Anestesi Dan Sistem Endokrin
Anestesi Dan Sistem Endokrin
2.
Efek berlebihan hormon tiroid (hiperadrenergik) kebanyakan dimediasi oleh
T3 .
TABEL. Efek Triiodotironin pada Konsentrasi Reseptor
Meningkatkan jumlah reseptor
Menurunkan jumlah reseptor kolinergik jantung
B.
Ivan - Atjeh
1
Serum Triiodotironin
C. Hipertiroidisme
1. Perioperatif
1. Pemeriksaan Fisis
Menentukan pembesaran leher karena struma :
Tiroid terdiri dari dua lobus kanan dan kiri, yang masing-masing dihubungkan
oleh satu lobus piramidalis yang berada di garis media melekat pada kartilago
tiroidea dan terdapat di fasia koli media. Karena kartilago tiroidea melekat pada
trakea, maka pada pergerakan trakea misal sewaktu menelan, maka tiroid juga
ikut bergerak
Bila terjadi pembesaran di leher yang berasal dari tiroid, akan tampak
pembesaran ini bergerak naik turun sewaktu menelan.
Manisfestasi klinis : Berat badan menurun, Intoleransi panas, Kelemahan otot,
Diare, Refleks hiperaktif, Kecemasan, Tremor, Eksoftalmus, Goiter, Kelainan
jantung (sinus takikardi, atrial fibrilasi dan CHF)
2. Laboratorium
: T4 total, T3 serum, FT4
3. BMR
: 0,75 (0,74 (sistole-diastole) + N) - 72
Nilai normal : - 10 s/d 10
4. Wayne Indek
Subyektif
Dispneu deffort
Palpitasi
Lelah
Suka panas
Suka dingin
Keringat banyak
Nervous
Napsu makan
meningkat
Napsu makan
menurun
Berat badan
meningkat
Berat badan menurun
+1
+2
+2
-5
+5
+2
+2
+3
Obyektif
Tiroid teraba
Bruid tiroid
Eksoftalmus
Lid retraksi
Lid lag
Hiperkinesis
Tangan panas
Tangan basah
Ada
+3
+2
+2
+2
+2
+4
+2
+1
-3
-3
-3
+3
+3
+4
< 11
: Eutiroid
11 18 : Tidak jelas ada hipertiroid
> 19
: Hipertiroid
Ivan - Atjeh
2
tidak
-3
-2
-2
-2
-1
Diharapkan preoperatif tes fungsi tiroid Normal, HR < 85 x / mnt (saat istirahat)
Intubasi
Induksi
Tiopental, dosis tinggi bisa sebagai antitiroid
Pelumpuh otot
Hati-hati, dapat meningkatkan insiden miopati dan
myiastenia gravis, dan sebaiknnya sebelum diberikan pelumpuh otot sebaiknnya
dicoba dilakukan ventilasi terlebih dahulu
Post Operatif
Ivan - Atjeh
3
Propanolol (10-40 mg oral tiap 4-6 jam) atau esmolol (titrasi) sampai
HR < 100 x/menit
Bilateral
: Pasien tak mampu bicara (Aponia & stridor) Reintubasi
Unilateral : Serak
Tes fungsi pita suara : kemampuan mengucapkan huruf (i atau e)
3. Obstruksi jalan napas setelah operasi, disebabkan oleh hematoma atau
trakeomalasia akan membutuhkan intubasi trakea yang segera. 1,2
5. Hipoparatiroidsme1,2
Ivan - Atjeh
4
Pasien dengan hipotiroid berat yang tidak terkoreksi (T4 < 1 g/dl) atau koma
myxedema, harus dibatalkan untuk operasi elektif dan harus diterapi segera
dengan hormon tiroid terutama untuk operasi emergensi. 2
Pasien yang telah dieutiroidkan biasanya menerima dosis obat tiroid pada pagi hari
pembedahan, harus di ingat bahwa rata rata preparat yang diberikan mempunyai
waktu paruh yang lama (t1/2 T4 adalah 8 hari).2
Tidak ada bukti yang mendukung untuk menunda bedah elektif (termasuk bedah
by-pass arteri koronaria) menyebabkan perubahan hipotiroidisme ringan ke
hipotiroidisme yang sedang.1
Intraoperatif
Masalah
lain
yang
dapat
timbul
termasuk
hipoglikemia,
anemia,
hiponatremia,kesulitan intubasi karena lidah yang besar, dan hipotermia karena
metabolisme basal rate yang rendah.2
Pasien harus tetap di intubasi sampai bangun dan normotermia, sebab pasien ini
mudah terjadi depresi pernafasan.2
Obat non opioid seperti keterolak merupakan pilihan untuk nyeri pasca operasi. 2
3. Koma miksedema adalah kegawatdaruratan medis yang membutuhkan terapi
yang cepat.
