Anda di halaman 1dari 21

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

1. Fitoremediasi dari asal katanya dapat berarti , Phyto asal kata Yunani/ greek phyton yang
berarti tumbuhan/tanaman (plant), Remediation asal
kata latin remediare ( to remedy) yaitu memperbaiki/ menyembuhkan atau membersihkan
sesuatu. Jadi Fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan suatu sistim dimana tanaman tertentu
yang
bekerjasama dengan micro-organisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat
kontaminan (pencemar/pollutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan
yang berguna secara ekonomi.
b. PENGERTIAN JENIS JENIS FITOREMEDIASI
a.phytoextraction yaitu proses
tumbuhan menarik zat kontaminan ,
biasanya berupa logam berat
kemudian di disimpan di jaringan
batang dan daun

b. Phytodegradation Disebut juga


Phyto transformation, adalah merubah
kontaminan yang diserap oleh
tanaman melalui metabolisme proses
didalam tanaman, atau merubah
kontaminan disekitar tanaman dengan
enxim yang dihasilkan oleh tanaman.
Tanaman mampu untuk memproduksi
enzim dan katalisator untuk
mempercepat degradasi, dengan
proses kontaminan akan dipecah
menjadi bentuk molekul yang lebih
sederhana.

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Phytovolatization yaitu proses menarik


dan transpirasi zat contaminan oleh
tumbuhan
dalam bentuk yang telah larutan terurai
sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi
untuk
selanjutnya di uapkan ke admosfir.
Beberapa tumbuhan dapat menguapkan
air 200
sampai dengan 1000 liter perhari untuk
setiap batang.
Phytostabilization yaitu penempelan zatzat contaminan tertentu pada akar yang
tidak
mungkin terserap kedalam batang
tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat
(stabil )
pada akar sehingga tidak akan terbawa
oleh aliran air dalam media.

b. mengapa fitoremediasi dapat menanggulangi pencemaran tanah dari logam berat,


Jurnal 1,
Although soil pollutants may originate from natural sources, such as parent materials with
naturally high heavy metal concentrations, the human activities currently have major impacts on
the global and regional cycles of most of the trace elements. According to the existing
information [1] on the territory of Bulgaria, the polluted soils, by different chemical substances
is approx. 43 600 ha. They are located mainly in the vicinity of mining and smelting industrial
enterprises, near highways and areas, in which chemical industries are present. hytoremediation
through planting with metal-tolerating tree species isthe most widely used practice for their
recovery.( Vania Doichinova, Emiliya Velizarova, Reuse of paper industry wastes as additives
inphytoremediation of heavy metals polluted substrates, www.sciencedirect.com)
Berdasarkan cuplikan pada jurnal dengan judul Reuse of paper industry wastes as additives in
phytoremediation polluted substrates. Dijelaskan bahwa di Bulgaria terdapat 43600 ha tanah
yang tercemar oleh zat-zat kimia yang terdapat didekat jalan tol, yang disebabkan oleh Industri
kimia. Proses recovery dilakukan dengan fitoremediasi dengan menanam spesies yang mampu

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

mentoleransi logam. Di Bulgaria fitoremediasi dijadikan metode dalam pengolahan pencemaran


tanah pada area Industri kimia.
Pada Jurnal Ke 2 dengan judul EFISIENSI FITOREMEDIASI PADA AIR TERKONTAMINASI
Cu MENGGUNAKAN Salvinia molesta Mitchel

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah semakin banyak konsentrasi Cu maka nilai
efisiensinya semakin menurun dengan hasil efisiensi pada setiap konsentrasi yaitu 97,87%;
81,28%; 50%; 35,31% dan 33,33% secara berurutan 1, 2, 3, 4 dan 5 ppm paparan Cu, sehingga
jumlah inokulum perlu disesuaikan seiring dengan kenaikan konsentrasi Cu. Hendaknya semakin
tinggi konsentrasi yang diberikan maka jumlah inokulum juga bertambah seiring dengan
pertambahan konsentrasi Cu.Tanaman S. Efisiensimolesta berpotensi sebagai agen fitoremediasi
Cu karena dapat menurunkan konsentrasi Cu sehingga dapat meningkatkan kualitas air.
(ka Furi Handayani , Elly Setyowati , Agus Muji Santoso)
Berdasarkan penelitian tersebut menjelaskan bahwa Fitoremdiasi untuk menurunkan konsentrasi
Cu, dimana pada kesimpulannya dijelaskan bahwa semakin tinggi konsentrasi Cu maka efisiensi
menurun,. Hal tersebut telah menunjukan bahwa Salvinia molesta Mitchel, mampu menurunkan
konsentrasi Cu, namun kemampuan reduksi polutan juga sangat tergantung pada banyaknya
konsentrasi limbah.

