Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN


UNTUK :

PROGRAM
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA
APARATUR

KEGIATAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN
PRASARANA PEMERINTAHAN
KECAMATAN MUARA KAMAN

LOKASI
KECAMATAN MUARA KAMAN
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

SUMBER DANA
APBD KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
TAHUN ANGGARAN 2014

I.

PENDAHULUAN
1. UMUM
1.1. Setiap bangunan gedung harus diwujudkan dengan sebaik
baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi
bangunannya,
andal
dan
dapat
dipakai
sebagai
teladan
bagi
lingkungannya,
serta
memberikan
konstribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Daerah
Kaltim pada umumnya dan seluruh kabupaten/kota pada
khususnya.
1.2.
Untuk itu harus direncanakan dan dirancang dengan
sebaik baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis
bangunan yang
layak dari segi mutu dan biaya
serta kriteria administrasi bagi bangunan gedung
tersebut.
1.3.
Pemberian jasa perencanaan untuk bangunan gedung
perlu diarahkan
secara
baik,
sehingga
mampu
menghasilkan karya
perencanaan
teknis
bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah,
norma serta tata laku profesional.
1.4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan
perlu disiapkan secara matang sehingga memang
mampu mendorong
perwujudan
karya
perencanaan
yang sesuai dengan kepentingan Pengguna Jasa.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
2.1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk
bagi konsultan perencana yang memuat masukan, azas,
kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta
di
interprestasikan
kedalam
pelaksanaan
tugas
perencanaan
yang
sesuai
dengan
kepentingan
Pengguna Jasa.
2.2.
Dengan
penugasan
ini
diharapkan
konsultan
perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan
baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai
dengan KAK ini.
3. LATAR BELAKANG
3.1.
Seiring dengan berkembangnya pembangunan di
Kab. Kutai Kartanegara di berbagai bidang pembangunan
termasuk di bidang Sarana dan Prasarana Perkantoran
khususnya di setiap kecamatan dan desa
yang dibarengi
dengan peningkatan sumber daya manusia maka
diperlukan fasilitas fasilitas pendukung perkantoran
yang mempunyai fungsi ganda disamping untuk keperluan
desa juga bisa digunakan oleh masyarakat dalam
memamfaatkan gedung tersebut. .
3.2.
Salah
satu
fasilitas
yang
diperlukan
adalah
terbangunnya gedung Desa / Gedung Serba Guna yang
refresentatif dan layak untuk digunakan dalam keperluan
desa, Acara dan Olahraga khususnya Bulu Tangkis.
3.3. Kabupaten Kutai Kartanegara yang jumlah penduduknya
termasuk padat pada saat ini dibandingkan dengan Daerah
lainnya di indonesia adalah lokasi yang ideal untuk

pembangunan maupun pengembangan dan mencetak


Sumber daya manusia yang handal.
3.4. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan
bagian lingkup Perencanaan Gedung Desa
3.5. Pemegang mata anggaran adalah Dinas Cipta Karya
Kabupaten Kutai Kartanegara.
3.6. Untuk penyelenggaraan
kegiatan termaksud, dibentuk
organisasi Pengelola
Kegiatan
dan Pembentukan
Panitia/Seleksi Umum/ Pemilihan/Penunjukan Langsung.
4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pengguna
Jasa
untuk
kegiatan
ini
adalah
Pengguna Anggaran
Dinas
Cipta Karya Kabupaten Kutai
Kartanegara
Tahun Anggaran 2013. Dalam pelaksanaan
tugasnya, Pengguna Anggaran
dibantu
Pejabat Pembuata
Komitmen dan PPTK

II.

KEGIATAN PERENCANAAN
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan
Perencana adalah
berpedoman
pada ketentuan
yang
berlaku
khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal
27 Desember 2007, tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, yang dapat meliputi tugas-tugas
Pra- Perencanaan yang terdiri dari :
1. Persiapan atau penyusunan konsep perencanaan, seperti
mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk
penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi
secara
garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja, program
kerja perencanaan, konsep
perencanaan, sketsa
gagasan, dan konsultasi
dengan pemerintah
daerah setempat
mengenai peraturan daerah/
perizinan bangunan.
2. Penyusunan pra-rencana, seperti membuat rencana tapak,
prarencana
bangunan,
perkiraan
biaya,
laporan
perencanaan, dan mengurus perizinan sampai mendapat
keterangan rencana kota/kabupaten, keterangan persyaratan
bangunan
dan lingkungan, dan penyiapan
kelengkapan permohonan IMB sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan pemerintah daerah setempat.
3. Penyusunan pengembangan rencana, seperti membuat :
3.1. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan
visualisasi
dwi dan trimitra bila diperlukan.
3.2. Rencana struktur,
berserta
uraian
konsep
dan
perhitungannya.
3.3. Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, berserta
uraian
konsep dan perhitungannya.
3.4. Spesifikasi teknis (Outline Specifications).
3.5. Perkiraan biaya.

