Anda di halaman 1dari 10

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr.

Sutopo Patria Jati ,MM

MAKALAH

DASAR DASAR ORGANISASI

DISUSUN OLEH :
Dr. SUTOPO PATRIA JATI, MM

PELATIHAN MANAJEMEN KEMAHASISWAAN


BAGI MAHASISWA BARU
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 15 17 SEPETEMBER 2000
Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan
Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr. Sutopo Patria Jati ,MM

DASAR DASAR ORGANISASI


I.

PENDAHULUAN
Sering kita mendengar kata organisasi dalam kehidupan dilingkungan

masyarakat maupun dunia pekerjaan atau kampus, namun terkadang kita sering
dibingungkan oleh definisi dari organisasi dengan segala aspek dan istilah yang
menyertainya. Banyak referensi dan pendapat dari para pakar manajemen dan
organisasi di dunia , namun secara umum dapat didefinisikan pengertian
organisasi sebagai suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama ( sekelompok
tujuan ).
Istilah Struktur Organisasi menunjukkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa
melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi
yang akan diikuti. Struktur organisasi memiliki tiga komponen berupa :

Kompleksitas : mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada , termasuk


tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam
hirarki, serta tingkat penyebaran secara geografis

Formalisasi : menunjukkan tingkat sejauh mana organisai menyandarkan diri


pada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku anggotanya.

Sentralisasi : mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan


keputusan.
Sedangkan pengertian Disain Organisasi lebih menekankan sisi

manajemennya dengan mempertimbangkan konstruksi dan mengubah struktur


untuk mencapai tujuan organisasi.
Perspektif Sistem menggambarkan bagaimana cara kerja sebuah organisasi,
sedangkan karakteristik dari sistem terbuka meliputi :
-

Kepekaan terhadap lingkungan; ketergantungan antara sistem dengan


lingkungannya

Umpan balik

Cyclical character

Negatif enthropy; menunjukkan kemampuan memperbaiki diri untuk


menghindari kehancuran
Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan
Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr. Sutopo Patria Jati ,MM

Perspektif Daur Hidup menunjukkan pola perubahan organisasi yang dapat


diramalkan dengan mengikuti tahapan perkembangan yang konsisten dan bukan
kejadian yang random. Secara jelas tiap tahapan daur hidup dapat dilihat dalam
gambar 1.1 dibawah ini :
Gambar 1.1 : Daur Hidup Organisasi

Formasi
Tahap
Kewiraswas
taan:
Tujua
n
tidak
jelas
Kreati
vitas
tinggi

Pertumbuhan
Tahap
Kebersamaa
n:
Komu
nikasi
&
strukt
ur
infor
mal
Komit
men
tinggi

Kedewasaan

Tahap
formalisasi
& kontrol:
Forma
lisasi
aturan
Strukt
ur
stabil
Focus
efisien
si

Tahap
perluasan
struktur:
Lebih
komplek
Desentra
lisasi
Variasi
pasar

Kemunduran
Tahap
kemunduran :
Turn over
SDM tinggi
Konflik
tinggi
sentralisasi

Sumber : Stephen P. Robbins, Teori Organisasi, tahun 1990, hal. 24

1. PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI


Pendekatan awal terhadap teori organisasi pada permulaan abad 19
menganggap organisasi sebagai alat mekanis untuk mencapai tujuan , dengan
perhatian difokuskan pada pencapaian efisiensi di dalam fungsi-fungsi intern
organisasi ( Teoritikus Tipe 1 ).
Pada teoritikus Tipe 2 yang melaksanakan dibawah asumsi system tertutup
namun menekankan hubungan informasl dan motivasi motivasi non-ekonomis
yang beroperasi didalam organisasi. Organisasi tidak selalu berjalan secara mulus
dan bukan merupakan mesin yang sempurna. Manajemen dapat merancang
hubungan dan aturan formal , namun disciptakan juga persahabat informal untuk
memenuhi kebutuhan social anggotanya.

Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan


Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr. Sutopo Patria Jati ,MM

Kerasionalan kembali menjadi tema sentral pada teoritikus Tipe 3,


diperkirakan sejak 1960 sampai awal 1970-an para teoritikus melihat organisasi
menjadi alat untuk mencapai tujuan. Mereka memfokuskan pada sasaran,
teknologi, dan ketidak pastian lingkungan sebagai variable-variabel kontingensi
utama yang menentukan struktur yang tepat dan seharusnya berlaku dalam
organisasi., dengan kata lain struktur yang sesuai dengan variable-variabel
kontingensi tersebut akan membantu pencapaian tujuan organisasi, sebaliknya
penerapan struktur yang salah akan mengancam kelangsungan hidup organisasi.
Akhirnya pendekatan mutakhir untuk memahami organisasi sangat
dipengaruhi oleh para teoritikus Tipe 4. Perspekstif social digunakan kembali,
namun dalam kerangka kerja system terbuka. Hasilnya adalah pandangan bahwa
struktur bukanlah merupakan usaha yang rasional dari para manajer untuk
menciptakan struktur paling efektif, namun merupakan hasil dari suatu
pertarungan

politis

diantar

koalisi-koalisi

didalam

organisasi

untuk

memperebutkan kendali / kekuasaan.


Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pembagian masing-masing tipe dari teoritikus
organisasi dalam gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1. Evolusi Teori Organisasi Kontemporer
Kerangka waktu
Perspektif system

1900-1930
Tertutup

1930-1960
Tertutup

1960-1975
Terbuka

1975- ?
Terbuka

Perspektif tujuan

Rasional

Social

Rasional

Sosial

Tema utama

Efisiensi

Orang dan

Desain desain

Kekuasaan dan

mekanis

hubungan

kontingensi

politis

Tipe 1

manusia
Tipe 2

Tipe 3

Tipe 4

Klasifikasi
Teoritis

Sumber : W. Richard Scott Theoritical Perspectives, dalam Buku Teori Organisasi oleh Stephen P.
Robbinson , 1990 hal.34

2. PRINSIP DAN DISAIN ORGANISASI


Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik perlu diperhatikan
beberapa prisip organisasi , meliputi antara lain :
a. Perumusan tujuan secara jelas, sebab tujuan bagi organisasi berfungsi untuk :

Pedoman kearah mana organisasi akan dibawa

Landasan bagi organisasi tersebut


Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan
Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr. Sutopo Patria Jati ,MM

Menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan

Menentukan program, prosedur dan kiss me ( koordinasi, integrasi,


simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisme )

b. Pembagian tugas dan pekerjaan, yang dapat dibedakan menjadi :

Pembagian atas dasa r wilayah atau teritorial

Pembagian atas dasar jenis produk yang dihasilkan

Pembagian atas dasar sasaran / obyek kegiatan

Pembagian atas dasar fungsi

Pembagian atas dasar waktu

c. Delegasi kekuasaan, agar dapat efektif maka perlu diperhatikan hal sebagai
berikut :
-

Harus diikuti adanya pertanggung jawaban

Diberikan kepada orang yang tepat

Dibarengi pemberian motivasi

d. Rentangan kekuasaan, menurut seorang pakar dikatakaan bahwa batas jumlah


maksimum yang dapat dikendalikan secara efektif seorang pimpinan adalah
berkisar antara lima sampai delapan orang bawahan. Faktor lain yang
berpengaruh adalah : kejelasan tugas, wewnang dan tanggung jawab tiap
orang; kompleksitas jalinan hubungan kerja; kemampuan dari tiap orang;
corak pekerjaan; stabilitas organisai dan tenaga kerja; serta jarak dan waktu.
e. Tingkatan pengawasan, diusahakan agar tercipta flat top organization
yaitu yang berbentuk pipih dan tidak menjulang tinggi.
f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab, dengan prisnip an employee should
recieve orders from one superior only
g. Koordinasi, dengan menciptakan efek siinergis dari segala komponen utnuk
mencapai tujuan organisasi
Menurut pola hubungan kerja, serta alur wewenang dan tanggung jawab,
maka disain bentuk organisasi dapat dibedakan menjadi :
1. Organisasi Garis
Ciri cirinya adalah organisasi masih kecil, jumlah anggota sedikit, pimpinan
dan bawahan semua saling kenal dan spesialisai kerja sedikit.

Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan


Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr. Sutopo Patria Jati ,MM

Kelemahannya yaitu seluruh organisasi bergantung kepada satu orang,


kecenderungan bersikap otoriter dan kesempatan berkembang anggota terbatas
Kelebihannya adalah kesatuan perintah terjamin baik, proses pembuatan
keputusan cepat dan rasa solidaritas antar anggota tinggi.
Contoh skema organisasi garis terlihat pada gambar 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1 Organisasi Garis

2. Organisasi Fungsional
Cirinya beberapa atasan tidak memiliki bawahan yang jelas sebab setiap
atasan berwenang memeberi perintah bawahan sepanjang ada hubungannya
dengan fungsi atasan tersebut.
Kelemahannya adalah karena ada spesialisasi maka kesulitan melakukan tour
of duty dan bawahan lebih mementingkan bidangnya sendiri sehingga sulit
melakukan koordinasi.
Kelebihannya yaitu pembidangan tugas jelas, spesialisasi tenaga dapat
berkembang dan dimanfaatkan maksimal dan telah dipakai tenaga ahli yang
sesuai bidangnya.
Contoh bentuk organisasi ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Organisasi Fungsional

