-guru tentang
kurikulum 2013 itu sendiri, SMK Negeri 1 Batam tetap bertekad untuk
mengimplementasikannya.

dan membimbing guru-guru lain di


Sekolah pada kegiatan sosialisasi dan
lokakarya pembuatan administrasi
pembelajaran Kurikulum 2013, kata
Kepala SMK Negeri 1 Batam, Lea
Lindrawijaya Suroso.

Selanjutnya guru-guru dan kepala


sekolah yang sudah mendapatkan
pelatihan Kurikulum 2013 secara aktif
dan berkelanjutan membagi ilmunya

Sebagai sekolah inti implementasi


Kurikulum 2013, lanjut Lea, SMK
Negeri 1 Batam juga melakukan
pendampingan Kurikulum 2013
kepada sembilan SMK lainnya di
Kota Batam, yaitu SMK Hang Nadim
Batam, SMK Kemilau Bangsa, SMK
Ibnu Sina, SMK Harapan Utama, SMK
Teladan, SMK Negeri 6 Batam, SMK

ebagai sekolah inti


penerapan Kurikulum 2013,
beberapa guru SMKN 1
Batam mengikuti pelatihan
untuk mata pelajaran Matematika,
Sejarah Indonesia, dan Bahasa
Indonesia yang diselenggarakan di
Medan, 4-8 Juli 2013. Kemudian
dilanjutkan dengan pelatihan kepala
sekolah inti di Pekanbaru, 8-14 Juli
2013.

Harmoni, SMK Putera Jaya, dan SMK


Islam Hang Tuah.
Ia menuturkan, beberapa kelebihan
Kurikulum 2013, yaitu diperkuat
kembali penilaian kompetensi sikap,
disamping kompetensi pengetahuan
dan kompetensi keterampilan. Guruguru juga dituntut untuk memahami
karakter dan sikap masing-masing
peserta didik. Kurikulum 2013
sangat baik dalam pengembangan
sikap peserta didik, karena guru-guru
dituntut selalu memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran. Selain itu, dari
No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 11

segi materi pembelajaran sangat baik


karena selalu mengaitkan materi
pembelajaran secara kontekstual
dan lebih memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran,
katanya.
Salah satu strategi untuk
memperkuat pemahaman guruguru SMK Negeri 1 Batam terhadap
pendekatan pembelajaran dan
penilaian sesuai dengan amanat
Kurikulum 2013, dilakukan kegiatan
in house training yang mengundang
nara sumber dari P4TK Malang, yang
dilaksanakan pada 4-9 Agustus 2014.

Hal ini menunjukkan, SMK Negeri 1


Batam bertekad untuk benar-benar
mengimplementasikan Kurikulum
2013 dalam kegiatan pembelajaran.
Guru-guru juga aktif mengikuti
sosialisasi dan pelatihan yang
diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota
Batam maupun Dinas Pendidikan
Provinsi Kepulauan Riau.
Sebagai sekolah inti awal penerapan
Kurikulum 2013, ada beberapa
kendala yang dihadapi oleh SMK
Negeri 1 Batam, mulai dari usaha
untuk mengubah pola pikir guru
tentang sistem pembelajaran dan

penilaian, keterlambatan petunjuk


teknis atau panduan pelaksanaan
sistem pembelajaran dan penilaian,
hingga publikasi silabus dari
Kemdikbud, terutama silabus untuk
mata pelajaran pilihan program
kehlian dan paket keahlian. Kendalakendala tersebut secara bertahap
dapat kami atasi dengan berbekal
semangat perubahan yang tinggi
dari guru-guru SMK Negeri 1 Batam.
Dengan penuh keyakinan, kami siap
melanjutkan realisasi Kurikulum 2013
pada masa yang akan datang, kata
Lea, bersemangat. (Arifah, disarikan
dari dokumen SMKN 1 Batam)

Pemerintah Daerah Dukung


Implementasi Kurikulum 2013
Dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemdikbud) tidak berjalan sendirian.
Pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, ikut
berperan aktif mempersiapkan dan mengawal implementasinya.

emerintah Provinsi
Jawa Tengah misalnya,
secara tegas menyatakan
dukungannya terhadap
implementasi Kurikulum 2013
melalui Surat Edaran (SE) Gubernur
Jawa Tengah yang ditujukan kepada
seluruh bupati dan walikota se-Jawa
tengah. Surat Edaran bernomor
420/002309 tersebut diterbitkan
pada tanggal 12 Februari 2014, yang
intinya berisi bahwa implementasi
Kurikulum 2013 merupakan kebijakan
pendidikan yang ditetapkan secara
nasional sehingga wajib dilaksanakan
oleh semua tingkatan pemerintahan
dan menekankan untuk segera
ditindaklanjuti sebagaimana
mestinya.
Untuk mendukung ketercapaian

12 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

target dalam penyediaan buku


Kurikulum 2013, pemerintah Provinsi
Jawa Tengah telah mengalokasikan
anggaran melalui dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) pada
semester satu, dan Dana Alokasi
Khusus (DAK) pada semester dua.
Untuk itu Gubernur meminta
kepada para bupati dan walikota
se-Jawa Tengah melakukan
pengendalian pelaksanaannya
sesuai dengan peraturan,
melakukan pengawasan sejak saat
perencanaan, dan menyampaikan
laporan komprehensif secara
berkala atas pelaksanaan kebijakan
impelementasi Kurikulum 2013.
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah,
bahkan berani menjadi satu-satunya

daerah di Jawa Tengah yang telah


melaksanakan penerapan Kurikulum
2013 secara penuh sejak kurikulum
ini dilaksanakan secara bertahap
dan terbatas pada tahun lalu.
Menurut Kepala Dinas, Tahroni,
hal ini bukan sekadar menjadi pilot
project, tetapi semua sekolah di
Kabupaten Brebes membuktikan diri
bahwa mereka sanggup melakukan
perubahan kurikulum dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Kutai Timur,
Iman Hidayat, menyampaikan bahwa
daerahnya memiliki alokasi anggaran
tersendiri untuk pelatihan kurikulum
sebagai bagian dari layanan
pendidikan. Alokasi ini terintegrasi
pada anggaran pendidikan

FOTO: Ratih PIH

Solidaritas Pemerintah Pusat dan Daerah bukti komitmen kuat untuk implementasi Kurikulum 2013 secara nasional.

pemerintah daerah Kabupaten Kutai


Timur. Kita punya Rp 812 miliar,
yang dipisahkan dengan alokasi
anggaran pembangunan infrastruktur
pendidikan, tuturnya. Ia berharap
peningkatan implementasi Kurikulum
2013 bisa lebih maksimal sebagai
bagian memberikan layanan
pendidikan bagi masyarakat Kutai
Timur.
Di kabupaten Kayong Utara,
Kalimantan Barat, anggaran pelatihan
dibagi antara pemerintah pusat
dan kabupaten. Pembagiannya, 70
persen oleh LPMP yang didanai dari
APBN dan 30 persen oleh kabupaten
yang didanai dari APBD. Untuk
menyukseskan kebijakan ini, kami
sudah siap, baik dari segi pendanaan
maupun SDM yang akan dilatih,
ujar Kepala Dinas Pendidikan Kayong
Utara, Hilaria Yusnari.
Demikian pula yang dilakukan
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD) yang berbagi kebutuhan
anggaran pelatihan implementasi
Kurikulum 2013 dengan pemerintah
pusat. Menurut keterangan Kepala
Dinas Pendidikan, Anas M. Adam,
pembagiannya adalah dana APBN
digunakan sepenuhnya oleh LPMP

Provinsi untuk melatih guru-guru SD,


sementara dana APBD Provinsi NAD
melalui otonomi khusus dialokasikan
untuk pelatihan guru tingkat SMP
dan SMA/SMK. Bahkan pemerintah
daerah tingkat kabupaten/kota juga
turut mengupayakan dukungannya
dalam implementasi Kurikulum 2013.
Hal sama dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi Bengkulu, yang juga
mendukung pelaksanaan Kurikulum
2013. Gubernur Bengkulu,
Junaidi Hamsyah, menyatakan
bahwa pemerintah pusat dan
daerah memiliki kendali kualitas
dalam pelaksanakan kurikulum
di tingkat satuan pendidikan,
dimana satuan pendidikan mampu
melaksanakan kurikulum dengan
mempertimbangkan kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik,
dan potensi daerah.
Mengenai penyiapan dan pembinaan
guru dalam rangka implementasi
Kurikulum 2013, Junaidi mengatakan,
akan dilakukan rekrutmen guru
yang bekualitas, dan peningkatan
kompetensi guru dengan melakukan
pendidikan dan latihan.
Kurikulum merupakan dokumen

strategis pencapaian tujuan yang


telah disahkan dalam UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dengan
harapan dapat menimbulkan
kesadaran bagi kita semua untuk
peduli terhadap pendidikan sebagai
upaya peningkatan mutu pendidikan
di Bengkulu, katanya.
Pelaksanaan Kurikulum 2013
diharapkan akan menghasilkan
insan Indonesia yang produktif,
kreatif, inovatif, afektif, dan
berdaya saing tinggi. Hal itu dapat
diwujudkan melalui penguatan sikap
keterampilan dan pengetahuan yang
terintegrasi, tegas Junaidi.
Sedangkan Kepala LPMP Jawa
Timur, Salamun, menyatakan bahwa
kurikulum merupakan bagian
strategis dari pendidikan, khususnya
terkait dengan penyiapan generasi
mendatang. Dengan Kurikulum 2013
ini diharapkan ke depan tumbuh
generasi yang responsif dan kreatif
dalam menghadapi tantangan
global. Mereka diharapkan menjadi
generasi yang toleran, demokratis,
cerdas, dan bertanggung jawab,
katanya.
(Arifah, Seno, Ratih, Gloria)
No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 13

