Anda di halaman 1dari 18

I.

JUDUL
IDENTIFIKASI

PROBLEM

KARAKTERISTIK

PRODUKSI

RESERVOIR

BERDASARKAN

DAN

METODE

PENANGGULANGANNYA.
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Latar belakang masalah berkaitan dengan judul diatas, didalam
memproduksikan fluida reservoir selalu diusahakan agar sumur dapat berproduksi
pada laju produksi yang optimum.

Namun terkadang keinginan untuk

memproduksikan fluida reservoir pada laju produksi yang optimum sangat sukar
untuk dicapai. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Untuk itu perlu diketahui
potensi dari formasi, sifat fisik batuan dan fluida reservoir, kondisi reservoir serta
masalah-masalah yang mungkin timbul selama sumur berproduksi.
Masalah-masalah yang timbul selama sumur berproduksi biasanya disebut
sebagai problem produksi. Akibat yang ditimbulkan problem ini yang utama
adalah menurunnya produktivitas formasi dan menurunnya laju produksi.
Problem

produksi

yang

menyebabkan

penurunan

produktivitas

formasi

dikelompokkan menjadi kerusakan formasi, endapan scale formasi, produksi


air/gas berlebihan dan problem kepasiran. Sedangkan problem produksi yang
menyebabkan penurunan laju produksi dikelompokkan mejadi problem emulsi,
scale, korosi dan parafin.
Upaya pengidentifikasian terhadap problem produksi yang mungkin
timbul selama sumur berproduksi sangat diperlukan, karena dapat mengetahui
sebab terjadinya problem, mekanisme terjadinya, jenis dan sifat problem tersebut.
Dalam pengindetifikasian terhadap problem produksi dapat dilihat dari
karateristik reservoar tersebut. Dimana karateristik reservoar terdiri dari wadah,
isi, dan kondisi reservoar.
Dengan mengidentifikasian yang tepat dapat diupayakan usaha-usaha
pencegahan dan penaggulangannya. Adapan metode penanggulangannya dapat

dilakukan dengan metode mekanik, kimia, maupun dengan workover dan


stimulasi.
Ada beberapa jenis pekerjaan workover dan stimulasi yang dilakukan
dilapangan. Squeeze cementing, recompletion, reperforation dan sand control
termasuk dalam pekerjaan workover. Sedangkan acidizing, hydraulic fracturing,
Steam Stimulation dan injeksi kimia termasuk dalam pekerjaan stimulasi.
Pemilihan jenis pekerjaan workover dan stimulasi yang dipakai tergantung
dari hasil pengidentifikasian problem produksi yang timbul dari sumur yang
bersangkutan.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud

Mengidentifikasi
karateristik

kemungkinan

reservoar

terjadinya

sehingga

dapat

problem

produksi

direncanakan

berdasarkan

pencegahan

dan

penanggulangannya.
Tujuan

Memproduksikan minyak dengan laju produksi yang optimum.


IV. TIJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka yang akan dibahas pada pembuatan komprehensif ini atara lain
adalah sebagai berikut :
4.1. Identifikasi Problem Produksi
Problem produksi adalah permasalahan yang timbul disaat memproduksi
fluida hidrokarbon dari reservoir yang menyebabkan penurunan kapasitas
produksi suatu sumur. Problem produksi dapat dilihat dari besaran productivity
indeks (PI). Sedangkan definisi dari PI itu sendiri adalah perbandingan antara laju
produksi terhadap pressure drawdown (beda tekanan statik dengan tekanan aliran
dasar sumur). Harga PI dapat ditunjukkan secara grafis , yang disebut dengan
Inflow Performance Reltionship (IPR).

