Anda di halaman 1dari 23

I.

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Terung atau eggplant (Solanum melongena L) merupakan tanaman

asli daerah tropis. Tanaman ini berasal dari benua Afrika (India dan
Brima ). Sumber genetik terung di temukan juga di Afrika antara lain
S.macrocarpon L atau disebut terung engkol.
Pengembangan budidaya terung paling pesat di Asia Tenggara,
termasuk

Indonesia.

Dewasa

merupakan salah satu

ini

pengembangan

budidaya

andalan sayuran dataran

terung

rendah. Sentra

pertanaman terung terpusat di pulau Jawa dan Sumatra. Nilai ekonomi


terung cukup tinggi, bentuk produk terung yang sudah menembus pasar
ekspor adalah terung asinan yang diekspor ke Jepang.
Buah terung mengandung gizi cukup tinggi dan komposisinya
lengkap. Oleh kerena itu komoditi terung sangat potensial untuk di
kembangankan secara intensif dalam skala agribisnis dan penyumbang
cukup

besar

terhadap

keanekaragaman

bahan

pangan

bergizi

masyarakat.
Tabel 1. Kandungan gizi buah terung dalam tiap 100 gram bahan.
Kandungan gizi
Kalori
Protein
Lemak
Korbohidrat
Serat
Abu
Kalsium
Fosfor
Zat besi
Natriun
Kalium
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin C
Niacin
Air

Banyaknya
1
24,00 kal
1,00 gr
0,20 gr
5,70 gr
0.80 gr
O,60 gr
30,00 mg
27,00 mg
0,60 mg
4,00 mg
223,00 mg
130,00 mg
10,00 mg
0,05 mg
5,00 mg
0,60 mg
-

Banyaknya
2
24,00 kal
1,10 gr
0,20 gr
5,50 gr
15,00 mg
37,00 mg
0,40 mg
30,00 si
0,40 mg
5,00 mg
92,70 gr

Sbr : 1) Food and Nutrition Reseach center-hard book I manila (1964)


2) Direktorat gizi Depkes R.I (1981)

Hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat


(Balittro) menunjukan bahwa jenis S. khasiarum mengandung 0,89% 2,00% solasodin dalam buah yang berwarna hijau kuning. Sedangkan jenis
S. laciniatum mencapai 3% solasodin dalam daunnya dan

3,5% dalam

buahnya.
Dalam proses budidaya tidak akan lepas dari pemupukan. Dalam
pertanian modern penggunaan materi yang berupa pupuk adalah mutlak
untuk memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan. Pemupukan di
lakukan sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan tanaman agar tujuan
produksi dapat dicapai. Karena penggunaan pupuk secara berlebihan
akan

menimbulkan

dampak

negatif

pada

lingkungan

hidup

dan

meningkatkan biaya produksi yang dapat menurunkan daya saing produk,


maka pupuk harus digunakan secara bijaksana / berimbang. Penggunaan
pupuk secara berimbang dapat terwujud apabila tersedia teknologi dan
pengetahuan mengenai hubungan antara tanaman, ursur hara (nutrisi)
dan lingkungan hidup tempat tumbuh tanaman.

1.2 Tujuan kaji terap


-

Agar penyuluh / petani dapat memahami

tentang pemupukan

berimbang.
- Dapat melaksanakan kegiatan bercocok tanam (dalam hal
pemupukan ) sesuai kebutuhan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taksonomi Tanaman Terung


Dalam sistematika tumbuhan tanaman terung diklasifikasikan
sebagai berikut:
Divisio

: Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae
Kelas

: Dycotyledonae

Ordo

: Tubiflorae

Family

: Solanaceae

Genus

: Solanum

Spesies

: Solanum melongena L

2.2. Mortologi tanaman Terung


Terung merupakan tanaman setahun berbentuk perdu. Batangnya
pendek, berkayu dan bercabang tingginya bervariasi antara 50 150 cm
tergantung varietasnya. Permukaan kulit batang, cabang dan daun
tertutup oleh bulu-bulu halus. Daun berbentuk bulat panjang dengan
pangkal dan ujungnya
bertangkai pendek.

sempit. Letak daun berselang-seling dan

Bunga terung bentuknya mirip bintang, berwarna biru cerah, bunga


tidak mekar secara serempak dan penyerbukan bunga dapat berlangsung
secara silang atau menyerbuk sendiri.
Buah terung sangat beragam, baik bentuk dan ukuran warna kulit.
Buah ada yang berbentuk bulat, bulat panjang dan setengah bulat.
Sedangkan warna kulit buah umumnya ungu,

hijau berputih-putihan,

putih, putih keunguan, hitam atau ungu tua.


