Penelitian yang dilakukan oleh Faizin (2009:47) pada siswi kelas IX SMP
Negeri 2 Kudus tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh informasi bahwa
penggunaan model pembelajaran multimedia interaktif dapat meningkatkan
penguasaan konsep dan memperbaiki sikap belajar siswa serta juga dapat
membantu siswa dalam memahami materi (konsep) yang diajarkan dengan cara
konsep-konsep yang bersifat abstrak dengan multimedia interaktif
divisualisasikan menjadi lebih konkret. Selain itu, ternyata nilai rata-rata dan
ketuntasan belajar siswa juga meningkat sebesar 12,5%.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif ini
membutuhkan komputer untuk pengoperasian multimedia interaktif tersebut.
Salah satu sekolah yang memiliki sarana dan prasarana komputer yang memadai
adalah SMAN 7 Malang. Berdasarkan hasil observasi SMAN 7 Malang tersedia
laboratorium komputer yang memiliki 40 unit komputer pentium 4. Jumlah unit
komputer ini sangat mendukung kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
masing-masing siswa dapat belajar dengan menghadapi 1 komputer. Selain itu,
selama ini laboratorium komputer yang ada kurang dimanfaatkan untuk pelajaran
lain selain untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Berdasarkan kendala yang dialami dalam materi sel dan tersedianya
komputer di SMAN 7 Malang beserta keunggulan yang dimiliki oleh media
pembelajaran multimedia interaktif maka perlu dikembangkan media
pembelajaran multimedia interaktif pada materi sel untuk siswa kelas XI SMAN 7
Malang. Pembelajaran dengan multimedia interaktif inilah yang diharapkan akan
dapat menyelesaikan permasalahan yang selama ini dialami dalam pembelajaran
mengenai sel.
METODE
Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan (Research and
Development). Penelitian pengembangan adalah penelitian yang mencatat,
menulis, dan mengadakan penyempurnaan seperlunya terhadap semua kejadian
yang berhubungan dengan proses belajar dan mengajar, sehingga akhirnya
ditemukan prototipe metode penyampaian dengan menggunakan Software
Autoplay (Arikunto, 2006:13). Sedangkan menurut Sugiyono (2011:2) metode
penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Prosedur pengembangan mengikuti prosedur pengembangan Borg dan Gall
(1983) yang meliputi 10 tahap pengembangan. Namun, dalam penelitian ini hanya
dilakukan pada 5 tahapan saja.
Tahap pertama merupakan tahap pengumpulan informasi dan penelitian.
Tahapan ini meliputi kegiatan pengamatan kelas, kajian pustaka, identifikasi
permasalahan, dan merangkum permasalahan yang terjadi selama pembelajaran di
kelas. Tahapan ini dilakukan melalui wawancara dengan guru biologi dan
observasi.
Tahap kedua yaitu tahapan yang meliputi kegiatan melakukan identifikasi
dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran,
menentukan uji ahli dan uji skala kecil.Tahapan ini dilakukan melalui observasi
ketrampilan siswa, analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
perencanaan lama pembuatan media, perencanaan uji coba.
HASIL
Data kuantitatif berupa rata-rata nilai persentase skor yang diberikan oleh
subjek ahli dan siswa selama validasi.Data kuantitatif yang telah diperoleh, yaitu:
Terdapat dua data yang diperoleh dari hasil validasi oleh ahli media antara
lain data sebelum revisi dan data setelah revisi. Berikut ini data hasil validasi ahli
media sebelum revisi yang disajikan pada Tabel 2 dan data hasil validasi setelah
revisi padaTabel 3.
Tabel 2. Data Hasil Validasi oleh Ahli Media sebelum Revisi
No.
Aspek Penilaian
1.
Tampilan bagian pembuka
2.
Kompetensi
3.
Petunjuk Penggunaan
4.
Pilihan materi
5.
Latihan soal
6.
Secara keseluruhan
Rata-rata total
%
91,67
75
87,5
81,67
95
75
84,3
Keterangan
Sangat valid
Cukup valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Cukup valid
Sangat valid
%
91,67
87,5
87,5
93,3
100
75
84,3
Keterangan
Sangat valid
Cukup valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Cukup valid
Sangat valid
yang diberikan oleh validator sebesar 89,17% yang menunjukkan bahwa produk
media yang telah direvisi memiliki tingkat validitas sangat valid.
Berdasarkan hasil validasi ahli materi terdapat dua data yang diperoleh
antara lain data sebelum revisi dan data setelah revisi. Berikut ini data hasil validasi ahli materi sebelum revisi yang disajikan pada Tabel 4 dan data hasil validasi
setelah revisi pada Tabel 5.
