Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN GLAUKOMA DI RUANG A4


(MATA) RSDK SEMARANG

Disusun oleh :
Heri Sanyoto
1.1.20492

PRODI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2006

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN GLAUKOMA DI RUANG A4 (MATA) RSDK SEMARANG

A.

DEFINISI GLAUKOMA
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan didalam bola mata meningkat
sehingga terjadi kerusakan saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan.
Glaukoma adalah sekelompok kelainan/kerusakan mata yang ditandai dengan
berkurangnya peningkatan tekanan (Barbara C. Long)
Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang ditandai dengan berkurangnya
lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus kerusakan ini berhubungan dengan
peningkatan TIO yang terlalu tinggi. (Brunner & Suddarth)
Semakin tinggi tekanannya, semakin cepat kerusakan saraf optikus tersebut
berlangsung. Peningkatan TIO terjadi akibat perubahan patologis yang menghambat
peredaran normal humor aques.

B.

KLASIFIKASI
1.

Glaukoma sudut terbuka

2.

Glaukoma sudut tertutup

3.

Glaukoma kongenitalis

4.

Glaukoma sekunder
Keempat jenis glaukoma ini ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam

bola mata dan karenannya semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf optikus
yang progresif.

C.

ETIOLOGI
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut
humor aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan didalam bilik
posterior, melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu mengalir dari mata
melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan
yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi
peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah kesaraf optikus
berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

D.

MANIFESTASI KLINIK
1.

GLAUKOMA SUDUT TERBUKA


Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus

terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat. Secara bertahap
akan meningkat (hampir selalu pada kedua bola mata) dan menyebabkan kerusakan
saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif. Hilangnya fungsi
penglihatan pada bagian lapang pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan
menjalar keseluruh bagian lapang pandang, meyebabkan kebutaan.
Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang
terjadi pada anak-anak. Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering
ditemukan pada penderita diabetes atau myopia. Glaukoma sudut terbuka lebih
sering terjadi biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.

Pada awalnya, peningkatan tekanan didalam mata tidak menimbulkan gejala.


Lama kelamaan timbul gejala :
a. Penyempitan lapang pandang tepi.
b. Sakit kepala ringan
c. Gangguan penglihatan yag tidak jelas (misalnya : melihat lingkaran di
sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan).
Pada akhirnya terjadi peyempitan lapang pandang yang menyebabkan
penderita sulit melihat benda-benda yang terletak disisi lain ketika penderita melihat
lurus kedepan (disebut penglihatan terowongan). Glaukoma sudut terbuka mungkin
baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
2.

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP


Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor

aqueus terhalang oleh iris. Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya :
cahaya redup, tetes mata pelebaran pupil yang digunakan untuk pemeriksaan atau
obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh
iris. Iris bisa menggeser kedepan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus
sehingga terjadi peningkatan tekanan didalam mata secara mendadak.
Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau
bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Glaukoma akut bisa sering terjadi karena
pupil secara alami akan melebar dibawah cahaya yang redup.
Episode akut dari glaukoma sudut tertutup dapat menyebabkan:
a. Penurunan fungsi penglihatan ringan
b. Terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
a. Nyeri pada mata dan kepala.
Gejala tersebut berlangsung hanya bebrapa jam sebelum terjadinya serangan
lebih lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara
mendadak dan nyeri mata yang berdenyut. Penderita juga mengalami mual dan
muntah. Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah. Pupil melebar dan
tidak mengecil jika diberi sinar yang terang. Sebagian besar gejala akan menghilang

setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang. Setiap serangan susulan
akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.
3.

GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat :


a. Infeksi
b. Peradangan
c. Tumor
d. Katarak yang meluas
e. Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik
anterior.
Penyebab paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya adalah
penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan pendarahan
kedalam mata. Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler.
4.

GLAUKOMA KONGENITALIS
Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan

perkembangan saluran humor aqueus. Glaukoma seringkali diturunkan.


E.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan

adanya perubahan pada

saraf optikus akibat Glaukoma.


2. Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.
Tekanan didalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur dengan
menggunakan tonometri. Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari 20-22
mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan. Kadang Glaukoma terjadi pada
tekanan normal.
3. Pengukuran lapang pandang.

4. Ketajaman penglihatan.
5. Tes Refraksi
6. Respon refleks pupil
7. Pemeriksaan slit lamp
8. Pemeriksaan gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor aqueus)
F.

PENGOBATAN
1. Glaukoma Sudut Terbuka
Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan Glaukoma sudut terbuka.Obat
tetes yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timonol, betaxolol,
carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi
pembentukan cairan didalam mata. Juga diberikan pilocarpine unuk memperkecil
pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat lainnya yang juga
diberikan adalah epinephrine, dipivephrine, atau carbacol (untuk memperbaiki
pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya
tidak dapat ditorelir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan
pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar laser untuk membuat lubang
didalam didalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris
(iridotomi).
a. Minum larutan gliserin

dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan

serangan Glaukoma.
b. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide)
c. Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan
membuka saluran yang tersumbat.
d. Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.
e. Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor
karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.
f. Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol
intravena (melalui pembuluh darah).

g. Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan
berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen. Jika
Glaukoma tidak dapat diatasi dengan menggunakan laser, dilakukan pembedahan
untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit,
maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya trejadi pada salah satu mata.
2. Glaukoma Sekunder
Pengobatan Glaukoma tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang
dilakukan pembedahan.
3. Glaukoma Kongenitalis
Untuk mengatasi Glaukoma konginetalis dilakukan pembedahan.
Pembedahan
a. gloukoma sudut terbuka
Pembedahaan diindikasikan bila cara konservatif gagal
Prosedur : laser trabecula plasty
Dimana suatu laser zat argon disaratkan langsung ke jaringan. Trabekular untuk
merubah susunan jaringan dan membuka aliran dari humor aqeous.
b. gloukoma sudut tertutup
biasanya memerlukan pembedahan iridatomy atau iridectomy perifer
prosedur penyaringan dilakukan bila prosedur lain gagal untuk menekan
peningkatan IOP prosedur terpilih biasanya Trabeculectomy yaitu membuat
pembukaan antara ruang anterior dan rongga dan rongga sub konjungtiva.

Membantu kenyamanan

Nyeri biasanya berkurang bila IOP menurun. Analgetik dapat dianjurkan,


kompres dingin dapat membantu untuk nyeri spasme pada mata.

Penyuluhan dan konseling

Pasien yang baru didiagnosa perlu bantuan dalam mengerti ( memahami ) dan
belajar hidup dengan penyakitnya. Perawat hendaknya menjelaskan kepada pasien

bahwa penglihatannya yang hilang tidak dapat dipulihkan secara sempurna namun
kehilangan yang berlanjut dapat dicegah dan orang tersebut tetap kehilangan yang
berlanjut dapat dicegah dan orang tersebut tetap dapat beraktifitas bila
pengobatannya terus menerus.
G.

PENCEGAHAN
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya Glaukoma sudut terbuka.
Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan
kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.
Orang-orang yang memiliki resiko menderita

Glaukoma sudut tertutup

sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi
sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.
H.

PATHOFISIOLOGI
Tekanan intraokuler dipertahankan oleh produksi dan pengaliran humor aqueus yang
terus menerus di rongga anterior. Glaukoma terjadi bila ada hambatan dalam
pengaliran humor aqueus yang menyebabkan peningkatan TIO. Bila tekanan terus
meningkat dapat terjadi kerusakan mata saraf-saraf optik, gangguan penglihatan dan
sel sel saraf retina beregenerasi. Perubahan pertama sebelum sampai hilangnya
penglihatan adalah perubahan penglihatan perifer, bila hal ini tidak segera ditangani
bisa timbul kebutaan.

I.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan meliputi identifikasi beberapa perubahan dalam penglihatan
dan mengkaji ketidaknyamanan :
1. Penglihatan
a.

Ketajaman penglihatan, shelenchart bila tersedia, membaca jarak jauh,


membaca jarak dekat.

b.

Lapang pandang, test konfrontasi.

c.

Adanya bayangan sekitar cahaya (hallo)

2. Ketidaknyamanan
a.

Nyeri mata ; tumpul, berat

b.

Sakit kepala ; derajat beratnya

c.

Mual dan muntah

J.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada glaukoma adalah :
a.

Gangguan sensori perceptual b.d gangguan penerimaan sensori,


gangguan status organ indera.

b.

Ansietas b.d perubahan status kesehatan : adanya nyeri

c.

Kurang pengetahuan b.d ketidakmampuan mengingat dan salah


interprestasi informasi.

K.

INTERVENSI
1.

Gangguan sensori perceptual b.d gangguan penerimaan


sensori, gangguan status organ indera.
Tujuan : Daya penglihatan membaik dengan kriteria hasil :
a. Pasien dapat melihat dengan jelas
b. Mata tidak mudah lelah
c. Visus mata tidak menurun
Intervensi :

Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata terlibat
Rasional : kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab
kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progresif, bila bilateral
tiap mata tetap berlanjut pada laju yang berbeda tetapi biasanya
hanya satu mat yang diperbaiki per prosedur

Orientasikan pasien terhadap lingkungan, perawat, pasien lain di sekitarnya.


Rasional : meningkatkan rasa nyaman dan kekeluargaan

Letakkan barang yang dibutuhkan dalam jangkauan


Rasional : memungkinkan pasien melihat obyek lebih mudah

Observasi tanda-tanda disorientasi ; pertahankan pengaman tempat tidur


Rasional : menurunkan

resiko

jatuh

keterbatasan penglihatan

apabila

pasien

bingung

akibat

2.

Ansietas b.d perubahan status kesehatan : adanya nyeri


Intervensi tindakan:
Tujuan : ansietas berkurang dengan kriteria hasil :
a. Wajah klien tampak rileks
b. Klien paham tentang penyakitnya
a.

Kaji tingkat kecemasan klien

b.

Alihkan perhatian klien (berdoa, menonton televisi, membaca


buku)

c.

Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa semuanya adalah


cobaan dari Tuhan.

d.

Tenangkan klien dan beri rasa aman.

e.

Dengarkan keluhan klien.

f.

Beri pendampingan dan support pada klien

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne. C, Bare, Brenda. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 3. Jakarta: EGC
Doengoes, Marylinn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. jakarta: EGC
Price, Sylvia. A. 1995. Patofisiolog: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4 buku
II. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai