Muhammad Ramzie
04121401019
2.
mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan
teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)
3.
4.
tangis bayi, atau suara pengering rambut bisa jadi tidak tertahankan oleh beberapa individu
autistik.
Ketidakmampuan bicara atau ekolali (echolalia) Sekitar 40% dari anak autis tidak
berbicara sama sekali, sementara yang lain mungkin mengalami situasi ekolali (mengulangngulang apa yang dikatakan kepada mereka atau yang mereka dengar di TV/radio lagi dan
lagi dan lagi). Suara mereka juga bisa terdengar datar, dan mereka tidak bisa mengontrol
keras lembutnya suara saat berbicara.
Perilaku dan kebiasaan yang diulang-ulang Individu dengan kelainan autisma menuntut
kesamaan dalam kebiasaan mereka. Misalnya, jika seorang anak menyikat giginya sebelum
berganti piyama tidur, memintanya untuk menukar urutan kebiasaan ini akan
mengganggunya.
Tepuk tangan, menggigit, melukai diri sendiri, kebiasaan tidur dan makan yang jelek, kurang
perhatian, dan tidak peka terhadap rasa sakit juga merupakan ciri umum pada autisma.
secara benar atau bahkan mengerti pernyataan kalimat yang berhubungan dengan perasaan
dalam percakapan. Aspergers mungkin secara klinis tidak menyebabkan keterlambatan yang
berarti dalam menerima informasi baru, tapi tetap ada perbedaan dalam pembelajaran.
Misalnya, anak Aspergers bisa menjadi hiperleksik (hyperlexic), yaitu bisa
mengindentifikasi kata-kata dan membaca pada usia yang sangat muda, dengan sedikit atau
sama sekali tanpa mengerti arti kalimat yang dibaca. Sebagai tambahan, anak Aspergers
menunjukkan kemampuan memori/menghafal di atas rata-rata dan mempunyai kelebihan
dalam vokabulari (banyaknya jenis kata) namun tidak bisa menggunakannya dalam kalimat
secara benar.
Autistic disorder (autisma) adalah suatu ketidakmampuan perkembangan anak yang sangat
mempengaruhi komunikasi verbal dan nonverbal dan interaksi sosial. Ketidakmampuan ini
sangat jelas pada usia sebelum 3 tahun. Autisma berpengaruh buruk pada area
pendidikan/pembelajaran. Anak yang terdiagnosa autis menunjukkan aktivitas mengulangulang dan pergerakan meniru (stereotype), menolak perubahan pada lingkungannya atau
perubahan pada kebiasaan sehari-hari, dan mempunyai tanggapan yang tidak biasa pada
sensori/indera. Autisma kemungkinan mempengaruhi anak laki-laki 3-5 kali dibanding
perempuan dan tidak mengenal ras, suku, kelompok sosial.
Daftar Pustaka
Arya, P.K. 2008. Rahasia Mengasah Talenta Anak. Jogjakarta: Think
Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan, terjemahan A.
K. Anwar). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Santrock W John. 1995. Life Span Development, Jakarta: PT Erlangga, 1995.
Center for the Study of Autism www.autism.org