Buah menghasilkan biji yang berukuran kecil-kecil berbentuk pipih
dan berwarna coklat muda. Tanaman terung memiliki akan tunggang dan
dapat menembus kedalaman tanah sekitar 80 - 100 cm.

2.3. Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)


Mulsa diartikan sebagai bahan atau material yang sengaja di
hamparkan di permukaan tanah atau lahan pertanian. Manfaat mulsa :
-

Dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman


Menekan pertumbuhan gulma
Menjaga kestabilan agregat dan kimia tanah
Mencegah evaporasi
Mengurangi biaya pemeliharaan tanaman

Permukaan perak dan MPHP menyebabkan cahaya matahari yang


dipantulkan cukup besar sehingga cahaya matahari yang tersedia untuk
proses fotosintesis tanaman cukup besar. Sebaliknya permukaan hitam
dari MPHP akan menyebabkan cahaya matahari yang diteruskan menjadi
sangat kecil sehingga menyebabkan suhu tanah tetap rendah.

2.4. Pemupukan Berimbang


Pemupukan berimbang yaitu pemberian pupuk ke dalam tanah
untuk mencapai status semua hara esensial dalam kondisi optimum bagi

pertumbuhan dan hasil tanaman, untuk itu di perlukan hasil analisa tanah
minimal satu kali dalam 5 6 tahun.
Keuntungan pemupukan berimbang yaitu :
-

Pada tanah berstatus hara rendah akan meningkatkan produksi

dengan efisiensi pemupukan yang tinggi.


Pada tanah dengan status hara tinggi dapat memelihara produksi

tetap tinggi dengan dosis pupuk yang lebih rendah


Dalam jangka panjang mampu mengoptimalkan ketersediaan hara

tanah.
Bila disertai penambahan organik akan mampu meningkatkan
efisiensi

pemupukan

dan

produktifitas

tanah

secara

berkesinambungan dan ramah lingkungan


Bila diterapkan secara luas akan mampu menghemat pupuk dan
pupuk
Menurut asalnya pupuk kimia terbagi atas pupuk kimia alami dan

pupuk kimia buatan. Pupuk kimia alami diambil langsung dari ala dan
setelah mengalami proses pengolahan dan pengemasan siap di pakai oleh
konsumen ( petani ). Pupuk kimia alam berasal dari bahan tambang
endapan mineral dari dalam tanah. Dibandingkan dengan pupuk kimia
buatan, kandungan unsur kimia alami

lebih rendah, tetapi unsur ikutan

( unsur mikro ) kerap menjadi tambahan yang menguntungkan.


Pupuk kimia buatan di buat dari bahan kimia dasar dalam pabrik.
Sifat dan karakter pupuk ini dapat diketahui dari hasil analisis yang di
cantumkan

pada

setiap

kemasannya.berdasarkan

kandungan

unsur

haranya, pupuk kimia buatan digolongkan menjadi dua jenis yaitu pupuk
tunggal yang mengandung satu macam unsure hara dan pupuk majemuk
yag mengandung lebih dari satu unsur hara.
Pupuk NPK ( Nitrogen Phosphate Kalium ) merupkan pupuk majemuk
cepat tersedia. Kadar NPK yang banyak beredar adalah 15-5-15, 16-16-16
dan 8-20-15.

Tabel 2. Beberapa jenis pupuk NPK dan unsur

hara yang

dikandungnya
PUPUK
Amofoska I
Amofoska II
Amofoska III
Nitrofoska I
Nitrofoska II
Nitrofoska III
Rustica blue
Rustika red
Rustica yellow
Compound

N (%)
12
10
10
15
16
17
12
13
15
14

P (%)
24
20
30
11
16
13
12
13
15
12

K (%)
12
15
10
26
21
22
20
21
15
9

fertilizer

III. ALAT DAN BAHAN


3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan dikebun percontohan BPP pulau Ternate
kelurahan kastela yang dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2010

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu pacul, garu, parang, sprayer,

gembor,

mulsa PHP. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu bibit terung varietas
mustang, insektisida (Matador 25 EC), furadan 3 G, fungisida (dithane M45) dan herbisida laris 250 SL.