3. Organisasi Garis dan Staff


Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan
Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr. Sutopo Patria Jati ,MM

Cirinya terdapat satu atau beberapa orang staff yaitu orang yang ahli dalam
bidang tertentu yang bertugas memberi nasehat kepa pimpinan.
Kelemahannya adalah anggota tidak saling mengenal sehingga solidaritasnya
rendah, karena rumit / kompleksnya organisasi maka kesulitan dalam
koordinasi.
Kelebihannya yaitu dapat digunakan oleh stiap organisasi besar, pengambilan
keputusan lebih berbobot karena adanya staff, dan konsep the rigth man on
the rigth place dapat lebih terjamin.
Contoh bentuk organisasi garis dan staff seperti terlihat berikut ini :
Gambar 4.3 Organisai Garis dan Staff

4. Organisasi Fungsional dan Staff


Merupakan kombinasi dari bentuk organisai fungsional dan bentuk organisai
garis dan staff. Kelebihan dan kelemahannya seperti dalam masing-masing
bentuk organisasi yang dikombinasikan tersebut.
II.

KEEFEKTIFAN ORGANISASI
Pada tahun 1950-an efektivitas organisasi diartikan sebagai sejauh mana

sebuah organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya, namun hal ini masih


mempunyai makna ganda yang kadang sulit dimengerti oleh para manajer.
Sehingga perlu didefinisikan tentang kefektifan tersebut menjadi sejauh mana
organisasi tersebut mampu mempertahankan kelangsungan hidup-nya Namun
dalam perkembangannya ternyata timbul kompleksitas mengingat semakin
bervariasinya tujuan dan jenis organisasi yang memiliki kespesfikan masingmasing . Oleh karena itu dibutuhkan beberapa pendekatan untuk menilai
kefektifan organisasi, yaitu antara lain meliputi :
1. Pendekatan Pencapaian Tujuan (goal attainment approach) yang menyatakan
bahwa kefektifan organisasi harus dinilai sehubungan dengan pencapaian
tujuan ( ends ) ketimbang caranya ( means ) yang perlu diperhitungkan adalah

Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan


Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr. Sutopo Patria Jati ,MM

bottom line-nya. Ada beberapa asumsi yang dibutuhkan, yaitu : Pertama,


organisai harus mempunyai tujuan akhir; Kedua, tujuan tersebut harus
diidentifkasi dan ditetapkan dengan baik agar dapat dimengerti; Ketiga, tujuan
tersebut harus dedikit agar mudah dikelola; Keempat, harus ada konsesus atau
kesepakatan umum mengenai tujuan tersebut; Kelima, kemajuan kearah tujuan
tersebut harus dapat diukur. Masalah potensial yang ada antara lain berasal
dari asumsi awal tersebut diatas; adanya tujuan yang majeemuk maupun
perbedaan antara jangka pendek dengan jangka panjang menyebabkan ketidak
cocokan dan saling bersaing, atau standar ukuran yang ditetapkan berorientasi
pada performa masa lalu bukan dalam ukuran yang ideal / obyektif.
2. Pendekatan Sistem menyatakan sebuah organisasi juga harus dinilai
berdasarkan

kemampunnya

menyalurkan

keluarannya,

memperoleh
dan

masukan,

memepertahankan

memprosesnya,
stabilitas

dan

keseimbangan. Model-model system menekankan criteria yang akan


meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang dari organisasi seperti
kemampuan memperoleh sumber daya, mempertahankan dirinya secara
internal sebagai organisme social, dan berintegrasi secara berhasil dengan
lingkungan. Jadi pendekatan system berfokus bukan pada tujuan akhir
tertentu, tetapi pada cara yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan tersebut.
Asumsi yang mendukung pendektan system antara lain, organisasi terdiri atas
sub bagian yang saling berhubungan; harus ada kesadaran dan interaksi yang
baik dengan konstituen lingkungannya; kelangsungan hidup membutuhkan
penggantian yang terus menerus pada sumber daya yang digunakan.
Sedangkan beberapa masalah potensialnya antara lain berkaitan dengan
kesulitan dalam pengukuran dari variable proses dan apakah cara / metode
yang diterapkan memang sudah sesuai atau optimal, serta kadang terjebak
dalam sikap yang lebih mementingkan proses daripada hasil atau tercapainya
tujuan akhir.
3. Pendekatan Konstituen Strategis, yaitu apabila organisasi dapat memenuhi
kebutuhan / tuntutan dari konstituen kritisnya yang terdapat dalam lingkungan
organisasi dan menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut.
Asumsi yang berlaku antar lain bahwa organisasi dianggap sebagai arena
politik tempat kelompok yang berkepentingan saling bersaing menguasai
sumber daya agar dapat memenuhi tuntutan konstituen kritisnya. Pihak
Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan
Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr. Sutopo Patria Jati ,MM

