sebagai cabang olahraga tertua harus terus terbina, ditingkatkan prestasinya demi keharuman
nama Nusa dan Bangsa Indonesia. Terkait dengan hal itu dalam GBHN 1996 ditegaskan bahwa
tujuan olahraga untuk membentuk warga Negara Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, jujur,
trampil, berdedikasi tinggi, serta bertanggung jawab, cinta tanah air, memiliki tenggang rasa
disiplin serta beriman. Olahraga sangat diperlukan dan merupakan suatu keharusan untuk
menciptakan badan yang sehat, baik jasmani dan rohaninya, tentu mereka akan berperan aktif di
dalam setiap aspek kehidupan baik dari segi politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan
keamanan. Siswa sebagai bagian dari pada warga Negara Indonesia yang menjadi objek dalam
penelitian ini diupayakan dapat meningkatkan prestasinya dalam salah satu cabang atletik.
Pelatihan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terprogram
dan terus menerus dengan pembebanan yang meningkat secara bertahap sehingga menyebabkan
perubahan yang mengarah pada perbaikan prestasi. Maka disini perlu partisipasi aktip dari atlet
yang akan menerapkan program tersebut. Jad maju mundurnya prestasi tergantung dengan
kesadaran atlet itu sendiri dan harus tertanam tekad yang kuat. Tanpa pelatihan berat tidak
mungkin akan tercapai prestasi puncak atau maksimal (Ngurah Nala : 1992).
Dalam teori pelatihan, setiap gerakan yang khusus tertuju pada suatu prestasi cabang
olahraga tertentu, berorientasi pada komponen biomotorik kegugaran fisik. Demikian halnya,
dalam gerakan pelatihan tolak peluru mencangkup komponen biomotorik, seperti : daya tahan,
kecepatan, Ketepatan, kelincahan daya ledak, kekuatan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan
Reaksi, dan kelentukan. Diantara sepuluh komponen biomotorik yang paling berpengaruh dalam
pelatihan tolak perlu adalah daya ledak o tot lengan dan kelentukan. Yang dimaksud dengan daya
ledak adalah kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan maksimal dalam waktu yang
sangat cepat (Harsono, 1996:200). Hal tersebut ditegaskan pula bahwa daya ledak ini sangat
diperlukan pada cabang-cabang olahraga yang memerlukan tenaga (power), seperti : tolak
peluru. Gerakan ini dilakukan secara tiba-tiba dengan kekuatan penuh dan cepat. Demikian pula,
kelentukan merupakan kemampuan seseorang untuk beraktivitas dengan gerak yang luas dalam
ruang sendi tanpa mengalami cedera pada persendian dan alat-alat di sekitar persendiannya.
Kelentukan penting sekali dalam hampir setiap cabang olahraga, terutama olahraga yang selalu
menuntut gerakan sendi, seperti pada tolak peluru. (Karna, 1997:12).
Hal-hal yang menyebabkan kurangnya kemampuan daya ledak otot lengan dimungkinkan
karena tidak adanya kekuatan otot-otot yang dimiliki oleh setiap atlet sehingga gerakan-gerakan
tersebut yang dilakukan kurang efektif, kurang efisien dan kurang akurat. Dengan kenyataan ini
maka kemampuan tolakan akan menjadi lebih baik dan akurat Apabila adanya kekuatankekuatan dan daya ledak otot yang baik. Untuk meningkatkan daya ledak otot lengan yang kuat,
pelatihan dengan beban yang cukup dapat meningkatkan tolakan secara akurat. Mengembangkan
kekuatan otot merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan prestasi, karena kekuatan otot
adalah sumber dari perubahan keadaan. Besarnya kekuatan penampang otot, maka makin besar
pula kekuatannya. Otot yang meningkat kekuatannya, maka makin meningkat pula batas
kemampuannya (Iman Hidayat, 1998:38).
Kekuatan otot untuk dapat dilatih dengan melakukan pembebanan maksimal.
Kemampuan otot ini umumnya adalah otot lengan, tangan, dada, pinggul, perut dan tungkai.
Kekuatan otot tungkai yang sangat berat tugasnya yaitu menyangga badan baik pada waktu jalan,
lari, melompat dan lain sebagainya. Kemudian otot punggung berfungsi sebagai penahan agar
tubuh tetap tegak, sementara lengan dan tungkai berfungsi untuk memukul dan menyepak. Untuk
memenuhi hal-hal tersebut, maka perlu diadakan pelatihan secara mengkhusus agar langsung
mengarah pada prestasi yang diinginkan. Pelatihan yang dapat diberikan sebagai salah satu cara
peningkatan daya ledak o tot adalah dengan pelatihan mendorong beban keatas dengan posisi
berdiri yang disesuaikan dengan perkembangan jasmani siswa.
Bertitik tolak dari uraian diatas maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul :
Pengaruh latihan mendorong beban ke atas dengan posisi berdiri seberat 5 kg 10 repetisi 3 set
terhadap jauhnya tolakan pada tolak peluru siswa putra kelas V SDN 1 Mamboro.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat Rumusan masalahnya
sebagai berikut :
Apakah ada pengaruh latihan mendorong beban ke atas dengan posisi berdiri seberat 5 kg 10
repetisi 3 set terhadap jauhnya tolakan pada tolak peluru siswa putra kelas V SDN 1 Mamboro.
Objek penelitian
Objek penelitian adalah berkisar pada Pelatihan Mendorong Beban Ke Atas Dengan
Posisi Berdiri seberat 5 kg 10 repetisi 3 set dan jauhnya tolakan pada tolak peluru.
Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian yang digunakan sebagai populasi dalam penelitian ini berkaitan erat
dengan objek penelitian adalah siswa putra kelas V SMA Negeri Mamboro yang berjumlah 15
orang.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu metode studi memiliki penyelidikan yang dilakukan
secara hati-hati, sistematis, memperhatikan berbagai kriteria untuk memperoleh pemecahan
masalah yang tepat. Dengan demikian penelitian merupakan upaya yang dilakukan secara sadar
untuk mengetahui, mempelajari, menjelaskan, suatu masalah yang dihadapinya (Gorda,
1994:10).
Penelitian Eksperimen
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka jenis penelitian yang dipergunakan
adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling
berhubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimen dengan satu atau lebih kondisi perlakuan.