sebatas
slogan
yang
mencanangkan Renstra (Rencana Strategis) Depdiknas 2005 2009 yang menargetkan 70%
SMK : 30% SMA sampai pada tahun 2015, demikian juga dunia industri sangat kurang
perhatiannya terhadap dunia pendidikan sekolah kejuruan.
Sedangkan Negara Jerman dikenal sebagai negara yang sangat peduli dengan pendidikan
vokasi/ kejuruan. Pendidikan vokasi di Jerman bisa maju karena sector pendidikan mendapat
perhatian yang baik dari pemerintah. Ada kalaborasi yang baik antara pemerintah, sekolah, dan
dunia industry dalam mengembangkan pendidikan vokasi, maka sangat tidak mengherankan
pada tahun 1970 sistem pendidikan Jerman sudah mampu meraih tujuan-tujuan yang
dicanangkan, hanya sekitar 25 tahun setelah Jerman rata dengan tanah akibat kekalahan dalam
Perang Dunia II.
Beberapa hal menarik yang dapat dipelajari pada sistem pendidikan yang diterapkan di
Jerman, khususnya pendidikan kejuruan (Berufsbildung). Sistem Pendidikan kejuruan yang
dilaksanakan di Republik Federal Jerman sangat baik. Diakui bahwa pendidikan merupakan
kewajiban bersama dari semua pihak, khususnya antara Pemerintah dan Dunia Usaha dan
Industri. Siswa-siswa di Jerman sangat menikmati belajar dengan mengalami dua pengalaman
yang saling mendukung yaitu belajar dan bekerja.
Tujuan penulisan makalah ini yaitu, membandingkan dan mencari nilai positif dari berbagai
jenis pendidikan mengenai Sekolah Menengah Kejuruan di luar negeri dalam hal ini negara
Jerman.
Sistem Ganda
Di dunia internasional, sistem ganda yang berlaku dalam pendidikan kerja di Jerman
merupakan hal istimewa. Sistem Ganda sebagai suatu bentuk yang dominan pada Pendidikan
dan Pelatihan Kejuruan di Jerman telah dikenal luas di dunia.Sistem ini telah berkembang secara
mantap dan membawa perubahan pada masyarakat, ekonomi, dan teknologi tanpa kehilangan
identitas sebagai suatu bentuk pelatihan yang paling sesuai dengan ekonomi dan pasar kerja.
Sekitar separuh dari jumlah lulusan sekolah menjalani pendidikan kejuruan dalam salah
satu di antara ke-350 pekerjaan didikan yang diakui negara dalam sistem ganda tersebut. Proses
memasuki dunia kerja ini berbeda dengan pendidikan kejuruan yang hanya berlangsung di
sekolah, seperti yang masih berlaku di banyak negara: Bagian praktek dipelajari selama tiga
sampai empat hari seminggu di perusahaan; disusul oleh pelajaran teori di sekolah kejuruan
selama satu atau dua hari per minggu.
Berkat pendidikan kerja sistem ganda itu, jumlah orang muda yang tidak memiliki
pekerjaan atau tempat pendidikan kerja di Jerman relatif kecil. Untuk kelompok umur 15 sampai
19 tahun, jumlah itu hanya sebesar 4,2 persen. Kombinasi antara teori dan praktek menjamin
kualifikasi tinggi dari tukang dan pekerja terampil. Di samping itu terbuka dua jalur pendidikan
kerja lanjutan sebagai sarana peningkatan karier. Jalan yang tradisional memuncak dalam
penerimaan ijazah Meister (ahli yang berhak memimpin perusahaan).
Pendidikan vokasi (dual training) di Jerman didesain untuk memberikan ilmu secara teori
maupun praktik bagi siswanya. Ketika belajar di sekolah vokasi, 75% waktu siswa digunakan
untuk bekerja di industri, sedangkan sisanya mereka belajar teori di sekolah. Nantinya setelah
siswa mengikuti pendidikan vokasi di sekolah dan bekerja pada sebuah industri, mereka akan
mendapatkan sertifikat dari asosiasi industri (chamber) yang dapat digunakan untuk melamar
pekerjaan.
Kurikulum yang dirancang pada pendidikan vokasi di Jerman adalah berorientasi pada
penggabungan
sehingga
pendekatan
utama
dalam
membentuk tahapan pembelajaran yang mengacu pada fase pembelajaran di sekolah ataupun
praktik di industri dan berorientasi pada hasil proses pembelajaran yang diinginkan. Selain itu,
perlu mempertimbangkan orientasi kompetensi pada berbagai level sejalan dengan pendesainan
proses pembelajaran.