3.3. Pelaksanaan kegiatan

3.3.1. Pengolahan Tanah


Lahan

yang

digunakan

sebaiknya

bukan

bekas

pertanaman

solanaceae lainnya. Hal ini untuk mencegah adanya serangan pathogen


tular tanah. Penyiapan (pengolahan) tanah adalah 14-30 hari sebelum
tanam.
Sebelum pemasangan mulsa plastik hitam perak, terlebih dulu
pupuk NPK disebarkan sekaligus diatas bedengan sebanyak. Campurkan
pupuk dengan tanah, siram permukaan bedengan dengan
hingga cukup basah/lembab.

air bersih

Pasang lembar MPHP disalah satu ujung

bedengan, kemudian tarik ke ujung bedengan yang satunya lagi hingga


rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan MPHP dengan pasak bilah
bambu pada sisi-sisi bedengan setiap jarak 40 50 cm. Bedengan yang
sudah di tutup MPHP siap di tanami terung, apabila telah mengalami masa
istirahat 3-5 hari dari pemberian pupuk buatan. Hal ini

bertujuan agar

pupuk meresap ke dalam tanah dan tidak bersifat toksis terhadap bibit
terung yang baru dipindahtanamkan.

3.3.2. Penanaman
Penanaman terung dengan sistem MPHP di lakukan sebagai berikut :
-

Sebelum tanam dibuatkan lubang tanam dengan jarak tanam 60 cm


x 70 cm dengan kaleng bekas yang telah dipotong salah satu
permukaannya. Pembuatan lubang tanam di lakukan dengan cara
memutar kaleng searah jarum jam
MPHP

pada permukaan bedengan

hingga terbentuk bulatan-bulatan kecil seukuran diameter

kaleng tersebut.
Siram media persemaian (polybag) hingga cukup basah, kemudian

bibit dibalik hingga keluar dari polibag.


Bibit di tanam pada lubang tanam MPHP kemudian disiram dengan
gembor.

3.3.3. Pemupukan

Setelah terbentuk bedengan pupuk buatan disebarkan sekaligus


terdiri dari urea 450 kg/ha, TSP 300 kg/ha dan KCL 400 kg/ha. Untuk
tanaman terung hibrida memerlukan pupuk kandang 20.000 kg atau 20
ton /ha. Pupuk kandang disebar merata di atas bedengan dan tanah di
cangkul kembali agar pupuk merata. Pupuk buatan disebar satu minggu
setelah pemberian pupuk kandang.
Adapun pemupukan susulan sebagai berikut :
Tabel 3. Jenis dan dosis pupuk pada terung hibrida (kg)
Jenis Pupuk
Pupuk kandang
Urea
TSP
KCL

Total Pupuk

Pupuk dasar

(kg)

(kg)

20.000
450
300
400

20.000
220
200

Pupuk susulan (kg)


I
II
III
IV
-

100

100

100
70

150
-

3.3.4. Perlindungan tanaman


Perlindungan tanaman diutamakan terhadap upaya cegah tangkal
dan pengendalian hama penyakit secara terpadu. Prinsip pokok dan
prioritas teknologi pengendalian hama dan penyakit terpadu sebagai
berikut :

Pengelolaan ekosistim pertanian dengan cara bercocok tanam yang


meliputi penggunaan varietas unggul, sanitasi kebun, pemupukan

berimbang, tumpang sari dan lain-lain


Penerapan pengendalian non kimiawi, seperti pengendalian secara

fisik, mekanik, genetik


Penggunaan pestisida secara selektif berdasarkan hasil pemantauan
dan analisis ekosistim

3.3.5. Pemanenan
Produksi utama dari usaha bertanam terung adalah menghasilkan
buah muda untuk bahan sayur, lalap dan aneka olahan. Buah pertama
dapat di petikbila tanaman telah berumur 3-4 bulan sejak tanam,
tergantung

varietasnya.