4.1.1. Productivity Indek (PI)


Productivity Index (PI) adalah index yang digunakan untuk menyatakan
kemampuan dari suatu sumur pada suatu kondisi tertentu , dimana PI juga
merupakan perbandingan antara laju produksi yang dihasilkan oleh suatu sumur
pada suatu harga tekanan aliran

dasar sumur tertentu, dengan pressure

Drawdown.
Persamaan matematis :
PI

q
Ps Pwf , BBL/hari/psi

4.1.1.1.
a)

Penentuan Harga PI
Secara langsung.
Disini biasa ditentukan dari PBU, DST maupun Multiple rate test, Untuk
menentukan besarnya PI dari DST diperlukan tiga besaran, yaitu :
Tekanan reservoir (P*), tekanan dasar sumur ketika ada aliran (Pwf)dan
laju produksi (q).

b)

Secara Teoritis
Perhitungan PI secara teoritis, dilakukan suatu pendekatan dengan
menganggap aliran dalam reservoir dalam kondisi steady state

4.1.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi PI


a) Turbulensi yang terjadi pada laju aliran tinggi
Penyebabnya adalah terlampau cepatnya alirn fluida sehingga friksi
anatr fluida (internal friction) menjadi naik dan pressure loss bertambah
besar atau jumlah jumlah energi yang dibutuhkan lebih besar dari dari
laju aliran fluida
b) Penyimpangan harga Permeabilitas (K)
Pengaruh Energi pengaliran fluida, semakin besar tekanan
pengaliran yang dialami fluida maka harga K semakin besar pula.
Efek cairan reaktif, pada formasi teretentu adakalnya mengandung
unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya reaksi di dalam batuan.

Pengaruh Overburden, Besarnya K dipengaruhi oleh porositas


batuan, sedangkan porositas sendiri dipengaruhi oleh overburden
pressure yang identik dengan kedalaman.
Pengaruh Saturasi, saturasi fluida akan mengalami penurunan bila
suatu sumur telah lama diproduksikan yang pad akhirnya
menyebabkan permeabilits turun
wettabiliti batuan (kebasahan batuan).
4.1.2. Skin Faktor
Persamaan matematis:

P(1 jam ) Pwf

k
S 1,151
log(
) 3,23
2
m
. .Ct .rw

Pernyataan kuantitatif dari harga S yang dihitung dengan persamaan


matematis tersebut
S = Positif, berarti ada kerusakan formasi
S = nol, Menunjukkan tidak adanya perubahan fisk (damage) formasi
produkktif di sekitar lubang bor
S = negatif, menunjukkan adanya perbaikan permeabilitas formasi
produktif disekitar sumur.
4.2.

Perencanaan Kerja ulang


Kerja ulang suatu sumur atau workover adalah suatu aktivitas atau

kegiatan

dalam

usaha

untuk

meningkatkan

produktivitas

dengan

cara

memperbaiki kerusakan sumur. Sedangkan tujuan utama kerja ulang adalah untuk
memperbaiki laju produksi sumur sehingga diperoleh laju produksi yang
optimum. Adapun jenis-jenis kerja ulang (work over) adalah sebagai berikut :
4.2.1.

Squeeze Cementing
Sqeeze cementing merupakan proses dimana bubur semen didorong

dibawah tekanan sampai pada titik tertentu. Dimana gunanya untuk perbaikan atas
kegagalan atau kerusakan pada penyemenan pertama.

4.2.2.

Reperforasi
Perforasi dilakukan pada zona produktif yang ada didalam sumur dan

sesuai dengan target kedalaman yang telah ditentukan. Pada pengerjaannya


ternyata sering pula terjadi bahwa target tersebut tidak dipenuhi bahkan
melampaui target yang telah ditetapkan.
4.2.3.