Dalam melaksanakan pengembangan pendidikan kejuruan mereka mempunyai lima kunci
sukses, The succes of German vocational education and training is based on five
characteristics wich also represent added value for development of VET system in others
countries yaitu :
1) Cooperation of government and industry
Bersama-sama antara Pemerintah dan Industri menyusun dan mendesain kerangka
pendidikan kejuruan dan demikian juga pelatihan. Kerjasama dapat mencakup pembiayaan dan
pengembangan kurikulum dan implementasinya, serta bersama-sama melaksanakan assessment
proses dan lulusan pendidikan kejuruan itu.
2) Learning within the work process,
Tujuan dari pendidikan kejuruan Negara Republik Federal Jerman adalah menciptakan
kemampuan kerja para lulusannya yang adaptif dengan dunia industri yang mereka miliki. Oleh
karenanya pendidikan berorientasi kerja mengharuskan para siswa/peserta (Teilnehmer) suatu
kegiatan pendidikan atau pelatihan kejuruan belajar di dua tempat pembelajaran yaitu di sekolah
dan di industry.
kejuruan
harus
menguasai
dan
memahami
konsep
Pedagogik
Kejuruan
(Berufspdagogik). Dengan memahami dari konsep Pedagogik Kejuruan para Guru (tenaga
kependidikan kejuruan) mampu mendesain strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja.
5) Institutionalized research and career guidance
Kunci yang berikutnya adalah tersedianya instistusi Penelitian Pendidikan Kejuruan
(Berufsbildung) dan Konsultasi Karir. Mereka berfungsi untuk terus melakukan penelitian yang
berguna bagi pengembangan pendidikan kejuruan dan pasar kerja. Penelitian melibatkan
Pemerintah, pelaku Ekonomi (dalam hal ini dunia usaha dan Industri) dan elemen sosial lainnya.
Hasilnya mendorong pendidikan kejuruan tersebut untuk mengetahui apa yang sedang
berkembang di dunia industri, dan bagaimana kebutuhan dunia industri atau dunia usaha
terhadap kompetensi lulusan pendidikan kejuruan dapat secara dini diidentifikasi. Sehingga
pendidikan kejuruan yang melibatkan sekolah dan industri juga dapat menerapkan strategi nyata
dalam proses pembelajaran (Lernprozess). Hasilnya juga digunakan untuk mengembangkan
konsep-konsep pembelajaran baru (Lernkonzepte).
b.
Tujuan utama Sistem Ganda adalah untuk menjamin secara berkelanjutan keterserapan tenaga
kerja pada pasar kerja tertentu sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan individu. Untuk
memenuhi permintaan ini pendidikan dan pelatihan harus mengembangkan kualifikasi
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan hasil kinerja secara independen.
c.
Struktur Sistem Ganda di Jerman dibatasi pada empat aspek, yaitu pemilahan tanggungjawab
untuk pendidikan/pengajaran teori dan pelatihan praktik, pembagian waktu pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan, pengorganisasi pendidikan dan pelatihan serta konsentrasi pada mata
pelajaran utama dalam pembelajaran teori.
1) Pembelajaran Teori
Republik Federasi Jerman (BRD) terdiri atas 16 negera bagian (Lnder). Masing-masing negara
bagian memiliki otonomi dalam bidang budaya, termasuk di dalamnya berwenang dalam bidang
pendidikan. Pembelajaran teori di sekolah menckup juga pembelajaran praktik yang diperlukan
untuk memahami suatu teori tertentu. Monitoring pelaksanaan pembelajaran teori di lakukan
oleh masing-masing negara bagian.
2) Pelatihan Praktik
Seluruh kegiatan pelatihan praktik dilaksanakan di perusahaan sesuai dengan bidang kerja yang
harus dipelajari. Pelatihan juga meliputi teori-teori yang dibutuhakn untuk memahami suatu
kegiatan praktik dan untuk bekerja secara profesional. Misalnya Matematika, Fisika, Kimia atau
Biologi tidak diajarkan sebagai satu mata pelajaran khusus, tetapi include dalam pelatihan
praktik kejuruan.
Inilah pembagian struktur pendidikan dengan sistem ganda :
Tempat belajar Perusahaan
(Lernort Betrieb)
Diatur
dengan
Undang-undang
Tentang
Kejuruan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Sekolah yang dikeluarkan oleh Negara Bagian
Federal (Berufsausbildung-sgesetz/BBiG)
(Schulgesetz)
Antara peserta pelatihan dengan perusahaan Antara siswa dengan sekolah diikat dengan
diikat
dengan
suatu
kontrak
(Berufsbildungsvertrag)
Jalannya pelatihan diatur dengan Tataurutan Pembelajaran
mengacu
Pelatihan (Ausbildung-sordnung)
(Lehrplne)
Bertanggungjawab pada pelaksanaan pelatihan Bertanggungjawab
pada
pada
kurikulum
tranfer
ilmu
Voolzeit
Secara harfiah, Voolzeit berarti waktu penuh belajar di sekolah (tidak menerapkan dual system),
artinya proses belajar siswa berlangsung si sekolah selama 6 hari dalam seminggu, dan menjadi
tanggung jawab penuh bagi sekolah.