4. Rencana bangunan yang akan direncanakan adalah


sebagai
berikut :
4.1. Pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan
Kecamatan Muara Kaman.
III.

TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


1. Konsultan Perencana bertanggung-jawab secara profesional atas
jasa perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata
laku profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai
berikut :
Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah
mengakomodasi batasan-batasan standar
hasil karya
praperencanaan yang berlaku.
Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah
mengakomodasi batasan-batasan yang telah diberikan
oleh Pengguna Jasa, termasuk melalui KAK ini, seperti
dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian
pekerjaan
dan
mutu bangunan yang akan diwujudkan.
Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah
memenuhi
peraturan,
standar dan
pedoman teknis
bangunan gedung yang berlaku pada umumnya dan
khusus untuk bangunan gedung.

IV.

PEMBIAYAAN
1. BIAYA
Besarnya biaya pekerjaan perencanaan untuk Konsultan
Perencana sesuai dengan yang tercantum dalam DPA
SKPD Dinas Cipta Karya Kabupaten Kutai Kartanegara
Tahun Anggaran
2013.
Biaya pekerjaan konsultan perencana dan tata cara pembayaran
diatur secara kontraktual, meliputi komponen sebagai berikut :
a. 1. Biaya Langsung Personil (Honorarium tenaga ahli
dan tenaga penunjang).
2. Biaya Langsung Non Personil.
3. Jasa dan overhead perencanaan.
4. Pajak dan iuran daerah lainnya.
b. Besarnya Biaya Konsultan Perencana merupakan biaya tetap
dan pasti pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan
pada prestasi kemajuan pekerjaan pra-perencanaan yaitu :
1. Tahap persiapan atau penyusunan konsep perencanaan
25%.
2. Tahap penyusunan pra-rencana 25%.
3. Tahap penyusunan pengembangan rencana 50%.

2. SUMBER PENDANAAN
Dalam pelaksanaannya paket pekerjaan
Perencanaan ini
membutuhkan perkiraan dana sebesar Rp. 50.000.000,00
(
Lima Puluh Juta Rupiah
),
biaya
atas keseluruhan
pekerjaan ini dibebankan pada DPA SKPD Dinas Cipta
Karya Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Anggaran 2013.
V.

LAPORAN
Keluaran
yang
dihasilkan
oleh
konsultan
perencana
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini adalah lebih lanjut akan
diatur dalam Surat Perjanjian
Pelaksanaan
Pekerjaan Perencanaan, untuk pekerjaan perencanaan
minimal meliputi :
1. Laporan penyusunan konsep perencanaan.
- Laporan data dan informasi lapangan (termasuk
penyelidikan
tanah).
- Interpretasi secara garis besar terhadap KAK.
- Program kerja perencanaan.
- Konsep-konsep perencanaan.
- Sketsa gagasan.
- Hasil konsultasi dengan pemerintah daerah setempat
mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan.
2. Laporan penyusunan pra-rencana.
- Rencana tapak.
- Pra-rencana bangunan.
- Perkiraan biaya secara umum.
- Laporan perencanaan.
- Laporan perijinan.
- Persyaratan bangunan dan lingkungan.
3. Laporan penyusunan pengembangan rencana.
- Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi
dan
- trimitra bila diperlukan.
- Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
- Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta
uraian konsep dan perhitungannya.
- Garis besar spesifikasi teknis (outline specifications).
- Perkiraan biaya ( Rencana Anggaran Biaya )

VI.

KRITERIA
1. KRITERIA UMUM
Pekerjaan
yang
akan
dilaksanakan oleh
Konsultan
Perencana seperti dimaksud pada KAK harus memperhatikan
kriteria umum bangunan
disesuaikan
berdasarkan
fungsi
dan
kompleksitas
bangunan
yaitu
:

a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :


- Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan
ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di
daerah yang bersangkutan.
- Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan
fungsinya.
- Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan
lingkungan.
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
- Menjamin
terwujudnya
bangunan
gedung
yang
didirikan berdasarkan karakteristik lingkungan,
ketentuan
wujud bangunan dan budaya daerah,
sehingga seimbang, serasa dan
selaras
dengan
lingkungannya
(fisik, sosial dan
budaya).
- Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat
memberikan keseimbangan dan keserasian bangunan
terhadap lingkungannya.
- Menjamin banguna gedung dibangun dan
dimanfaatkan dengan
tidak
menimbulkan
dampak
negatif terhadap
lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan :
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam
dan manusia.
- Menjamin keselamatan manusia dari kehilangan atau
kerusakan benda yang disebabkan oleh kegagalan struktur
bangunan.
- Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau
kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku
struktur.
Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik
yang disebabkan oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan Ketahanan terhadap kebakaran :
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukung beban yang timbul akibat perilaku struktur.
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang
dibangun sedemikian rupa sehingga mampu secara
struktur stabil
selama kebakaran, sehingga :
- Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi
secara aman.
- Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran
memasuki lokasi untuk memadamkan api.
- Dapat menghindari kerusakan pada proferti lainnya.

e. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :


- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai
akses yang layak, aman dan nyaman kedalam
bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya.
- Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni
dari
kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat.
- Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat,
khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
f.

Persyaratan Transportasi Dalam Gedung :


- Menjamin tersedianya transportasi yang layak, aman
dan nyaman didalam bangunan gedung.
- Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat,
khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.

g. Persyaratan Pencahayaan Darurat, tanda arah keluar dan


sistem peringatan bahaya :
- Menjamin tersedianya pertandaan dini yang
informative didalam bangunan gedung apabila terjadi
keadaan darurat.
- Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara
mudah dan aman, apabila terjadi keadaan darurat.
h. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan
Komunikasi :
- Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup
dan aman
dalam
menunjang
terselenggaranya
kegiatan didalam bangunan
gedung dan penghuninya dari bahaya petir.
- Menjamin tesedianya sarana komunikasi yang
memadai
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan didalam
bangunan sesuai dengan fungsinya.
i.

Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan :


- Menjamin tersedianya sarana sanitasi
yang
memadai dalam
menunjang
terselenggaranya
kegiatan
didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan
memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan
dan
lingkungan.
- Menjamin
upaya
beroperasinya
peralatan
dan
perlengkapan tata udara secara baik.
- Menjamin
upaya
beroperasinya
peralatan
dan
perlengkapan pencahayaan secara baik.
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik
alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin
upaya
beroperasinya
peralatan
dan
perlengkapan pencahayaan secara baik.

j.

Persyaratan Pencahayaan :
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang
cukup,
baik alami
maupun
buatan
dalam
menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan
- fungsinya.
- Menjamin
upaya
beroperasinya
peralatan
dan
perlengkapan pencahayaan secara baik.

k. Persyaratan Kebisingan dan Getaran :


- Menjamin terwujudnya yang nyaman dari gangguan suara dan
getaran yang tidak diinginkan.
- Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau
kegiatan yag menimbulkan dampak negatif suara dan
getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran
- dan atau mencegah perusakan lingkungan.

2. KRITERIA KHUSUS
Kriteria
khusus
dimaksudkan
untuk
memberikan
syarat-syarat
yang khusus, spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan
direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya,
misalnya :
2.1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi
bangunan yang ada.
2.2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di
sekitar, seperti dalam rangka implementasi penataan
bangunan dan lingkungan.
2.3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya
setempat, geofrafi klimatologi dan lain-lain.
VII.

AZAS-AZAS
Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan
perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung
negara sebagai berikut
1. Bangunan gedung hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi
tidak berlebihan.
2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya
dan kemewahan material, tetapi pada kemampuan
mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial
bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada
masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya
investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya,
hendaknya diusahakan serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga
bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan
dapat dimanfaatkan secepatnya.

5.

VIII.

Bangunan gedung
hendaknya
kualitas lingkungan dan menjadi
lingkungan sekitarnya.

dapat meningkatkan
acuan bangunan
dan

PROSES PENYUSUNAN PERENCANAAN


1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran- keluaran
yang
diminta,
konsultan
perencana
harus
menyusun jadwal
pertemuan berkala dengan pengelola kegiatan.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk yang harus
dihasilkan
konsultan
sesuai
dengan
rencana
keluaran
yang
ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini.
3. Dalam
pelaksanaan
tugas,
konsultan
harus
selalu
memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah
mengikat.
4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya
dokumen keseluruhan pekerjaan perencanaan ditetapkan selama
30 (Tiga Puluh) hari kalender.

IX.