Tabel 4. Data Hasil Validasi oleh Ahli Materisebelum Revisi
No.
Aspek Penilaian
1.
Kompetensi
2.
Materi struktur umum sel
3.
Materi organel sel hewan
4.
Materi organel sel tumbuhan
5.
Latihan soal
6.
Secara keseluruhan
Rata-rata total
%
100
75
81.67
92,3
80
100
88,16
Keterangan
Sangat valid
Cukup valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
%
100
100
100
100
100
100
100
Keterangan
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Data hasil yang diperoleh setelah melakukan validasi materi yaitu pada
bagian kompetensi diperoleh rata-rata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas
sangat valid.Pada bagian materi struktur umum sel mendapatkan rata-rata skor
sebesar 75% dengan tingkat validitas cukup valid. Pada bagian materi organel sel
hewan rata-rata skor yang diperoleh sebesar 81,67% yang dengan tingkat
validitas sangat valid. Pada bagian materi organel sel tumbuhan diperoleh rata-rata
92,3% yang bermakna sangat valid. Pada bagian latihan soal diperoleh skor ratarata skor sebesar 80% dengan tingkat validitas sangat valid.Pada bagian secara
keseluruhan diperoleh rata-rata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas sangat
valid. Kesimpulan rata-rata dari skor total yang diberikan oleh validator sebesar
88,16% yang menunjukkan bahwa materi dalam media pembelajaran yang telah
dikembangkan memiliki tingkat validitas sangat valid. Namun, peneliti tetap
melakukan revisi terhadap materi dalam media.Setelah dilakukan revisi, diperoleh
rata-rata skor pada setiap bagian materi dalam media sebesar 100% yang
menunjukkan bahwa materi yang disajikan dalam media memiliki tingkat
validitas sangat valid.
Validasi oleh ahli praktisi lapangan dilakukan oleh 2 guru Biologi yang
berpengalaman mengajar minimal 5 tahun.Data hasil validasi oleh ahli praktisi
lapangan disajikan pada Tabel 6.
7
Tabel 6. Data Hasil Validasi oleh Ahli Praktisi Lapangan
No.
Aspek Penilaian
1.
Kompetensi
2.
Materi struktur umum sel
3.
Materi organel sel hewan
4.
Materi organel sel tumbuhan
5.
Latihan soal
6.
Secara keseluruhan
Rata-rata total
%
100
97,5
98,3
100
100
100
98,88
Keterangan
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Data hasil validasi materi oleh 2 ahli praktisi lapangan dianalisis berdasarkan rata-rata skor dari tiap bagian materi dalam media.Pada bagian kompetensi
diperoleh rata-rata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas sangat valid. Pada
bagian materi struktur umum sel mendapatkan rata-rata skor sebesar 97,5% dengan tingkat validitas sangat valid. Pada bagian materi organel sel hewan rata-rata
skor yang diperoleh sebesar 98,3% dengan tingkat validitas sangat valid. Pada bagian materi organel sel tumbuhan diperoleh rata-rata skor 100% dengan tingkat
validitas sangat valid. Pada bagian latihan soal diperoleh rata-rata skor sebesar
97,5% dengan tingkat validitas sangat valid. Pada bagian secara keseluruhan diperoleh rata-rata skor sebesar 100% dengan tingkat validitas sangat valid. Kesimpulan dari rata-rata skor total yang diberikan oleh validator ahli praktisi lapangan
sebesar 98,88% yang menunjukkan bahwa materi yang disajikan dalam media
memiliki tingkat validitas sangat valid sehingga tidak perlu direvisi.
Validasi oleh siswa dilakukan oleh 15 siswa kelas XI SMAN 7 Malang
yang telah dibelajarkan materi sel. Data hasil validasi oleh siswa disajikan pada
Tabel 7.
Tabel 7. Data Hasil Validasi oleh Siswa
No.
Aspek Penilaian
1.
Kompetensi dan Petunjuk penggunaan
2.
Penyajian materi dan kuis
3.
Latihan soal
4.
Secara keseluruhan
Rata-rata total
%
85,23
85,64
88,7
90
89,75
Keterangan
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
Sangat valid
ran Biologi. Komputer dipilih karena dapat mengintegrasikan antara teks, gambar,
audio, dan video secara bersama-sama sehingga dapat menyampaikan pesan dengan lebih interaktif dan lebih baku. Menurut Idris (2008:52) terintegrasinya berbagai media dalam satu tampilan penyajian dapat merangsang satu atau lebih indra manusia. Teori Koehnert mengatakan bahwa semakin banyak indra yang terlibat dalam proses belajar, maka proses belajar tersebut akan menjadi lebih efektif.
