Anda di halaman 1dari 25

USULAN PENELITIAN

PENGUSAHAAN TERUMBU KARANG SECARA


BERKELANJUTAN
(Studi Kasus Perubahan Cara Pengambilan Terumbu Karang dari Alam ke
Budidaya Terumbu Karang di Pulau Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan,
Kota Denpasar, Provinsi Bali)

Arsonetri
0891261020

Latar
Belakang

Potensi perikanan terumbu


karang telah memberikan
sumbangan bagi perekonomian
Indonesia melalui ekspor produk
lautnya.
Pengambilan karang alam
mengakibatkan kematian karang.
Putusnya rantai makanan dan
rusaknya ekosistem terumbu
karang beserta fungsinya, yaitu
fungsi ekologis dan fungsi
ekonomi.
Pengambilan karang alam
umumnya digunakan untuk
kebutuhan bahan bangunan,
industri ikan konsumsi dan ikan
hias akuarium.

Kepedulian akan kelestarian terumbu karang


maka muncul usaha dari beberapa pihak untuk
memperkenalkan kembali budidaya terumbu
karang sebagai pengganti pengambilan karang
alam.
Di pihak lain, timbul Ketidakpercayaan
pemerintah bahwa para nelayan akan dan mampu
mengganti pekerjaan mereka dengan sukarela.
Sikap antipati ini lebih banyak timbul karena
pelanggaran penggunaan Pengambilan karang
alam yang tak henti-hentinya dilakukan oleh para
nelayan.
Berdasarkan pemikiran yang diuraikan
sebelumnya, maka penelitian ini menjadi penting
untuk mengkaji permasalahan yang timbul dalam
upaya perubahan menuju usaha terumbu karang
secara berkelanjutan, sehingga dapat diambil
langkah-langkah untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut

Rumusan Masalah
1)Apakah manfaat metode budidaya
karang lebih besar dari metode
Pengambilan karang alam?
2)Apakah terdapat hubungan positif
antara manfaat metode budidaya
karang dengan penerapannya oleh
nelayan?
3)Apakah pemberian insentif dari
pemerintah mampu meningkatkan
manfaat metode budidaya karang?

Tujuan Penelitian
1)

Mengetahui seberapa besar nilai manfaat


metode budidaya karang dibandingkan metode
Pengambilan karang alam guna memberikan
argumentasi ilmiah dalam mendukung
pembudidayaan karang sebagai metode alternatif,
2)
Menganalisis hubungan antara manfaat metode
budidaya karang dengan penerapannya oleh
nelayan di Pulau Serangan,
3)
Mengkaji bentuk-bentuk insentif dan disinsentif
dari pemerintah guna meningkatkan manfaat
pembudidayaan karang dan menghentikan
penggunaan Pengambilan karang alam dalam
kegiatan penangkapan ikan hias dan pengelolaan
sumberdaya laut secara berkelanjutan.

Manfaat
Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat
berupa data yang sahih yang mampu
memberikan masukan, ilmiah maupun praktis
yang dapat mendorong penerapan metode
pengelolaan terumbu karang secara lestari
dalam industri terumbu karang untuk aquarium
laut khususnya dan sumberdaya alam laut
pada umumnya dan bahan pertimbangan bagi
pemerintah dalam mendukung usaha budidaya
terumbu karang dan mengeluarkan kebijakankebijakan yang berkaitan dengan industri
terumbu karang yang berkelanjutan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan Berkelajutan
yaitu untuk memelihara proses-proses penting dan sistem pendukung
kehidupan; pengawetan keanekaragaman genetik dan menjamin pemanfaatan
ekosistem dan spesies secara berkelanjutan (Moffat, 1996: 27).
Lebih jauh definisi mengenai pembangunan berkelanjutan diperjelas dalam
Laporan Brundlant pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (Mitchell et al., 1997: 32).
Di Indonesia gagasan pembangunan berkelanjutan dituangkan ke dalam
dokumen Agenda 21 Indonesia yang merupakan penjabaran dari Agenda 21
yang dihasilkan pada Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro tahun
1992.
Dalam Agenda 21 Indonesia terdapat empat strategi nasional untuk
pembangunan berkelanjutan, yaitu 1) Pelayanan masyarakat, 2) Pengelolaan
limbah, 3) Pengelolaan sumberdaya tanah dan, 4) Pengelolaan sumberdaya
alam (Mitchell et al., 1997: 62-63).