MASUKAN
a. INFORMASI
1.1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana
harus mencari informasi yang dibutuhkan selain dari
informasi
yang diberikan Pengelola Kegiatan termasuk melalui
Kerangka Acuan Kerja ini.
1.2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi
yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik
yang berasal dari Kuasa Penguna Anggaran, maupun yang
dicari sendiri.
1.3. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat
dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan
perencana.
1.4.
Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus
diperoleh untuk
bahan
perencanaan
diantaranya
mengenai hal-hal sebagai berikut :
1.4.1. Informasi tentang lahan
1.4.2. Pemakaian bangunan
1.4.3. Kebutuhan bangunan
1.4.4. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik
yang berhubungan
dengan
pemakai
atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang
tersebut.
1.4.5. Keinginan tentang kemungkinan perubahan
fungsi ruang/bangunan.
1.4.6. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan
seperti :
1.4.6.1. Air bersih.
1.4.6.2. Air hujan dan air bangunan.
1.4.6.3. Air kotor dan sampah.
1.4.6.4. Tata
udara/AC.
1.4.6.5. Transportasi vertikal dalam bangunan.
1.4.6.6. Penanggulangan bahaya kebakaran.
1.4.6.7. Pengamanan dari bahaya pencurian
dan perusakan.
1.4.6.8. Jaringan
listrik.
1.4.6.9. Jaringan komunikasi (telepon, telex,
radio, intercom).
1.4.6.10. Dan lain-lain sesuai keperluannya.

2. TENAGA
Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan perencana harus
menyediakan tenaga yang memenuhi ketentuan kegiatan,
baik ditinjau
dari
segi
kebutuhan kegiatan
maupun
tingkat kompleksitas pekerjaan.
2.1.

Ketua Tim (Team Leader) dengan jumlah 1 (satu) orang.


Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencanaan
untuk Bidang
Sipil/Struktur.
Ketua tim
disyaratkan sekurangkurangnya seorang
Sarjana
(S1) Teknik Sipil/Arsitektur lulusan
universitas/perguruann
tinggi
negeri atau
perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, dan berpengalaman sebagai ketua
tim
dalam
melaksanakan
pekerjaan
perencanaan
teknis bangunan selama 8 (delapan) tahun. Sebagai
ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh
kegiatan
anggota
tim
kerja
dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan
selesai.

2.2.

Tenaga Ahli Perencana Struktur dengan jumlah 1 (satu)


orang.
Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencana
untuk Bidang Sipil/Struktur.
Tenaga
Ahli
Struktur
disyaratkan minimal
Sarjana (S1)
Teknik
Sipil
lulusan
universitas/perguruan
tinggi
negeri
atau
perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau
perguruan tinggi
luar
negeri
yang telah diakreditasi,
dan
berpengalaman sebagai tenaga
ahli
sipil/struktur
dalam
melaksanakan
pekerjaan
perencanaan teknis bangunan selama 5 (lima) tahun.
Tenaga
ahli
tersebut
tugas
utamanya
dalam
melakukan perhitungan
dan
perencanaan
struktur
bangunan secara rinci.

2.3.

Tenaga Ahli Arsitektur dengan jumlah 1 (satu) orang.


Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Ahli Perencana
dibidang Arsitektur/
Konstruksi
Bangunan.
Tenaga
Ahli
Arsitektur disyaratkan minimal Sarjana (S1)
Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan
tinggi
negeri
atau
perguruan
tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara
atau
perguruan tinggi luar
negeri yang
telah
diakreditasi, dan berpengalaman sebagai tenaga ahli
Arsitektur dalam melaksanakan pekerjaan
perencanaan teknis bangunan selama 5 (lima) tahun.

Tenaga
ahli
tersebut
tugas
utamanya
dalam
melakukan perhitungan
dan
perencanaan
arsitektur
bangunan secara rinci.

2.4.

Tenaga Pendukung.
Dalam melaksanakan kegiatannya, tenaga ahli dibantu oleh
tenaga pendukung, yaitu :
1. Juru Gambar (CAD Operator) 1 (satu) orang,
disyaratkan minimal lulusan D3 Sipil/Arsitektur, memiliki
sertifikat pelatihan Auto CAD, dan berpengalaman
dalam
melakukan
gambar
kerja
konstruksi
bangunan selama 3 (tiga) tahun.
2. Sekrataris/Administrasi
Umum 1
(satu)
orang, disyaratkan
minimal
lulusan D3
jurusan administrasi/akuntansi, dan
berpengalaman
dalam melakukan
pekerjaan administrasi umum selama 3 (tiga) tahun.

X.

PROGRAM KERJA
a. Konsultan perencana harus segera menyusun program
kerja minimal meliputi :
1.1. Jadwal kegiatan secara detail.
1.2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin keahliannya).
1.3. Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh konsultan
perencana harus mendapatkan persetujuan dari
Kuasa Pengguna
Anggaran.
1.4. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.

XI.

PENUTUP
a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan
mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
b. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera
menyusun program
kerja.dan dapat memberikan pemahaman
terhadap KAK.

Samarinda, 22 April 2013


Kepala Bidang Bangunan Gedung
Pejabat Pembuat Komitmen

MAKRUF. ST.MT
Nip: 19691031 199903 1 002

Anda mungkin juga menyukai