Anda di halaman 1dari 7

Eksperimen 6

Efek Fotolistrik
A. Tujuan
1. Memahami fenomena efek fotolistrik
2. Menentukan konstanta Planck
B. Dasar Teori
Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat (logam),
bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki energi lebih besar dari
energi ambang (fungsi kerja) logam. Atau dapat di artikan sebagai munculnya arus listrik atau
lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari permukaan sebuah logam akibat permukaan
logam tersebut disinari dengan berkas cahaya yang mempunyai panjang gelombang atau
frekuensi tertentu. Istilah lama untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak
digunakan lagi).

Prinsip pengukuran efek fotolistrik.


Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap bahwa cahaya
(foton) yang mengenai logam bersifat sebagai partikel. Untuk melepaskan elektron dari

suatu logam diperlukan sejumlah tenaga minimal yang besarnya tergantung pada jenis /
sifat logam tersebut. Tenaga minimal ini disebut work function atau fungsi kerja dari
logam,
Energi gelombang elektromagnetik/ foton yang terkuantisasi, besarnya adalah
Ef = h

. . . . . . . . . . . . . . . (1)

dimana adalah frekuensi gelombang elektromagnetik dan h adalah tetapan Planck,


bila dikenakan pada suatu logam dengan fungsi kerja , dimana h > , maka
elektron dapat terlepas dari logam. Bila tenaga foton tepat sama dengan fungsi kerja
logam yang dikenainya, frekuensi sebesar frekuensi foton tersebut disebut frekuensi
ambang dari logam, yaitu
o =

...............

(2)
Sehingga dapat dikatakan bila frekuensi foton lebih kecil daripada frekuensi
ambang logam, maka tidak akan terjadi pelepasan elektron dan jika lebih besar
frekuensi foton terhadap frekuensi ambang logamnya maka akan terjadi pelepasan
elektron, yang biasa disebut efek foto listrik atau gejala foto listrik.
Elektron yang lepas dari logam karena dikenai foton, akibat efek foto listrik ini,
disebut foto elektron, yang mempunyai tenaga kinetik sebesar
Ek = h -
. . . . . . . . . . . . . . . (3)
Dua elektroda dalam tabung hampa, dimana salah satunya adalah logam yang
disinari (sebuat sel foto). Antara kedua elektroda diberi beda potensial sebesar V
dengan baterai E1 dan E2, yang nilainya dapat divariasi dari V = - E1 sampai
dengan V = + E2 dengan suatu potensiometer. Arus foto elektron (Ie) dapat diukur
dengan mikro meter atau Gavanometer.
Untuk suatu nilai > o dengan intensitas tertentu, dapat diamati Ie sebagai V.
Ie akan mencapai nilai nol bila V diturunkan mencapai nilai tertentu, V = Vg
(tegangan penghenti/ stopping voltage), yang memenuhi persamaan
Tetapan Planck apabila sudah di ketahui potensial penghentinya maka dapat di uji
dengan persamaan :
V p=

Ek hf
=
e
e e

V p+

e=h

V p+
=h
f
Dengan

E=hf =

E
h

C. Alat dan Bahan


1. Alat efek foto listrik (Planck Constant Apparatus)
2. Voltmeter 0 5 Volt
3. Mikroampermeter
4. Kabel penghubung
D. Prosedur Percobaan
1. Mempersiapkan dan mengatur alat seperti pada gambar di bawah:

2. Mengatur letak pemutar sudut (degree) pada posisi 0


3. Mengatur / menaikkan tegangan pada power supply dan mengamati penunjukan
jarum pada amperemeter.
4. Saat amperemeter menunjukkan angka 0, bacalah penunjukan nilai tegangan
pada voltmeter (sebagai potensial penghenti)
5. Mengulangi kegiatan di atas hingga derajat -8 dan mencatat tegangan yang
ditunjukkan untuk setiap perubahan

6. Konversi besarnya sudut menjadi panjang gelombang dalam satuan nanometer.


E. Data Hasil Percobaan
Rumus untuk mencari frekuensi:
f=

Tabel Pengamatan Hubungan antara Panjang Gelombang dan Potensial Penghenti


No.