Sumberdaya Laut Dan pengelolaannya


Wilayah laut adalah wilayah terbuka (open access)
dan merupakan milik bersama (common property)
sehingga setiap orang atau perusahaan dapat
memanfaatkan sumberdaya perikanan laut.
Menurut Yakin (1997: 54-57), dari sudut ekonomi,
sumberdaya perikananan laut seperti halnya
sumberdaya alam lainnya dianggap sebagai milik
bersama (common property) dan barang publik
(public goods) yang memiliki akses terbuka dan dapat
dimanfaatkan oleh siapa saja dan dalam jumlah
berapa pun dan cedrung merusak / berlebihan

Usaha terumbu Karang dan Manfaat


Budidaya Karang
Produk terumbu karang sudah sejak lama dikenal
dalam dunia perdagangan, diberbagai pasar
domestik dan internasional untuk digunakan sebagai
batu kapur untuk bangunan, bahan obat-obatan
tradisional, terumbu karang hidup untuk aquarium,
Karang mati yang ditumbuhi alga sebagai dasar
aquarium, dan untuk perhisan.
Meskipun praktek-praktek ini memberikan manfaat
ekonomi, namun para ahli berpendapat selama ini
lebih banyak merugikan manfaat terumbu karang
dalam jangka panjang seperti, penjaga pantai dari
abrasi, objek wisata selam dan sebagai daerah asuhan
sehingga tidak menjadi rekomendasi dan bahkan

Usaha terumbu Karang dan Manfaat


Budidaya Karang
Proses budidaya terumbu karang ini tidak berdampak
negatif terhadap habitat terumbu karang asli karena
proses pembiakan pada media buatan yang diletakan
pada meja-meja dilakukan di daerah pantai bukan di
dasar laut tempat habitat aslinya tersebut berada.
Secara ekologi dan sosial justru berdampak posistif,
ikan-ikan karang bertambah populasinya dan area
yang digunakan sebagai lokasi budidaya dapat
menjadi salah satu objek wisata berupa taman laut
buatan serta tambahan penghasilan bagi masyarakat
yang tinggal dekat lokasi budidaya (Suyawardani,
2007).

Penilaian Ekonomi dan Analisis Manfaat


Suparmoko (2002: 22), menjelaskan bahwa penentuan
nilai atau harga terhadap sumberdaya alam dan
kerusakan lingkungan merupakan esensi pokok dari
ekonomika lingkungan. Tanpa dapat memberikan nilai
terhadap lingkungan baik berupa manfaat maupun
kerugian atau kerusakan, maka usaha-usaha yang kita
lakukan dalam mengelola lingkungan tidak dapat
dikatakan efisien.
Untuk mengetahui tingkat efisiensi tersebut harus
digunakan satu indikator tertentu, apakah manfaat
yang diciptakan oleh sebuah kegiatan oleh sebuah
kegiatan atau proyek lebih besar daripada biayanya,
sehingga B/C rasionya lebih besar daripada satu.
Ataukah kegiatan atau proyek yang bersangkutan

KERANGKA KONSEP
PENELITIAN

Tidak berkelanjutan

Berkelanjutan

Sumberdaya
Terumbu Karang

UsahaPariwisata

Perikanan
Tangkap

Usaha Terumbu karang

Karang Hias

Karang Hias

Untuk
Aquarium

Untuk
Aquarium

Dari Alam

-Ilegal
-Merusak habitat
-Biaya lingkungan tinggi

Kerusakan ekosistem
terumbu karang

Hasil Budi
Daya
-Alternatif
-Tidak merusak habitat
-Biaya lingkungan rendah

Tidak berkelanjutan

Berkelanjutan

Sumberdaya
Terumbu Karang

Usaha Pariwisata

Usaha Perikanan
Tangkap

Usaha Ekstraksi/penambangan
Terumbu Karang
Karang Hias

Dari Alam

- Ilegal - Merusak habitat - Biaya lingkungan


tinggi

Untuk
Aquarium dll
Hasil Budi Daya

-Alternatif
-Tidak merusak habitat
-Biaya lingkungan rendah

Kerusakan ekosistem terumbu


karang
Isu Kunci

Masalah : ketidakpercayaan di kalangan nelayan dan pemerintah


Tujuan Penelitian

Manfaat Usaha
Budidaya Karang

Apresiasi Nelayan dlm


penerapan Usaha
Budidaya Karang

Analisis Manfaat Biaya

Insentif dan
disisentif dari
pemerintah

Analisis Kualitatif

Metode

Angket, wawancara, diskusi


kelompok
Analisa data

Hasil Penelitian
Saran

METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Berdasarkan bidang yang diteliti, penelitian ini adalah
penelitian lingkungan karena mengangkat masalah
lingkungan untuk dikaji mendalam dan komprehensif dalam
lingkup ilmu lingkungan.
Berdasarkan metoda pengumpulan datanya, penelitian ini
merupakan penelitian survei yaitu mengambil sebagian kecil
dari populasi sebagai objek penelitian yang dijadikan
sampel.
Berdasarkan dimensi waktu dan taraf analisisnya, maka
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif inferensial
yaitu selain menjelaskan dan mengkaji secara deskriptif
juga melakukan analisis statistik, serta pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di


Pulau Serangan, Kelurahan
Serangan, Kecamatan
Denpasar Timur, Kota
Denpasar, Propinsi Bali
pada bulan April 2010
sampai dengan bulan Juni
2010
Pulau
Serangan

Gambaran Lokasi Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian


Ada dua jenis populasi yaitu populasi nelayan
terumbu karang yang mengambil dari alam dan
nelayan terumbu karang budidaya di Pulau Serangan.
Dari dua populasi ini penetapan sampel masing
populasi dilakukan dengan metoda acak sederhana
(simple random sampling),
Alasan pemilihan metode ini adalah karena para
nelayan di lokasi penelitian sebagian telah melakukan
perubahan dari usaha karang alam ke non usaha
karang alam (budidaya karang). Besarnya sampel
masing-masing populasi ditentukan dengan
mengunakan rumus yang di kemukakan oleh Sugiono
(2010; 87) sebagai berikut

Populasi dan Sampel Penelitian


S =

2.N.P.Q
D2(N1)+2.P.Q

Di mana:
S = jumlah sampel, N = jumlah populasi, P =
Q = 0,5 D = 0,05, 2 dengan dk=1 dan taraf
kesalahan 5%.
Selanjutnya populasi dan sampel akan
dikelompokan
menjadi Populasi
dua bagian
Nelayan Terumbu Karang
Sample
Pengambilan dari Alam

Nda

Sda

Budidaya

Nbd

S bd

Data
Jenis Data
Penelitian

Sumber Data

Kuantitatif

Harga karang, Biaya operasional, Biaya


perawatan alat
Sekunder
Economic Analysis of Indonesian Biaya kerusakan terumbu karang

Herman Cesar. 1996.


Coral Reefs.

Dinas Kelautan dan Perikanan, Perkembangan perdagangan karang


Propinsi, dan kota denpasar
hias laut Indonesia dan daerah Bali
AKKI (Asosiasi Karang, Kerang
Indonesia)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Bali.


Asosiasi Ekspotir Karang Budidaya, Bali

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi, dan kodya Kondisi Terumbu Karang Bali
denpasar
Reef Check Indonesia
Yayasan Bahtera Nusantara, Giri baruna, LINI

Metode pengambilan
data

Primer

Responden nelayan

Kualitatif

Komponen

Daftar Eksportir Karang di Bali

Kantor lurah Pulau Serangan


Demografi P. Serangan
Primer
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi, dan kodya Pendapat pemerintah dan arah
denpasar
kebijakan pengelolaan terumbu karang
DKP

Wawancara

Dokumentasi
Dokumentasi dan
Observasi

Dokumentasi
Dokumentasi

Dokumentasi
Wawancara mendalam

Sekunder

Referensi/internet,
Departemen kelautan Dan Perikanan

Peta Status Karang Di Indonesia

Dokumentasi

Bahtera nusantara
AKKI (Asosiasi Karang, Kerang Indonesia)

Peta Perdagangan Karang Hias Laut di


Indonesia

Dokumentasi

Variabel Dan Pengukuran


Variabel
Konsep
Aspek
Manfaat Buddaya Analisis kelayakan usaha
karang
sebagai budidaya karang
pengganti
usaha
Karang Alam
Manfaat ekologi dan sosial

Biaya
Penerimaan
Keuntungan

Terjaganya kondisi terumbu karang, Kualitatif


biota laut lainnya

Rasa aman dalam melakukan usaha


terumbu karang.