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

c. Hyper accumulator Plant

Contam
inant

nama latin

nama umum

NO

Al1 Alumini
um

Ag2
Silver

Agrostiscastellana

Salix spp.

HHyperaccumulator
atau A-Accumulator
P-Precipitator TTolerant

keterangan

Highland Bent
Grass

As(A), Mn(A), Pb(A)


,Zn(A)

Origin Portugal.

Osier spp.

Cr, Hg, Se, Petroleum


hydrocarbures,
Organic
solvents, MTBE, TC
Eand by-products;
[7]
Cd,Pb, U, Zn (S.
viminalix);
[8]
Potassium
ferrocyanide (S.
babylonica L.)[9]

Phytoextraction. Perchl
orate (wetland
halophytes)

gambar

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Contam
inant

nama latin

nama umum

NO

HHyperaccumulator
atau A-Accumulator
P-Precipitator TTolerant

keterangan

AgSilver

Brassica juncea

Indian Mustard

AsArsenic

Agrostis
capillarisL.

Common Bent
Al(A), Mn(A), Pb(A),
Grass, Browntop.
xxx
Zn(A)
(= A. tenuris)

Cr5 Chromiu Bacopa monnieri


m

Smooth Water
Hyssop,
Waterhyssop,
Brahmi, Thymeleafed gratiola,
Water hyssop

Ag(H)

Cd(H), Cu(H), Hg(A)


,Pb(A)

Can form alloys of


silver-gold-copper

Origin India. Aquatic


emergent species.

gambar

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Contam
inant

nama latin

nama umum

NO

6 Cr

CuCopper

HHyperaccumulator
atau A-Accumulator
P-Precipitator TTolerant

keterangan

Hydrilla
verticillata

Hydrilla

Cd(H) Hg(H), Pb(H)

xxx

Athyrium
yokoscense

paku-pakuan

Cd(A), Pb(H), Zn(H)

Origin Japan.

Alpine
pennycress

Cd(H), Cr(A), Co(H),


Cu(H), Ni(H), Pb(H),
Zn(H)

phytoextraction

MoThlaspi
8 molybde caerulescens(Bras
num
sicaceae)

gambar

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Contam
inant

nama latin

nama umum

Brassica napus

Rapeseed plant

Sarcosphaera
coronaria

pink crown,
violet crownAs(H)
cup, or violet star
cup

NO

Se9 Seleniu
m

As10
Arsenic

HHyperaccumulator
atau A-Accumulator
P-Precipitator TTolerant

Cr11 Chromiu Azolla spp.


m

mosquito fern,
duckweed fern,
fairy moss, water
fern

Ag, Cr, Hg, Pb, Zn

xxx

keterangan

Phytoextraction.

gambar

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Contam
inant

nama latin

nama umum

NO

12

CuCopper

13 Zn-Zinc

Haumaniastrum
robertii

Copper flower

Spirodela
polyrhiza

GiantDuckweed

HHyperaccumulator
atau A-Accumulator
P-Precipitator TTolerant

Cd(H), Cr(H), Ni(H),


Pb(H)

keterangan

Native to North
America.

gambar

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Contam
inant

nama latin

nama umum

NO

14

CuCopper

15 Zn-Zinc

Helianthus annuus

Salix viminalis

HHyperaccumulator
atau A-Accumulator
P-Precipitator TTolerant

keterangan

Bunga matahari

Common Osier

Ag, Cr, Hg, Se,


Petroleum hydrocarbo
ns,Organic
solvents, MTBE,TCE Phytoextraction. Perchl
and by-products;
orate (wetland
[7]
Cd, Pb, U (S.
halophytes).
viminalis);[8] Potassiu
m ferrocyanide (S.
babylonica L.)[9]

gambar

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Contam
inant

nama latin

nama umum

NO

Festuca
arundinacea

Tall Fescue

17 Zn-Zinc

Salvinia molesta

Kariba weedsor
water ferns

18 Seleniu
m

Chara
canescensDesv. &
Lois

Muskgrass

16

naphthal
ene

HHyperaccumulator
atau A-Accumulator
P-Precipitator TTolerant

Cr(H), Ni(H), Pb(H),


Zn(A)

keterangan

Origin India.