Implementasi Kurikulum 2013

Gunakan
Konsep Piramida
Pembelajaran Aktif
Mengamati saja
tidaklah cukup,
apalagi hanya
membaca. Namun,
mempratikkan
dan
mempresentasikan
apa yang
telah dipelajari
lebih baik lagi
bagi peserta
didik untuk
meningkatkan
daya serap
terhadap
pengetahuan yang
baru diperolehnya.
Rangkaian
tindakan
pembelajaran
seperti itu
terangkum dalam
Kurikulum 2013.

urikulum 2013 telah secara


resmi diimplementasikan pada
tahun pelajaran 2013/2014 pada
2636 sekolah di 295 kabupaten/
kota di seluruh Indonesia. Pada tahun
ajaran 2014/2015, Kurikulum 2013
diimplementasikan di seluruh sekolah kelas
1, 2, 4, 5, 7, 8, 10, dan 11.
Implementasi ini menggunakan konsep
Piramida Pembelajaran atau Learning
Pyramid. Ada dua jenis pembelajaran
dalam Piramida Pembelajaran,
yaituPassive MetoddanParticipatory
Method. Jenis Piramida Pembelajaran yang
kedua masuk dalam kategori pembelajaran
aktif yang digunakan dalam Kurikulum
2013.
Kedua jenis Piramida Pembelajaran
tersebut berkaitan dengan daya serap dan
daya lekat sang anak dalam mempelajari
sesuatu. DalamPassive Metodhology,
ada metode membaca, belajar sendiri,
audio visual, demonstrasi atau praktik.
Membaca itu hanya punya kontribusi 10
persen yang bisa melekat pada sang anak.
Sedangkan audio visual bisa meningkatkan
daya serap hingga 20 persen, demonstrasi
sebesar 30 persen, dan belajar sendiri
sebesar lima persen. ujar Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),

14 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

Mohammad Nuh, Jakarta, 5 Agustus 2014.


Tingkat daya serap lebih tinggi ada
dalamParticipatory Method,yaitu
konsep Piramida Pembelajaran Aktif yang
digunakan dalam Kurikulum 2013.
Beberapa metode dalam pembelajaran
ini antara lain diskusi kelompok, yang
dapat meningkatkan daya serap hingga
50 persen, dan eksperimen sebesar 75
persen. Ternyata, kalau kita biasakan
dalam pembelajaran, anak-anak diminta
untuk menyampaikan hasil pembelajaran
ke anak lain, daya serapnya naik jadi 90
persen. Ini menarik, katanya.
Jadi, apa yang digagas dalam Kurikulum
2013 pada dasarnya adalah jenis
pembelajaran aktif sepertiParticipatory
Method.
Pada Kurikulum 2013, peserta didik
diarahkan untuk aktif mengamati,
bertanya, memikirkan, bereksperimen
atau mencoba, sampai pada akhirnya
menyampaikan dan mengomunikasikan
apa yang telah dipelajarinya kepada guru
dan teman-temannya. Pembelajaran yang
berbasis pada eksperimen dan menuntut
mereka untuk mengajarkan kepada yang
lain itu daya lekatnya lebih tinggi, tegas
Mendikbud.

Pelajaran Sejarah dan


Pelajaran Seni dan Budaya

Pemahaman lebih dalam dapat


dicontohkan pada pengajaran mata
pelajaran Sejarah. Pada Kurikulum 2013,
Sejarah menjadi mata pelajaran wajib
dan peminatan pada tingkat SMA/SMK.
Pembelajarannya tidak lagi progresif, tetapi
regresif. Sebelumnya, belajar Sejarah
dimulai dari zaman prasejarah, sejarah,
hingga saat ini. Sekarang, dimulai dari
keadaan saat ini dan terus ditelusuri ke
belakang. Misalnya sekarang mempelajari
kepemimpinan Presiden SBY, maka
akan didiskusikan mengapa, ada apa,
waktu kepemilihan, masa pemerintahan
sebelumnya, dan seterusnya. Ini tematik
dan saling mengait, ujar Direktur Sejarah
dan Nilai Budaya, Endjat Djaenuderadjat,
saat ditemui di Jakarta, 17 Juli lalu.
Peserta didik juga diarahkan untuk
bertanya, mencari sumber informasi,
melakukan presentasi, hingga
mendikusikannya. Mereka dilibatkan
dalam diskusi pendalaman teori Sejarah,
menggunakan pola berpikir Sejarah,
termasuk melakukan penelitian. Jadi,
peserta didik tidak hanya dinilai sisi
kognisinya dalam memahami Sejarah,
tetapi juga termasuk keterampilannya.
Kemudian dari sisi guru, menurut Endjat,
harus juga memperbarui literatur sumber
mengajar mengingat banyak sekali
terjadi perkembangan di bidang Sejarah,
khususnya sejarah di Indonesia. Sebut saja
adanya perkembangan terbaru penemuan
manusia hobbit di Flores, penemuan
candi tertua di daerah Karawang,
kehidupan manusia prasejarah di Sangiran,
pembangunan museum Sangiran, museum
Majapahit, dan lain sebagainya.
Sejarah adalah pelajaran menurut pakar
dimana pun untuk menebalkan rasa cinta
pada Tanah Air. Sedangkan Pancasila
adalah pelajaran yang untuk menebalkan
keyakinan bernegara. Jadi, dengan
mempelajari Sejarah dan Pancasila, dapat
menebalkan rasa kecintaan pada Tanah
Air, ujarnya.

Sejalan dengan rasa kecintaan terhadap


Tanah Air yang dipetik dari mempelajari
Sejarah, keterkaitan lainnya juga pada mata
pelajaran Seni Budaya. Direktur Jenderal
Kebudayaan, Kacung Marijan, menuturkan,
tantangan multi etnis dan kultur dapat
disikapi dengan mengenal, mengetahui,
dan menghormati keberagaman budaya
yang ada di Indonesia. Di sini tergantung
pada kekuatan sumber daya manusia,
dalam hal ini para guru Seni Budaya yang
harus bisa mengantarkan pesan untuk bisa
menghargai dan saling bekerja sama dalam
keragaman budaya.
Kacung mencontohkan dalam mengajarkan
musik dan tarian tradisional, selain dapat
melestarikan kebudayaan bangsa, juga
memperkokoh jati diri bangsa. Selain dari
buku dan pengamatan langsung, materi
pembelajarannya dilakukan melalui
audio visual sehingga peserta didik
menjadi lebih mudah memahami dan
mempraktikkannya.
Melalui Kurikulum 2013, lembaga
pendidikan juga berkesempatan
mengembangkan muatan lokal untuk
kemudian diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran tertentu. Materi yang
dikembangkan tentu berdasarkan
karakteristik wilayah dimana peserta didik
tinggal, karena sejatinya setiap wilayah
memiliki keragaman budaya. Dengan
implementasi Kurikulum 13 diharapkan
lebih banyak lagi muncul orang-orang
hebat, sehingga mampu mengelola
daerahnya menjadi masyarakat yang
sejahtera harap Kacung, saat pelatihan
Kurikulum 2013 di Jayapura, 16 Juni 2014.

Melalui
Kurikulum
2013, lembaga
pendidikan juga
berkesempatan
mengembangkan
muatan lokal
untuk kemudian
diintegrasikan
ke dalam mata
pelajaran
tertentu.
Materi yang
dikembangkan
tentu
berdasarkan
karakteristik
wilayah dimana
peserta didik
tinggal, karena
sejatinya setiap
wilayah memiliki
keragaman
budaya.

