Home)
Biokimia
(TPP 6114)
Dosen : Dr. Widya Dwi Rukmi Putri, STP, MP
Oleh :
Irene Ratri Andia Sasmita
146100100111008
Yulia Maghriba
146100100111016
Program Pasca Sarjana
Minat Bioteknologi Pangan Dan Agroindustri
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya
2015
berguna juga pada proses reduplikasi pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh,
misalnya di kulit, rambut, kuku, gigi, otot, tulang, ligamen, tendon, organ-organ
tubuh;
Protein juga merupakan salah satu unsur penting dari sel darah merah, hemoglobin (yang
berasal dari kata heme yang berarti besi dan kata globin yang berarti protein). Sekitar 97%
dari isi kering sel darah merah terbuat dari protein. Ada juga protein transmembran yang
membantu dalam transportasi molekul biologis dan zat melintasi membran. Protein akan
diserap oleh usus dalam bentuk asam amino. Ciri-ciri molekul protein menurut Ellya, (2010)
adalah sebagai berikut:
-
Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan sehingga merupakan suatu makro
molekul;
Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino;
Terdapat ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-lengkungan
Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugusan samping yang
reaktif dan susunan khas struktur makromolekul
Ion zwiter (karena protein bermuatan positif dan negatif) dan pH isoelektrik. Setiap
jenis protein dalam larutan mempunyai pH tertentu yang disebut pH isoelektrik
karboksil (-COOH);
Pembentukan ikatan peptida bergantung pada sifat amfoternya. Pada keberadaan dua
molekul asam amino atau lebih dapat bersenyawa satu sama lain dengan cara
melepaskan satu molekul air membentuk ikatan antara gugus karboksil (-COOH)
kuning telur; histon terdapat dalam jaringan-jaringan kelenjar timus, pankreas, dan
protamin.
b) Berdasarkan fungsi protein (Almatsier, 2004)
1. Penyusun Enzim, protein merupakan bagian terbesar pada enzim.
2. Protein Pengangkut, mampu mengikat, membawa, dan melepaskan molekul
protein tertentu, misalnya hemoglobin mengangkut O2 dalam darah, lipoprotein
mengangkut lipida dalam darah dan mioglobin mengangkut O2 dalam otot.
3. Protein pembangun, sebagai protein pembangun dan pengganti protein yang rusak
pada organel atau jaringan. Contohnya glikoprotein, keratin, kolagen dan elastin.
4. Protein otot, protein yang mengontrol gerak oleh otot, misalnya miosin dalam
otot, dinein dalam rambut.
5. Protein pertahanan tubuh, protein ini dikenal dengan imunoglobulin (Ig), dimana
merupakan suatu protein khusus yang dapat mengenal, mengikat, dan
menghancurkan benda-benda asing yang masuk dalam tubuh seperti virus, bakteri,
dan sel asing, misalnya berbagai antibodi, fibrinogen (dalam proses pembentukan
darah)
6. Protein hormon, sebagai pembentuk hormon, contohnya insulin.
7. Protein Racun, protein yang bersifat racun, misalnya risin dalam beberapa jenis
beras, racun ular.
8. Protein Makanan, protein yang dijadikan sebagai cadangan energi, misalnya
albumin, orizenin, dan sebagainya.
c) Berdasarkan strukturnya
1. Struktur Primer atau susunan linier asam amino yang menentukan sifat dasar dari
berbagai protein, dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan
tersier (Martoharsono, 1998).
2. Struktur Sekunder adalah rantai polipeptida yang berlipat-lipat dan bentuk tiga
dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling berdekatan.
Protein terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen antar asam amino dalam rantai
sehingga strukturnya tidak lurus, melainkan bentuk zig zag dengan gugus R
mencuat keatas dan kebawah. Contoh struktur ini adalah bentuk -heliks pada
wol, serta bentuk heliks pada kolagen (Martoharsono, 1998).