Semakin efektif proses belajar maka diharapkan hasil belajar semakin meningkat
Materi yang dikembangkan dalam media ini mengacu pada Standar Kompetensi 1 yaitu memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
dan Kompetensi Dasar 1.2 mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan sel hewan.
Kemudian, materi yang akan disajikan dalam media pembelajaran berbasis
multimedia interaktif ini mengacu beberapa indikator kompetensi antara lain sebagai berikut: (1) menyebutkan struktur umum sel; (2) mengidentifikasi macam-macam organel pada sel hewan; (3) menjelaskan struktur macam-macam organel
pada sel hewan; (4) menjelaskan fungsi macam-macam organel pada sel hewan;
(5) membandingkan macam-macam organel sel hewan dan sel tumbuhan; (6)
mengidentifikasi macam-macam organel pada sel tumbuhan; (7) menjelaskan
struktur maam-macam organel pada sel tumbuhan; dan (8) menjelaskan fungsi
macam-macam organel pada sel tumbuhan
Peneliti mengembangkan produk dengan mengacu pada prosedur pengembangan yang dilakukan oleh Borg dan Gall (1983:775) yang dibatasi hanya pada 5
tahap pengembangan. Media berbasis komputer ini diawali dengan melakukan
penelitian pendahuluan dengan cara mengidentifikasi permasalahan yang dijumpai
dalam pembelajaran berupa keterbatasan materi pelajaran jika hanya dijelaskan
secara verbal serta identifikasi ketersediaan biaya, alat, dan ruang untuk penggunaan media berbasis komputer. Media kemudian dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan cakupan materi yang menyesuaikan pada kompetensi dasar ingin
dikembangkan.
Media pembelajaran ini dibuat dengan menggunakan software Autoplay
Media Studio 7 dengan menggabungkan teks, gambar, dan video dalam penyajian
materinya. Menurut Masruri (2011:5) Autoplay Media Studio merupakan sebuah
software yang dapat digunakan untuk membuat suatu presentasi secara professional. Software ini didukung dengan tampilan yang sederhana tetapi mampu
mengintegrasikan teks, gambar, video dengan baik.Pengembangan media ini juga
ditunjang oleh beberapa software lainnya seperti Camtasia Studio 7 yang digunakanuntuk membuat tampilan video, Aleo Sofware yang digunakanuntuk membuat
animasi pada teks, dan Quiz Creatoryang digunakan untuk membuat kuis dan
latihan soal pada media.Sebelum menjalankan media pembelajaran ini pengguna
hendaknya perlu menginstal software Flash Player atau Macromedia Flash dan
software pemutar video seperti Media Player Classic yang sudah dijadikan satu
paket CD interaktif bersama media pembelajaran. Pengembang mengembangkan
materi dalam bentuk teks maupun video dalam media ini menggunakan sumber
rujukan yang baik.Gambar yang ditampilkan juga dari sumber rujukan yang baik
bahkan beberapa gambar yang ditampilkan merupakan hasil pengamatan pengembang dengan menggunakan mikroskop.
Media yang telah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh validator untuk dinilai kelayakannya. Validator yang memvalidasi media ini terdiri validator
ahli media, validator ahli materi, validator ahli praktisi lapangan, dan validasi oleh
siswa SMAN 7 Malang kelas XI tahun ajaran 2012/2013 kelas XI IPA 5 yang
berjumlah 15 orang.Setelah dilakukan validasi dilanjutkan dengan pelaksanaan
revisi.Menurut Borg dan Gall (1983:775) tahap ini meliputi kegiatan revisi
terhadap produk berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan
tahap awal (hasil validasi).Berdasarkan kritik dan saran yang diberikan oleh
beberapa validator dan siswa media direvisi agar semakin layak digunakan dalam
pembelajaran.Salah satu revisi yang dilakukan yaitu mengganti gambar pada
materi struktur umum sel dengan gambar yang original hasil pengamatan
mikroskop yang dilakukan pengembang.Revisi media yang telah dilakukan dapat
dilihat pada Tabel 8.Revisi dilakukan berulang kali (lebih dari 3kali) hingga
didapatkan media yang valid dan layak.Hal baru yang disajikan dalam media
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu media ini tidak hanya
menampilkan gambar dan teks saja melainkan juga menampilkan audio dan video
sehingga dapat mengakomodasi siswa yang memiliki kebiasaan belajar secara
visual dan audio.Selain itu, untuk menggunakan media tidak perlu jaringan
internet sehingga siswa dapat menggunakannya dimanapun dan kapanpun.