Cirri-ciri

buah

terung

siap

panen

adalah

ukurannya telah maksimum

dan masih muda. Pemetikan buah yang

terlambat dapat menurunkan kualitas, karena strukturnya menjadi liat dn


rasanya kurang enak.
Waktu panen yang tepat adalah pagi atau sore pada keadaan cuaca
cerah. Pemanenan pada siang hari dapat mempercepat proses penguapan
dan dapat menurunkan bobot buah.cara panen buah terung yaitu di petik
bersama tangkainya. Panen buah berikutnya
sekali.
Pada pertanaman yang baik

dilakukan rutin 3 - 7 hari

dapat menghasilkan buah muda 30

ton/ha atau lebih tergantung dari potensi daya hasil varietasnya dan
tingkat pemeliharaan tanaman.
Dengan pemupukan yang berimbang dapat meningkatkan hasil
tanaman terung dalam hal berat buah dan jumlah buah perpohon. Di
mana rata-rata berat buah yang di panen antara 100 - 200 gr/buah
dengan panjang buah 30 - 50 cm. Demikian pula dengan jumlah buah
yang dihasilkan, untuk tiap pohon pada panen pertama rata-rata buah
yang dipetik berjumlah 4 - 5 buah perpohon. Hal ini disebabkan karena
kebutuhan unsur hara tanaman tercukupi dengan pemberian pupuk
majemuk NPK yang mengandung unsur hara makro untuk menunjang
pertumbuhan dan hasil tanaman, (Wijaya, 2008).
IV. PUPUK DAN PEMUPUKAN
Pupuk adalah suatu bahan yang di gunakan untuk memperbaiki
kesuburan tanah, sedangkan pemupukan adalah penambahan bahan
tersebut ke dalam tanah agar tanah menjadi lebih subur. Bagi tanaman
pupuk di gunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang.
Mengapa harus memupuk?
Dalam usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan secara terus menerus,
maka proses penghanyutan dan pencucian zat hara yang hilang dari tnah
di perbesar. Di samping

itu unsure-unsur hara yang hilang dari tanah

pertanian bersama bagian-bagian tanaman yang di panen menjadi alasan


mengapa di perlukan pemupukan. Pentingnya pemupukan di dasarkan
atas tingkat ketersediaan unsur hara dalam tanah, sehingga upaya
penambahan unsur hara dalam tanah mutlak di perlukan guna menjamin

kelestarian yang berkesinambungan produktifitas tanah sebagai media


tempat tumbuh tanaman.
Secara umum manfaat pupuk adalah menyediakan unsure hara
yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah

untuk mendukung

pertumbuhan tanaman. Manfaat pupuk berkaitan dengan perbaikan sifat


fisika tanah dan kimia tanah.
Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah
yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian
pupuk organic terutama dapat memperbaiki

struktur tanah dengan

menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air untuk mendukung
pertumbuhan bakteri aerob yang berada di akar, tanah dengan struktur
yang remah memudahkan dalam pengolahan sehingga mengurangi biaya
pengolahan tanah. Manfaat lain pemberian pupuk
mengurangi erosi pada permukaan tanah.
Selain penyediaan unsur hara, pemupukan

organic adalah
juga

membantu

mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang seperti N, P dan K


yang mudah hilang oleh penguapan atau oleh air perkolasi. Bahan organic
dalam pupuk dapat mengikat unsur-unsur hara yang mudah hilang dan
menyediakannya bagi tanaman. Efisiensi pemupukan menjadi lebih tinggi,
dan pada tanah yang miskin hara kehilangan unsur akibat pengolahan
dapat ditekan.
Penambahan pupuk kimia perlu di pecah lebih dulu sebelum dapat
di gunakan tanaman. Pemecahan unsur
dengan

mengusahakan

pH

yang

kimia pupuk dapat dibantu

optimum

dan

pemberian

pupuk,

terutama pupuk organik. Manfaat lain dari pupuk yaitu memperbaiki


keasaman tanah dengan pemberian kapur dan pupuk organik. Keasaman
tanah merupakan factor penting dalam keberhasilan pemupukan dan
perumbuhan tanaman.
Pupuk mineral/organic pertama di buat adalah superphospat yang
berasal dari tulang dan batu fosfat yang dilarutkan dalam asam
konsentrasi kuat. Sejak diciptakannya high yielding variety