Sand Control
Pasir yang ikut terproduksi bersama-sama dengan minyak atau gas ke

permukaan merupakan masalah utama yang harus segera diatasi, karena dengan
ikut terproduksinya pasir kepermukaan akan memperkecil laju produksi
minyaknya, yang pada akhirnya akan menghambat jalannya produksi minyak ke
permukaan terutama bila pasirnya menutup lubang tubing (sanded up).
Disamping itu pasir yang ikut terproduksi akan mengikis peralatan produksi
karena pasir bersifat abrasif. Untuk menghindari permasalahan tersebut maka
perlu dilakukan sand control, yaitu suatu tindakan untuk mencegah atau menahan
gerak pasir kearah lubang sumur dengan menggunakan sand screen, gravel
packing, gravel consolidated.
Gravel pack adalah suatu cara untuk menanggulangi kepasiran yang masuk
kedalam sumur dengan memasang gravel atau kerikil didepan formasi produktif,
dimana gravel-gravel tersebut membentuk suatu packing yang berfungsi sebagai
penyaring sehingga dapat menahan butiran (pasir) yang lepas.
Dalam pemasangan gravel pack secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu :
Open Hole Gravel Pack

Inside Casing Gravel Pack

4.3.

Stimulasi
Stimulasi merupakan suatu kerja ulang yang menyangkut tentang

perubahan sifat formasi dengan cara menambahkan unsur-unsur tertentu atau


material lain kedalam reservoir atau formasi untuk memperbaiki, yaitu dengan
cara acidizing, hydraulic fracturing, steam stimulation dan Injeksi bahan kimia.

4.3.1. Hydraulic fracturing


Hydraulic fracturing adalah suatu teknik stimulasi yang digunakan untuk
memperbaiki atau meningkatkan konduktivitas fluida kedalam sumur.
4.3.2. Acidizing
Operasi acidizing dilakukan dengan maksud untuk memperbesar poripori batuan pada formasi produktif dengan jalan melarutkan karbonat atau
membersihkan material sisa dan paraffin yang terendapkan dalam larutan asam
sehingga akan memperbesar permeabilitas batuan tersebut. Pemilihan larutan
asam yang dipakai tergantung dari kondisi formasi yang bersangkutan.
Hydraulic acid memberikan hasil yang baik, untuk batuan karbonat dengan
permeabilitas rendah, sedangkan pada batupasir hasil yang baik akan dicapai
dengan menggunakan mud acid (campuran hydrochloric dengan hydrofluoric
acid).
Metode acidizing dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
Matriks acidizing
Matriks acidizing adalah salah satu jenis acidizing, dimana asam diinjeksikan ke
dalam pori-pori dan saluran-saluran aliran dari batuan pada suatu tekanan dasar
sumur yang lebih kecil dari tekanan rekah batuannya dengan maksud
menambahkan keseragaman permeabilitas formasinya.
Fracturing acidizing
Fracturing acidizing dilakukan dengan dua cara, yaitu acidizing melalui rekahan
yang sudah ada dan acidizing dengan tekanan tinggi melalui rekahan.
Pada acidizing melalui rekahan yang sudah ada, treatment dilakukan pada
formasi-formasi yang terdiri dari rekahan-rekahan alamiah. Maksud treatment
jenis ini adalah melepaskan pengendapan sekunder atau menghilangkan partikelpartikel didalam rekahan dan untuk melarutkan batuan dari permukaan rekahan
tersebut.

4.3.3.

Steam Stimulation
Steam Stimulation adalah injeksi uap panas kedalam reservoar yang

mempunyai tujuan utama untuk menurunkan viscositas minyak yang tinggi.


Steam Stimulation juga dapat membersihkan formasi disekitar sumur sehingga
dapat menaikkan produktifitas.
4.3.4. Injeksi Bahan Kimia
Prinsip dari metode ini adalah menambahkan zat kimia kedalam formasi
dengan jalan menginjeksikannya. Injeksi bahan kimia dilakukan guna mengatasi
problem emulsi, water blocking dan parafin.
V. METODOLOGI
Metodologi

