Anggraeni Parwati
Anatomi terkait:
Reseptor alat keseimbangan tubuh: reseptor mekanis di
vestibulum, kulit, otot & persendian;reseptor cahaya di
retina.
Saraf aferen, berperan menghantarkan impuls ke pusatpusat keseimbangan di otak: saraf vestibular, saraf optic,
saraf spinoserebelaris.
Pusat-pusat keseimbangan inti vestibulum, serebelum,
korteks serebri, hipotalamus, pusat saraf otonom di
batang otak, inti okulomotorius, formation retikularis.
Etiologi
Penyakit system vestibular perifer
Benda asing, radang (labirinitis), trauma, perdarahan,
gangguan saraf VIII (karena trauma, infeksi)
Kelainan psikiatri :
Depresi, neurosa, cemas, fobia.
Kelainan mata.
Intoksikasi makananan, minuman, dan obat-obatan :
Streptomisin, antikonvulsan, antihipertensi, penenang, alcohol,
gentamisin kinin.
Pathway
Klasifikasi
Vertigo sentral
Gangguan di batang otak atau di serebelum.
Vertigo perifer
Episode (serangan) beberapa detik.
Paling sering disebabkan oleh vertigo
posisional benigna.
Episode beberapa menit-jam. Penyakit
meniere atau vestibulopati vestibulopati.
Episode berapa hari-minggu. Neuronitis
vestibular.
ANAMNESIS
Gejala subjektif :
Sakit kepala, kepala terasa ringan
Rasa terapung, terayun
Mual
Diplopia
Disfagia
Gejala objektif :
Keringat dingin
Pucat
Muntah
Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
Nistagmus.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Neurologis umum :
Kesadaran
Nervus kranialis
visus,kampus,okulomotor, sensori
dimuka, otot wajah, pendengaran,
dan menelan.
Fungsi motorik (kelumpuhan
ekstrimitas)fungsi
sensorik(hipestasi dan parestesi)
Pemeriksaan khusus oto-neurologis untuk
menentukan lesi sentral dan perifer. Fungsi
vestibuler/ serebelar :
Tes Nylen Barany atau Dix Hallpike
Tes kalori
Tes romberg,
Tes tandem
ttandemgait
gait
Test
pastpointing
pointingtest,
test,
Testpost
Test Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30,
sehingga kanalis semisirkularis lateralis dalam
posisi vertikal.
Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air
dingin dan air hangat (7oC) masing-masing
selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit.
Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak
permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus
tersebut (normal 90-150 detik).
Terapi
Terapi kausal
Terapi simptomatik
Antihistamin (antikholinergik)
Betahistin
Merislon 3x 6-12 mg
Betaserc 3x8 mg
Antagonis Ca2+
Cinnarizine (stugeron), 3x 15-30 mg
Fenotiazine
Promethazine (phenegran) 4x 12.5-2 mg
Chlorpromazine (Largactil) 3-4 x 25-50 mg
Terapi
Obat simpatomimetik
Efedrin 4x 10-25 mg
Obat penenang
Lorazepam 0.5 1 mg
Diazepam 2 5 mg
Obat antikolinergik
Skopolamin 3-4 x 0.3-0.6 mg
Kombinasi dengan fenotiazine/efedrin efek
sinergistik.
Terapi
Terapi fisik
Tujuan:
Melatih gerakan kepala yang mencetuskan
vertigo atau disekuilibrium untuk
meningkatkan kemampuan mengatasinya
secara lambat laun.
Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi
pandangan mata.
Melatih meningkatkan kemampuan
keseimbangan
Terapi
Terapi fisik
Contoh latihan
Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.
Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi,
ekstensi, gerak miring).
Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian
dengan mata tertutup.
Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian
dengan mata tertutup.
Berjalan tandem (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang
satu menyentuh jari kaki lainnya dalam melangkah).
Jalan menaiki dan menuruni lereng.
Melirikkan mata kea rah horizontal dan vertikal.
Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan
juga memfiksasi pada objek yang diam.