(varietas

unggul hasil tinggi), kebutuhan unsur hara untuk memenuhi kebutuhan


tanaman sebagai imbangan dari hasil tinggi, semakin meningkat.
Kebutuhan ini tidak dapat hanya dipenuhi dari pupuk organic tetapi harus

ditambah dengan pupuk mineral (anorganik) yang mengandung berbagai


unsur hara kebutuhan tanaman (unsur hara makro dan mikro)
Adapun sifat-sifat pupuk buatan sebagai berikut :

Kadar unsur hara: banyaknya unsur hara yang dikandung

oleh

suatu pupuk menentukan kemampuannya untuk menaikkan kadar

unsure hara dalam tanah.


Higrokopisitas : adalah mudah tidaknya pupuk menyerap uap air

yang ada di udara


Kelarutan: kelarutan menunjukkan mudah tidaknya pupuk larut
dalam air. Hal ini berarti juga mudah tidaknya unsure yang

dikandung dalam pupuk di ambil oleh tanaman.


Bekerjanya : yaitu waktu yang diperlukan hingga pupuk tersebut
dapat diserap tanaman dan memperlihatkan pengaruhnya.

4.1. Unsur Hara Tanaman


Unsur hara tanaman adalah unsur-unsur kimia tertentu yang
dibutuhkan oleh tanaman
tersedianya

unsur

pertumbuhannya

untuk pertumbuhannya yang normal. Tidak

hara
terganggu,

bagi

tanaman
tampak

akan

gejala-gejala

menyebabkan
kekurangan

(defisiensi) dan menurunnya produksi.


Unsur hara dibagi dalam dua bagian yaitu unsur hara makro dan
mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman
dalam jumlah banyak, sedangkan unsur hara mikro diperlukan tanaman
dalam jumlah sedikit. Contoh unsur hara makro misalnya Nitrogen (N),
Phospor (P) dan kalium (K). Unsur hara makro dibutuhkan sebanyak >
1000

g-1 berat kering tanaman, sedangkan unsur mikro hanya < 100

g-1 berat kering tanaman ( Wijaya 2008).


Unsur hara yang diabsorpsi oleh tanaman berasal dari dalam tanah
dalam bentuk senyawa organi maupun anorganik. Sumber-sumber unsur
hara tersebut berasal dari :

Nitrogen (N), sumber N adalah bahan organik sisa tumbuhan dan


hewan serta hasil fiksasi N bebas diudara oleh bakteri rhizobium
yang terdapat pada bintil akar tanaman leguminosa

Phosphor (P), berasal dari bahan organik dan mineral (batuan)

phospat seperti apatit dan kalsium phospat [CO3 (PO4)]


Kalium (K), berasal dari mineral ortoklas, leucit, muskovit dan biotit

4.2. Hubungan Unsur Hara dengan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman


Menurut Lakitan (1995), Pertumbuhan tanaman diartikan sebagai
pertambahan ukuran, berat dan jumlah sel, sedangkan perkembangan
tanaman lebih dilihat dari proses pembentukan jaringan dan organ-organ
tanaman

sehingga

masing-masing

individu

mempunyan

bentuk

morfologinya yang khas. Sedangkan menurut Sutejo (1994), faktor yang


mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah faktor genetis, tanah dan
iklim. Tanah sebagai media tempat tumbuh tanaman harus memiliki
persyaratan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang optimum bagi laju
pertumbuhan tanaman. Sifat kimia tanah misalnya pH tanah, Kapasitas
Tukar Kation (KTK).
Untuk pertumbuhannya yang optimal tanaman memerlukan unsur
hara baik makro maupun mikro (unsur hara esensial), dimana unsur hara
ini mutlak diperlukan oleh tanaman karena sangat berperan dalam proses
fisiologi tanaman. Unsur hara makro terdiri dari 9 unsur yaitu : C, O, H, N,
P, K, Ca, Mgdan S. sedangkan yang termasuk kelompok unsur hara mikro
yaitu terdiri dari 7 unsur yaitu : Fe, Mn, B, Zn, Cu, Mo, Cl.
Unsur C, H, N, O dan S merupakan penyusun utama bahan organik,
berperan dalam proses enzimatik dan reaksi-reaksi oksidasi-reduksi.
Sedangkan unsur P dan B berperan dalam reaksi transfer energi dan
esterifikasi dengan gugus-gugus alkohol dalam tanaman. Unsur K, Ca, Mg,
Mn dan Cl berperan dalam osmotik dan keseimbangan ion. Unsur Fe, Cu,
Zn dan Mo memungkinkan terjadinya transportasi elektron melalui
perubahan valensi (sutedjo, 2008).
Pupuk NPK Bentang 16 adalah pupuk majemuk lengkap yang
mengandung unsur

