Anda di halaman 1dari 3

Judul

PENGARUH LATIHAN MENDORONG BEBAN KE ATAS DENGAN POSISI BERDIRI


SEBERAT 2 KG 10 REPETISI 3 SET TERHADAP JAUHNYA TOLAKAN PADA TOLAK
PELURU SISWA PUTRA KELAS V SDN 1 MAMBORO
Latar Belakang Masalah
Pendidikan olahraga telah mengalami perkembangan di masyarakat, karena pemerintah
telah mencanangkan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat agar
semua lapisan masyarakat dapat melaksanakan kegiatan olahraga. Karena melalui olahraga akan
dapat membentuk manusia seutuhnya. Jadi manusia seutuhnya dapat ditafsirkan sebagai insane
yang berkembang jasmani, moral, intelektual dan estetikanya secara keseluruhan, sehingga akan
menjadi suatu pribadi yang sehat jasmani dan rohani. Untuk meningkatkan prestasi yang tinggi
diperlukan kesegaran jasmani dan rohani. Sehingga dengan prestasi prestasi yang tinggi kita
dapat mengangkat martabat bangsa.
Oleh karena itu, pendidikan olahraga merupakan salah satu mata pelajaran yang
memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan pendidikan. Konsep ini diberikan setiap jenjang
pendidikan dimulai dari TK, SD, SMP dan SMA serta perguruan tinggi. Sebagai mata pelajaran
yang menitik beratkan perhatian pada ranah jasmani dan psikomotor, tetapi tidak mengabaikan
ranah kognitif dan afektif. Pelajaran pendidikan jasmani adalah mencakup kegiatan pokok terdiri
atas : senam, atletik, permainan dan renang. Sedangkan kegiatan Pilihan adalah pencak silat,
bulu tangkis, tenis meja, catur dan permainan tradisional, dan lain sebagainya.
Atletik dalam sejarah dunia olahraga merupakan induk dari semua olahraga seperti
misalnya : jalan, lari, lempar dan lompat. Karena itu atletik sering disebut sebagai Ibu dari
olahraga karena didalam cabang-cabang olahraga lainnya terdapat unsur-unsur, seperti jalan,
lari, lempar, lompat tersebut, sehingga para atlet dalam pelaksanaan kegiatan olahraga sebelum
mulai kegiatan inti terlebih dahulu melakukan gerakan jalan, lari-lari kecil atau lompat. Pada
cabang atletik pendidikan jasmani dapat : (1) Meningkatkan aktivitas tubuh, yakni peredaran
darah, pencernaan dan pernapasan; (2) Meningkatkan pertumbuhan jasmani seperti bertamahnya
tinggi badan dan berat badan; (3) Menanamkan nilainilai disiplin, kerjasama, sportifitas, dan
tenggang rasa; (4) Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan dalam melakukan kegiatan
olahraga serta memiliki sikap positif terhadap kegiatan jasmani (Depdikbud, 1997:vi).
Pada zaman purba gerakan-gerakan atletik pada dasarnya difungsikan sebagai pertahanan
dalam kelangsungan hidupnya pada zaman Yunani Kuno cabang olahraga atletik sudah mulai
diperlombakan seperti : jalan, lari, lempar dan lompat pada olimpiade yang pertama yang
dilakukan di Yunani. Sedangkan pada zaman modern secara perlahan-lahan sudah mulai
mengalami perubahan-perubahan baik dalam sistemnya, tekniknya maupun bentuk latihanlatihannya. Sehingga secara perlahan-lahan mulailah bermunculan top-top organisasi atletik atau
induk organisasi yang bertarap Nasional dan yang bertarap Internasional seperti PASI (Persatuan
Aletik Seluruh Indonesia) dan IAAF (International Amateur Atletik Federation) sehingga sampai
sekarang keberadaan induk-induk organisasi seperi tadi, sangat berperan dalam pelestarian dan
penyelenggaraan disetiap perlombaan cabang atletik baik Nasional maupun Internasional seperti
PON, Sea Games, Asia Games dan Olympiade.
Dalam upaya untuk mencari dan meningkatkan atlet-atlet yang berbakat dan berprestasi
yang maksimal khususnya dicabang atletik nomor tolak peluru diperlukan pelatihan and
Penerapan metode pengajaran serta pembelajaran siswa yang optimal demi peningkatkan prestasi
siswa secara maksimal. Sesuai yang dicanangkan oleh Ketua Umum KONI pusat bahwa atletik

