Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

1. JUDUL POSTER
Amalan 5S di Tempat Kerja
2. Jenis Pekerjaan
Pekerja Tekstil pada unit mesin wifing.
3. Karateristik Audiens
Pada lokasi unit wifing mayoritas tenaga kerja adalah wanita, pekerja
Weaving biasa disebut juga proses penenunan, yaitu proses mengolah
benang

menjadi

kain.

Sebelum

masuk

ke

proses

penenunan

atau weaving, benang perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Proses ini,


mempersiapkan benang hingga terbentuk anyaman benang yang siap
masuk ke mesin tenun. Setelah itu baru masuk ke proses dalam
proses weaving atau penenunan.
4. Alasan memilih Poster 5S
Poster sebagai media komunikasi visual pesan yang ampuh dengan
pemanfaatan tempat menempel. Sesuatu yang ada dalam poster bertujuan
dapat diketahui umum, menjadikan tenaga kerja tertarik untuk mengikuti
isi poster tersebut. Program 5S pertama kali diperkenalkan di Jepang
sebagai suatu gerakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan
(seiri), penataan (seiton), pembersihan (seiso), penjagaan kondisi yang
mantap (seiketsu), dan penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (shitsuke).
Pada Unit weafing terdapat limbah / kotoran benang- benang sebagai sisa
pembuatan kain, dan peralatan yang dibutuhkan missal gunting, jarum,
benang, penempatannya harus diperhatikan harus bersih ( Seiso/ resik)
untuk memperindah lingkungan kerja dan akan berdampak pada mood
( suasana hati pekerja) yang terjaga tidak mudah lelah.
Penempatan tata desain layout tempat kerja seperti tata letak mesin juga
harus diperhatikan (Seiton/ rapi) untuk mengurangi factor resiko
kecelakaan kerja.
Kedisiplinan sikap pekerja tenaga kerja harus dipelihara ( Seikatsu/ rajin)
maka akan menjadi suatu Budaya ditempat kerja yaitu Budaya kerja yang
aman dan selamat. Demikian pula akan tercapai tujuan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja yaitu zero accident dan meningkatkan produktifitas.
1

5. Hubungan 5S dengan ergonomic


Ergonomi adalah ilmu tentang kerja, sedangkan 5S adalah suatu metode
untuk mengatur tempat kerja untuk mengoptimalkan kerja. Dengan 5S
maka akan tercapai moral kerja yang lebih baik serta yang terpenting
adalah efektifitas, efisiensi, dan produktivitas kerja meningkat dan artinya
secara umum dapat meningkatkan performa kerja. Oleh karena itu tidak
salah jika banyak orang yang menyatakan bahwa 5S sejalan dengan
ergonomi dan selain itu, 5S sebagai metode dalam perbaikan kondisi
tempat kerja akan semakin efektif jika melibatkan prinsip-prinsip
ergonomi. Namun perlu diingat bahwa saat ini beberapa pihak sudah mulai
menyamakan 5S dengan ergonomi. Walaupun 5S sudah dianggap sebuah
metode yang cukup jitu dan fenomenal dalam menyelesaikan masalah di
tempat kerja namun pernyataan tersebut kurang tepat karena walaupun 5S
sejalan dengan ergonomi namun pada dasarnya 5S hanya sebuah metode
atau tool untuk mengatasi beberapa jenis masalah saja di tempat kerja
sehingga tidak bisa untuk menyelesaikan atau dikaitkan dengan seluruh
jenis atau masalah atau isu dalam ergonomi. Dengan 5S memang kita bisa
mengatasi beberapa masalah kerja di suatu tempat kerja, namun bukan
berarti tempat kerja tersebut sudah terbebas 100% dari resiko kerja seperti
yang ada dalam ilmu ergonomi. Jadi secara kasar bisa disebutkan bahwa
5S itu bukan ergonomi, 5S hanya merupakan bagian atau tool dalam
ergonomi.

Anda mungkin juga menyukai