Anda di halaman 1dari 1

1.

Penyebab percobaan bunuh diri


Faktor social
Bunuh diri egoistic diterapkan pada mereka yang tidak terintegrasi secara kuat ke
dalam kelompok social. Tidak adanya integrasi keluarga dapat digunakan untuk
menjelaskan mengapa orang yang tidak menikah adalah lebih rentan terhadap
bunuh diri dibandingkan mereka yang menikah dan mengapa pasangan dengan
anak-anak adalah kelompok yang paling terlindung dari semua kelompok.
Masyarakat perkotaan memiliki lebih banyak integrasi social dibandingkan daerah
pedesaan, jadi lebih sedikit bunuh diri. Bunuh diri alturistik dimaksudkan pada
orang yang integrasi ke dalam masyarakatnya terganggu dengan demikian
menghalangi norma perilaku yang biasanya. Anomik dapat menjelaskan mengapa
mereka dengan situasi ekonomi yang berubah secara drastis adalah lebih rentan
dibandingkan sebelum perubahan keberuntungan mereka. Anomik juga
dimaksudkan pada ketidakstabilan social dengan kehancuran standard an nilai-nilai
masyarakat.
Faktor psikologis
Orang yang depresi mungkin berusaha bunuh diri tepat sebelum mereka
tampaknya pulih dari depresinya. Dan suatu usahabunuh diri dapat menyebabkan
hilangnya depresi yang berlangsug lama. Menurut penelitian Aaron Beck,
keputusasaan ditemukan sebagai indicator yang paling akurat untuk resiko bunuh
diri.
Faktor fisiologi
Genetika. Suatu factor genetic
Neurokimiawi. Defisiensi serotonin, diukursebagai penurunan metabolism 5hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA) telah ditemukan dalam kelompok pasien depesi
yang mencoba bunuh diri. Beberapa penelitian terhadap binatang dan manusia
telah menyatakan suatu hubungan antara defisiensi serotonin sentral dan
pengendalian impuls yang buruk. Beberapa peneliti telah memandang bunuh diri
sebagai salah satu tipe prilaku impulsive. Selain itu, suatu korelasi negate yang
bermakna antara kadar 5-HiAA cairan serebrospinal dan skor agresi seumur hidup
telah dilaporkan di antara pasien dengan gangguan kepribadian.

2. Mengapa terjadi depresi

Anda mungkin juga menyukai