Bahasa Indonesia

Kepala Badan Pengembangan dan


Pembinaan Bahasa, Mahsun, mengatakan,
sebagai sarana komunikasi dan bahasa
pengantar dalam Kurikulum 2013, bahasa
Indonesia menjadi pintu masuk untuk
memahami dan sekaligus mengembangkan
dan mengomunikasikan ilmu pengetahuan.
Sedemikian pentingnya fungsi bahasa
Indonesia bagi bangsa Indonesia,
pemerintah menempatkan bahasa
No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 15

Dalam
peraturanperaturan dan
politik bahasa
nasional
disebutkan
bahasa
Indonesia
sebagai bahasa
pengantar
pendidikan.

Indonesia dalam Kurikulum 2013


sebagai penghela ilmu pengetahuan.
Suatu penempatan yang relevan dengan
semangat para pendiri bangsa.
Sebagai penghela ilmu pengetahuan,
bahasa Indonesia tidak hanya menjadi
sarana untuk mengomunikasikan
ilmu pengetahuan tetapi juga sebagai
sarana untuk mengembangkan dan
mentransmisikan ilmu pengetahuan itu
sendiri dari generasi ke generasi.
Saya mencoba menguraikan konsep ini
dengan mengambil kata hela dalam
kamus adalah sesuatu yang ditarik, seperti
delman. Ketika menarik, yang menariknya
pasti di depan. Berarti konsep bahasa
sebagai penghela bisa berarti sebagai
pintu masuk untuk masuk ke ilmu lain,
paparnya, di Jakarta, 14 Juli 2014.
Dalam peraturan-peraturan dan politik
bahasa nasional disebutkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar
pendidikan. Mau tidak mau, menurut
Mahsun, dalam Kurikulum 2013 harus
menggunakan bahasa Indonesia karena
mengajarkan ilmu pengetahuan di
Indonesia. Hal ini jelas tertulis dalam
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Kemudian, misalnya dalam pembelajaran


tematik terpadu dalam buku pelajaran
SD, penghela bisa menjadi sarana untuk
memindahkan dari suatu kompetensi
dasar bidang tertentu ke kompetensi
dasar bidang yang lain. Tampaknya peran
bahasa sebagai penghela sangat penting.
Tanpa bahasa, akan susah memindahkan
antara satu mata pelajaran ke mata
pelajaran lain, ujarnya.
Bahasa Pengantar

Pada kesempatan lain, Mendikbud


menegaskan bahwa pada Kurikulum 2013
bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai
bahasa pengantar yang berperan sebagai
penghela ilmu pengetahuan, serta untuk
memperkaya penguasaan kosakata.
Dengan demikian, kelak anak mampu
berekspresi melalui bahasa dengan penuh
kesantunan dan kehalusan. Salah satu
upaya melekatkan peran bahasa Indonesia
tersebut adalah melalui jalur pendidikan
dan kebudayaan.
Oleh sebab itu, pendidik juga harus
bertugas membina dan mengembangkan
bahasa Indonesia. Tidak terbatas guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi
juga guru semua mata pelajaran. Seluruh
guru mempunyai tugas mengembangkan
dan membina bahasa Indonesia. Setiap
projek peserta didik diekspresikan dengan
menggunakan bahasa Indonesia.
Ada guru yang membina dari segi bahasa
dan ada yang dari segi materi pelajaran,
jelasnya pada sambutan pembukaan
Seminar Bahasa dan Lokakarya Lembaga
Adat dalam rangkaian peringatan 69 Tahun
hari Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia dan peringatan 69 Tahun
hari jadi bahasa negara, di Taman Mini
Indonesia Indah, Jakarta, 18 April lalu.
Mendikbud menilai pentingnya
membangkitkan kesadaran bahwa
bahasa Indonesia bukan hanya sebagai
alat komunikasi sehari-hari, melainkan
juga sebagai bahasa yang melekat pada
ideologi, politik, dan identitas bangsa.
(Arifah, Desliana)

16 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter
Tangkal Ideologi Asing
Mengantisipasi masuknya pemikiranpemikiran atau ideologi yang tidak
sesuai dengan ideologi bangsa
Indonesia merupakan salah satu hal
penting dari pendidikan karakter.
Melawan suatu ideologi harus
menggunakan domain pikiran
atau ideologi juga, bukan dengan
kekerasan fisik.

Pada Kurikulum 2013 nanti,


pelajaran Agama kita revitalisasi,
PPKN kita benahi, dan Sejarah kita
perkuat lagi untuk mengantisipasi
pikiran-pikiran yang tidak sesuai
dengan ideologi kita, ujar Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud), Mohammad Nuh,
usai pertemuan dengan Panglima
TNI Moeldoko di kantor Kemdikbud,
Jakarta, Jumat (6/08/2014).
Ia menjelaskan, dalam Kurikulum
2013, pelajaran Sejarah tidak lagi
menekankan pada hafalan teoritis
semata, melainkan pemahaman
yang bersifat lebih dinamis. Mata
pelajaran Sejarah lebih ke arah nilai
perjalanan bangsa, supaya peserta
didik memahami nilai-nilai yang
tertanam seperti apa. Dari situ, kita
bentengi pemahaman dan pikiran.
Begitu juga dengan Pancasila yang

FOTO: Dok. PIH

Salah satu cara yang ditempuh


Kemdikbud untuk memperkuat
ideologi kebangsaan anak Indonesia
adalah melalui mata pelajaran yang
sarat dengan pendidikan karakter,
seperti Agama, Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan, dan Sejarah.
Selain itu, rasa cinta terhadap Tanah
Air juga harus ditanamkan sejak dini
kepada anak-anak Indonesia.

harus dikemas pelajarannya dalam


bentuk nilai dinamis, sehingga bisa
dipakai menjawab masalah kekinian,
katanya.
Mendikbud menuturkan, saat
ini pelajaran Sejarah dalam
Kurikulum 2013 bukan hanya berisi
pengetahuan tentang sejarah,
tetapi dipakai sebagai bagian dari
pendidikan karakter.
Saat mempelajari sejarah, peserta
didik tidak hanya mempelajari masa
lalu, melainkan ada tiga dimensi
waktu, yaitu masa lalu, masa
sekarang, dan masa depan, sehingga
peserta didik dapat melihat nilai-nilai
yang terkandung dalam perjalanan
suatu bangsa.

Karakter Dasar
Menyakini betapa penting
pendidikan karakter, Mendikbud
kerap mengimbau agar hal-hal yang
menyangkut karakter dasar seperti
hidup bersih, disiplin, kepenasaranan
intelektual, dan cinta Tanah Air,
ditanamkan pada anak-anak sejak
usia dini. Dalam usaha menanamkan
pola hidup bersih, sekolah
mengambil peranan penting dengan
menjadikan hidup bersih sebagai
bagian dari budaya. Kalau selama
sekolah anak-anak dilatih hidup
bersih, saya punya keyakinan tidak
hanya terbentuk di sekolah tapi juga
terbawa ke rumah. Bentuk bersih
sebagai nilai, bagian dari budaya,
kata Mendikbud.
(Arifah, Aline, Desliana)
No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 17

Kemdikbud Tidak Atur


Jumlah Hari Belajar
Kebijakan
penetapan jumlah
hari sekolah
dan pengaturan
penambahan jam
belajar merupakan
wewenang
pemerintah
daerah.
Kemdikbud
tidak dalam
kapasitas untuk
mengaturnya,
sebagaimana
disampaikan oleh
Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan
(Mendikbud),
Mohammad Nuh,
pada jumpa pers
di Jakarta, Rabu
(13/08/214).

endikbud mengatakan,
kebijakan penambahan
jam belajar dalam
Kurikulum 2013 sebanyak
4-6 jam per minggu bersifat distributif
dan pengaturannya diserahkan
kepada pemerintah daerah. Untuk
mengimplementasikan Kurikulum 2013
tidak harus menambah hari, tetapi jika
didistribusikan 4-6 jam per minggu
tersebut, maka setiap harinya hanya
menambah waktu 35-45 menit.

Untuk jumlah hari belajar, apakah


sebaiknya peserta didik masuk sekolah
lima atau enam hari per minggu,
Kemdikbud menyerahkan sepenuhnya
kepada pemerintah daerah, kabupaten/
kota, bahkan sekolah sendiri yang
menentukan. Pilihan jumlah hari sekolah
sebaiknya disesuaikan dengan kondisi
daerah masing-masing. Hal yang perlu
ditekankan juga adalah Kurikulum 2013
tidak ada kaitannya dengan lama waktu
sekolah tegas Mendikbud.

Penambahan ini dikarenakan ada mata


pelajaran yang jamnya ditambah, yaitu
Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan, Budi Pekerti,
Pendidikan Agama, dan Matematika.
Khusus mata pelajaran Bahasa Indonesia,
pada jenjang SD ditambahkan 2-4 jam
per minggu dan pada SMP, SMA/SMK
ditambahkan 2 jam per minggu.