gambar

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Contam
inant

nama latin

nama umum

NO

Cu19
Copper

Eichhornia
crassipes

Cr20 Chromiu Pistia stratiotes


m

HHyperaccumulator
atau A-Accumulator
P-Precipitator TTolerant

keterangan

Water Hyacinth

Cd(H), Cr(A), Hg(H),P


b(H), Zn(A),
Also Cs,Sr, U,[21] and
pesticides.[22]

eceng gondok

Cd(T), Hg(H), Cr(H),C


u(T)

gambar

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

2. aPenyebab terjadinya pencemaran tanah akibat adanya aktivitas pertambangan


. Berdasarkan studi dengan judul Characteristics of mercury pollution in soil and
atmosphere in Songhua River upstream Jia-pi-gou gold mining area

In the studied area of Jia-pi-gou at the upstream area of Songhua River, algamation process has been
applied as a dominant method to extract gold for more than one hundred and eighty years, resulting in
severe mercury environmental pollution. The total mercury contents in the atmosphere and soil have
been determined by mercury analyzer (Zeeman RA915+) and cold atomic absorption spectrophotometry
(GB/T 17136-1997), respectively. To study the pollution characteristics of mercury in the soil and
atmosphere, the mercury flux at the interface between the soil and the atmosphere of 4 sampling sites
Lao-jin-chang, Er-dao-gou, Er-dao-cha and community of Jia-pi-gou have been determined with the
method of dynamic flux chamber. Furthermore, linear regression analyses on the total mercury contents
between soil and atmosphere have been carried out and the correlation coefficient of mercury exchange
flux between soil and atmosphere and meteorological factors has been studied. The results are as
follows: (1) The mean value of mercury content in the atmosphere is (71.08 +/- 38.22) ng x m(-3). (2) The
mean value of mercury content in the soil is (0.913 1 +/- 0.040 8) mg x kg(-1); it shows remarkably
positive correlation between the mercury contents in soil and in the atmosphere. (3) The mercury
exchange flux between soil and atmosphere in different locations are Lao-jin-chang [(129.13 +/- 496.07)
ng (m2 x h)(-1)], Er-dao-gou [(98.64 +/- 43.96) ng x (m2 x h)(-1)], Er-dao-cha [(23.17 +/- 171.23) ng x (m2
x h)(-1)], and community of Jia-pi-gou [(7.12 +/- 46.33) ng x (m2 x h)(-1)]. (4) Solar radiation is the major
influential factor in the mercury exchange flux between the soil and atmosphere in Lao-jin-chang, Er-daocha and community of Jia-pi-gou. Solar radiation, air temperature and soil temperature jointly influence
the process of the mercury exchange flux between the soil and atmosphere in Er-dao-gou. Under the
disturbance of terrain, three noticeably distinctive trend features of daily change of mercury exchange flux
between the soil and atmosphere have been formed.

Berdasarkan studi diatas, bahwa daerah pertambangan emas selama 180 tahun di cina telah
tercemar oleh merkuri bahkan pencemaran merkuri telah tersebar di tanah dan udara,
berdasarkan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada daerah pertambangan, polutan yang
mencemari tanah adalah sebagian besar logam-logam berat dari hasil kegiatan pertambangan dan
lebih spesifik tergantung dari jenis kegiatannya. Sementara jurnal berikut menjelaskan mengenai
pencemaran tanah , akibat sungai dimana sungai tersebut berada di daerah urban, yang terdapat
banyak kegiatan manusia.
Berdasarkan penelitian yang berjudul, pengaruh kegiatan industri terhadap kualitas air sungai
diwak di bergas kabuparten semarang,oleh deazy Rahmawati, diperoleh hasil bahwa air sungai
tercemar berbagai macam kontaminana dari berbagai kegiatan Industri maupun rumah tangga,
hal ini menyebabkan memiliki kandungan pencemar yang berbeda-beda. Dengan tercemarnya air
sungai maka, tanah disepanjang aliran sungai pastinya akan tercemar dengan kontaminankontaminan yang terkandung di dalam sungai.