b. Teilzeit
Sekolah kejuruan yang separuh waktu belajar di sekolah dan separuh waktu lagi bekerja di
Industri. Sekolah kejuruan ini yang dinamakan Duale Ausbildung, dikalangan internasional
disebut sebagai dual system. Pendidikan dan pelatihan kejuruan berlangsung antara 3 sampai
3,5 tahun. Sekolah dan perusahaan mempunyai tanggung jawab dan kerja sama untuk
melaksanakan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang berkualitas. Meraka membagi waktu
pendidikan dan pelatihan sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh 3 4 hari praktek
diperusahaan dan 1 2 hari belajar di sekolah atau 3 4 minggu di perusahaan dan 1 2 minggu
di sekolah. Contoh SMK Einzelhandle di Bremen system belajarnya 3 hari bekerja di Industri
(24 jam untuk satu minggu) dan dua hari belajar di sekolah (12 jam seminggu).
d.
Manajemen Pendidikan
Otorita
Konstitusi Federal telah menetapkan wewenang Lander atas pendidikan, maka beberapa Lender
membuat beberapa ketentuan dalam konstitusi mereka masing-masing mengenai pengaturan
masalah-masalah pendidikan, dan selurunya melalui proses legislative. Pengaturan itu mencakup
penetapan tujuan pendidikan, struktur, isi pengajaran, dan prosedur dalam sistem daerah mereka
masing-masing.
Pendanaan
Personalia
Guru-guru Gymnasien dan sebagian guru-guru spesialis untuk bidang keuangan yang di
didik ditingkat universitas, dengan tekanan utama di bidang keahlian di bandingkan dengan
bidang keguruan. Pada umumnya, pendidikan bidang studi mencakup dua disiplin ilmu yang
dapat diambil pada universitas atau fakultas. Untuk beberapa spesialisasi, bidang pendidikan
umum dilengkapi dengan mata kuliah khusus sepert bidang membaca bagi calon guru
pendidikandasar atau diagnosis terapan bagi yang bermaksud mengajar pada lembaga
pendidikan khusus.dalam jurusan pendidikan, tekanan terberat adalah pada pendekatan sejarah,
filosofis, dan orientasi pada praktikum.
Kurikulum
Menteri-menteri pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mereka melakukan itu melalui tiga jenis
instrumen yaitu, pertama, tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu, serta mata
pelajaran sesuai dengan grade dan jenis sekolah, kedua, pedoman kurikulum,ketiga, pemberian
wewenang penulisan dan pengadaan buku teks.
Tujuan umum kurikulum ditentukan oleh peraturan sekolah (sering dinyatakan pada
Mukadimah suatu Keputusan, sedangkan tujuan khusus diterbitkan dalam kaitannya dengan
pedoman kurikulum. Ini diputuskan oleh kementrian negara bagian dan mencakup silabus,
rekomendasi metode mengajar, dan kadang-kadang juga model rencana pelajaran. Mengenai
buku teks , tidak ada yang dapat dipakai di sekolah-sekolah Jerman tanpa mendapat persetujuan
dari mentri negara bagian.
Keputusan untuk metode mengajar tertentu sepenuhnya diserahkan kepada guru. Dengan
semakin menurunnya rasio murid-guru(dari 30:1 tahun 1960 menjadi 15:1 dalam tahun 1980),
makin jelas kecenderungannya bahwa metode mengajar techer-centered makin di tinggalkan
beralih pada bekerja dengan kelompok kecil murid dalam kerangka pendekatan studentcentered. Semenjak akhir tahun 1980-an, konsep pengajaran terbuka atau open instruction
yang menekankan pada murid belajar atas dorongan sendiri semakin berkembang dan semakin
popular pada sekolah-sekolah pendidikan dasar dan juga pada sebagian sekolah menegah
pertama.
Pengecualian itu hanya untuk keperluan diagnostik yaitu mengidentifikasi jenis-jenis dyslexia
(kesulitan belajar membaca dan menulis karena kondisi pada otak). Kemudia seperti telah
disebutkan terdahulu, tidak ada kenaikan kelas secara otomatis, tetapi kelas mengulang juga
sudah hampir tidak dilaksanakan lagi (hanya 1,5% per kelas di pendidikan dasar, dan kira-kira
4% di sekolah tingkat menengah pada tahun 1990).
Sertifikat dan diploma yang dicapai di universitas dan jian-ujian negara bagian dan
memberi hak kepada pemegangnya untuk memasuki program pendidikan yang lebih tinggi, dan
juga mengandung nama-nama profesional, termasuk gelar akedemik .
yang handal. Hal ini sesuai dengan PP RI No. 29 tahun 1990 Bab I pasal 1 yaitu : Pendidikan
menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangakan sikap propesional.