yang

digunakan

dalam

penyusunan

dan penulisan

komprehesif ini adalah studi pustaka dan diskusi. Studi pustaka dilakukan dengan
bahan-bahan yang diperoleh dari literature-literature, jurnal atupun karya tulis lain
yang berhubungan dengan judul komprehensif ini. Diskusi dilakukan terutama
dengan dosen pembimbing baik mengenai aspek teknologi, keteraturan penuturan
maupun tata cara penulisan.
VI. KESIMPULAN
1. Problem Produksi adalah permasalahan yang timbul saat memproduksi
fluida hidrokarbon dari reservoar yang menyebabkan kapisitas roduksi
suatu sumur menurun.
2. Produktifitas formasi dapat dinilai berdasarkan

besaran productivity

indeks (PI).
3. PI adalah perbandingan antara laju produksi terhadap pressure drawdown
(beda tekanan statik dengan tekanan aliran dasar sumur).
4. Kerja ulang suatu sumur atau workover adalah suatu aktivitas atau
kegiatan dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas dengan cara
memperbaiki kerusakan sumur.

Sedangkan tujuan utama kerja ulang

adalah untuk memperbaiki laju produksi sumur sehingga diperoleh laju


produksi yang optimum.
5. Dari skin factor (S) dapat dilakukan perencanaan pemilihan Work over
(kerja ulang).
6. Identifikasi Problem Produksi bertujuan untuk memperkirakan adanya
problem produksi yang ada disuatu sumur sehingga dapat diupayakan
penaggulangan dan pencegahannya.

VII. RENCANA DAFTAR PUSTAKA


1.

Allen, T.O. and Robert, A.P., Production Operation Well Completion,


Workover and Stimulation, Volume I & II, Second Edition, Oil and
Gas Consultants International Inc.,Tulsa, 1982.

2.

Amyx, J.W., Bass D.M.Jr, Whitting R.L.Petroleum Reservoir Engineering


Physical Properties, Mc. Graw Hill Book Company, New York,
USA-Toronto Cabada-London, England, 1960.

3.

Brown, K.E., H.D. Begg, The Technology of Atificial Lift Methods,


Volume IA, IB, IV, Division of Penwell Publishing Company, Tulsa,
1979.

4.

Burcik, E.J., Physical Properties of Petroleum Reservoir Fluids, John


Willey and Sons Inc., New York, 1961.

5.

Becher.P,Emulsion Theory and


Cooporation, New York, 1957.

6.

Chilingar.V.G,Surface Operation In Petroleum Production, American


Elsvier Publishing Company Inc, New York 1969.

7.

Chilingar.GV.,and Vorabutr,P., :Drilling And Fluid,Elsavier Scientific


Publishing Company, Amsterdam, Netherlands, 1981.

8.

Ferguson, C.K., and Klotz, J.A.,Vibration From Mud During Drilling,


Engliwood Cliffts, Prentice-Hall, New Jersey, 1972.

9.

Lippincott.W.T., Garret Alfred B, Verhoek Frank H,Study of Matter


Chemistry, Edisi ke-3, Jonh Wiley and Sons Co, New York, 1977.

10.

Pirson, S.J., Oil Reservoir Engineering, Mc Graw Hill Book Company


Inc., New York, 1958.

11.

Nind, T.E.W., Principle of Oil Well Production, Second Edition, Mc Graw


Hill Book Company, New York, 1964.

12.

Synder. M.K.,Chemistry, Structure and Reaction, Holt Reinhart and


Winsin Inc, New York, 1966.

13.

Szilas.A.P.,Production and Transport Oil and Gas, El Sevier Scientific


Publishing Company, Amsterdam, Oxford, new York, 1975.

14.

Vogel, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro,
Bagian I & II, University of Queen Belfas, 1979.

Practice,

Reinhold

Publishing

VIII. RENCANA DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PENGESAHAN..
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR TABEL ....
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN ...
BAB II KARAKTERISTIK RESERVOIR .....
2.1. Karakteristik Batuan Reservoir .
2.1.1. Komposisi Kimia Batuan Reservoir
2.1.1.1. Batupasir ..
2.1.1.2. Batuan Karbonat ..
2.1.1.3. Batuan Shale
2.1.2. Sifat Fisik Batuan Reservoir ..
2.1.2.1

Porositas .