Ia menyebutkan, ada beberapa alasan


mengapa penambahan jam belajar di
sekolah dilakukan. Pertama, semakin
panjang waktu siswa di sekolah dengan
kegiatan yang disusun dan terkontrol
dengan baik, maka akan menambah
pengetahuan. Selain itu, penambahan jam
belajar di sekolah juga menjawab salah
satu fenomena yang sedang marak terjadi,
yaitu semakin banyak orang tua yang

18 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

bekerja di luar rumah. Apabila anak cepat


pulang dari sekolah namun tidak dalam
pengawasan orang tua, dapat mendorong
peserta didik melakukan perbuatan negatif.
Kalau dia tinggal di sekolah lebih lama, dia
akan mendapat virus positif lebih banyak,
katanya.
Jika dikaitkan dengan perbandingan jumlah
jam belajar pendidikan dasar anak-anak
usia sekolah di negara Organisation for
Economic Cooperation and Development
(OECD), jumlah jam belajar di Indonesia
masih tertinggal. Rata-rata lama sekolah
untuk seorang anak mengenyam
pendidikan dasar di Indonesia, SD-SMP,
adalah 6.000 jam. Sedangkan di negaranegara OECD seperti Prancis, Belanda,
Irlandia, Spanyol, Kanada dan yang lainnya,
rata-ratanya adalah 6.800-7.000 jam.
Bahkan di Australia terhitung 7.000-8.000
jam. Meskipun masih ada negara yang
jumlah jam belajarnya di bawah Indonesia

seperti Korea, Slovania, Estonia dan lain


sebagainya, tetapi jika dibandingkan
dengan negara OECD, Indonesia masih
relatif rendah.
Mendikbud mengatakan, pertimbangan
lainnya adalah saat ini bermunculan
fenomena sekolahfull daydi masyarakat,
yaitu sekolah yang pembelajarannya
berlangsung satu hari penuh. Untuk
model seperti ini, meskipun sangat baik
tapi belum bisa dilaksanakan di sekolah
negeri. Karena untuk penyelenggaraannya
membutuhkan konsekuensi pembiayaan
yang lebih banyak. Kalau anak seharian
di sekolah, mereka lebih terkontrol, tapi
mereka harus disiapkan makanannya.
Siapa yang harus menyiapkan makanannya,
tentu jadi pertimbangan, Yang terpenting
adalah Kurikulum 2013 bisa diterapkan
secara baik dan lancar katanya.
(Arifah, Aline, Seno, Dennis)

Kalau dia
tinggal di
sekolah lebih
lama, dia akan
mendapat virus
positif lebih
banyak.

Kurikulum 2013

Kemdikbud Sediakan
Layanan Klinik dan Konsultasi
Pembelajaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyediakan layanan Klinik dan Konsultasi Pembelajaran
(KKP) untuk mendampingi para pendidik, orangtua, siswa, maupun masyarakat umum yang ingin mengetahui
tentang Kurikulum 2013. KKP ini dapat diakses melalui berbagai media, mulai dari televisi hingga pesan singkat
(SMS).
Kepala Unit Implementasi Kurikulum (UIK) Pusat, Tjipto Sumadi, menyatakan bahwa pihaknya menyiapkan program
gelar wicara tentang Kurikulum 2013 yang disiarkan melalui televisi bekerja sama dengan jaringan televisi lokal
di Indonesia. Media lain yang juga dapat menjadi media KKP adalah koran lokal, mengingat koran nasional tidak
seluruhnya masuk ke daerah-daerah. Kita sediakan dengan rubrik tanya-jawab, ujarnya.
Ia menambahkan, KKP juga dapat diakses melalui lamanwww.klik2013.belajar.kemdikbud.go.id. Isinya berupa forum
diskusi dan konsultasi secara daring maupun luring/offline, yang mensyaratkan peserta untuk mengisi formulir
pendaftaran terlebih dahulu.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk kebutuhan di daerah pihaknya bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Tenaga
Pendidik (LPTK). Misalnya di Jawa Timur, mantan Rektor Universitas Negeri Surabaya sudah siap menjadi dokter
untuk memberikan layanan kepada masyarakat, katanya.(Ratih)

No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 19

Inovasi Pendidikan

Klinik Kurikulum
Efektifkan Implementasi
Kurikulum 2013
Kota Surabaya bertekad menjadi pionir dalam melakukan
inovasi pendidikan, salah satunya dengan menggagas
Klinik Kurikulum untuk membantu guru
mengimplementasikan kurikulum 2013.
Suatu gagasan yang patut diapresiasi.

ada saat Kurikulum 2013


akan diimplementasikan,
para pemangku kepentingan
pendidikan di Kota Surabaya, Jawa
Timur, sudah mengetahui bahwa porsi
pelatihan dilakukan oleh pemerintah pusat.
Berdasarkan pengalaman implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006, beragam permasalahan
muncul bukan pada saat pelatihan tapi
justru saat awal pengimplementasiannya.

Tak jarang guru


kelihatan baikbaik saja ketika
berada dalam
arena pelatihan,
tapi tidak lancar
dalam praktik
melakukan
proses
pembelajaran di
depan kelas.

Ibarat tentara sedang dilatih di pusat


tempur, guru pada saat latihan pasti dapat
mengatasi dengan baik segala persoalan
yang dihadapinya karena selalu dapat
pengawasan dan instruksi dari instruktur.
Padahal masalah sesungguhnya ada di
medan tempur, ada pada saat pelaksanaan
di lapangan ketika menghadapi peserta
didik secara nyata. Tak jarang guru
kelihatan baik-baik saja ketika berada
dalam arena pelatihan, tapi tidak
lancar dalam praktik melakukan proses
pembelajaran di depan kelas.
Berdasarkan pengalaman itulah, Dinas
Pendidikan Kota Surabaya, Jawa Timur,
beserta pemangku kepentingan pendidikan
lainnya, melakukan antisipasi agar
implementasi Kurikulum 2013 dapat
berjalan lancar seperti yang diharapkan.
Antisipasinya berupa pengawalan
dengan menggunakan sistem yang ada,
di antaranya melalui pendampingan kata
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya,

20 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

Ikhsan, didampingi praktisi pendidikan,


Martadi.
Pendampingan dilakukan secara periodik,
baik melalui gugus maupun sekolah
sehingga menambah rasa percaya diri
para guru. Walau demikian, banyak
pula guru yang belum mengerti benar
dan menyampaikan banyak pertanyaan
perihal proses pembelajaran, misalnya
cara mengajar model saintifik, dan lain
sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut harus segera dijawab, agar guru
tidak gagap lagi jika menghadapi hal
serupa pada kesempatan berikutnya ketika
mengajar di depan kelas.
Dari fenomena itulah, maka muncul ide
menyelenggarakan sebuah ajang tanyajawab seputar implementasi Kurikulum
2013. Ajang tersebut kemudian dikenal
sebagai Klinik Kurikulum. Kalau ada
pertanyaan, kami bisa memberikan
secepat mungkin jawabannya, kata
Ikhsan.
Selain itu, penyelenggaraan Klinik
Kurikulum juga bertujuan untuk
mengetahui persoalan sesungguhnya yang
terjadi di lapangan. Hasil pertanyaan para
guru dikategorikan, seperti pertanyaan
seputar buku, model pembelajaran
scientific, dan cara penilaian. Dengan
menghimpun pertanyaan atau keluhan
guru di lapangan, akan lebih mudah
mengetahui masalah sebenarnya sehingga

lebih mudah pula mencarikan solusinya.


Dari situ sebenarnya kita tidak perlu
monitoring dan evaluasi, karena sudah
tahu peta permasalahannya. Bahkan kalau
mau ditindaklanjuti, dari permasalahan
itu dibuat buku pintar. Saat sosialisasi
kurikulum, buku pintar tinggal dibagikan.
Saya rasa cara ini akan membantu guru,
katanya.
Ia menjelaskan, Klinik Kurikulum dilakukan
untuk mengantisipasi persoalan-persoalan
pada saat implementasi Kurikulum
2013. Selama ini, jika guru memiliki
pesoalan, tidak mengetahui harus kemana
menyampaikannya dan mendapatkan
jawaban secepatnya. Hal itu terjadi
karena tidak ada ruang khusus untuk
menampung segala persoalan seputar
implementasinya.
Di Klinik Kurikulum, persoalan atau
pertanyaan tersebut tertampung dan
secepatnya mendapatkan jawabannya.
Dalam hal ini, Klinik Kurikulum menjadi
wadahnya. Kalau pertanyaannya
menyangkut kebijakan, pihak dinas
pendidikan yang menjawabnya. Apabila
pertanyaan mengenai substansi kurikulum,

kami berikan kepada guru inti dan kepala


sekolah inti, kata Ikhsan.
Pengawas, guru inti, kepala sekolah
inti, dan unsur perguruan tinggi, setiap
dua bulan sekali berkumpul membahas
persoalan tersebut di gugus. Mereka
berbagi pengalaman dan bercerita tentang
program implementasinya, kemudian
mencari solusi yang dianggap tepat untuk
setiap persoalan. Dengan demikian,
implementasi berikutnya sudah tidak ada
masalah di lapangan.
Dua bulan berikutnya, mereka kumpul
lagi. Yang berkumpul bukan hanya
guru yang mengajar dan melatih, tapi
juga guru kelas atasnya yang akan
mengimplementasikan tahun depan. Jadi,
guru tersebut sudah mengetahuinya dari
awal. Tidak usah menunggu pelatihan.
Itu yang disebut pola pengimbasan. Jadi,
ketika kurikulum diimplementasikan,
kami bisa segera mencari solusi
ketika ada persoalan, dan sekaligus
membangun sistemnya. Ada atau tidak
ada pendampingan, persoalan di lapangan
tetap bisa dijembantani,kata Ikhsan.
(Arifah)

Kalau
pertanyaannya
menyangkut
kebijakan,
pihak dinas
pendidikan
yang
menjawabnya.

