Anda di halaman 1dari 16

Case Report Session

DIARE AKUT PADA ANAK

Oleh:
Angga Trifianda Prima
07120006

Preseptor :
Dr. Inna Rokendry Azwar

DOKTER MUDA ROTASI II


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
PUSKESMAS ALAI
2012

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Diare adalah peningkatan frekuensi (lebih dari tiga kali sehari) dan perubahan
konsistensi buang air besar menjadi encer, dapat disertai gejala dan tanda seperti mual,
muntah, demam atau sakit perut.
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7
hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Epidemiologi
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi.
Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap
harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan
penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua
umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 - 2 kali per tahun.
Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu
penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten
di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus
diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal
tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku
hidup tidak sehat.
Klasifikasi
Secara klinik sindroma diare dibedakan menjadi 3 :
1. Diare akut
Diare yang terjadi secara akut, berlangsung kurang dari 14 hari (bahkan
kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair
tanpa disertai darah. Bisa disertai muntah dan demam.
2

2. Diare kronik
Diare yang intermitten, dan diare yang berlangsung lama dengan penyebab non
infeksi.
3. Diare persisten
Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari, dapat
dimulai sebagai diare cair atau disentri. Kehilangan berat badan yang nyata
sering terjadi.
Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinja. Akibat penting dari disentri
diantaranya adalah anoreksia, penurunan berat badan secara cepat dan kerusakan mukosa
usus karena bakteri invasif.
Etiologi
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus),
malabsorpsi, alergi.
Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, ini meliputi infeksi bakteri (E. coli, Salmonella, Vibrio cholera),
virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus), parasit (cacing, protozoa). Infeksi
parenteral yaitu infeksi yang berasal dari bagian tubuh yang lain diluar alat
pencernaan, seperti otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia.
Keadaan ini terutama pada bayi berumur dibawah 2 tahun. Paling sering
penyebabnya adalah virus.
Faktor malabsorbsi
Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, pada bayi dan anak
tersering karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan protein.
Faktor alergi makanan
Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan.

Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.

Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.

Mekanisme diare
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
Penilaian derajat dehidrasi
Pertama sekali, penderita harus dinilai derajat dehidrasinya kemudian masalah lain
yang berhubungan dengan diare.

Penilaian derajat dehidrasi menurut MTBS


Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut ini
:
1. Letargis atau tidak sadar

DEHIDRASI BERAT

2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum atau malas minum
4. Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut ini
:
Gelisah, rewel

DEHIDRASI RINGAN / SEDANG

Mata cekung
Haus, minum dengan lahap
Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan
sebagai dehidrasi berat atau ringan / sedang

TANPA DEHIDRASI

Skor Dehidrasi WHO


Keadaan umum

Mata

Baik

Lesu / haus

Gelisah, lemas, ngantuk

Mulut

Biasa

Kering

Sangat kering

Pernapasan

<30x / menit

30-40x / menit

>40x / menit

Turgor

Baik

Kurang

Jelek

Nadi

< 120x / menit

120-140x / menit

>140x / menit

Penilaian :
<6

: Tidak dehidrasi

7-12

: Dehidrasi ringan sampai sedang

>13

: Dehidrasi berat

Penatalaksanaan
5

Rehidrasi
-

Tanpa dehidrasi : Cairan rumah tangga dan ASI (sebanyak anak mau). Oralit
diberikan sesuai usia setiap kali BAB encer atau muntah dengan dosis 50-100 cc
setiap kali BAB encer (<2 tahun) dan 100-200 cc setiap kali BAB encer (> 2
tahun)

Dehidrasi ringan / sedang : rehidrasi dengan oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam


pertama dilanjutkan pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung
sesuai umur setiap kali BAB encer atau muntah

Dehidrasi berat : Rehidrasi parenteral dengan cairan Ringer Laktat atau Ringer
Asetat 100 cc/kgBB. Cara pemberiannya untuk usia <1 tahun, 30 cc/kgBB dalam
1 jam pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya. Untuk usia >1
tahun, 30 cc/kgBB dalam 30 menit pertama, dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 2,5
jam berikutnya.

Nutrisi
Makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering, rendah serat.
Tablet Zinc
Dosis tablet zinc (1 tablet = 20 mg)
-

Umur 2-6 bulan

: tablet

Umur > 6 bulan

: 1 tablet

H. Pencegahan
Upaya pencegahan diare yang sudah terbukti, efektif, yang berupa :
-

Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.

Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum


makan dan kebersihan dari makanan yang kita makan.

Penggunaan jamban yang benar.

I. Komplikasi
Komplikasi yang sering timbul diakibatkan oleh dehidrasi dapat berupa gangguan
elektrolit dan asam basa, misalnya : hipernatremi, hiponatremi dan asidosis metabolik. Iritasi
6

pada anus dapat terjadi karena banyak dan berulangnya cairan yang keluar dan mengandung
zat-zat yang bersifat iritasi pada anus.

BAB II
7

ILUSTRASI KASUS

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKUTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II
STATUS PASIEN
Alloanamnesa (diperoleh dari Ibu pasien)
Identitas pasien
Nama/Kelamin/Umur

: Kirana/ wanita/ 10 bulan

Pekerjaan/pendidikan

:-

Alamat

: Jati

Latar belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga


- Status perkawinan

: belum menikah

- Jumlah anak

:-

- Status Ekonomi Keluarga :

Cukup,

penghasilan

dari

gaji

ayah

Rp.

1.000.000/bulan
- KB

:-

- Kondisi rumah

Rumah permanen, pekarangan kurang luas, luas rumah 60 m2


Listrik ada
Sumber air : air PAM
Jamban ada, di dalam rumah
Sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah
Jumlah penghuni 4 orang, pasien, 2 orang kakak perempuan ibu pasien,
nenek dari ibu pasien
Kesan : hygiene dan sanitasi baik
-

Kondisi lingkungan keluarga

Pasien tinggal di lingkungan perkotaan yang cukup padat penduduk


8

Aspek psikologis di keluarga


Pasien tinggal bersama 2 orang kakak perempuan ibu pasien dan nenek ibu
pasien
Riwayat penyakit dahulu/penyakit keluarga
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya
Keluarga pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama
Keluhan Utama
Berak-berak encer sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Berak-berak encer sejak 3 hari yang lalu, frekuensi 2 x, jumlah gelas
sekali BAB, warna kuning kehijauan, ampas (+) sedikit, lendir (-), darah (-)
Muntah (+), frekuensi 1 x, jumlah gelas, isi muntah berupa apa yang
dimakan, muntah tidak menyemprot
Demam (-)
Batuk ada sejak 1 hari yang lalu, sesak nafas tidak ada
BAK terakhir + 1 jam yang lalu, jumlah banyak, tidak pekat
Anak tidak diberi ASI sejak berusia 6 bulan, hanya konsumsi nasi tim dan
mendapat susu formula, riwayat mengganti susu tidak ada
Riwayat memakan makanan yang lain dari biasanya (-)
Berat badan terakhir 8,6 kg
Pasien pertama kali mengeluhkan sakit seperti ini.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: sadar

Nadi

: 100x/menit

Nafas

: 30x/menit

TD

:9

Suhu

: 37,2oC

TB

: 80 cm

BB

: 8,0 kg

Kepala

: ubun-ubun cekung (+)

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, mata cekung


tidak ada

Mukut dan lidah

: basah

Kulit

: turgor kulit kembali agak lambat

Dada
Paru
Inspeksi

: simetris ki=ka

Palpasi

: fremitus ki=ka

Perkusi

: sonor

Auskultasi

: vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi

: Iktus tidak terlihat

Palpasi

: Iktus teraba di LMCS RIC V

Perkusi

: Batas jantung kiri : sejajar LMCS RIC V


Batas jantung kanan : LSD
Batas jantung atas : RIC II

Auskultasi

: irama teratur, bising (-)

Abdomen
Inspeksi

: Perut tidak tampak membuncit

Palpasi

: Hepar dan lien tidak teraba, NT (-)

