SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Menempuh Derajat Sarjana S-1
Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
Oleh:
NANCY SILVANA BR LUMBANTORUAN
07081001068
Abstract
1.
Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara
TheJurusan
purpose
of this study
was to know how services the process of issuing
2. Dosen
Administrasi
Negara
vehicle registration (STNK) in the implementation of Quick Wins program in the
Joint Office of Samsat Palembang and to know the factors which have obstructed
service issuing of STNK on the Quick Wins program both internal and external
factors.
This study uses qualitative methods, data sources are the primary data and
secondary data. Techniques of data collection in this study using in-depth interview
technique, questionnaires, observation, library research and documentation, while
analysis techniques use descriptive analysis. The Joint Office of Samsat Palembang
is a combination of 3 (three) agency that is Dipenda, PT. Raharja Service (Limited)
and the Directorate Traffic Police Area of the South Sumatra. Informants in this
study is Kasubdit Reg Ident Ditlantas Sumsel Police, Head of affairs vehicle
registration and employees, and respondents are society who are determined by
using purposive sampling technic and accidental sampling.
The study result conducted by researchers that as a form of service excellence
the Quick Wins program, SAMSAT have given good service, quick, simple,
safe/comfortable and fair to the public. Quick Wins program has given a positive
influence for service to society so that society already can feel satisfaction with the
service provided quickly. However there are factors which have obstructed the
issuance service of vehicle registration that is internal factors of human nature from
the three service units are responsible in service and there is lack dicipline of
service workers, while external factors there are still society at registration time the
file is incomplete and there are still society who do not understand filling out forms
registration.
The results of this study recommends that SAMSAT Palembang need to more
raise the service in empathy dimension at hospitality indicators and politeness in
provide service for public so the society hope can feel better service can be
achieved.
Keywords: Issuance of Vehicle Registration Service, Quick Wins Program, Joint
Office of SAMSAT Palembang
I.
Pendahuluan
1.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana pelayanan pada proses penerbitan STNK dalam rangka
pelaksanaan program Quick Wins di Kantor Bersama Samsat Palembang?
2 Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penghambat pelayanan penerbitan
STNK dalam rangka pelaksanaan program Quick Wins di Kantor Bersama
Samsat Palembang?
Untuk memenuhi standar pelayanan maka harus terus menerapkan prinsipprinsip pelayanan. Adapun prinsip-prinsip pelayanan antara lain sebagai berikut:
1. Kesederhanaan, dalam arti prosedur tata cara pelayanan diselenggarakan secara
mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah
dilaksanakan.
2. Kejelasan dan kepastian, dalam arti ada kepastian dan kejelasan mengenai:
a. Prosedur/tata cara pelayanan, persyaratan secara umum baik teknis maupun
administratif.
b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan.
c. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayaran.
d. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.
e. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan berdasarkan
bukti-bukti penerima pelayanan.
f. Pejabat yang menerima keluhan masyarakat.
3. Keamanan, dalam arti proses serta hasil pelayanan dapat memberikan keamanan
dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.
4. Keterbukaan, dalam arti prosedur/tata cara persyaratan satuan kerja/pejabat
penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian dan rincian
biaya/tarif dan lain-lain yang berhubungan dengan proses pelayanan wajib
diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh
masyarakat baik diminta maupun tidak diminta.
5. Efisiensi, dalam arti persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang
berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap
memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang
diberikan.
6. Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan harus ditetapkan secara wajar
dengan memperhatikan: nilai barang dan jasa pelayanan dan tidak menuntut
biaya yang tinggi di luar kewajaran.
7. Keadilan yang merata, dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan harus
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan
secara adil.
8. Ketepatan waktu, dalam arti pelayanan dapat diselesaikan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan (Sutopo dan Adi Suryanto, 2003:17-19).
Dengan menerapkan prinsip-prinsip pelayanan maka aparatur pemerintah
dalam mengembangkan kualitas pelayanan akan tercapai.
1.2.2.3 Bentuk-Bentuk Pelayanan
Menurut Ratminto dan Atik (2005 : 25) menyatakan bahwa bentuk-bentuk
pelayanan adalah:
a. Pelayanan Fungsional
Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangannya.
b. Terpusat
Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan
berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait.
c. Terpadu
Pola penyelenggara pelayanan publik terpadu dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Terpadu satu atap
Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu tempat yang
tidak mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melalui beberapa pintu.
2. Terpadu satu pintu
Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggrakan pada suatu tempat yang
meliputi berbagai jenis pelayananyang memilki keterkaitan proses dan
dilayani melalaui satu pintu.
d. Gugus Tugas
Petugas pelayanan publik secara pereorangan atau dalam bentuk gugus tugas
ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanan
tertentu.