Sumber: Dinas Kota Surabaya

No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 21

Inovasi Pendidikan

Rapor Online,
Pengganti Penilaian
Manual
Tahun pelajaran 2014/2015 sudah dimulai, bersamaan
dengan implementasi Kurikulum 2013 secara menyeluruh
an bertahap. Berbagai persiapan dilakukan secara terjadwal
dan terstruktur, mulai dari sosialisasi, pelatihan nara
sumber, instruktur nasional dan guru sasaran, hingga
penyusunan dan pencetakan buku siswa dan guru.

Inovasi
rapor online
merupakan
yang pertama
kalinya
dilakukan di
Indonesia,
diterapkan
mulai dari
jenjang SD
hingga SMA/
SMK.

idak hanya itu, kerja sama


yang sangat baik pun dilakukan
antara pemerintah pusat,
provinsi, kabupaten/kota, hingga
sekolah penyelenggara. Bahkan, inovasi
bidang pendidikan juga dilakukan guna
mendukung kelancaran implementasi
Kurikulum 2013. Salah satunya adalah
inovasi yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan Kota Surabaya, Jawa Timur,
menginisiasi penggunaan Rapor Online
dalam penilaian Kurikulum 2013. Inisiatif
ini merupakan komitmen Kota Surabaya
dalam melaksanakan Kurikulum 2013.
Rapor Online diterapkan mulai dari jenjang

22 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

SD hingga SMA/SMK. Inisiasi inovasi ini


awalnya dilakukan dengan memetakan
segala persoalan yang terjadi di lapangan.
Hasilnya secara garis besar ada pada
proses pembelajaran, cara memberikan
penilaian, dan bagaimana cara melaporkan
penilaian tersebut, mengingat dalam
Kurikulum 2013 dituntut authentic
assessment, yaitu memotret senyatanyatanya penilaian peserta didik.
Tidak mungkin dilakukan secara manual
atau parsial. Harus seperti film, melihatnya
terus menerus. Dengan demikian, tidak
cukup hanya penilaian di tengah atau
akhir semester saja, ungkap Kepala Dinas

Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, ketika


ditemui di Surabaya, 23 Juni lalu.
Ia mengatakan, jika penilaian manual
dilakukan terus-menerus, konsekuensinya
guru disibukkan oleh urusan administratif.
Untuk itu, perlu dikembangkan sistem yang
memudahkan dan membantu guru dalam
konteks implementasi Kurikulum 2013,
terutama dalam aspek penilaian peserta
didik.
Maka, guru di Surabaya sepakat
menerapkan sistem Rapor Online dengan
format penilaian kuantitatif, kualitatif,
mulai dari pengetahuan, keterampilan,
hingga afeksinya secara berkelanjutan.
Guru setelah selesai mengajar, langsung
input penilaiannya. Ada batas waktu input
juga, sehingga tidak ada penyalahgunaan
nilai murid. Ini untuk membangun
akuntabilitas dan transparansi penilaian
anak, jelas Ikhsan.
Pelaksanaan Rapor Online di kota
Surabaya sudah menginjak semester
kedua pada tahun pelajaran 2013/2014
lalu. Pada semester satu, tantangannya
adalah penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi tinggi (TIK). Guru wajib
menguasai TIK untuk mempermudah
memasukkan evaluasi peserta didik ke
dalam format rapor online.
Ia menambahkan, semangat menggunakan
Rapor Online ini adalah ingin meningkatkan
layanan kepada orangtua untuk mengakses
informasi yang berkelanjutan mengenai

perkembangan anak dari waktu ke waktu.


Rapor ini juga terus digunakan sebagai
rekaman evaluasi peserta didik sesuai
dengan Nomor Induk Siswa Nasional
(NISN) untuk tiap jenjang pendidikan.
Kepala SMA 16 Surabaya, Sudarminto,
mengungkapkan bahwa pada awal
implementasi Rapor Online tidak mudah
untuk merubah paradigma berfikir guruguru di sekolahnya. Tetapi ternyata di
semester dua, para guru merasa nyaman,
karena mudah dan tidak lagi direpotkan
oleh penghitungan nilai akhir semester
karena sudah terbantu oleh sistem.
Dengan adanya sistem Rapor Online,
semua guru di sekolah ini sudah melek
teknologi dan mereka merasa nyaman
karena data nilai sudah tersimpan aman di
Dinas, ujar Sudarminto.
Kepala SMPN 26 Kota Surabaya, Titik
Sudarti, menilai sistem ini membuat
guru termotivasi untuk lebih disiplin
dan memperbaiki manajemen penilaian
peserta didik. Ia merasa beruntung
karena semua guru di sekolah yang
terkenal dengan Kantin Apung dan
berpredikat Adiwiyata Mandiri ini sudah
menguasai TIK dan sangat bersemangat
mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Saya selalu tanamkan dan memberi
contoh kerja keras, cerdas, ikhlas, dan
tuntas, termasuk terbuka pada hal baru
yang lebih baik, ujar sang kepala sekolah
peraih juara 2 Berwawasan Lingkungan,
tingkat Jawa Timur. (Arifah)

Guru wajib
menguasai
TIK untuk
mempermudah
memasukkan
evaluasi peserta
didik ke dalam
format Rapor
Online.

Tampilan Rapor
Online yang dapat
diakses peserta
didik, orang tua,
dan guru.

No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 23

Revitalisasi Taman Majapahit

Pelindungan,
Pengembangan,
dan Pemanfaatan
Jika telah mengalahkan Nusantara, saya
(baru) melepas puasa, jika (berhasil)
mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura,
Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru)
melepaskan puasa (saya)

emikian Sumpah Palapa


Mahapatih Gajah Mada yang
menjadi bukti betapa besarnya
komitmen Kerajaan Majapahit
menyatukan Nusantara. Sumpah tersebut
diucapkannya pada masa pemerintahan
Ratu Tribhuwanottunggadewi, ibunda
Hayam Wuruk (1328-1350 M).
Sebagaimana dikisahkan buku Ibukota
Majapahit, Masa Kejayaan dan
Pencapaian (A.A. Munandar, 2008), daerah
kekuasaan sedemikian luas itu menjadi
puncak keemasan Majapahit dibawah
kepemimpinan Raja Hayam Wuruk.
Daerah-daerah di luar Pulau Jawa banyak
yang mengakui kebesaran Majapahit. Hal
ini terlihat dengan dikirimkannya utusan
atau upeti dengan sukarela setiap tahun
ke istana Hayam Wuruk. Pengiriman ini
bukanlah akibat penyerangan ke daerahdaerah tersebut, melainkan perjalanan
muhibah dagang Majapahit yang megah.
Berdasarkan bukti berupa catatancatatan yang ditemukan tersebar di
berbagai wilayah kekuasaannya, dapat
digambarkan bahwa masyarakat Majapahit
hidup dengan makmur. Seorang musafir

24 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

Tiongkok, Ma Huan, menguraikan


kehidupan dan perekonomian masyarakat
Majapahit yang cukup maju. Para
pedagang pribumi sangat kaya. Mereka
membeli batu perhiasan, sutra, minyak
wangi, dan porselin, dengan uang tembaga
Majapahit. Bahkan uang tembaga Tiongkok
dari berbagai dinastipun laku di sana.
Bulan purnama dijadikan sebagai momen
pengungkapkan kebahagiaan dengan
melakukan pesta dan bernyanyi bersama.
Dalam kakawin Nagarakretagama dan kitab
Pararaton disebutkan mengenai betapa
tinggi filosofi pada bangunan candi (suci),
peradaban manusia dengan tata kota dan
sistem sosialnya, kerja sama internasional,
hingga sistem pertahanan. Hal itu
menjadi bukti bahwa Majapahit memiliki
keunggulan di bidang militer, ekonomi,
dan budaya, dibandingkan dengan bangsa
lain di dunia. Oleh karena itu, Majapahit
menjadi kebanggaan bangsa Indonesia
hingga saat ini.
Tidaklah berlebihan jika pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemdikbud)
mengembangkan kawasan pertilasan