sebagai cabang olahraga tertua harus terus terbina, ditingkatkan prestasinya demi keharuman
nama Nusa dan Bangsa Indonesia. Terkait dengan hal itu dalam GBHN 1996 ditegaskan bahwa
tujuan olahraga untuk membentuk warga Negara Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, jujur,
trampil, berdedikasi tinggi, serta bertanggung jawab, cinta tanah air, memiliki tenggang rasa
disiplin serta beriman. Olahraga sangat diperlukan dan merupakan suatu keharusan untuk
menciptakan badan yang sehat, baik jasmani dan rohaninya, tentu mereka akan berperan aktif di
dalam setiap aspek kehidupan baik dari segi politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan
keamanan. Siswa sebagai bagian dari pada warga Negara Indonesia yang menjadi objek dalam
penelitian ini diupayakan dapat meningkatkan prestasinya dalam salah satu cabang atletik.
Pelatihan merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terprogram
dan terus menerus dengan pembebanan yang meningkat secara bertahap sehingga menyebabkan
perubahan yang mengarah pada perbaikan prestasi. Maka disini perlu partisipasi aktip dari atlet
yang akan menerapkan program tersebut. Jad maju mundurnya prestasi tergantung dengan
kesadaran atlet itu sendiri dan harus tertanam tekad yang kuat. Tanpa pelatihan berat tidak
mungkin akan tercapai prestasi puncak atau maksimal (Ngurah Nala : 1992).
Dalam teori pelatihan, setiap gerakan yang khusus tertuju pada suatu prestasi cabang
olahraga tertentu, berorientasi pada komponen biomotorik kegugaran fisik. Demikian halnya,
dalam gerakan pelatihan tolak peluru mencangkup komponen biomotorik, seperti : daya tahan,
kecepatan, Ketepatan, kelincahan daya ledak, kekuatan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan
Reaksi, dan kelentukan. Diantara sepuluh komponen biomotorik yang paling berpengaruh dalam
pelatihan tolak perlu adalah daya ledak o tot lengan dan kelentukan. Yang dimaksud dengan daya
ledak adalah kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan maksimal dalam waktu yang
sangat cepat (Harsono, 1996:200). Hal tersebut ditegaskan pula bahwa daya ledak ini sangat
diperlukan pada cabang-cabang olahraga yang memerlukan tenaga (power), seperti : tolak
peluru. Gerakan ini dilakukan secara tiba-tiba dengan kekuatan penuh dan cepat. Demikian pula,
kelentukan merupakan kemampuan seseorang untuk beraktivitas dengan gerak yang luas dalam
ruang sendi tanpa mengalami cedera pada persendian dan alat-alat di sekitar persendiannya.
Kelentukan penting sekali dalam hampir setiap cabang olahraga, terutama olahraga yang selalu
menuntut gerakan sendi, seperti pada tolak peluru. (Karna, 1997:12).
Hal-hal yang menyebabkan kurangnya kemampuan daya ledak otot lengan dimungkinkan
karena tidak adanya kekuatan otot-otot yang dimiliki oleh setiap atlet sehingga gerakan-gerakan
tersebut yang dilakukan kurang efektif, kurang efisien dan kurang akurat. Dengan kenyataan ini
maka kemampuan tolakan akan menjadi lebih baik dan akurat Apabila adanya kekuatankekuatan dan daya ledak otot yang baik. Untuk meningkatkan daya ledak otot lengan yang kuat,
pelatihan dengan beban yang cukup dapat meningkatkan tolakan secara akurat. Mengembangkan
kekuatan otot merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan prestasi, karena kekuatan otot
adalah sumber dari perubahan keadaan. Besarnya kekuatan penampang otot, maka makin besar
pula kekuatannya. Otot yang meningkat kekuatannya, maka makin meningkat pula batas
kemampuannya (Iman Hidayat, 1998:38).
Kekuatan otot untuk dapat dilatih dengan melakukan pembebanan maksimal.
Kemampuan otot ini umumnya adalah otot lengan, tangan, dada, pinggul, perut dan tungkai.
Kekuatan otot tungkai yang sangat berat tugasnya yaitu menyangga badan baik pada waktu jalan,
lari, melompat dan lain sebagainya. Kemudian otot punggung berfungsi sebagai penahan agar
tubuh tetap tegak, sementara lengan dan tungkai berfungsi untuk memukul dan menyepak. Untuk
memenuhi hal-hal tersebut, maka perlu diadakan pelatihan secara mengkhusus agar langsung
mengarah pada prestasi yang diinginkan. Pelatihan yang dapat diberikan sebagai salah satu cara

peningkatan daya ledak o tot adalah dengan pelatihan mendorong beban keatas dengan posisi
berdiri yang disesuaikan dengan perkembangan jasmani siswa.
Bertitik tolak dari uraian diatas maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul :
Pengaruh latihan mendorong beban ke atas dengan posisi berdiri seberat 5 kg 10 repetisi 3 set
terhadap jauhnya tolakan pada tolak peluru siswa putra kelas V SDN 1 Mamboro.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat Rumusan masalahnya
sebagai berikut :
Apakah ada pengaruh latihan mendorong beban ke atas dengan posisi berdiri seberat 5 kg 10
repetisi 3 set terhadap jauhnya tolakan pada tolak peluru siswa putra kelas V SDN 1 Mamboro.
Objek penelitian
Objek penelitian adalah berkisar pada Pelatihan Mendorong Beban Ke Atas Dengan
Posisi Berdiri seberat 5 kg 10 repetisi 3 set dan jauhnya tolakan pada tolak peluru.
Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian yang digunakan sebagai populasi dalam penelitian ini berkaitan erat
dengan objek penelitian adalah siswa putra kelas V SMA Negeri Mamboro yang berjumlah 15
orang.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu metode studi memiliki penyelidikan yang dilakukan
secara hati-hati, sistematis, memperhatikan berbagai kriteria untuk memperoleh pemecahan
masalah yang tepat. Dengan demikian penelitian merupakan upaya yang dilakukan secara sadar
untuk mengetahui, mempelajari, menjelaskan, suatu masalah yang dihadapinya (Gorda,
1994:10).
Penelitian Eksperimen
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka jenis penelitian yang dipergunakan
adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling
berhubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimen dengan satu atau lebih kondisi perlakuan.

Anda mungkin juga menyukai