Anda di halaman 1dari 2

"Pendidikan seks tidak selalu mengenai hubungan pasangan suami istri, tapi

juga mencakup hal-hal lain seperti pemberian pemahaman tentang perkembangan fisik
dan hormonal seorang anak serta memahami berbagai batasan sosial yang ada di
masyarakat," ujar Dra Dini Oktaufik dari yayasan ISADD (Intervention Service for Autism
and Developmental Delay) Indonesia dalam acara Tanya Jawab Seputar Autisme di
Financial Hall Graha Niaga, Jakarta, Sabtu (3/4/2010).
Jika pendidikan seks tidak diberikan sejak dini, maka nantinya bisa menjadi
masalah baik dari sisi eksternal atau internal si anak, seperti mungkin saja anak jadi
memiliki kebiasaan memegang kemaluan sendiri, suka menyentuh bagian privat orang lain,
tidak siap

menghadapi menstruasi,

masturbasi atau mimpi basah yang dapat

mempengaruhi emosinya dan juga tidak dapat menjaga kebersihan daerah kemaluannya.

"Karena itu pendidikan seks menjadi sangat penting dan sebaiknya sudah dimulai sejak
anak berusia 3 tahun. Tapi tentu saja si anak juga harus diberikan pelatihan mengenai
kepatuhan, pengertian mengenai pemahaman perubahan fisik dan hormonal yang terjadi
serta mencermati perilaku seks," ujar Dini yang menjadi praktisi terapi perilaku.

Dini menambahkan dalam memberikan pendidikan seks pada anak sebaiknya anak
mengenali bagian tubuh dirinya sendiri dan jangan pernah mengeksplor tubuh orang lain.
Selain itu, orangtua harus waspada dalam memberikan pemahaman mengenai perubahan
fisik yang terjadi. Sedangkan dalam memberikan pemahaman mengenai perubahan
hormonal bisa melalui cerita yang mudah dimengerti, karena hormon tidak dapat terlihat
secara visual.
Vera Farah Bararah - detikHealth

Sabtu, 03/04/2010 16:22 WIB Pentingnya Pendidikan Seks Pada Anak Kebutuhan Khusus

Anda mungkin juga menyukai