Sering terjadi pada pasien yang lebih tua dan mungkin dipercepat oleh infeksi,
pembedahan dan trauma.2
TABEL. Penanganan Miksedema 1
Intubasi trakeal dan kontrol ventilasi paru bila diperlukan
Levotiroksin (200-300 mg iv di selama 5-10 menit)
Kortisol (100 mg iv dan kemudian 25 mg iv tiap 6 jam)
Terapi cairan dan elektrolit sesuai perhitungan elektrolit serum
Monitor EKG selama terapi untuk mendeteksi terjadinnyaestemia miocard
dan disritmia2
Lingkungan yang hangat untuk mempertahankan panas tubuh
Ivan - Atjeh
5
Pertimbangan Anestesi. 2
Kaslium harus dinormalkan pada pasien dengan manisfestasi pada jantung akibat
hipokalsemia.
Tranfusi darah sebaiknya tidak diberikan secara cepat pada pasien yang
mengalami hipokalsemia, walupun produk darah yang mengandunng sitrat tidak
selalu menurunkan kalsium secara signifikan.
KORTEKS ADRENAL
A.
Efek biologis dari disfungsi korteks adrenal adalah kelebihan ataupun defisiensi
kortisol atau aldosteron
Tabel. Perbandingan Farmakologik Kortikosteroid
Anti inflamasi Mineralokortikoid
Ivan - Atjeh
6
Dosis
1,0
0,8
0,25
+/+/-
20,0
25,0
5,0
5,0
4,0
Kerja Sedang
Triamsinolon
+/-
4,0
5,0
Kerja Panjang
Deksametason
30
+/0,75
*
Nilai glukortikoid dan mineralokortikoid dianggap ekuivalen dengan 1.
B. Kelebihan Glukokortikoid (Sindroma Cushing)
1.
Diagnosis hiperadrenokortisisme ditegakkan dari kegagalan kerja eksogen dari
deksametason untuk menekan sekresi endogen kortisol.
Tabel. Manifestasi Kelebihan Glukokortikoid
Obesitas trunkal dan ekstremitas kurus (merefleksikan distribusi lemak dan
wasting otot skeletal)
Osteopenia
Hiperglikemia
Hipertensi (retensi cairan)
Perubahan emosional
Kerentanan terhadap infeksi
2.
Pemberian anestesi
Tabel. Manajemen Pasien yang Menjalani Adrenalektomi
Regulasi hipertensi
Kontrol Diabetes
Normalisasi volume cairan intravaskuler (diuresis dengan spironolakton
membantu memobilisasi cairan dan normalisasi konsentrasi kalium)
Penggantian glukokortikoid (kortisol 100 mg IV tiap 8 jam)
Penempatan pasien dengan hati-hati pada meja operasi (osteopenik)
Penurunan dosis awal pelemas otot jika kelemahan otot muncul
C. Kelebihan Mineralkortikoid seharusnya disadari pada penderita hipertensi nonedema dengan hipokalemia persisten dan tidak menerima diuretik pembuang
potasium.
D. Penggantian Steroid dalam Periode Perioperatif
Ivan - Atjeh
7
MEDULLA ADRENAL
2. Pertimbangan anestetik
a. Persiapan preoperatif terdiri dari blokade inisiasi (fentolamin, prazosin) 1014 hari sebelum operasi jika memungkinkan, perbaikan volume cairan
intravaskuler, dan pemberian blokade . Blokade diindikasikan hanya jika
disritmia kardiak atau takikardi menetap setelah pemberian blokade . Tujuan
terapi medis adalah mengontrol frekuensi jantung, menekan disritmia kardiak,
dan mencegah peningkatan tekanan darah paroksismal.
b. Manajemen anestesi perioperatif
Tabel. Manajemen Anestesi Pasien dengan Feokromositoma
Ivan - Atjeh
8
IV.
A.
B.
C.
KELENJAR PITUITARI
REFERENSI
1.
2.
Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. 4th Ed, McGraw-Hills
Ivan - Atjeh
9