Tabel 8. Penyajian Produk Sebelum Revisi dan Setelah Revisi
Produk sebelum direvisi
Gambar sel pada struktur umum sel lebih baik
yang original (hasil pengamatan sendiri) untuk
menghindari terlalu banyak sumber yang
diambil dari internet/buku.
Media pembelajaran yang telah dikembangkan inimemiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang dimiliki oleh media pembelajaran ini
adalah sebagai berikut, antara lain: (1) materi yang disajikan dalam media
pembelajaran ini telah disusun ini sesuai dengan Standar Kompetensi 1 dan
Kompetensi Dasar 1.2; (2) media yang disusun maupun materi yang telah
disajikan dalam media pembelajaran ini telah dinilai kelayakannya oleh validator
ahli media, ahli materi, ahli praktisi lapangan, dan siswa dengan tingkat validitas
sangat valid; (3) media pembelajaran yang telah dikembangkan ini merupakan
media pembelajaran yang interaktif karena pada media interaktif ini terdapat
interaksi dengan siswa. Jenis interaksi yang terjadi mengklik mouse, men-drag
10
mouse, serta penyajian feed back dan penguatan bagi siswa; (4) media
pembelajaran yang disusun mengintegrasikan komponen teks, gambar, audio, dan
video yang dapat memfasilitasi siswa yang memiliki kemampuan menyerap
pelajaran dengan cara yang berbeda; (5) media pembelajaran yang telah
dikembangkan ini dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas bersama guru
maupun dipelajari secara individual di rumah.
Media pembelajaran yang telah dikembangkan ini juga memiliki beberapa
kekurangan. Kekurangan dalam media pembelajaran ini adalah sebagai berikut,
antara lain: (1) media pembelajaran ini memiliki spesifikasi minimal komputer
dan mengharuskan pengguna untuk menginstal software tertentu agar dapat
menjalankan program; (2) media pembelajaran ini merupakan media
pembelajaran audio-visual sehingga membutuhkan alat bantu seperti headset
untuk dapat mendengarkan suara pada media jika media ditampilkan pada
komputer sekolah; (3) media pembelajaran ini membutuhkan siswa dengan
kemampuan mengoperasikan komputer dengan baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Prosedur pengembangan media pembelajaran yang akan dikembangkan
mengikuti prosedur pengembangan yang dilakukan oleh Borg dan Gall (1983)
yang dibatasi pada 5 tahap.Media pembelajaran multimedia interaktif ini dibuat
dengan menggunakan programsoftwareAutoplay yang ditunjang dengan
menggunakan beberapa software lainnya seperti Camtasia Studio 7, Aleo Sofware,
dan Quiz Creator. Materi yang disajikan dalam multimedia interaktif ini yakni
materi sel mengenai struktur dan fungsi masing-masing organel sel pada sel
hewan dan sel tumbuhan yang disusun berdasarkan Kompetensi Dasar 1.2 kelas
XI SMA.
Subjek uji coba produk multimedia interaktif adalah subjek ahli yang meliputi subjek ahli media, ahli materi, ahli praktisi lapangan, dan siswa. Instrumen
pengumpulan data berupa lembar validasi yang terdiri 2 bagian berupa lembar
penilaian dan saran sehingga didapatkan data kuantitatif dan data kualitatif.Data
kuantitatif yang diperoleh diubah menjadi bentuk persentase dan kemudian
dinterpretasikan dengan kalimat yang bersifat kualitatif.Data kualitatif yang
berupa saran digunakan sebagai perbaikan pada media yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil validasi diperoleh data kuantitatif berupa rata-rata
persentase dari skor akhir yang diberikan oleh ahli media sebesar 89,17%, ahli
materi sebesar 100%, ahli praktisi lapangan sebesar 98,88%, dan siswa sebesar
89,75%. Hasil validasi yang telah diperoleh dari para ahli dan siswa menunjukkan
bahwa produk yang telah dikembangkan valid dan layak digunakan sebagai
alternatif pembelajaran di kelas.
Saran
Pemanfaatan produk sebagai salah satu alternatif pembelajaran hendaknya
tidak menggantikan posisi guru sebagai fasilitator pembelajaran.Guru juga perlu
mengatur kegiatan pembelajaran kontekstual seperti kegiatan praktikum yang
mengakomodasi
siswa
untuk
memiliki
keterampilan
bekerja
di
laboratorium.Walaupun, media pembelajaran ini memiliki cakupan materi yang
lengkap tetapi perlu didampingi oleh buku teks agar semakin menambah wawasan
11