Anda di halaman 1dari 25

STRUMA DIFUSA TOKSIK

Pembimbing
dr. H. Akbar Sutanto
dr. Ratu Wulandari

Oleh : Hesty Jayanti

Identifikasi pasien

Nama
Kelamin
Usia
Alamat
Agama
Pekerjaan
Tanggal periksa
No. RM

01/26/15

STATUS PENDERITA
: Ny. D
: Perempuan
: 27 tahun
: Serua poncol (SB 001/05 no.12)
: Islam
: Ibu Rumah Tangga
: 3 Januari 2015
: 19474
2

ANAMNESA
Keluhan Utama : Benjolan pada leher bagian tengah

01/26/15

Riwayat Penyakit Sekarang


Os mengeluhkan sejak 1 tahun yang lalu terdapat benjolan pada
leher bagian tengah. Benjolan berbentuk lonjong, sebesar telur ayam, tidak
terasa nyeri, lunak namun dirasakan sedikit membesar. Pasien sering
merasa jantungnya berdebar-debar, mudah gugup, gelisah, sulit tidur dan
tangannya tremor. Pasien juga merasa berat badannya menurun sekitar 2kg
walaupun nafsu makannya meningkat. Benjolan dirasakan ikut bergerak
saat menelan.
Pasien juga merasakan perubahan pada kedua matanya yang terlihat
lebih menonjol dari sebelumnya dan terasa sering berair. Tidak ada keluhan
nyeri dan penurunan fungsi melihat pada kedua kelopak matanya.
OS menyangkal adanya suara serak, sulit bernafas, dan sulit
menelan. Tidak adanya perubahan warna kulit disekitarnya. Tidak terdapat
keluhan pada BAK dan BAB. Pasien juga menyangkal adanya keluhan
demam.
Pasien belum pernah berobat ke klinik ataupun dokter dengan
keluhan ini sebelumnya, pasien menganggap tidak berbahaya dikarenakan
tidak nyeri. Tidak terdapat penggunaan obat-obatan sebelumnya.

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya
disangkal.

01/26/15

Riwayat penyakit keluarga :


Anggota keluarga pasien tidak pernah
memiliki keluhan yang sama dan tidak adanya
tumor di tempat lain.
Tetangga sekitar tidak ada yang memiliki
keluhan yang sama dengan pasien.
4

PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan

umum
Kesadaran
Berat Badan
Tinggi Badan
BMI

Vital sign
Nadi
Respirasi
Suhu

:
:
:
:
:

Tampak sakit sedang


E4V5M6 (Composmentis)
41 kg
142 cm
19,6 (Gizi baik)

:
:
:
:

TD : 120/80mmHg
96 x/menit (isi cukup)
22 x/menit
36,8 oC

01/26/15

: Normocephalo
: Eksoftalmus (+), CA -/-, pergerakan dbn,
edema palpebra (-), pupil bulat isokor, SI -/Hidung
: NCH -/Mulut
: Sianosis -/- , Faring dan Tonsil dbn
Leher
: Status Lokalis
Thoraks
: Cor : BJ I/II reguler, gallop (-), murmur (-)
Pulmo
: VBS +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Retraksi dinding dada (-), Friction rub (-)
Abdomen : Datar, lembek, Bising Usus (+) DM (-)
Ekstremitas: Akral hangat, Edema (-), dan Sianosis (-)
Tremor (+)

01/26/15

Kepala
Mata

STATUS LOKALIS
01/26/15

a/r Leher (Colli anterior) :


Inspeksi
: Kelenjar tiroid tampak membesar,
warna kulit sama dengan sekitar
Palpasi
: Kelenjar tiroid teraba membesar
ukuran 7x3cm, konsistensi kenyal,
tidak bernodul, namun batasnya
kurang jelas . Nyeri tekan (-). Ikut
dalam pergerakan menelan (+) .
JVP
: tidak meningkat
KGB
: tidak ada pembesaran
Deviasi trakea
: (-) .

01/26/15

DIAGNOSA KERJA
Susp. Struma Difusa Toksik ( Grave Disease )
DIAGNOSA BANDING
Adenoma Toksik
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah

lengkap
Hormon tiroid : T3, T4, dan TSH
Rontgen thorak
EKG
USG tiroid

RENCANA PENATALAKSANAAN

01/26/15

Umum

: menjelaskan mengenai penyakit dan terapi


kepada pasien
Khusus : obat antitiroid : PTU 4 x 100 mg dan
betablocker 3 x 10 mg .

PROGNOSIS
Quo

ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanactionam

:
:
:

ad bonam
ad bonam
ad bonam

FOTO

01/26/15

10

01/26/15

11

ANATOMI

Kelenjar tiroid terletak di bagian


bawah leher terdiri atas dua lobus,
dihubungkan oleh ismus dan
menutupi cincin trakea 2-3
Kapsul fibrosa menggantungkan
kelenjar ini pada fasia pretrakea
sehingga ikut dalam pergerakan
menelan.
Kelenjar tiroid terletak antara
fasia koli media dan prevertebralis
melekat pada trakea sambil
melingkarinya dua pertiga sampai
tiga perempat lingkaran.