Majapahit di Kecamatan Towulan,


Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur,
itu menjadi sebuah wilayah cagar budaya
nan megah yang disebut Taman Majapahit.
Dalam rencana induk (masterplan)
pengembangan disebutkan, kawasan
petilasan Kerajaan Majapahit akan
dijadikan kawasan edukasi dan wisata
utama di Jawa Timur seperti Bromo.
Bukan hanya sebagai tujuan wisata transit
seperti sekarang ini, dimana tujuan
utama wisatawan adalah Bromo, Bali,
atau Yogyakarta. Trowulan hanya sebagai
tempat persinggahan dari ketiga tempat
tujuan wisata tersebut. Nantinya Bromo
dikenal sebagai wisata alam dan kawasan
Majapahit sebagai wisata budaya, kata
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya
(BPCB) Mojokerto, Aris Soviyani, kepada
tim majalah Dikbud, di kantornya,
(22/06/2014).
Konsep dasar pengembangan kawasan
Taman Majapahit itu adalah bagaimana
merevitalisasi cagar budaya yang sudah
ada di Trowulan, seperti Candi Brahu,
Candi Gentong, Candi Wringin Lawang,

Candi Tikus, dan Candi Kedaton. Jadi, yang


kami kembangkan itu adalah objek yang
sudah kita miliki, baik bangunan maupun
tanahnya, kata Aris, didampingi Kepala
Museum Majapahit, Kuswanto.
Ia menjelaskan, tanah penduduk yang
masuk dalam konsep kawasan Taman
Majapahit akan dibebaskan. Misalnya
tanah penduduk untuk pengembangan
museum tertutup, sesuai dengan
kesepakatan, akan dibebaskan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Lebih lanjut Aris menjelaskan rencana
revitalisasi museum merupakan bagian
dari rencana induk pegembangan kawasan
Taman Majapahit. Revitalisasi Museum
Majapahit berupa pengembangan kawasan
museum menjadi seluas 5,5 hektar, terdiri
dari museum tertutup (dalam gedung) dan
museum terbuka (luar gedung).
Tentu museum ini nanti akan lebih
luas daripada museum yang sudah ada
sekarang ini, sehingga akan semakin
banyak koleksi benda purbakala yang
dapat dipamerkan. Sejauh ini, BPCB

Konsep dasar
pengembangan
kawasan Taman
Majapahit
itu adalah
bagaimana
merevitalisasi
cagar budaya
yg sudah ada
di Trowulan,
seperti Candi
Brahu, Candi
Gentong,
Candi Wringin
Lawang, Candi
Tikus, dan Candi
Kedaton.

No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 25

memencet timbol jika ingin mengetahui


mengenai sebuah benda purbakala,
kata Aris, sembari menambahkan, bahwa
pembangunan museum tertutup ini
dimulai pada 2013 dan ditargetkan selesai
pada 2018 mendatang.
Rumah Prototype Majapahit

Selain merevitalisasi museum, dalam


konsep pengembangan Taman Majapahit
juga akan membenahi kawasan di seputar
objek wisata. Kawasan di sekitar candi
misalnya, akan dibuat lebih tertata
sehingga membuat nyaman dan aman
pengunjung. Bahkan akan diciptakan
suasana tempo doeloe. Kami ajak
masyarakat untuk berjualan makanan khas,
suvenir, atau melayani pengunjung dengan
angkutan tradisional, kata Aris.
Pengembangan kawasan tersebut tidak
akan merelokasi rumah penduduk yang
berada di dekat objek purbakala. Hanya
saja, bagian depan rumah tersebut akan
didekorasi menyerupai rumah-rumah
zaman Majapahit. Dengan model rumah
prototype itu, diharapkan pelajar maupun
wisatawan yang berkunjung akan memiliki
gambaran mengenai rumah di zaman
dulu tersebut. Pada 2014 ini, BPCB akan
membenahi 296 rumah menjadi rumah
prototype Majapahit. Di Desa Bejijong
misalnya, terdapat 100 rumah yang tahun
ini akan direvitalisasi menjadi rumah
model Majapahit. Rumahnya tetap rumah
asli, penghuni tetap tinggal di situ. Yang
dibenahi hanya tampilan depannya, seperti
dinding depan dan pagarnya, ucapnya.

Mojokerto memiliki lebih dari 88 ribu


benda purbakala, yang tidak seluruhnya
dapat disaksikan oleh masyarakat karena
keterbatasan ruang pamer.
Dengan museum tertutup yang lebih
luas, semua benda purbakala dapat
dipamerkan secara bersamaan, termasuk
koleksi berharga seperti benda-benda
yang terbuat dari emas. Sementara itu,
untuk penarasian, kami akan memakai
sistem digital. Pengunjung tinggal

26 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

Mengenai sikap penduduk atas


rencana itu, Aris menerangkan bahwa
masyarakat sangat mendukung, karena
mereka menyadari bahwa kunjungan
wisatawan ke objek wisata juga akan
memutar perekonomian masyarakat
setempat. Berdasarkan pengalaman atas
pengembangan objek wisata budaya-religi,
makam Troloyo, di Desa Sentonorejo,
masyarakat dapat melakukan beragam
usaha kreatif. Kami belajar dari Troloyo.
Ekonomi masyarakat di sana cepat
meningkat padahal dulunya merupakan
salah satu desa tertinggal di Trowulan.

Taman Majapahit

Dengan adanya pengembangan makam,


penduduk setempat bisa berjualan, buka
toilet, parkir, homestay, dan kegiatan
ekonomi lainnya, kata Aris.
Untuk mempersiapkan Trowulan
sebagai tujuan utama wisata budaya,
BPCB Mojokerto secara bertahap
memberi pelatihan kepada pegawainya.
Mereka diikutkan berbagai kursus yang
berhubungan dengan kepariwisataan,
sehingga mereka memiliki keterampilan
sebagai pemandu wisata profesional.
Sebanyak 17 pemandu dan 50 juru
pelihara BPCB Mojokerto siap melayani
wisatawan. SDM sudah terus menerus
kami kursuskan, terutama cara bersikap
ramah dan murah senyum, kata Aris,
sambil menambahkan bahwa rata-rata
pengunjung Museum Majapahit mencapai
200.000 per tahun.
Kedepannya, museum ini bisa
dikembangkan untuk pelestarian bendabenda purbakala secara lebih besar lagi,
khususnya untuk peninggalan Majapahit,
yang sangat diperlukan untuk kajian ilmu
pengetahuan dan pariwisata. Pelestarian
itu diharapkan dapat membawa manfaat
ekonomi, sosial, dan spiritual, masyarakat
setempat.
Ia menerangkan, wacana pelestarian
meliputi tiga unsur, yaitu pelindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan. Dari sisi
pemanfaatan, Taman Majapahit setidaknya
dapat menjadi wahana pencarian nafkah
masyarakat sehingga keberadaannya
benar-benar dapat dirasakan secara
langsung.
Untuk itulah selalu diupayakan ada
kegiatan di museum, minimal sekali dalam
sebulan. Seperti pada 10 November 2014,
BPCB Mojokerto menggelar pameran dan
sendratari Majapahit Dengan pendekatan
seperti itu, upaya pelestarian Taman
Majapahit niscaya dapat berjalan lebih
mudah. Masyarakat yang memperoleh
manfaat ekonomi tentu akan ikut aktif
dalam menjaga kelestariannya, setidaknya
dalam hal kebersihan.
(Arifah, Priyoko)