N, P2O5, K2O dan MgO, dimana ketiga unsur

ini

termasuk unsure hara esensial yang fungsi fisiologisnya tidak dapat


digantikan oleh unsur lain.
Menurut
Wijaya (2008), suplai N mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, penampilan, warna dan hasil tanaman. Penambahan suplai N
diikuti oleh meningkatnya kandungan senyawa seperti asam amino,
protein, dan vitamin B. Unsur N merupakan unsur penyusun klorofil yang

berpengaruh

pada

pertumbuhan

merupakan

tempat

dan

berlangsungnya

perkembangan
proses

daun,

fotosintesis

yang
yang

menghasilkan karbohidrat dan energy untuk pertumbuhan dan hasil


tanaman.
Unsur K dan Mg mengendalikan aktifitas lebih dari 50 jenis enzim
didalam

tubuh

tanaman

yang

mempengaruhi

proses

metabolisme

tanaman sehingga dapat dipastikan akan berpengaruh pada mutu


tanaman dan hasil panen.
P dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan akar yang baik,
sehingga tanaman menjadi tahan terhadap kekeringan dan memiliki
kemampuan lebih baik dalam menyerap unsur
pertumbuhan lebih lanjut.
Suplai unsur hara optimal

hara yang menunjang

dengan perimbangan yang baik dari

semua unsur hara merupakan jaminan bagi kuantitas dan kualitas hasil
panen. Suplai optimal dan seimbang tidak mudah dicapai, tetapi dengan
pengetahuan dan teknologi tentang pemupukan berimbang

dapat

mengoptimalkan pertumbuhan dan hasil tanaman.


4.3. Unsur Hara dan Resistensi Tanaman
Tanaman memiliki mekanisme alami untuk menangkal gangguan
dari luar termasuk menangkal serangan hama penyakit, sehingga
mewujudkan ketahanan alami (natural resistence) tanaman. Pengaruh
unsur

hara terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

metabolisme tanaman. Unsur hara juga dapat memperbaiki

melalui
atau

menurunkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama penyakit.


Ketahanan alami meningkat melalui perubahan dalam hal anatomi,
misalnya penebalan dinding sel epidermis.
Unsur hara adalah salah satu faktor lingkungan yang dapat

di

manipulasi secara mudah sehingga adaunsur hara yang menurunkan (N)


dan ada unsur hara yang menaikkan (Si, K, Ca, Mn,B) ketahanan alami
tanaman.

V. DASAR-DASAR PEMUPUKAN

Dalam

melakukan

pemupukan

harus

memperhatikan

hal-hal

sebagai berikut :
1. Tanaman yang akan di pupuk, meliputi penggunaan unsur hara oleh
tanaman dan sifat-sifat akar
2. Jenis tanah yang di pupuk :
- Kandungan tanah akan unsur

hara

berbeda-beda sehingga

kebutuhan pupuk setiap jenis tanah juga berbeda


pH tanah (kemasaman tanah) mempengaruhi jenis pupuk yang

diberikan
tanah-tanah

yang

dapat

memfiksasi

unsur

unsur

yang

ditambahkan, menyebabkan penambahan unsure tersebut tidak


efisien. Misalnya pengapuran pada tanah masam mengurangi daya
fiksasi Al terhadap P
3. Jenis pupuk yang di gunakan, tiap-tiap jenis pupuk mempunyai jumlah
kandungan unsur hara, reaksi fisiologis, kelarutan, kecepatan bekerja
yang berbeda-beda sehingga jumlah dan jenis pupuk yang diberikan
serta cara dan waktu pemberiannya berbeda-beda untuk setiap jenis
tanah dan jenis tanaman
4. Jumlah pupuk yang diberikan, hal ini berhubungan dengan kebutuhan
tanaman akan unsur hara , kandungan unsur

hara yang ada dalam

tanah serta kadar unsur hara yang terdapat dalam pupuk.


