Anda di halaman 1dari 12

KOPERASI

A. Pengertian
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia koperasi merupakan perserikatan
yang bertujuan memenuhi keperluan kebendaan para anggotanya dengan cara
menjual barang-barang kebutuhan dengan harga murah (tidak bermaksud mencari
untung).
Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Bab I Pasal 1,
yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
Menurut Moh. Hatta Bapak Koperasi Indonesia, koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong
menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi
jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang.
Menurut Dr.C.C. Taylor , seorang ahli Ilmu Sosiologi. Beliau menganggap
bahwa Koperasi adalah konsep sosiologi. Menurutnya koperasi ada dua ide dasar
yang bersifat sosiologi yang penting dalam pengertian kerja sama :
a. Pada dasarnya orang lebih menyukai hubungan dengan orang lain secara
langsung. Hubungan paguyuban lebih disukai daripada hubungan yang
bersifat pribadi.
b. Manusia (orang) lebih menyukai hidup bersama yang salig menguntungkan
dan damai daripada persaingan.

Sesuai dengan pandangan Taylor tersebut Koperasi dianggap lebih bersifat


perkumpulan orang daripada perkumpulan modal, selain dari sudut pandang ETIS/
RELIGIOUS dan sudut pandang EKONOMIS.
Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota


koperasi;

Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota


koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.

Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi


1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan
badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda
maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di
mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang
diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha
atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi,
misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau
penjualan yang dilakukan oleh si anggota.
Terdapat 2 macam koperasi, yaitu :
Koperasi Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan orang-seorang.
Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
Koperasi.
Landasan hukum koperasi di Indonesia yaitu Berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 serta berazaskan pada kekeluargaan.
B. Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi
dan peran koperasi sebagai berikut:

Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota


pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan


manusia dan masyarakat

Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan


perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya

Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional,


yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi

C. Prinsip Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:

Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam
koperasi)

Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap moda.

Kemandirian

Pendidikan perkoprasian

kerjasama antar koperasi

D. Jenis-jenis Koperasi menurut UU No. 25 Perkoperasian

Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,


koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula
dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan


dan pinjaman. Koperasi

Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan


menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi

Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil


(UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong
untuk anggotanya.

Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan


produk/jasa koperasinya atau anggotanya atau Koperasi yang menjalankan
kegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.

Koperasi Jasa adalah Koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

E. Sumber Modal Koperasi


Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan
usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas modal
sendiri dan modal pinjaman.
modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:

Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota
koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.

Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya
tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya.
Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota koperasi.

Dana Cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa

Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian


kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup
kerugian koperasi bila diperlukan.
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan

uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak
mengikat.

Adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut:

Anggota dan calon anggota.

Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian


kerjasama antarkoperasi.

Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan


peraturan perudang-undangan yang berlaku

Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sumber lain yang sah.

F. Mekanisme Pendirian Koperasi


Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap. Pertama-tama
adalah pengumpulan anggota, karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan
minimal 20 anggota. Kedua, Para anggota tersebut akan mengadakan rapat
anggota, untuk melakukan pemilihan pengurus koperasi ( ketua, sekertaris, dan
bendahara ). Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan
rumah tangga koperasi itu. Lalu meminta perizinan dari negara. Barulah bisa
menjalankan koperasi dengan baik dan benar.
a. Syarat berdirinya sebuah koperasi

Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (duapuluh) orang;

Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi;

Dibuat dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar;

Berkedudukan di wilayah Indonesia;

b. Isi anggaran dasar koperasi:


a. daftar nama pendiri;
b. nama dan tempat kedudukan;
c. maksud dan tujuan serta bidang usaha;
d. ketentuan mengenai keanggotaan;
e. ketentuan mengenai Rapat Anggota;
f. ketentuan mengenai pengelolaan;
g. ketentuan mengenai permodalan;
h. ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
i. ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
j. ketentuan mengenai sanksi.
c. Prosedur permohonan pengesahan

adanya permohonan tertulis dari para pendiri dengan dilampiri akta


pendirian;

bila permintaan pengesahan ditolak, alasan penolakan diberitahukan


kepada para pendiri secara tertulis dalam. waktu paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah diterimanya permintaan;

Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat


mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan
sejak diterimanya penolakan;

Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka


waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan
ulang;

Setelah pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara


Republik Indonesia

d. Hak Anggota

a. menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat


Anggota;
b. memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas;
c. meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran
Dasar;
d. mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus diluar Rapat
Anggota baik diminta maupun tidak diminta;
e. memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara
sesama anggota;
f. mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut
ketentuan dalam Anggaran Dasar.
G. Kewajiban Anggota
a.

mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang
telah disepakati dalam Rapat Anggota;

b.

berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi;

c.

mengembangkan

dan

memelihara

kebersamaan

berdasar

atas

asas

kekeluargaan.
H. Organ Koperasi
1. Rapat Anggota, yang memiliki kewenangan :
1. Anggaran Dasar;
2. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi manajemen,

dan usaha

Koperasi;
3. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas;
4. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan;
5. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;
6. Pembagian sisa hasil usaha;
7. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi.
8. Pertanggungan jawab pengurus dan pengawas dalam pengelolaan:
2. Pengurus
Pengurus bertugas:

a. mengelola Koperasi dan usahanya;


b. mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran
pendapatan dan belanja Koperasi;
c. menyelenggarakan Rapat Anggota;
d. mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas;
e. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
f. memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
Pengurus berwenang:
a. Mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan;
b. Memutuskan

penerimaan

dan

penolakan

anggota

baru

serta

pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.


c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat
Anggota.
d. Mengangkat pengelola.
3. Pengawas
Tugas :
a. Melakukan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan

kebijaksanaan

pengelolaan Koperasi;
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
c. Merahasiakan hasil pengawasan terhadap pihak ketiga;
Kewenangan:
a. Meneliti catatan yang ada pada Koperasi;
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
I. Sumber Modal
Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan pokok;

dan

b. Simpanan wajib;
c. Dana cadangan;
d. Hibah.
Modal pinjaman dapat berasal dari:
a. Anggota (simpan pinjam);
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya (simpan pinjam);
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
e. Sumber lain yang sah;
f. Modal penyertaan (diatur dengan PP);
J. Cara Pembubaran
1. Keputusan Rapat Anggota:
a. memberitahukan kepada para kreditur dan Pemerintah.
b. selama belum diterima pemberitahuan tersebut pembubaran

belum

berlaku.
2. Keputusan Pemerintah, dengan alasan:
a. terdapat bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi
ketentuan Undang-undang ini.
b. kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan /atau kesusilaan.
c. kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan
Akibat dari pembubaran:
a. Anggota hanya menanggung kerugian sebatas simpanan pokok,
b. Simpanan wajib dan modal penyertaan yang dimilikinya.
c. Resmi Hapus: Semenjak tanggal pengumuman pembubaran Koperasi
tersebut dalam Berita Negara RI.

K. Sejarah Berdirinya Koperasi


Gerakan

koperasi

digagas

oleh

Robert

Owen

(17711858),

yang

menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark,


Skotlandia.
Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786
1865) dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828,
King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi
berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan
menggunakan prinsip koperasi.
Koperasi akhirnya berkembang di negara-negara lainnya. Di Jerman, juga
berdiri koperasi yang menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi
buatan Inggris. Koperasi-koperasi di Inggris didirikan oleh Charles Foirer,
Raffeinsen, dan Schulze Delitch. Di Perancis, Louis Blanc mendirikan koperasi
produksi yang mengutamakan kualitas barang. Di Denmark Pastor Christiansone
mendirikan koperasi pertanian.
L. Gerakan Koperasi di Indonesia
Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di
Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan
tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut
lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda
yang khawatir koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan
UU no. 431 tahun 19 yang isinya yaitu :

Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi

Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa

Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral

Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda


Hal ini menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena tidak

mendapatkan izin Koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh Indonesia

mengajukan protes, Belanda akhirnya mengeluarkan UU no. 91 pada tahun 1927,


yang isinya lebih ringan dari UU no. 431 seperti :

Hanya membayar 3 gulden untuk materai

Bisa menggunakan bahasa daerah

Hukum dagang sesuai daerah masing-masing

Perizinan bisa didaerah setempat


Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip

UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada
tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi
kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis
dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi
di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini
kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.

M. Perangkat Organisasi Koperasi


a. Rapat Anggota
Rapat anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan
tertinggi dalam koperasi. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka segala
kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus melewati persetujuan rapat anggota
terlebih dahulu., termasuk pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian personalia
pengurus dan pengawas.
b. Pengurus
Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan disertai dan
diserahi mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang
organisasi maupun usaha. Anggota pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi
dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus bertanggung jawab

terhadap rapat anggota. Atas persetujuan rapat anggota pengurus dapat mengangkat
manajer untuk mengelola koperasi. Namun pengurus tetap bertanggung jawab pada
rapat anggota.
c. Pengawas
Pengawas adalah badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan
terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi di
rapat anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas berhak mendapatkan setiap
laporan pengurus, tetapi merahasiakannya kepada pihak ketiga. Pengawas
bertanggung jawab kepada rapat anggota

Anda mungkin juga menyukai