Presiden Harapkan Pembangunan


Taman Majapahit Rampung
Tahun 2018
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengharapkan
pengembangan Taman Majapahit selesai sesuai dengan rencana, yaitu
pada 2018. Untuk mencapai hal tersebut, Presiden meminta semua
pihak mempersiapkan prosesnya dengan baik. Taman Budaya Majapahit
merupakan cagar budaya berkelas dunia yang mempunyai nilai sejarah
tinggi, kata Presiden SBY, ketika berkunjung ke Trowulan, 3 Januari 2014.
Dalam kesempatan itu, Presiden SBY didampingi Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Mohammad Nuh, meninjau koleksi di Museum Majapahit.
Benda purbakala itu berupa koleksi terakota, keramik, logam, arca, relief,
dan prasasti dari masa kejayaan Majapahit. Koleksi tersebut tidak saja
berasal dari kawasan Kabupaten Mojokerto melainkan juga dari wilayah
lain di Jawa Timur.
Mendikbud mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) bersama pemerintah Provinsi Jawa Timur secara serius
melestarikan kawasan majapahit di Trowulan. Pelestarian ditandai
dengan pembangunan Taman Budaya Majapahit. Rencana induk
(masterplan) pembangunan tersebut telah disampaikan kepada Presiden
SBY pada saat kunjungannya di Towulan tersebut. Pembangunan ini
bertujuan untuk menjadikan Taman Majapahit sebagai pusat informasi,
edukasi, dan inspirasi atas kebesaran bangsa Indonesia di masa lalu,
kata Mendibud.
Majapahit merupakan salah satu ker ajaan maritim terbesar di dunia
dengan penguasaan sistem navigasi yang menunjukkan tingginya
peradaban pada saat itu sebagai wilayah Nusantara. Sebagai bangsa
agraris, Indonesia terkenal dengan budaya maritim yang besar dan kuat
pengaruhnya di dunia. Sehingga keberadaan Taman Budaya Majapahit
ini dapat menjadi penggerak kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di
sekitarnya, katanya.
Pengembangan di situs Trowulan secara umum telah dilakukan sejak
2012 lalu. Targetnya, program pengembangan ini akan rampung 2018
mendatang. Adapun konsep dari pelestarian Kawasan Cagar Budaya
Trowulan terdiri dari tiga bagian, yaitu:perlindungan, pengembangan,
dan pemanfaatan. (Aline)

No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 27

Pelestarian Cagar Budaya

Aris Soviyani, Kepala Balai Pelestari Cagar Budaya

Kami Siapkan
Laboratorium
Lapangan

Bukan hanya sebagai tujuan wisata sejarah, Museum


Majapahit di Towulan, Mojokerto, Jawa Timur, juga
dapat pula dijadikan sebagai tempat wisata edukasi,
khususnya mengenai Kerajaan Majapahit.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)
Mojokerto memiliki rencana besar untuk menarik
masyarakat datang ke Museum. Berikut ini
penuturan Kepala Balai Pelestari Cagar Budaya
(BPCB) Mojokerto, Aris Soviyani, kepada Dikbud,
22 Juni 2014, di Mojokerto.
Museum Majapahit semakin banyak
dikunjungi oleh masyarakat. Apa
maknanya hal itu?
Makna banyaknya pengunjung
Museum Majapahit, khususnya
dari kalangan pelajar
ditinjau dari sudut
pandang pendidikan,
menunjukkan bahwa
Museum Majapahit
telah dapat
digunakan sebagai
rujukan wahana
edukasi bagi
masyarakat,
khususnya
di kalangan
pelajar.
Para
pelajar
dapat
memanfaatkan
berbagai koleksi

28 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

dan fasilitas di Museum Majapahit untuk


memperkaya pengetahuannya, khususnya
di bidang sejarah dan perkembangan
peradaban bangsa.

Lalu, bagaimana peran BPCB Mojokerto


dalam implementasi Kurikulum 2013?
Peran BPCB Mojokerto dalam mendukung
implementasi Kurikulum 2013 adalah
menyiapkan berbagai situs dan museum
sebagai wahana edukasi dan laboratorium
lapangan bagi para pelajar. Konsep dasar
Kurikulum 2013 yang menonjol adalah
menyempurnakan aspek keterampilan
dan sikap, selain aspek pengetahuan.
Kurikulum ini menuntut peserta didik
untuk aktif, lebih kreatif, dan apresiatif
dengan observasi langsung ke lapangan
pada tema-tema tertentu. BPCB sebagai
lembaga pelestari cagar budaya, akan
menyiapkan situs dan museum sebagai
wahana pembelajaran yang akan
didapatkan di kelas, karena peserta didik
akan langsung dapat mengamati dan

menganalisis objek di lapangan sesuai


tema-tema yang diajarkan di kelas. Selain
itu, berbagai situs cagar budaya yang
ada di tiap-tiap daerah dapat digunakan
sebagai sarana untuk pendidikan
muatan lokal sesuai dengan daerahnya
masing-masing.

Apa harapan Bapak jika museum


menjadi wahanan pembelajaran di
masa depan?
Kami berharap, Museum Majapahit benarbenar menjadi wahana pembelajaran yang
semakin memancing minat kalanghan
pelajar. Untuk itu, perlu kerja sama dengan
sesama pemangku kepentingan di bidang
pendidikan dengan stakeholder lain yang
nantinya akan digunakan sebagai wahana
dan sarana pembelajaran di luar kelas.
(Arifah)

BPCB sebagai
lembaga
pelestari cagar
budaya, akan
menyiapkan
situs dan
museum
sebagai wahana
pembelajaran
yang akan
didapatkan
di kelas,
karena peserta
didik akan
langsung dapat
mengamati dan
menganalisis
objek di
lapangan sesuai
tema-tema yang
diajarkan di
kelas.

FOTO: Singgih PIH

Untuk membangun kecintaan pelajar


terhadap warisan budaya, apa saja
program BPCB Mojokerto?
Program BPCB Mojokerto/Museum
Majapahit untuk menarik kunjungan
masyarakat, khususnya pelajar, antara
lain melakukan promosi dan publikasi
tentang Museum Majapahit melalui
pameran-pameran dan internet; membuat
program edukasi seperti permainan
tradisional, outbond, dan simulasi kegiatan
arkeologis (ekskavasi arkeologis, konservasi
arkeologis) yang dapat diperagakan
langsung oleh pengunjung, sehingga

pengunjung akan lebih terkesan; dan


menyiapkan pemandu yang memahami
tentang materi yang ada di Museum
Majapahit dan mampu menyampaikannya
kepada pengunjung sesuai dengan
tingkatan pengetahuan/pendidikan
pengunjung, sehingga tujuan museum
sebagai wahana edukasi bagi masyarakat
dapat tercapai.

Peserta didik dapat observasi langsung di lapangan pada tema-tema tertentu, misalnya untuk mempelajari situs-situs
cagar budaya, mengenal koleksi museum, simulasi kegiatan arkeologis, dan kegiatan menarik lainnya.

No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 29

Kisah Inspiratif

Jupel Siap 24 Jam,


Tidak Kenal Libur
Mengabdi tiada henti. Demikianlah slogan hidup Slamet Sugeng, Juru Pelihara
kompleks Candi Bajang Ratu dan Arisnawanto, Juru Pelihara kompleks Candi
Brahu, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Ditemui Dikbud di kompleks dua
candi itu di suatu siang 23 Juni 2014, mereka bermandikan peluh di bawah
sengatan mentari nan ganas.

iang di pertengahan
Juni 2014, Candi Bajang
Ratu cukup ramai oleh
pengunjung. Sebagian
besar duduk di bangku
di bawah rimbun pepohonan di
pinggir kompleks candi, sedangkan
sekelompok pengunjung lainnya
dengan seksama memerhatikan
penjelasan tentang candi yang
disampaikan oleh seorang petugas
berbaju batik di sisi candi berukuran
10,5x11,5 meter dan tinggi 16,5
meter itu.
Petugas tersebut tampak
bersemangat, meskipun wajahnya
mengkilat oleh keringat. Sesekali
tangan kanannya mengusap
wajahnya, mengusir butiran keringat
yang terus bergulir. Sedangkan
tangan kirinya megenggam sebuah
buku. Namun, yang lebih sering
kedua tangannya bergerak-gerak ke
sana kemari, satu-dua kali menunjuk
kearah dalam dan puncak candi.
Sedangkan sekelompok pengunjung
tidak kalah serius, menatap tajam
setiap penjelasan petugas yang
bertutur lembut namun tegas
tersebut.
Puas bertanya, sekelompok
pengunjung tersebut membubarkan
diri setelah mengucapkan salam dan
berjabat tangan dengan petugas yang
telah setia menemaninya. Terima

30 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

Slamet Sugeng
kasih, terima kasih. Sampai ketemu
lagi,kata Slamet Sugeng (47 tahun),
yang siang itu menjadi petugas yang
memberi penjelasan perihal Candi
Bajang Ratu kepada pengunjung.
Bertugas sebagai Juru Pelihara (Jupel)
Candi Bajang Ratu, layanan seperti
itu sudah menjadi bagian dari
kesehariannya. Selain bertanggung
jawab menjaga kebersihan candi,
Slamet juga bertindak seperti
pemandu wisata yang siap menjawab
setiap pertanyaan pengunjung. Saya
mengetahui seluk beluk candi ini dari
buku dan sumber informasi lainnya,
seperti dari sesepuh di sini, kata
juara 2 Juru Pelihara terbaik tingkat
Nasional 2011 ini.