2.1.2.2. Wettabilitas ..
2.1.2.3. Tekanan Kapiler ..
2.1.2.4. Saturasi Fluida .
2.1.2.5. Permeabilitas ...
2.1.2.6. Kompresibiltas ....
2.2. Karakteristik Fluida Reservoir .
2.2.1. Komposisi Kimia Fluida Reservoir ...
2.2.1.1. Komposisi Kimia Hidrokarbon ..
2.2.1.2. Komposisi Kimia Air Formasi
2.2.2. Sifat Fisik Fluida Formasi ..

2.2.2.1. Sifat Fisik Gas ....


2.2.2.1.1. Densitas Gas ..
2.2.2.1.2. Viscositas Gas
2.2.2.1.3. Faktor Volume Formasi Gas ..
2.2.2.1.4. Kelarutan Gas Dalam Minyak
2.2.2.1.5. Kompresibilitas Gas ...
2.2.2.2. Sifat Fisik Minyak...
2.2.2.2.1. Densitas Minyak .
2.2.2.2.2. Viscositas Minyak ..
2.2.2.2.3. Faktor Volume Formasi Minyak
2.2.2.2.4. Kompresibilitas Minyak .
2.2.2.2.5. Tegangan Permukaan Minyak-Air .
2.2.2.3. Sifat Fisik Air Formasi ...
2.2.2.3.1. Densitas Air Formasi ..
2.2.2.3.2. Viscositas Air Formasi
2.2.2.3.3. Faktor Volume Formasi Air Formasi ...
2.2.2.3.4. Kelarutan Gas Dalam Air Formasi ..
2.2.2.3.5. Kompresibilitas Air Formasi ...
2.2.2.3.6. Sifat Kelistrikan Air Formasi
2.3. Kondisi Reservoir ..
2.3.1. Tekanan Reservoir ...
2.3.1.1. Tekanan Overburden ........
2.3.1.2. Tekanan Hidrostatik .
2.3.2. Temperatur Reservoir ..
2.4. Jenis-jenis Reservoir ..
2.4.1. Berdasarkan Jenis Reservoir ...
2.4.1.1. Perangkap Struktur ..
2.4.1.2. Perangkap Stratigrafi ...
2.4.1.3. Perangkap Kombinasi ..
2.4.2. Berdasarkan Kelakuan Fasa Fluida Hidrokarbon ...
2.4.2.1. Reservoir Gas ..

2.4.2.2. Reservoir Gas Kondensat ....


2.4.2.3. Reservoir Minyak ...
2.4.3. Berdasarkan Mekanisme Pendorong ..
2.4.3.1. Solution Gas Drive ..
2.4.3.2. Gas Cap Drive ....
2.4.3.3. Water Drive ...
2.4.3.4. Gravitational Segregation Drive
2.4.3.5. Combination Drive .
2.5. Pokok-Pokok Perkiraan Reservoir .
2.5.1 . Perkiraan Cadangan Reservoir .
2.5.1.1. Pengertian Cadangan
2.5.1.2. Metode Volumetris .
2.5.1.3. Metode Material Balance ...
2.5.1.4. Metode Decline Curve ...
2.5.2. Perkiraan Produktivitas Formasi .
2.5.2.1.

Aliran

Dalam

Media

Berpori

2.5.2.2.

Productivity

Index

2.5.2.3.

Inflow

Performance

Relationship

.
2.5.2.4. Penentuan Laju Produksi ..
BAB III IDENTIFIKASI PROBLEM PRODUKSI .
3.1. Problem Kerusakan Formasi ..
3.1.1. Faktor Penyebab Kerusakan Formasi ..
3.1.2. Identifikasi Kerusakan Formasi ...
3.2. Problem Scale
3.2.1. Faktor Penyebab Terbentuknya Problem Scale ..
3.2.2. Mekanisme Terbentuknya Problem Scale ...
3.2.3. Cara-cara Terbentuk dan Klasifikasi Scale ....