1.2.2.4 Kriteria Pelayanan yang Baik
Adapun kriteria pelayanan yang baik menurut Joko Widodo (2001:275-276)
adalah sebagai berikut:
a. Keterbukaan, kriteria ini mengandung arti prosedur atau tata cara persyaratan,
satuan kerja atau pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu
penyelesaian, rincian waktu dan tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan
proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan
dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
b. Kesederhanaan, kriteria ini mengandung arti prosedur atau tata cara pelayanan
diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah
dipahami, dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.
c. Keamanan, kriteria ini mengandung arti proses hasil pelayanan dapat
memberikan keamanan, kenyamanan, dan dapat memberikan kepastian hukum
bagi masyarakat.
d. Keadilan yang merata, kriteria ini mengandung arti cakupan atau jangkauan
pelayanan harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan
diberlakukan secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat.
e. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan
masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
1.2.2.5 Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik
Faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pelayanan publik di
bidang STNK dikelompokkan menjadi dua, yaitu: pertama, faktor internal birokrasi
publik, kedua, faktor eksternal, yakni berupa dinamika masyarakat dan tumbuh
kembangnya masalah yang dihadapi oleh masyarakat sebagai pihak yang dilayani.
Masalah yang dihadapi aparatur pemerintah daerah, baik yang berasal dari
lingkungan internal maupun eksternal muaranya lebih banyak diarahkan pada kinerja
aparatur pemerintah daerah dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya.
Faktor lingkungan internal birokrasi bisa berupa situasi dan kondisi, baik berupa
organisasi (struktur, penempatan personel, efektifitas kegiatan) efektifitas
komunikasi antar unit, sumber daya dan pemberdayaannya. Sementara itu, faktor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gambar 1.1
Tujuan Kebijakan
Tujuan yang
ingin dicapai
Hasil kebijakan:
a. Dampak pada
masyarakat,
individu, dan
kelompok
b. Perubahan dan
penerimaan
oleh
masyarakat
Mengukur keberhasilan
Sumber: Grindle (dalam Samodra Wibawa, 1994: 22-23)
1.2.4 Program Quick Wins
1.2.4.1 Program
Menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (Bintoro, 1992:180), suatu program yang
baik harus memenuhi paling sedikit ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas.
2. Penentuan peralatan yang baik untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Suatu kerangka kebijakan yang konsisten dan tujuan program seefektif
mungkin.
4. Pengukuran dan ongkos-ongkos diperkirakan dan keuntungan yang
diharapkan akan dihasilkan program.
5. Hubungan dengan kegiatan-kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan
program pembangunan.
6. Berbagai usaha di bidang manajemen termasuk penyediaan tenaga,
pembiayaan dan lain-lain untuk pelaksanaan program
Tujuan Kebijakan
SK Kapolri No.Pol.: STR/32/III/2009
Yaitu meningkatkan kepercayaan
dan kemitraan terhadap
masyarakat kepada instansi
Polri dalam waktu yang cepat.
a) Isi kebijakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kepentingan
yang
dipengaruhi:
kebijakan
yang
diambil
akan
mempertimbangkan dampak terhadap
aktivitas politik yang di stimulasi oleh
proses pengambilan keputusan.
Tipe manfaat: program memberikan
manfaat secara kolektif.
Derajat perubahan yang diharapkan:
adanya sedikit perubahan perilaku di
masyarakat.
Letak pengambilan keputusan:
keputusan akan mempertimbangkan
dimana keputusan tersebut akan diambil.
Pelaksana program: siapa yang akan
ditugaskan untuk melaksanakan program.
Sumber daya yang dilibatkan: sumber
daya yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan program
b) Konteks implementasi
1.
Hasil Kebijakan
a. Perubahan dan penerimaan
oleh masyarakat.
Yaitu dinilai dari
pelayanan yang baik,
menggunakan prinsip
(Joko Widodo, 2001:275276):
1. Keterbukaan
(Transparan) dalam
pelayanan
2. Kesederhanaan
3. Keamanan
4. Keadilan
yang
merata
dalam
pelayanan
5. Ketepatan
waktu
pelayanan
b. Dampak pada masyarakat
K
ualitas Pelayanan yang diharapkan
masyarakat (expected service).
2.
K
ualitas Pelayanan yang dirasakan
(perceiped
service)
oleh
masyarakat.
atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati serta diperkuat dengan
penelitian kuantitatif.
Penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan objek penelitian
serta menggali informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kenyataan sebagaimana
adanya.