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: BU (+) N

Anggota gerak

: Akral hangat, refill kapiler baik, edema -/-

Laboratorium Anjuran : darah rutin, urin rutin, feses rutin


10

Diagnosis Kerja : Diare akut derajat dehidrasi ringan-sedang


Diagnosis Banding : Manajemen
Preventif :
Memberikan makanan sesuai usia anak
Memberikan MPASI yang sesuai pada anak
Melanjutkan pemberian ASI
Menjaga kebersihan makanan
Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum
menyediakan makanan untuk anak
Meminum air yang sudah dimasak
Promotif
Menjelaskan kepada ibu bahwa penyakit ini berhubungan dengan nutrisi anak
yang tidak sesuai usia.
Menerangkan kepada ibu tentang pentingnya pemberian ASI terhadap bayi.
Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini dapat menular kepada
anggota keluarga yang lainnya jika disebabkan infeksi.
Menjelaskan kepada ibu pasien untuk memperhatikan tanda-tanda kekurangan
cairan pada anaknya yaitu haus, gelisah, bibir kering, mata cekung. Segera
membawa anak kembali ke puskesmas bila terihat tanda-tanda tersebut
Kuratif
Oralit, diberikan setiap kali anak selesai BAB
Zinc 20 mg 1x1 tablet/hari
CTM 3 x 1 mg/hari
GG 3 x 30 mg
Rehabilitatif
Kontrol ke puskesmas bila obat habis atau gejala bertambah parah
11

RESEP
Dinas Kesehatan Kodya Padang
Puskesmas Alai
Dokter : Niviza Putri/ Angga Trifianda P
12

Tanggal 6 November 2012


R/

Oralit sach

No. V

Sprn (setiap habis BAB)


R/

Zinc tab 20 mg

No. I

Slqs
Mf pulv dtd

No. X

S 1 dd pulv I
R/

GG tab

No. III

CTM tab

No. III

Slqs
Mf pulv

No. X

S 3 dd pulv I
Pro

: Kirana

Umur : 10 bulan
Alamat: Jati

BAB III
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang anak perempuan usia 10 bulan dengan diagnosis diare akut
13

derajat dehidrasi ringan-sedang. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan


pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan riwayat berak-berak encer sejak + 3 hari yang
lalu, + 4-5 kali, banyaknya + gelas, berwarna kehijauan, ampas (+) sedikit, lendir (-),
darah (-). Demam (-). Muntah + 1 hari yang lalu, frekuensi 1 kali, banyaknya + gelas, isi
muntah berupa apa yang dimakan, muntah tidak menyemprot. Batuk ada sejak 1 hari yang
lalu, sesak nafas tidak ada. Anak tidak diberi ASI sejak berusia 6 bulan, hanya konsumsi nasi
tim dan mendapat susu formula, riwayat mengganti susu tidak ada.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak sadar, tidak tampak rewel. frekuensi nadi
100 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu 37,2 0C, status gizi, ubun-ubun cekung, mata
tidak cekung, mulut dan lidah basah, cubitan di kulit perut kembali lambat. Dari
pemeriksaan fisik ini didapatkan tanda-tanda diare akut derajat dehidrasi ringan-sedang.
Pada pasien ini dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin,
urin rutin dan feses rutin. Penyebab pasti dari diare akut pada anak ini belum dapat
dipastikan karena belum dilakukan kultur dan analisa feses.
Pada pasien dilakukan manajemen preventif berupa memberikan makanan sesuai
usia anak, memberikan MPASI sesuai usia anak, melanjutkan pemberian ASI, menjaga
kebersihan makanan, menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan, penggunaan jamban yang benar, dan meminum air yang sudah dimasak.
Manajemen promotif dengan cara menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini
berhubungan dengan nutrisi anak yang tidak sesuai usia, menerangkan kepada ibu tentang
pemberian ASI terhadap anak, menjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit ini dapat
menular kepada anggota keluarga yang lainnya jika disebabkan infeksi, menjelaskan kepada
ibu pasien untuk memperhatikan tanda-tanda kekurangan cairan pada anaknya yaitu haus,
gelisah, bibir kering, mata cekung. Segera membawa anak kembali ke puskesmas bila terihat
tanda-tanda tersebut.
Manajemen kuratif berupa oralit, diberikan setiap kali anak selesai BAB, Zinc 20 mg
1x1 tablet/hari, CTM 3 x 1 mg/hari, dan GG 3 x 30 mg . Manajemen rehabilitatif berupa
kontrol ke puskesmas bila obat habis atau gejala bertambah parah.

14

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Bagan Tatalaksana Manajemen Balita
Sakit. Departemen Kesehatan RI, 2008
Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : Sauders Elsevier
15

16

Anda mungkin juga menyukai