3. Struktur tersier adalah gabungan antara susunan dari struktur sekunder yang satu
dengan struktur sekunder yang lain. Dihubungkan oleh ikatan hidrogen, ikatan
garam, ikatan hidrofobik, dan ikatan disulfida, dimana ikatan disulfida merupakan
yang terkuat dalam mempertahankan struktur tersier protein (Gaman, 1991)
4. Struktur kuarterner melibatkan beberapa polipeptida dalam membentuk suatu
protein (Martoharsono, 1998).
Perbedaan
1.
Sumber
2.
Kandungan
3.
Sifat
Protein Hewani
Protein Nabati
orang yang aktivitasnya ringan, asupan protein harian yang direkomendasikan adalah
0,75 gr protein per kg berat badan;
orang dengan tingkat aktivitas fisik yang cukup tinggi asupan protein yang ideal
adalah sekitar 1,0 - 1,2 gr protein per kg berat badan;
khusus atlet dan olahragawan dengan aktivitas sedang asupan protein mencapai
sekitar 1,2 - 1,4 gr protein per kg berat badan;
khusus atlet dan olahragawan dengan aktivitas tinggi asupan protein yang
direkomendasikan adalah sekitar 1,6 - 1,7 gr protein per kg berat badan;
khusus untuk menurunkan berat badan asupan protein yang direkomendasikan adalah
sekitar1,6 2 gr protein per kg berat badan.
Sedangkan menurut usianya (Muchtadi, 2010)., kebutuhan protein harian adalah sebagai
berikut:
-
bayi umur 0-6 bulan membutuhkan asupan protein sebanyak 2,2 gr protein per kg
berat badan;
anak-anak umur 4-6 tahun membutuhkan asupan protein sebanyak 1,5 g protein per
kg berat badan;
remaja umur 15-18 tahun membutuhkan asupan protein sebanyak 0,9 g protein per kg
berat badan;
dewasa lebih dari 18 tahun membutuhkan asupan protein sebanyak 0,8 g protein per
kg berat badan.
Orang yang lebih tua dan memiliki berat badan yang berlebih (obesitas) memiliki
kecenderungan membutuhkan asupan protein lebih banyak dari pada orang yang lebih muda
dengan badan yang kurus.
Para ahli kesehatan memiliki sebuah perhitungan yang didasarkan pada kebutuhan ratarata minimal kebutuhan protein setiap harinya, yang dapat diketahui dengan cara mengalikan
berat badan seseorang dengan nilai indeks sebesar 0,8 (kondisi ideal kebutuhan protein tubuh
sebanyak 0,8 gr protein per kg berat badan). Tetapi ada juga teori yang mengalikan berat
badan dengan nilai indeks 1 (kondisi ideal kebutuhan protein tubuh sebanyak 1 gr protein per
kg berat badan). Diperkirakan bahwa 1 gram protein mengandung 4 kalori energi. Suplai
protein dari makanan biasanya cuma bisa bertahan 2 - 3 jam didalam tubuh, dalam sekali
konsumsi sebanyak 20 - 30 gram, tetapi ada juga yang mengatakan sekitar 40 - 50 gram.
Sumber Protein
Berdasarkan sumbernya, jenis protein yang dibutuhkan dalam tubuh adalah protein hewani
dan protein nabati. Masing-masing makanan tersebut mengandung kadar protein yang
berbeda-beda, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kadar Protein Pada Beberapa Bahan Makanan
No.