Mengkaji bentuk dukungan


apa saja dari Pemerintah
yang dapat meningkatakan
manfaat budidaya karang

Pengukuran

Apresiasi Nelayan Penerapan Budidaya karang


terhadap
usaha oleh nelayan
terumbu karang

Mekanisme
dukungan
Pemerintah terhadap
peningkatan
manfaat budidaya
karang

Variabel

Kuantitatif

Kesulitan penerapan budidaya Kualitatif


karang
Kemahiran penerapan budidaya
Karang
Pengenalan Budidaya karang pada
sesama teman

Pemberian
subsidi
dan Kualitatif
pelatihan selama peralihan dari
usaha karang alam ke budidaya
karang
Insentif harga untuk produk
hasi budidaya
Kemudahan administrasi bagi
pengusaha karang budidaya

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa daftar
pertanyaan terstruktur untuk merekam
data kuantitatif dan pedoman
wawancara yang mendalam untuk
merekam data kualitatif.
Variabel yang akan diujikan adalah
variabel manfaat penggunaan budidaya
karang dan penerapan budidaya karang

Analisis
Analisis
Manfaat Biaya (Net Present Value/NPV)
Data
Analisis manfaat biaya digunakan dalam menjawab tujuan pertama yaitu
manfaat metode budidaya karang lebih besar dari manfaat metode
usaha karang alam. Analisis keputusannya adalah kriteria kelayakan
sebagai berikut:

Jika NPV usaha budidaya karang lebih besar dari NPV usaha karang
alam (NPVbd >NPVda), maka usaha budidaya layak diteruskan. Namun
Jika NPV usaha budidaya karang lebih kecil dari NPV usaha karang alam
(NPVbd <NPVda), maka usaha budidaya tidak layak diteruskan.
Jika B/C rasio manfaat biaya budidaya karang lebih besar dari rasio B/C
manfaat biaya usaha karang alam (B/C bd>B/Cda), maka usaha budidaya
layak diteruskan. Namun Jika B/C rasio manfaat biaya budidaya karang
lebih kecil dari rasio B/C manfaat biaya usaha karang alam
(B/Cbd<B/Cda), maka usaha budidaya tidak layak diteruskan.

B1 C1 B2 C2
Bn Cn
NPV B0 C0

...
2
n
1 r 1 r
1 r

Bn Cn
B1 C1 B2 C2
NPV B0 C0

...
2
n
1 r 1 r
1 r
Bn
B1
B2
B0

...
2
n
1 r 1 r

1 r
RasioB / C
Cn
C1
C2
C0

...
1 r 1 r 2
1 r n
Di mana:
= Manfaat, yaitu keuntungan yang diperoleh dari
B
pelaksanaan usaha terumbu karang.
= Biaya, yaitu ongkos yang dikeluarkan para nelayan
C
dalam melakukan kegiatan usaha terumbu karang, meliputi biaya
investasi serta biaya
operasional dan perawatan.
1,2,..,n = Waktu, yaitu sejak tahun pertama sampai akhir tahun
dan umur produksi
ditetapkan selama 5 tahun dengan dasar
umur operasional satu unit
operasional adalah 5 tahun.
r
=Tingkat Bunga, yaitu jika modal investasi usaha terumbu
karang diperoleh dari dana kredit

Analisis Deskriptif Kualitatif


Untuk menjawab tujuan dua dan tiga yaitu,
mengetahui apresiasi nelayan dalam penerapan
usaha budidaya karang dan untuk mengkaji
bentuk-bentuk dukungan apa saja dari
pemerintah yang dapat meningkatakan
manfaat budidaya karang, digunakan analisis
deskriptif kualitatif.
Analisis ini bertujuan untuk Memaparkan atau
mengambarkan suatu masalah yang diteliti
dengan cara menjelaskan data-data yang telah
ada atau fenomena yang terjadi dilapangan
dengan menggunakan kreteria tertentu.

Penutup
Besar harapan peneliti untuk
mendapat
masukan dari pembimbing, Pembahas,
Penguji dan peserta seminar demi
terwujudnya dan sempurnanya
penelitian ini

terimakasih

Anda mungkin juga menyukai