Anda di halaman 1dari 6

Learning Issue

Tutorial Skenario A blok 20

Muhammad Ramzie
04121401019

Tumbuh kembang anak


Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan
masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada
masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak
secara individual.
Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon
stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk
mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.
Beberapa Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini :
1.

Aspek Perkembangan Kognitif


Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah:
(1) Tahap sensorimotor, usia 0 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada
gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja
(2) Tahap pra-operasional, usia 2 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima rangsangan
yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun
pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan
tempat masih terbatas
(3) Tahap konkret operasional, 7 11 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu
menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan,
melipat dan membagi;
(4) Tahap formal operasional, usia 11 15 tahun. Pada masa ini, anak sudah mampu
berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.

2.

Aspek Perkembangan Fisik


Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998).
Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan
motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang
pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus.
Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrakjingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi
mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat
tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka
baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan
ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang

mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan
teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)

3.

Aspek Perkembangan Bahasa


Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak memproduksi
rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas
adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan
kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286.
Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa membaca dan
menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan
membaca anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar bahasa
melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan
anak tentang bunyi bahasa.

4.

Aspek Perkembangan Sosio-Emosional


Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada
masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu:
kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat,
ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku
kelekatan.
Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis
mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust
(percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan,
anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri,
sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; (2)
Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah
mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya.
Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat
meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau
terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu; (3)
Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak
dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang
tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah;
(4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun
pubertas.
Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri
memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu

menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya


bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.

Autism Spectrum Disorder


Definisi
Para dokter dan psikolog mendefinisikan kelainan spektrum autisma atau Autism Spectrum
Disorder (ASD) sebagai keadaan di mana terdapat 3 ketidakmampuan yang berbeda yaitu :
ketidakmampuan dalam berinteraksi secara sosial, hambatan berkomunikasi, dan
keterlambatan kemampuan bahasa dan kognitif. Perbedaan-perbedaan pada area ini biasanya
bisa diketahui sebelum anak berusia 3 tahun. Autisma mempunyai banyak klasifikasi dan kata
autisma merupakan suatu istilah umum untuk menjelaskan area yang sangat luas mengenai
perilaku dan kemampuan, sehingga mungkin istilah spektrum lebih pantas untuk digunakan.
Diagnosa dari ASD meliputi observasi pada tingkat komunikasi, perilaku, dan perkembangan
anak. Setelah mendapatkan tanda keterlambatan pada perkembangan kemampuan bahasa,
diagnosa resmi biasanya bisa diberikan sekitar usia 2 atau 3 tahun. Pada anak yang lebih
besar usianya, bisa juga menunjukkan tanda tidak memberi tanggapan saat dipanggil
namanya, ketidakmampuan bermain dengan mainan, tidak ada kontak mata dengan orang
lain, pola gerakan yang aneh, tidak tersenyum, kecenderungan untuk membariskan mainan
atau benda lain, atau kegagalan untuk mengikuti arah/petunjuk sama sekali.
Anak-anak autis berkembang dengan laju yang berbeda untuk area yang berbeda pada tahap
pertumbuhan mereka karena beberapa ketidaknormalan pada otak. Walaupun anak-anak autis
mengalami keterlambatan bicara dan bahasa, kemampuan motorik mereka bisa menyamai
anak-anak lain seusia mereka. Aktifitas yang kompleks seperti menyusun puzzle atau
menyelesaikan soal matematika bisa jadi sangat mudah, sementara tugas lain yang sangat
sederhana seperti berteman atau bicara dengan orang lain bisa jadi hal yang sulit. Mereka
juga mungkin bisa membaca kalimat yang panjang dan sulit, tapi tidak mampu mengenali
suara d.
Gejala-gejala kelainan spektrum autisma
Tidak ada dua anak yang menunjukkan gejala-gejala yang sama untuk kelainan ini. Di bawah
ini adalah beberapa karakteristik yang paling umum untuk anak autis.
Kemampuan tinggi (savant) Kemampuan ini termasuk ke dalam kategori fungsi yang
lebih tinggi dari spektrum autis (spektrum sangat luas). Anak yang mempunyai kemampuan
tinggi bisa mempunyai bakat spesial di bidang musik dan seni, matematika, atau bahkan
kemampuan untuk menghafal informasi yang sangat banyak, tapi tetap masih harus berkutat
dalam hal interaksi sosial, perubahan pola yang sudah tetap/rutin, dan komunikasi.
Cacat pada satu atau lebih dari sistem paca indera Anak autis sulit untuk memproses
informasi yang diterima indera dengan benar. Situasi yang normal seperti suara mesin mobil,