manajemen dalam memilih tujuan menjadi tidak bebas nilai , tergantung jenis
konstituen yang akan dipenuhi tuntutannya. Sedangkan permasalahan
potensial yang dapat timbul antara lain kesulitan dalam identifkasi konstituen
strategis karena perubahan lingkungan yang cepat termasuk mendapatkan
informasi yang valid tentang harapan dari konstituen tersebut.
4. Pendekatan Nilai-nilai Bersaing, melaui identfikasi seluruh empat variabel
utama ( laba atas investasi; pangsa pasar; pembaharuan produk dan keamanan
kerja ) dan menentukan bagaimana variabel variabel tersebut saling
berhubungan. Hal ini tergantung dari siapa sebenarnya anda dan siapa yang
anda wakili. Asumsi yang barlaku bahwa tidak ada tujuan tunggal yang dapat
disetujui semua pihak atau tidak ada konsesus yang memutuskan tujuan mana
yang harus didahulukan , karena tergantung subyektivitas para pelaku dengan
nilai pribadi , prefernsi dan minat mereka masing-masing. Selain pengakuan
adanya pilihan tujuan yang berbeda, maka diasumsikan seluruh pilihan
tersebut dapat dikonsolidasikan melalui kesamaan dari elemen umum yang
mendasari kriteria penilaian semua pilihan.
Berikut ini disusun perbandingan dari ke-empat pendekatan tentang
keefektifan organisasi seperti yang terlihat dalam Gambar 3.1. dibawah ini :
Gambar 3.1. Perbandingan dari Pendekatan Keefektifan Organisasi
DEFINISI
Organisai efektif sampai sejauh

BERGUNA SAAT
Pendekatan lebih disukai

Pencapaian Tujuan

Organisasi dpt mencapai tujuan

pada saat
Tujuan jelas, dibatasi waktu

Sistem

yg ditetapkan
Orgns memperoleh

sumber

dan dpt diukur


Ada hubungan yg jelas antar

Kosntituensi-Strategis

yang dibutuhkan
Semua konstituen

strategis

masukan dgn keluaran


Konstituen punya pengaruh

PENDEKATAN

paling tidak dipenuhi


Nilai-nilai Bersaing

Fokus

pada

empat

kuat
variabel

dan harus dipenuhi

tuntutannya
Organisasi

tidak

punya

utama sesuai preferensi dari

prioritas yang jelas atau

konstituen

perubahan

minat

dalam

jangka waktu tertentu

III.

MODEL PERTUMBUHAN ORGANISASI


Model pertumbuhan yang paling dikenal dan dikembangkan pada tahun

1970-an oleh Larry Greiner yang menyatakan bahwa karakteristik tahap


Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan
Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Makalah Dasar-dasar Organisasi oleh dr. Sutopo Patria Jati ,MM

pertumbuhan yang panjang dan tenang

(disebut evolusi ) akan diikuti oleh

periode-periode kekacauan internal (disebut

revolusi). Setiap tahap evolusi

menciptakan krisis tersendiri, dan pemecahan suatu krisis akan melahirkan suatu
tahap evolusi baru.
Proses evolusi krisis evolusi tersebut akan memenciptakan lima tahap
seperti yang terlihat dalam gambar dibawah ini :
Gambar 5.1. Lima Tahap Pertumbuhan Organisasi
TAHAP 1

TAHAP 2

TAHAP 3

BESARAN
ORGANISASI

TAHAP 5

4.Krisis
BIROKRASI
3.Krisis
KONTROL

5.
Pertumbuhan mll
KOLABORASI

2.Krisis
OTONOMI
1.Krisis
KEPEMIMPINAN

4.
Pertumbuhan mll
KOORDINASI

2.
Pertumbuhan mll
PENGARAHAN

KECIL

TAHAP 4

5.Krisis ??

BESAR

3.
Pertumbuhan mll
PENDELEGASI
AN

1.
Pertumbuhan mll
KREATIVITAS

MUDA

USIA ORGANISASI

MATANG

DAFTAR PUSTAKA
Robbin P. Stephen. 1994. Teori Organisasi. Struktur. Desain & Apliklasi. Edisi 3.
Terjemahan Jusuf Udaya. Jakarta: Penerbit Arcan.

Disampaiakn dalam Pelatihan Manajemen Kemahasiswaan


Untuk Mahasiswa Baru FKM UNDIP, Semarang 15 17 September 2000

Anda mungkin juga menyukai