Lebih lanjut PP No 73 tahun 1991, pasal 3 ayat 6 menyatakan bahwa: Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan yang mempersiapkan warga belajar untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Berdasarkan PP tersebut jelaslah bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran yang sangat
strategis, dalam upaya pembangunan nasional, khususnya dalam sector pembangunan social dan
ekonomi. Pendidikan kejuruan merupakan investasi yang mahal, namun sangat strategis dalam
menghasilkan manusia Indonesia yang trampil dan berkeahlian dalam bidang-bidangnya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa, khususnya kebutuhan dunia usaha dan industry.
Struktur pendidikan
Departemen pengelola utama pendidikan di Indonesia adalah departemen pendidikan dan
wajib belajar taraf SD berakibat perlunya pemikiran tentang kebijaksanaan untuk mingkatkan
wajib belajar sampai taraf SMA/SMK. Untuk menanggapi ini perlu mendapat pertimbangan
seperti ekonomi dan politik.
Sistem Pendidikan
Hak dan kewenangan dalam bidang administrasi pendidikan sejalan dengan alur dalam
pemerintahan atau polotik, untuk ini dikenal dengan sentralisasi, desentralisasi, dan otonomi.
1. Sentralisasi menunjuk pada hak dan wewenang yang terpusat pada pemerintah pusat.
2. Desentralisasi menunjuk pada hak dan wewenang pada daerah.
3. Otonomi daerah adalah pada aspek-aspek yang bebas pengelolaannya pada daerah, sehingga
otonomi ini kurang lazim digunakan dalam bidang administrasi pendidikan.
tahun 1993/1994 hingga sekarang. Sistem ini merupakan implementasi dari konsep mitch and
match. Dengan PSG, perancangan kurikulum, proses pembelajaran, dan penyelenggaraan
evaluasinya didesain dan dilaksanakan bersama-sama antara pihak sekolah dan industri.
Diharapkan nantinya para lulusan SMK akan menjadi para lulusan yang siap kerja. Melalui
PSG, siswa belajar di dua tempat, yaitu sekolah dan industri.
Di sekolah, para siswa belajar teori dari para guru atau instruktur yang kegiatannya yang
pada umumnya dibiayai pemerintah. Sedangkan kegiatan belajar yang diselenggarakan di
perusahaan/industri, artinya para siswa ini belajar dan mendapatkan pelatihan praktik dari para
instruktur dari pihak sekolah yang bersangkutan. Pembiayaannya dilakukan oleh perusahaan
terkait.
Dalam konteks ini, bisa dikatakan bahwa sekolah melakukan semacam outsourcing yang
dikerjakan oleh industri dalam bentuk penyediaan alat, instruktur, dan pengalaman praktik di
lapangan. Sedangkan industri melihat sekolah sebagai bagian dari Human Resources
Development (HRD) atau sumber daya manusia perusahaannya yang mencetak tenaga ahli yang
andal dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Untuk memuluskan kerjasama antar sekolah dan industri dalam penyelenggaraan PSG,
MPKN tingkat provinsi yang beranggotakan unsur-unsur dari kedua belah pihak, berfungsi
Namun, seiring dengan perkembangan politik yang begitu dominan memainkan perannya
dalam dunia pendidikan (dengan bergantinya pejabat kementerian pendidikan nasional), PSG
tampaknya telah mulai ditinggalkan tanpa memberikan alternatif pengganti yang jelas.
Kurikulum
Pendanaan Pendidikan
a. Tanggung Jawab Pendidikan Pasal 46
Evaluasi Pendidikan
a. Evaluasi Pasal 57
1) Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2) Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur
formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
b. Evaluasi Pasal 58
1) Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
2) Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga
mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar
nasional pendidikan.
D. Kesimpulan
No
1
PERMASALAHAN
PERBANDINGAN
PENDIDIKAN
Tujuan
JERMAN
INDONESIA
Mengembangkan
Dual System
Sistem
warga
berkualitas.
2
mem-persiapkan
ter-tentu.
Ganda Sistem Pendidikan
Pendidikan
Ganda
di
dipengaruhi
oleh tahun,
kebijakan politik.
4
Kurikulum
karena
system
mempengaruhi
politik
kebijakan
pendidikan.
Menteri-menteri pendidik-an Berdasarkan
standar
nasional
dengan
perkem-
kurikulum
mereka
sesuai bangan
peserta
didik
dengan
Evaluasi
didik
dilakukan oleh
pendidik
Pembiayaan
Seluruh
biaya
bagian,
dan
berasal
dari APBN,
E. Daftar Pustaka