5. Waktu pemupukan, pupuk yang bekerja cepat diberikan setelah tanam
karena pupuk ini mudah tercuci. Contoh Za, urea NH 4CL. Pupuk yang
bekerja lambat diberikan sebelum tanam dan sekaligus, seperti pupuk
TSP, ESP, DSP.
6. Cara penempatan pupuk
- Broadcast (disebar), pupuk di sebar merata dipermukaan tanah
-

sebelum tanam
Sideband (di samping tanaman), pupuk diletakkan disalah satu sisi

atau kedua sisi tanaman


In the row (dalam larikan), pupuk diberikan dalam larikan tanaman
Pop up, pupuk dimasukkan bersama biji yang ditanam seperti pupuk

Phospor
Foliar application (pemupukan lewat air irigasi), terutama untuk
pemupukan nitrogen atau unsur lain yang mudah larut, cocok untuk
pertanian dengan sistim irigasi.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Pemupukan

mutlak

di

perlukan

tanaman

dengan

tujuan

meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.


Pemupukan di dasarkan atas tingkat ketersedian unsur hara dalam
tanah atau kesuburan tanah sehingga diperlukan pengetahuan
tentang Pemupukan Berimbang agar efisiensi dalam penggunaan
pupuk.
5.2. Saran
Dengan

pemupukan

yang

berimbang

dapat

meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimal.


Penggunaan pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tanaman/secara
bijaksana sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan.
Perlunya analisa tanah sehingga dapat menerapkan
pemupukan berimbang dalam bercocok tanam.

pola

DAFTAR PUSTAKA

Andry Umboh, 2002. Petunjuk penggunaan mulsa. Penerbit Swadaya


Jakarta.
Lakitan B, 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman . P.T
Raja Grafindo Persada Jakarta.
Rukmana R, 1994. Bertanam Terung. Penerbit Kanisius.
Sutedjo Mulyani Ir, 2008. Analisis Tanah, Air dan jaringan Tanaman.
Penerbit Rineka Cipta.
Sutejo, 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Aksara Jakarta.
Wijaya K.A, 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
resistensi Alami Tanaman.
Marsono dan Sigit, 2000. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya
Jakarta

Lampiran 1. Simbol, Nama dan Bentuk Tersedia Unsur Hara Makro Bagi
Tanaman
Simbol Kimia
C

Nama Kimia
Karbon

Bentuk Tersedia
CO2

Oksigen

H2O

Hydrogen

H2O dan O2

Nitrogen

NH4+ dan NO3-

Fosfor

H2PO4- dan HPO42-

Kalium

K+

Ca

Kalsium

Ca2+

Mg

Magnesium

Mg2+

Sulfur/belerang

SO42- dan SO2

Lampiran 2. Simbol, Nama dan Bentuk Tersedia Unsur Hara Mikro bagi
Tanaman
Simbol Kimia

Nama Kimia

Bentuk Tersedia

Fe

Besi

Fe2+

Mn

Mangan

Mn2+

Boron

H3BO3

Zn

Seng

Zn2+

Cu

Tembaga

Cu2+

Mo

Molibden

MoO42-

Cl

Khlor

Cl-

Lapiran 3. Fungsi unsur Hara makro


Unsur Hara
Karbon C

Fungsi Fisiologis
Sebagai komponen dasar molekuler karbohodrat, protein,lipid dan
asam nukleik

Oksigen (O)
Hydrogen (H)

Merupakan penyusun senyawa-senyawa organic tanaman.

Nitrogen (N)

Memegang fungsi sentral dalam proses metabolisme tanaman.

Fosfor (P)

Merupakan komponen penyusun banyak senyawa organic penting


didalam tanaman (protein, enzim, hormon, klorofil).

Kalium (K)

Berfungsi dalam transfer energy, metabolisme karbohidrat dan


protein.

Kalsium (Ca)
Magnesium (Mg)

Sebagai kofaktor dan aktifator enzim-enzim dalam metabolism


karbohidrat dan protein, serta membantu mengatur tekanan osmotic
dan keseimbangan ion dalam tanaman.