01/26/15

12

FISIOLOGI
01/26/15

13

EFEK METABOLIK HORMON TIROID


01/26/15

Kalorigenik
Termoregulasi
Metabolisme protein
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme lipid
Konversi provitamin A menjadi vitamin A
Sel parafolikuler yang menghasilkan kalsitonin
mengatur metabolisme kalsium, menurunkan
kadar kalsium serum, melalui pengaruh terhadap
tulang.

14

PEMERIKSAAN
01/26/15

Anamnesis teliti
Pemeriksaan fisik dan penilaian klinis
Pemeriksaan laboratorium terdiri atas fungsi
kelenjar tiroid, dengan mengukur T3, T4, FT4,
TBG, TSH plasma.
USG tiroid
Sidik tiroid
Sitologi (FNAB)

15

STRUMA
01/26/15

Pembengkakan atau pembesaran kelanjar tiroid


yang abnormal, penyebabnya bisa bermacammacam.
Sering ditemukan pada wanita usia 20 40 tahun

Klasifikasi :
1. Berdasarkan gambaran mikroskopik
2. Berdasarkan fisiologisnya
3. Berdasarkan klinisnya
16

PATOGENESIS STRUMA
01/26/15

Kekurangan yodium yang dapat menghambat


pembentukan hormon tiroid dan penghambatan
dalam pembentukan TSH oleh hipofisis anterior.
Sehingga hipofisis mensekresikan TSH dalam
jumlah yang berlebihan.
TSH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid
mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah yang
besar ke dalam folikel, dan kelenjar tumbuh
makin lama makin bertambah besar. Sehingga
peningkatan pembentukan T4 dan T3 .

17

TIROTOKSIKOSIS

Tirotoksikosis : sindrom klinis akibat jaringan


terpapar oleh kadar hormon tiroid (tiroksin dan /
triiodotironin) tinggi yang bersirkulasi dalam darah.
Hipertiroidisme : kelebihan hormon tiroid yang
disebabkan oleh hiperfungsi tiroid yaitu peningkatan
sintesis dan pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar
tiroid .
Tirotoksikosis didiagnosis dari manifestasi klinis,
dapat juga dengan diagnosis laboratorik.
Peningkatan tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3)
serta respon abnormal terhadap TSH, meskipun
tidak disertai gejala dan tanda-tanda yang jelas .

01/26/15

18

GRAVES DISEASE
01/26/15

Penyakit autoimun yang ditandai dengan


hipertiroidisem (produksi berlebihan dari
kelenjar tiroid) yang ditemukan dalam sirkulasi
darah .
Tidak diketahui mekanismenya secara pasti,
kebanyakan dijumpai pada wanita.

19

GEJALA DAN TANDA


Pada penyakit Graves terdapat dua gambaran
utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal

ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia


kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi
hormon tiroid yang berlebihan .
Ekstatiroidal : Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak
tahan panas, keringat semakin banyak bila panas,
kulit lembab, berat badan menurun, sering disertai
dengan nafsu makan meningkat, palpitasi, takikardi,
diare, dan kelemahan serta atrofi otot. Oftalmopati
ditandai dengan mata melotot, fisura palpebra
melebar, kedipan berkurang, lid lag (keterlambatan
kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata)

01/26/15

Ciri-

20

PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi
produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara
menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

Obat antitiroid
Indikasi :
Untuk memperpanjang remisi atau remisi tetap, pada
pasien muda struma ringan - sedang dan tirotoksikosis.
Mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum
pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yang
mendapat yodium aktif.
Persiapan tiroidektomi
Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
Pasien dengan krisis tiroid

01/26/15

21

OBAT ANTITIROID YANG SERING


DIGUNAKAN
Dosis awal (mg/hari)

Pemeliharaan (mg/hari)

Karbimazol

30-60

5-20

Metimazol

30-60

5-20

Propiltourasil

300-600

5-200

01/26/15

Obat

22

PENGOBATAN DENGAN YODIUM


RADIOAKTIF
Indikasi :
pasien umur 35 tahun atau lebih
hipertiroidisme yang kambuh sesudah
penberian dioperasi
gagal mencapai remisi sesudah pemberian
obat antitiroid
adenoma toksik, goiter multinodular toksik

01/26/15

23

OPERASI
Indikasi :
pasien umur muda dengan struma besar serta
tidak berespons terhadap obat antitiroid.
pada wanita hamil (trimester kedua) yang
memerlukan obat antitiroid dosis besar
alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak
dapat menerima yodium radioaktif
adenoma toksik atau struma multinodular
toksik
penyakit Graves yang berhubungan dengan
satu atau lebih nodul

01/26/15

24

01/26/15

25

Anda mungkin juga menyukai