3.2.4. Jenis dan Faktor Yang Mempengaruhi Scale .


3.2.4.1. Calcium Carbonate .
3.2.4.2. Calcium Sulfat
3.2.4.3. Barium Sulfat .
3.2.4.4. Stronsium Sulfat .
3.2.4.5. Senyawa Besi .
3.2.5. Identifikasi Problem Scale .
3.3. Problem Kepasiran ...
3.3.1. Faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Formasi ......
3.3.2. PenyebabTerjadinya Problem Kepasiran ...
3.3.3. Identifikasi Problem Kepasiran ..
3.4. Problem Emulsi .
3.4.1. Faktor Penyebab Problem Emulsi....
3.4.2. Jenis-jenis Emulsi ....
3.4.3. Stabilisasi Emulsi ......
3.4.4 Identifikasi Problem Emulsi .....
3.5. Problem Korosi....
3.5.1. Faktor Penyebab Problem Korosi.......
3.5.2. Mekanisme Pembentukan Korosi .........
3.5.2.1. Jenis-Jenis Korosi ..
3.5.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Korosi ..
3.5.3. Identifikasi Problem Korosi........
3.6. Problem Parafin ....
3.6.1. Faktor Penyebab Problem Parafin .
3.6.2. Mekanisme Terjadinya Pengendapan Parafin ...
3.6.3. Identifikasi Problem Parafin ..
3.7. Problem Water/Gas Coning .
3.7.1. Faktor Penyebab Water/Gas Coning .
3.7.2. Identifikasi Water/Gas Coning ..
BAB IV PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PROBLEM PRODUKSI

4.1. Problem Kerusakan Formasi .


4.1.1. Pencegahan Timbulnya Problem Kerusakan Formasi
4.1.2. Penanggulangan Problem Kerusakan Formasi ...
4.2. Problem Scale ...
4.2.1. Pencegahan Terbentuknya Scale
4.2.2. Penanggulangan Endapan Scale .
4.3. Problem Kepasiran ..
4.3.1. Pencegahan Problem Kepasiran .
4.3.2. Penanggulangan Problem Kepasiran ..
4.4. Problem Emulsi .
4.4.1. Pencegahan Problem Emulsi ...
4.4.2. Pemecahan Emulsi ...
4.5. Problem Korosi ..
4.5.1. Pencegahan Timbulnya problem Korosi .
4.5.2. Cara-Cara Menghambat Korosi ..
4.6. Problem Parafin .
4.6.1. Pencegahan Terjadinya Endapan Parafin
4.6.2. Penanggulangan Problem Parafin
4.7. Problem Coning .
4.7.1. Pencegahan Problem Coning
4.7.2. Penanggulangan Problem Coning
4.8. Metode Penanggulangan Problem Produksi Dengan Kerja Ulang
4.8.1. Squeeze Cementing ..
4.8.2. Reperforation
4.8.3. Sand Control .
4.9. Stimulasi ...
4.9.1. Hydraulic Fracturing ..
4.9.2. Acidizing
4.9.3. Injeksi Bahan Kimia ..
BAB V PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN .
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

IDENTIFIKASI PROBLEM PRODUKSI BERDASARKAN


KARAKTERISTIK RESERVOIR DAN METODE
PENANGGULANGANNYA

Proposal Komprehensif

Oleh :
RULLI KUSUMA
113970113

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2003
IDENTIFIKASI PROBLEM PRODUKSI BERDASARKAN
KARATERISTIK RESERVOIR DAN METODE
PENANGGULANGANYA

Proposal komprehensif

Disusun oleh :
RULLI KUSUMA
113970113

Disetujui untuk
Jurusan Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta
Oleh :

Ir. DJoko Askeyanto, MS


Pembimbing I

Dr. Ir. Dyah Rini R., MT


Pembimbing II

Anda mungkin juga menyukai