Bahan Makanan
Protein Hewani
1. Daging
2. Hati
3. Babat
4. Jeroan
5. Daging kelinci
6. Ikan segar
7. Kerang
8. Udang
9. Ayam
10. Telur
11. Susu Sapi
Protein Nabati
12. Kacang kedelai
13 Kacang hijau
14. Kacang tanah
15. Beras
16. Jagung
17. Tepung terigu
18. Jampang
19. Kenari
20. Kelapa
21. Daun singkong
22. Singkong,
tepung
tapioca
Sumber : Djaeni, 2008
18,8
19,7
17,6
14
16,6
17
16,4
21
18,2
12,8
3,2
34,9
22,2
25,3
7,4
9,2
8,9
6,2
15
3,4
6,6
1,1
Dari data di Tabel 2, dapat dilihat bahwa kandungan protein nabati tertinggi ada di kacang
kedelai, sedangkan kandungan protein hewani tertinggi terkandung di dalam udang yang
merupakan salah satu jenis sea food. Selain udang, ada juga daging ikan salmon yang kaya
akan protein. Hal ini sudah dibuktikan oleh Noorgard, et al (2012), yang menyatakan bahwa
kandungan salmon protein hydrolysate setara dengan makanan olahan yang terbuat dari ikan
jenis lainnya. Tetapi terhadap studi kasus ini, asupan nutrisi dari ikan salmon tidak
berpengaruh terhadap penyakit diare yang diderita oleh babi.
Metabolisme Protein
Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen
dalam sel hidup. Proses sintesis itu disebut anabolisme dan proses penguraian disebut
katabolisme. Semua reaksi metablisme dikatalisis oleh enzim, termasuk reaksi yang
sederhana seperti penguraian asam karbonat menjadi H2O dan CO2. Hal lain yang penting
dari metabolisme adalah peranannya dalam proses penawar racun atau detoksifikasi, yaitu
mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat
dikeluarkan dari tubuh (Wirahadikusumah, 1985).
Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di katabolisme menjadi
asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Protein diabsorpsi di usus halus dalam
bentuk asam amino dibawa masuk ke dalam darah. Dalam darah asam amino disebar
keseluruh sel untuk disimpan. Asam amino dalam darah di bawa ke hati menjadi asam amino
dalam hati (ekstra sel), kemudian asam amino tersebut ada yang di simpan dalam hati (intra
sel) dan sebagian dibawa oleh darah ke jaringan-jaringan tubuh. Jumlah asam amino dalam
darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses
pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis
serta enzim enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis
protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase,
tripeptidase dan dipeptidase (Wirahadikusumah, 1985).
Katabolisme Asam Amino
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino,
kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Pemecahan protein
jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi (Poedjiadi, 1994).
Deaminasi
Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk
urea. Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat.
Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses
deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :
Deaminasi: asam amino + NAD+ asam keto + NH3
Asam glutamat + NAD+ ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4 +. Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP + sebagai aseptor
elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka
glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam
amino oksidase dan D-asam oksidase.
Transaminasi
Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Deaminasi
maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein menjadi zat yang dapat
masuk kedalam siklus Krebs. Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang
melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain.
Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan
kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau
oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam
amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi
transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja
sebagai katalis. Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan
terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat transaminase merupakan enzim yang
mempunyai kekhasan terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat.
Gambar 5. Tempat-tempat masuknya asam amino ke dalam sikulus asam sitrat untuk
produksi energi (Anonim, 2003)
Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH 4+) yang selanjutnya masuk ke
dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui
ginjal berupa urin. Daur urea terdiri atas lima reaksi yang mengubah ammonia, CO2 dan
nitrogen- dari aspartat menjadi urea. Daur ini terlukis pada gambar. Perlu diperhatikan
bahwa dua reaksi dalam daur ini berlangsung di dalam mitokondria, sedangkan sisanya
terjadi di sitoplasma (Murray et al., 2003).
Dalam reaksi yang pertama, CO2 yang berada di dalam mitokondria mengalami
fosforilasi oleh ATP dan kemudian berkondensasi dengan ammon ia dengan menggunakan
energi yang berasal dari hidrolisis satu molekul ATP lainnya. Hasilnya terbentuklah
karbamoil fosfat. Reaksi ini adalah reaksi yang mengatur laju sintesis urea, dikatalisis oleh
karbamoil fosfat sintetase dan memerlukan N-asetil glutamat sebagai suatu kofaktor (Murray
et al., 2003).