Ia menuturkan, sebagai Jupel


harus total dalam bekerja. Selain
bertanggung jawab terhadap
perawatan dan kebersihan candi
beserta lingkungannya, jupel harus
mampu menjelaskan tentang banyak
hal mengenai candi yang menjadi
tanggung jawabnya. Memberi
penjelasan kepada pengunjung
paling banyak menyita waktunya,
karena kebanyakan pengunjung
menanyakan sejarah candi. Setiap
jawaban biasanya memancing
pertanyaan lainnya, sehingga
membutuhkan waktu lebih lama
untuk melayani setiap pengunjung
yang tertarik mengetahui segala hal
tentang candi Bajang Ratu.
Bagi Slamet, setiap tamu yang datang
harus dilayani dengan baik, meskipun
kedatangan mereka di luar jam
berkunjung. Setiap hari kerja, candi
dibuka antara pukul 08.00-16.00.
Namun, pengunjung dipersilakan jika
tetap ingin berada di kompleks candi
sampai keinginannya terpenuhi.
Setiap pengunjung tak akan pernah
diusir. Bahkan tak jarang pengunjung
datang pada petang hari dan baru
meninggalkan candi beberapa jam
kemudian.
Jam kerjanya memang bergantung
pada pengunjung, pukul 18.00
pun masih buka kalau pengunjung
menghendaki. Lebaran pun tetap

masuk untuk melayani pengunjung,


karena cukup banyak pengunjung
yang merayakan lebaran di kompleks
candi. Lebaran pertama, kami
bukan jam 10. Kami berusaha
sebisa mungkin dan sebaik mungkin
melayani pengunjung, katanya.
Dan, jangan salah. Tugasnya tidak
hanya memandu pengunjung dan
memberi penjelasan kepadanya.
Membersihkan candi sekaligus
taman di sekitarnya juga menjadi
kewajibannya. Bila candi perlu
dibersihkan, Slamet dan temantemannya pun naik menggunakan
peralatan seadanya untuk
membersihkannya. Jam kerja yang
selalu molor tersebut membuatnya
tak sempat mencari penghasilan
dari sumber lain. Untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari bersama
istri dan kedua anaknya, ia hanya
mengandalkan gajinya sebagai
pegawai negeri sipil golongan
1B. Sebagai Jupel honorer sejak

1990, kemudian diangkat menjadi


PNS golongan 1A pada 2007,
menjadikannya sebagai seorang
yang pandai menerima keadaan.
Tidak pernah mengeluh mengenai
pekerjaan dan pendapatannya.
Allah telah mengaturnya, kata
Slamet ketika ditanya bagaimana cara
memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarganya. Sejauh ini, dua putranya
(2 tahun dan 8 tahun) sehat-sehat
saja. Selain panggilan jiwa dan
pengabdian pada negara, juga
demi memenuhi kebutuhan hidup,
katanya, memberi alasan mengapa
memilih menjadi Jupel.
Slamet mengaku bersyukur dipercaya
pemerintah menjadi Jupel, meskipun
hanya berijazah SD. Namun,
semangatnya menuntut ilmu tidak
pernah padam. Pada 2012 lalu, ia
ikut ujian kesetaraan Paket B. Tahun
depan, ia berencana mengikuti
ujian kesetaraan Paket C. Saya

juga berkeinginan untuk kuliah,


kata Slamet, yang pernah menjadi
juara pertama Jupel Honorer tingkat
Provinsi pada 2011.
Wisatawan Asing

Lain halnya dengan Arisnawanto (29


tahun), Jupel Candi Brahu, Trowulan.
Bapak satu anak ini bekerja selama
9 tahun sebagai tenaga honorer.
Sarjana ekonomi lulusan Universitas
Islam Majapahit Mojokerto ini
menutupi kebutuhan ekonominya
dengan bantuan istrinya yang
berjualan kaos khas Majapahit di
depan kompleks candi.
Sebagaimana Jupel yang lain, Aris
juga tidak kenal libur. Hari Minggu
maupun libur nasional lainnya, ia
tetap berada di lingkungan candi
untuk bekerja, terutama menjelaskan
perihal candi kepada pengunjung.
Jadi, masuk kerja setiap hari. Kami
harus siap 24 jam, katanya, sambil
menyebutkan sejumlah perusahaan
besar menyelenggarakan acara di
pelataran candi pada malam hari.

FOTO: Singgih PIH

Tingkat kunjungan wisatawan ke


Candi Brahu relatif tinggi. Setiap
bulan sebanyak 5.000-15.000
wisatawan yang mengunjungi candi
yang terletak di Desa Bejijong,
Kecamatan Trowulan, ini. Bahkan
setiap tanggal 1 Januari kunjungan
meningkat hingga 2.000 orang.
Mereka merayakan tahun baru di
sini, kata Aris.

Juru Pelihara bertanggung jawab tidak hanya dalam pemeliharaan dan kebersihan candi, tetapi juga
menjadi petugas pemandu yang harus siap menjawab setiap pertanyaan pengunjung.

Ia bercerita, Candi Brahu dipelihara


oleh delapan orang Jupel, lima di
antaranya masih tenaga honorer.
Tugasnya bukan hanya menerangkan
tentang candi kepada pengunjung,
melainkan juga menjaga, merawat,
dan membentuk taman di seputar
candi seluas 8.000 m2. Ya semuanya.
Bukan hanya menyapu atau
membersihkan candi. Pokoknya
semua kami yang membereskan.
Candi ini kami umpamakan rumah
sendiri. Jadi, kalau kita merasa
No. 04 Tahun V September 2014

DikbuD 31

pengunjung yang ngotot naik ke


candi. Menyikapi hal demikian,
seorang Jupel harus ekstra sabar dan
terus menerus menerangkan bahwa
lantai candi yang terbuat bata merah
itu gampang terkikis atau mengalami
erosi karena gesekan dengan benda
lain.

Arisnawanto
memiliki rumah sendiri, ya semuanya
kitalah yang bertanggung jawab.
Semua apa yang ada di lokasi,
kamilah yang merawat, kata pria
yang murah senyum ini.
Hanya saja, pembersihan badan
candi tidak dilakukan setiap hari.
Tergantung pada situasi. Kalau
musim penghujan, candi lebih
sering dibersihkan karena rumput
lebih cepat tumbuh. Pembersihan
rumput di candi berukuran sekitar
18x22,5 meter dan tinggi 20 meter
itu memakai tangga seperti yang
sering dipakai petugas PLN. Lalu,
naik lagi memakai tangga bambu.
Pembersihan rumput pada musim
penghujan dilakukan dua hari sekali.

Orang yang mengadakan ritual


boleh naik ke dalam candi, itupun
jika telah mengantongi surat
izin. Selain itu, menjaga dinding
candi tetap bersih juga menjadi
tantangan tersendiri. Bila tidak dalam
pengawasan, dinding candi akan
dicoret-coret, terutama oleh anakanak sekolah, ucapnya.
Untuk itulah, ia mengimbau kepada
masyarakat agar ikut melestarikan
warisan budaya nenek moyang,
khususnya peninggalan Kerajaan
Majapahit. Memang sudah ada
petugas tetapi kalau masyarakat ikut
menjaganya, hasilnya akan menjadi
lebih baik.
Bukan hanya itu keinginan

terpendam Aris. Ia juga ingin agar


Candi Brahu menjadi tujuan utama,
bukan tempat transit wisatawan.
Memang sering rombongan
wisatawan asing dari Yogyakarta
bertujuan ke Bali, mampir ke candicandi di kawasan Trowulan. Kalau
Trowulan menjadi tujuan utamanya,
tentu akan sangat membanggakan.
Terutama kami, para Jupel. Kami
akan semakin semangat bekerja,
katanya.
Ia menyadari bahwa kedatangan
wisatawan domestik maupun asing,
walau hanya sekadar mampir, patut
disyukuri karena dapat memberi
pemasukan pedagang makanan
dan kerajinan yang ada di seputar
candi. Makin banyak wisatawan
yang berkunjung, makin baik pula
perputaran ekonomi masyarakat
yang berdagang di sana. Termasuk
kaos yang dijual istri saya, jadi
ada yang membeli, kata Aris,
sembari mengembangkan bibirnya.
Senyumnya cerah. Secerah langit biru
yang menaungi petilasan Majapahit
di siang itu. (Priyoko)

Tantangan terberat sebagai


Jupel, menurut Aris, menghadapi

32 DikbuD No. 04 Tahun V September 2014

FOTO: Singgih PIH

Menurut Aris, tugas yang paling


berisiko adalah membersihkan
puncak candi. Pernah seorang Jupel,
Abdul Gofur, terjatuh karena bata
merah yang dijadikan pijakan kaki
terlepas. Akibatnya, dia tak bisa
jalan selama satu bulan, katanya.
Namun, kecelakaan seperti itu sangat
jarang terjadi karena sebetulnya
Jupel yang naik ke puncak selalu
menggunakan tambang sebagai
pengaman.
Candi adalah tinggalan kejayaan peradaban masa lalu. Hendaknya masyarakat turut melestarikan
warisan nenek moyang tersebut, dengan menjaga kebersihan dan tidak mencoret-coret dinding candi.

Anda mungkin juga menyukai