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

b. - Pencegahan Pencemaran Tanah


Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat
dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi.
Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain
dapat dilakukan sebagai berikut:
Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1)
Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian
dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2)
Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar
seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang
jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak
dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3)
Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari
tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4)
Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan
aturan dan tidak sampai berlebihan.
5)
Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
- Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site
adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

3.a Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan,
mekanismenya adalah saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan
tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi
berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak
kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
3b)
A. Composting
Limbah dikumpulkan dan ditumpuk
Pencampuran bahan organik (pertanian, sampah organik, limbah
gergaji)
Tambahkan pupuk
aerasi dengan pengadukan secara mekanis
Proses Composting

Bahan-bahan yang tercemar dicampur dengan bahan organik padat yang relatif mudah
terombak, dan diletakkan membentuk suatu tumpukan. Bahan organik yang dicampurkan
dapat berupa limbah pertanian, sampah organik, atau limbah gergajian. Untuk mempercepat
perombakan kadang-kadang diberi pupuk N, P, atau nutrient anorganik lain. Bahan yang telah
dicampur sering ditumpuk membentuk barisan yang memanjang, yang disebut windrow.
Selain itu dapat juga ditempatkan dalam wadah yang besar/luas dan diberi aerasi, khusus
untuk bahan yang tercemari bahan kimia berbahaya. Aerasi diberikan melalui pengadukan
secara mekanis atau menggunakan alat khusus untuk memberikan aerasi. Kelembaban bahan

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

campuran tetap dijaga. Setelah diinkubasikan terjadi pertumbuhan mikroba, dan suhu
tumpukan meningkat mencapai 50- 60o C. Meningkatnya suhu dapat meningkatkan
perombakan bahan oleh mikroba. Metode composting telah digunakan misalnya untuk
mengatasi tanah yang terkontaminasi klorofenol. Pada skala lapangan menunjukkan bahwa
dengan metode ini dapat menurunkan konsentrasi bahan peledak TNT, RDX, dan HMX
dalam sedimen yang tercemar oleh bahan-bahan tersebut.
B.Biopile
Limbah dikumpulkan dan ditumpuk
Pencampuran bahan organik (pertanian, sampah organik, limbah
gergaji)
Tambahkan pupuk
aerasi dengan penginjekan oksigen
Proses Composting

Teknik biopile merupakan pengembangan dari teknik pengomposan. Biopile merupakan


salah satu teknik bioremediasi ex-situ yang dilakukan di permukaan tanah. Teknik ini juga
disebut sebagai aerated compost pile. Oleh karena aerasi pada pengomposan terjadi secara
alami, sedangkan pada biopile menggunakan pompa untuk menginjeksikan oksigen ke dalam
tumpukan tanah tercemar yang diolah. Proses biodegradasi dipercepat dengan optimasi
pasokan oksigen, pemberian nu trien dan mikroba serta pengaturan kelembaban. Biopile
merupakan teknik penanggulangan lahan tercemar yang mirip dengan landfarning. Pada
C. Landfarming
Limbah dikumpulkan dan ditumpuk
Pencampuran bahan organik (pertanian, sampah organik, limbah
gergaji)
Tambahkan pupuk
aerasi dengan pengadukan secara mekanis dan penginjeksian oksigen
Proses Composting

teknik landfarming, aerasi diberikan dengan cara membolak-balik tanah dengan cara dibajak,
sedangkan pada biopile aerasi diberikan menggunakan peralatan. Pada biopile ada dua cara
pemberian aerasi. Pertama dengan pompa penghisap untuk memasukkan oksigen dari udara
ke lapisan tanah, dan yang ke-dua menggunakan blower untuk menginjeksikan udara ke
dalam tanah.