(derajat)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8

F. Analisis Data
Rumus:

(nm)
589
564
539
514
489
463
437
411
386

Frekuensi (Hz)
14

5.1 x 10
5.3 x 1014
5.6 x 1014
5.8 x 1014
6.1 x 1014
6.5 x 1014
6.9 x 1014
7.3 x 1014
7.8 x 1014

Potensial
penghenti (Volt)
0.7
0.7
0.8
0.9
1.0
1.1
1.3
1.3
1.4

hc

E=h v=
Persamaan

1
EK maks = m v 2max =eV 0
2

1
hv= m v 2 +W
2
EK =hvW
e V 0 =hvhv 0
h
V 0= (v v 0 )
e
Cat: e = 1,6 x 10-19C

Langkah 1: Mencari Konstanta Planck

Grafik Hubungan antara Frekuensi (f) dan Potensial Penghenti (VO)


1.6
1.4
1.2

f(x) = 0x - 0.77
R = 0.97

1
0.8
Potensial Penghenti (Volt)

0.6
0.4
0.2
0
600000000000000
400000000000000
800000000000000
Frekuens (Hz)

h
V 0= (v v 0 )
e
dV0 h
=
dv e
h
=3 1015
e
h=( 3 10

15

) .(1,6 x 1 019 C)

h=4,8 1034 Js

Langkah 2: Mencari frekuensi cut off dan fungsi


kerja

Grafik Hubungan antara Frekuensi (f) dan Potensial Penghenti (VO)


1.6
1.4

f(x) = 0x - 0.72
R = 0.99

1.2
1
0.8
Potensial Penghenti (Volt)

0.6
0.4
0.2
0
500000000000000
0
1000000000000000
Frekuens (Hz)

h
V 0= (v v 0 )
e
Frekuensi ambang=v 0=2, 55 1014 Hz

W =hv 0=( 6,6 1034 ) .( 2,55 1014 )


20

W= 16,83 10

J = 1,051 eV

G. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kita dapat mengamati hubungan
antara frekuensi dan panjang gelombang terhadap potensial penghenti. Percobaan ini
menggunakan Sembilan sumber cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda.
Mulai dari 589 nm, 564 nm, 539 nm, 514 nm, 489 nm, 463 nm, 437 nm, 411 nm dan

386 nm. Dari panjang-panjang gelombang tersebut kita dapat menentukan frekuensi dari
masing-masing sumber yaitu mulai dari 5.1 x 10 14 hingga 7,8 x 1014 Hz. Seperti yang
kita ketahui bahwa nilai panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi.
Selanjutnya kita hubungkan antara frekuensi dengan potensial penghenti. Hasil
yang kami peroleh yaitu nilai potensial penghenti antara 0,7 Volt sampai 1,1 volt. Hal
ini membuktikan bahwa semakin besar frekuensi foton, maka semakin besar pula
potensial penghentinya. Potensial penghenti ini berbanding lurus dengan besarnya
frekuensi.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan nilai konstanta Planck berdasarkan
hasil percobaan sedikit berbeda dengan nilai konstanta Planck berdasarkan teori yaitu
ruang yang digunakan (alat percobaan fotolistrik) kurang hampa sehingga masih
terdapat molekul-molekul udara di dalamnya sehingga memungkinkan untuk electron
kehilangan energinya karena bertumbukan dengan molekul-molekul tersebut. Selain itu
faktor kalibrasi alat dan human error juga menjadi hal yang mempengaruhi eksperimen.
Misalnya ketidaktelitian praktikan dalam pengambilan data atau dalam pembacaan alat
mungkin nilai yang tertera belum benar. Yang terakhir yaitu cara pembacaan alat ukur
voltmeter yang memungkinkan terjadinya kesalahan pembacaan potensial henti.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, konstanta Planck berdasarkan
34
hasil praktikum yang diperoleh yaitu: 4,8 10 Js

Anda mungkin juga menyukai