tangis bayi, atau suara pengering rambut bisa jadi tidak tertahankan oleh beberapa individu
autistik.
Ketidakmampuan bicara atau ekolali (echolalia) Sekitar 40% dari anak autis tidak
berbicara sama sekali, sementara yang lain mungkin mengalami situasi ekolali (mengulangngulang apa yang dikatakan kepada mereka atau yang mereka dengar di TV/radio lagi dan
lagi dan lagi). Suara mereka juga bisa terdengar datar, dan mereka tidak bisa mengontrol
keras lembutnya suara saat berbicara.
Perilaku dan kebiasaan yang diulang-ulang Individu dengan kelainan autisma menuntut
kesamaan dalam kebiasaan mereka. Misalnya, jika seorang anak menyikat giginya sebelum
berganti piyama tidur, memintanya untuk menukar urutan kebiasaan ini akan
mengganggunya.
Tepuk tangan, menggigit, melukai diri sendiri, kebiasaan tidur dan makan yang jelek, kurang
perhatian, dan tidak peka terhadap rasa sakit juga merupakan ciri umum pada autisma.

Mengerti tentang istilah diagnostik dari ASD


Akan sangat membantu jika kita bisa mengerti perbedaan-perbedaan di antara kelainankelainan spektrum autisma yang lebih umum. Mengetahui kesamaan dan perbedaan mereka
akan memberi anda ide tentang kebutuhan yang unik dari tiap-tiap kelompok. Beberapa yang
disebut di bawah ini merupakan kelompok-kelompok di dalam kategori ASD walaupun
gejala-gejalanya unik : Pervasive Developmental Disorder-Not Otherwise Specified (PDDNOS), Aspergers Syndrome, dan Autistic Disorder (biasa disebut autisma).
Pervasive developmental disorder-not otherwise specified (PDD-NOS) biasa dikenal
dengan autis ringan atau beberapa karakter autis. Istilah ini merujuk kepada anak-anak
dengan kesulitan yang jelas pada area interaksi sosial, komunikasi verbal dan nonverbal, dan
bermain, namun masih terlalu bersosialisasi untuk bisa disebut benar-benar autis. Beberapa
ahli berharap bisa menghilangkan istilah ini, karena menurut mereka istilah ini berawal dari
para psikolog yang tidak bisa menentukan harus dikategorikan ke mana anak yang
mengalami kesulitan ini.
Aspergers Syndrome - Banyak sekali anak-anak mendapat diagnosa Aspergers pada usia
antara 5 dan 9, di mana sangat jauh dibanding usia kita mengenali autisma. Aspergers
menunjukkan ketidakmampuan/cacat yang parah dan tetap dalam hal interaksi sosial,
perkembangan pada pola perilaku tertentu dan berulang-ulang, minat, dan aktivitas.
Berlawanan dengan autisma, secara klinis tidak ada keterlambatan yang berarti pada bahasa,
kognisi, kemampuan membantu diri sendiri, atau perilaku beradaptasi, selain dari pada
masalah interaksi sosial mereka. Anak dengan sindrom Aspergers bisa jadi tidak tanggap

secara benar atau bahkan mengerti pernyataan kalimat yang berhubungan dengan perasaan
dalam percakapan. Aspergers mungkin secara klinis tidak menyebabkan keterlambatan yang
berarti dalam menerima informasi baru, tapi tetap ada perbedaan dalam pembelajaran.
Misalnya, anak Aspergers bisa menjadi hiperleksik (hyperlexic), yaitu bisa
mengindentifikasi kata-kata dan membaca pada usia yang sangat muda, dengan sedikit atau
sama sekali tanpa mengerti arti kalimat yang dibaca. Sebagai tambahan, anak Aspergers
menunjukkan kemampuan memori/menghafal di atas rata-rata dan mempunyai kelebihan
dalam vokabulari (banyaknya jenis kata) namun tidak bisa menggunakannya dalam kalimat
secara benar.
Autistic disorder (autisma) adalah suatu ketidakmampuan perkembangan anak yang sangat
mempengaruhi komunikasi verbal dan nonverbal dan interaksi sosial. Ketidakmampuan ini
sangat jelas pada usia sebelum 3 tahun. Autisma berpengaruh buruk pada area
pendidikan/pembelajaran. Anak yang terdiagnosa autis menunjukkan aktivitas mengulangulang dan pergerakan meniru (stereotype), menolak perubahan pada lingkungannya atau
perubahan pada kebiasaan sehari-hari, dan mempunyai tanggapan yang tidak biasa pada
sensori/indera. Autisma kemungkinan mempengaruhi anak laki-laki 3-5 kali dibanding
perempuan dan tidak mengenal ras, suku, kelompok sosial.

Daftar Pustaka
Arya, P.K. 2008. Rahasia Mengasah Talenta Anak. Jogjakarta: Think
Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A.
K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Santrock W John. 1995. Life Span Development, Jakarta: PT Erlangga, 1995.
Center for the Study of Autism www.autism.org

Anda mungkin juga menyukai