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

Pada teknik landfarming kebutuhan oksigen dipenuhi melalui udara yang masuk melalui
pori-pori tanah dan melalui pengadukan atau pembalikan tanah secara berkala. Pengadukan
dan pembalikan berkala ini sebagaimana dilakukan oleh para petani untuk menggemburkan
tanah. Oleh karena itu, teknik yang meniru cara-cara perlakukan tanah oleh para petani ini
disebut dengan teknik landfarming.
Sebagaimana pada teknik biopile, pada teknik landfarming ini juga ditambahkan nutrisinutrisi, dijaga kelembaban, dan dilakukan perlakuan-perlakukan yang lain untuk
meningkatkan aktivitas mikroba dalam mendegradasi senyawa-senyawa pencemar
hidrokarbon dari minyak.
Keunggulan Teknik Landfarming
Dibanding dengan teknik-teknik bioremediasi yang lain, teknik landfarming menawarkan
beberapa keunggulan atau keuntungan, di antaranya:
1. Tidak memerlukan sistem aerasi secara khusus.
2. Praktis tidak memerlukan energi untuk aerasi.
3. Kemudahan dalam
4. Kemudahan dalam menambahkan nutrisi, mengatur kelembaban, dan di mana perlu
penambahan mikroba secara berkala/bertahap (bersamaan dengan pembalikan).
3c. Bioremediasi untuk tanah yang tercemar minyak bumi
Pengolahan limbah sludge minyak bumi menggunakan teknik bioremediasi
eks-situ. Pada teknik ini, lapisan dasar lahan harus disiapkan agar mencegah terjadinya
infiltrasi. Penyiapan lapisan dasar harus menggunakan lapisan tanah liat dan geomembran
serta dilengkapi sistem drainase. Lindi yang keluar dari tempat bioremediasi harus
ditampung untuk kemudian diolah sebagai limbah cair. Tahapan bioremediasi adalah sebagai
berikut:
Penyiapan lokasi.
Lapisan tanah dipadatkan dengan ketebalan minimal 60 cm dan permeabilitas K< 107m/detik atau jenis lapisan sintetis lain yang mempunyai karakteristik sama. Selanjutnya
dilapisi dengan geomembran dengan ketebalan 1,5-2,0 mm, lapisan gravel 30 cm, dan
penutup sementara. Tahapan bioremediasi Limbah sludge minyak bumi yang diolah,
maksimal mengandung minyak 20% berat, dicampur dengan tanah bulking agent sampai
rata. Perbandingan antara materi pencampur (tanah dan bulking agent lain) dengan limbah
sludge maksimal 3:1. Agar terjaga kelembabannya maka dicampur dengan air yang sudah
diperkaya nutrien untuk pertumbuhan bakteri. Mikroba atau bakteri perombak minyak bumi
dapat ditambahkan ke dalam air pencampur untuk mempercepat proses dan untuk menjamin
terjadinya penurunan TPH (Total Petroleum Hydrocarbon). Penggunaan bakteri perombak

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

minyak bumi sebaiknya menggunakan bakteri lokal yang diisolasi dari lokasi atau tempat
lain di Indonesia. Penggunaan bakteri impor hanya diizinkan apabila bakteri tersebut
termasuk GMO (genetically modified microorganism) dan harus mendapat persetujuan dari
Departemen Pertanian. Melakukan pengamatan terhadap penurunan kandungan minyak atau
dalam bentuk TPH Untuk meyakinkan terjadinya proses biodegradasi dapat dilakukan
dengan pengukuran terhadap pertumbuhan jumlah bakteri dalam tanah dan transformasi
nitrogen. Proses bioremediasi limbah sludge lebih baik dilakukan pada kondisi aerob,
sehingga perlu suplai oksigen. Kelembaban perlu dijaga agar tidak terlalu basah dan tidak
terlalu kering. Pengolahan secara bioremediasi dinyatakan layak apabila berhasil
menurunkan kadar minyak sebesar 70% dari total kandungan minyak sebelum proses
dalam waktu 4 bulan, dan menurunkan kandungan petroleum hidrokarbon dengan C< 9
sebesar 80% dari total kandungan C< 9 sebelum proses dalam waktu 4 bulan.
4. Proses Hujan Asam
Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses
biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas
manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan
pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga
ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioksida (SO 2) dan
Nitrogen Oksida (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50%
SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung
berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan
manusia, misalnya akibat pembakaran