Sulfur (S)

Menyusun lamela tengah, menjaga kestabilan integritas membran,


dan terlibat dalam proses pembelahan sel.

Zat Besi (Fe)


Seng (Zn)

Mangan (Mn)
Tembaga (Cu)

Komponen penyusun klorofil dan bertindak sebagai kofaktor pada


banyak reaksi enzimatik.
Menyusun protein, terlibat dalam masalah energy tanaman
Sebagai komponen penyusun enzim yang mengandung Fe, terlibat
dalam proses metabolis me seperti fiksasi N, fotosintesis.
Komponen esensial beberapa enzim seperti proteinase, canbonic
anhydrase, glutamic dehydrogenase.

Boron (B)
Terlibat dalam sistim penyusunan O2 dalam proses fotointesis.
Molibden (Mo)

Khlor (Cl)

Sebagai
penyusun
oxidase,laccase

beberapa

enzim

seperti

Diduga terlibat dalam metabolisme karbohidrat


komponen penyususn dinding sel tanaman.

ascorbic

acid

dan mensintesis

Berperan dalam proses asimilasi


N dalam tanaman, sebagai
komponen esensial enzim nitrat reduktase dan nitrogenase (enzim
fiksasi N2.
Berfungsi sebagai aktifator enzim-enzim yang menguraikan air dalam
proses fotosintesis, menjaga dan mengatur tekanan osmosis sel
tanaman yang tumbuh pada kondisi tanah yang memiliki salinitas
tinggi.

Lampiran 4. Peran Dan Gejala Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman


Unsur Hara
Nitrogen (N)

Peran

Gejala kekurangan

Memacu pertumbuhan tanaman secara


umum, terutama pada fase vegetatif,
berperan dalam pembentukan
klorofil,
membentuk lemak, protein.

Daun menguning dan mongering,


jaringan tanaman mongering dan
mati, buah kecil dan kekuningan
dan cepat matang

Merangsang
pertumbuhan
dan
perkembangan akar, sebagai bahan dasar
protein, membantu asimilasi dan respirasi,

Daun berubah warna menjadi tua


atau tampak mengilap kemerahan;
tepi daun, cabang dan batang

Fosfor (P)

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

1. PENDAHULUAN

II.

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Kaji Terap

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taksonomi Tanaman Terung

2.2. Morfologi Tanaman Terung

2.3. Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)

III. ALAT DAN BAHAN

3.1. Waktu dan Tempat

3.2. Alat dan Bahan

3.3. Pelaksanaan Kegiatan

3.4.1. Pengolahan Tanah

3.4.2. Penanaman

3.4.3. Pemupukan

3.4.4. Perlindungan Tanaman

3.4.5. Pemanenan

IV. PUPUK DAN PEMUPUKAN

4.1. Unsur Hara Tanaman


4.2. Hubungan Unsur Hara Dengan pertumbuhan dan Hasil Tanaman
4.3. Unsur Hara dan Resistensi Tanaman

V. DASAR-DASAR PEMUPUKAN
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

14

5.1. Kesimpulan

14

5.2. Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN

16

KATA

PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat karunianya
kami

dapat

menyelesaikan

laporan

kegiatan

Pengkajian

Teknologi

PemupukanBerimbang.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Penyuluh

dalam

meningkatkan

mengaplikasikan

wawasan

dan

IPTEK

kemampuan

tentang

pemupukan

Penyuluh

dalam

berimbang,

menyebarkan

informasi ke tingkat petani/ nelayan sehingga terjadi perubahan pola pikir,


sehingga dapat menciptakan peluang usaha yang berorientasi agribisnis.

Kepada

teman-teman

Penyuluh

di

lapangan

yang

telah

membantu

pelaksanaa kegiatan ini hingga selesai, kami ucapkan terimakasih. Kami


menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
serta kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kami sangat berterima kasih atas
adanya saran, kritik maupun koreksi untuk kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan kegiatan Pengkajian Teknologi Pemupukan Berimbang ini
dapat bermanfaat bagi Penyuluh, Petani dan untuk pengkajian selanjutnya.

Ternate,

Oktober 2010

Peyuluh Pertanian Lapangan

SAIFUL SANIFU S.Pi


NIP. 19760723 200801 1 007

Anda mungkin juga menyukai