Dalam reaksi kedua yang juga terjadi di dalam mitokondria, karbamoil fosfat
berkondensasi dengan ornitin sehingga terbentuklah sitrulin dan fosfat bebas. Reaksi ini
adalah reaksi kedua yang mengatur laju sintesis urea. Selanjutnya sitrulin meninggalkan
mitokondria. Di dalam sitoplasma sitrulin ini berkondensasi dengan aspartat dan inilah reaksi
yang ketiga. Dalam reaksi ini ATP diubah menjadi AMP. Arginosuksinat yang terbentuk
sebagai produk diubah dalam reaksi keempat menjadi arginin dan fumarat. Fumarat dapat
masuk ke dalam mitokondria dan dioksidasi menjadi oksaloasetat melalui daur Krebs.
Dengan transaminasi maka aspartatpun terbentuk kembali. Arginin dihidrolisis untuk
menghasilkan urea dan ornitin. Ornitin ini kemudian masuk lagi ke dalam mitokondria dan
menyelesaikan daur (Murray et al., 2003)
Biosintesis Asam Amino
Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan
melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan
rantai polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan
berbentuk heliks ganda. Dengan demikian akan terjadi heliks ganda yang baru dan proses
terbentunya molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada
molekul DNA menentukan urutan asam amino dalam pembentukan protein. Peran dari DNA
itu sendri sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang.
Tahap pembentukan protein:
1) Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA.
2) Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika
kedalam proses pembentukan protein.
Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam
sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk ribosom
dalam sel, perananya dalam dalam sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum
diketahui. m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit
jumlahnya. kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleutida dalam molekul
DNA. Setiap tiga buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah
kodon yang terbentuk dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin. Bagian molekut t RNA
yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam amino yang mempunyai fungsi
mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan anti kodon. lipatan anti kodon
mempunyai fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam m RNA yang
tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap molekuln t RNA membawa
satu molekul asam amino masuk kedalam ribosom. pembentukkan ikatan asam amino
dengan t RNA ini berlangsung dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan ATP
melalui dua tahap reaksi:
1. Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-AMP-enzim.
2. reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA
Proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA.
karena dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang mempunyai antikodon komplementer
(Poedjiadi, 1994).
Marasmus, yaitu penyakit pada bayi akibat adanya beberapa tindakan secara
mendadak
misalnya
penyapihan
secara
mendadak,
terjadinya
infeksi
enzim pepsin, yaitu untuk mencerna poli protein menjadi lebih sederhana ataupun
kolagen. Enzim ini dihasilkan oleh lambung dan bekerja optimal pada kondisi asam (pH
= 2 3) dan tidak bekerja sama sekali jika pH lingkungan mencapai 5;
dapat
memecah
protein
menjadi
polipeptida
kecil,
sedangkan
Brazil yang mampu meningkatkan kandungan protein dan serat larut yang penting untuk
kesehatan manusia. Unsur tambahan ini mampu memperbaiki kualitas dari makanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Anonim. 2003. http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook/631transam.html [2 Februari
2015].
Anonim. 2012. Struktur Protein. http://majalahkimia.blogspot.com/2012/01/strukturprotrein.html [ 2 Februari 2015].
Anonim.
2013.
Protein
Primary,
Secondary,
Tertiary,
Quaternary.
http://driverlayer.com/img/protein%20primary%20structure%20secondary%20tertiary
%20quaternary/20/any [2 Februari 2015].
Anonim.
2014.
Denaturasi
Protein
pada
Daging.
http://www.foodchemstudio.com/2014/04/denaturasi-protein-pada-daging.html [2 Februari 2015].
Budianto A K.,2009. Pangan, Gizi, dan Pembangunan Manusia Indonesia: Dasar- Dasar Ilmu
Gizi, Malang: UMM Press
Cadioli, M.G.B., Rodas, M.A.B., Garbelotti, M.L., Marciano, E., Taipina, M.S. 2011.
Development and Nutritional Composition and Sensory Comparison Between
Acceptance and Bread Tradisional High Soy Protein and Soluble Prebiotic Fiber.
J.Proccedia Food Science 1 : 1980 1986.