BBF (Bahan Bakar Fosil), peleburan logam dan

pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara
0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida
(SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat
(Soemarwoto O, 1992).
Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen dalam batubara , 40-50% nitrogen dalam
minyak berat dan 100% nitrogen dalam minyak ringan dan gas. Makin tinggi suhu pembakaran,
makin banyak Nox yang terbentuk.
Selain itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan senyawa organik
yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimia-fisik dan biologik sehingga
menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi
oksida tersebut.
Senyawa SO2 dan NOx ini akan terkumpul di udara dan akan melakukan perjalanan
ribuan kilometer di atmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air akan membentuk zat asam
sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan, kabut yang membawa partikel ini terjadilah
hujam asam. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioksida
atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mengering bersama debu atau partikel
lainnya.
1. Proses Pembentukan Hujan Asam
Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
1) Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)
Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi photokatalitik di atmosfer,
akan membentuk asamnya.
SO2 + OHHSO3
HSO3 + O2HO2 + SO3
SO3 + H2OH2SO4
Selanjutnya apabila diudara terdapat Nitrogen monoksida (NO) maka radikan hidroperoksil
(HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan bereaksi kembali seperti:
NO + HO2NO2 + OH
Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara, maka
reaksi radikal hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin banyak SO 2, maka akan semakin
banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
2) Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)
Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida denan radikal
hidroksil.
NO2 + OH HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan ozon
NO2 + O3 NO3 + O2

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

NO2 + NO3 N2O5


N2O5 + H2O HNO3
Didaerah peternakan dan pertanian akan concong menghasilkan asam pada tanahnya mengingat
kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung urea. Amoniak di
tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia yang terbentuk akan
teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Disisi lain amoniak yang menguap ke udara
dengan uap air akan membentuk ammonia hingga memungkinkan penetralan asam yang ada di
udara.
3) Pembentukan Asam Chlorida (HCl)
Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya melibatkan
Chloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) Cl* + produk
CFC + O* ClO + produk
O* + ClO Cl* + O2
Cl + CH4 HCl + CH3
Reaksi diatas merupaka bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan ozon di
stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya berkisar antara 62 %
oleh Asam Sulfat, 32 % Asam Nitrat dan 6 % Asam Chlorida.
Sumber
Ah-Young Kim, Ju-Yong Kim, Myoung-Soo Ko and Kyoung-Woong Kim. 2010. Acid Rain
Impact on Phytoavailability of Heavy Metals in Soils. Geosystem Engineering
Research Paper, School of Environmental Science and Engineering, Gwangju Institute
of Science and Technology (GIST), Vol. 13, No. 4. Hal. 133-138.
Hilmi, I. M, K. Susilawati, O.H. Ahmed dan Nik M. Majid. 2013. Effects of Simulated Acid Rain
on Shorea Macroptera Growth and Selected Soil Chemical Properties. African Journal
of Agricultural Research, Vol. 8, No. 15. Hal. 1280-1289.

5. Langkah-langkah penanganan pencemaran Pb

Ajeng Hayu Anandra -1491261004-Ujian pencemaran tanah-PSMIL

identifikasi Kegiatan
percetakan
Bengkel

Menurut Lampiran I
85/89
Percetakan : Sumber Spesifik
b. Bengkel : Sumber Tidak
spesifik

Limbah yang dihasilkan


Bengkel : Oli Bekas dan Aki
Bekas
Percetakan : Hidrokarbon
terhalogenasi, Logam berat (Cr,
Pb), Zat warna

Bengkel :
Oli Bekas : dikumpulkan dalam
wadah yang aman tidak bocor,
kemudian dikirim untuk
diproses daur ulang
Aki Bekas : Pemotongan
komponen, didaur ulang

Sablon
Limbah Pb
disimpan ke dalam drum
yang anti bocor, dikirim ke
pihak ke 3 dalam
pengelolaanya, yaitu
pengelola sanitary landfill
untuk limbah b3

Pengelolaan Berdasar
jenis dan karakteristik

Untuk Tanah yang sudah


tercemar,
dilakukan pembatasan
melakukan fitoremediasi
dengan salvina molesta

Uji Toksikologi
Uji karakteristik

Anda mungkin juga menyukai