1.4.1 Defenisi Konsep
Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995: 33) defenisi konsep
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,
keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial. Defenisi
konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pelayanan
publik disini merupakan kegiatan pelayanan penerbitan STNK sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan keamanan dan
kenyamanan dalam berlalu lintas.
b. Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) adalah suatu proses
mengeluarkan sebuah dokumen yang berfungsi sebagai bukti legitimasi
pengoperasian Ranmor yang berbentuk surat atau bentuk lain yang diterbitkan
Polri yang berisi identitas pemilik, identitas Ranmor dan masa berlaku termasuk
pengesahannya. Penerbitan STNK yang dimaksud adalah penerbitan STNK yang
baru maupun STNK pengganti kendaraan roda 2, roda 3, dan roda 4.
c. Cek Fisik adalah proses awal dalam menerbitkan STNK yang dilakukan dengan
cara menempelkan lembaran cek fisik ke bagian mesin kendaraan untuk
mengetahui identitas kendaraan berupa nomor angka mesin.
d. Ketetapan No.Polisi (TAP NO POL) adalah proses pemberian No.Pol (BG) yang
diberikan oleh Ka.Loket/Anggota Loket setelah dilakukannya pencatatan
no.angka mesin melalui cek fisik yang telah diinput ke komputer ataupun secara
manual.
e. Pendaftaran Ranmor di Loket BPKB adalah proses dimana kendaraan bermotor
didaftarkan ke bagian BPKP agar dapat melakukan pembayaran PNBP melalui
bank.
f. Pendaftaran Ranmor Baru Khusus STNK adalah proses dimana berkas STNK
dikirim ke pendaftaran ranmor baru khusus STNK yang mana dilakukannya
penginputan NO.ID kendaraan ke komputer.
g. Pembayaran Pajak Kendaraan adalah proses dimana pajak kendaraan wajib
dibayar melalui bank sesuai dengan bukti setoran pajak kendaraan bermotor yang
dikeluarkan oleh pihak Dispenda sehingga Dispenda akan mengeluarkan notis
pajak untuk dilakukannya pencetakan STNK.
h. Pencetakan dan Penyerahan STNK adalah suatu kegiatan dimana STNK siap
dicetak beserta plat kendaraannya kemudian diserahkan ke penerima layanan.
i. Program Quick Wins merupakan langkah Polri dalam mewujudkan perubahan
demi pencapaian keberhasilan dan kesuksesan dalam pelayanan kepada
masyarakat.
j. SAMSAT merupakan suatu sistem kerjasama secara terpadu antara Polri, Dinas
Pendapatan Provinsi, dan PT Jasa Raharja (Persero) yang kegiatannya
diselenggarakan dalam satu gedung dalam pelayanan untuk menerbitkan STNK
dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor.
k. Pelayanan Proses Penerbitan STNK dalam Rangka Pelaksanaan Program Quick
Wins di Kantor Bersama Samsat Palembang diartikan sebagai rangkaian kegiatan
dalam memberikan pelayanan STNK kepada masyarakat sebagai wujud
pelaksanaan program Quick Wins yang dilakukan oleh Kepolisian Daerah
Sumatera Selatan dan Samsat Palembang.
1.4.2
a.
Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah untuk melihat pelayanan penerbitan STNK
dalam rangka pelaksanaan program Quick Wins, yang dapat diukur dengan:
Kualitas Pelayanan Publik
1) Pelayanan publik kepada masyarakat dikatakan baik indikasinya adalah:
a. Keterbukaan/Transparan dalam pelayanan
1. Kejelasan prosedur atau tata cara persyaratan/pelayanan.
2. Jelasnya unit kerja yang bekerja dan berwenang dan bertanggung jawab
dalam memberikan pelayanan.
3. Kejelasan waktu penyelesaian.
4. Informasi tarif/rincian biaya pelayanan yang jelas.
b. Kesederhanaan, yaitu prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan
dengan mudah, cepat, tepat, tidak berbelit, mudah dipahami, dan mudah
dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.
c. Keamanan, yaitu proses hasil pelayanan dapat memberikan keamanan,
kenyamanan (sarana dan prasarana) bagi masyarakat.
d. Keadilan yang merata, yaitu cakupan atau jangkauan pelayanan harus
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan
diberlakukan secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat.
e. Ketepatan waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
2) Kualitas Pelayanan adalah keadaan kesesuaian persyaratan, kecocokan
pemakaian, perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakan/cacat, memenuhi
kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat, melakukan segala sesuatu
secara benar dan yang bisa membahagiakan pelanggan. Adapun model
dimensi kualitas pelayanan menurut pemikiran Parasuraman (dalam Arief,
2006:127) sebagai berikut:
a) Tangibles (bukti fisik), indikatornya adalah kenyamanan fasilitas
pelayanan, penampilan pegawai yang rapi dalam memberi layanan,
kebersihan dan kerapian ruang pelayanan.
b) Reliability (kehandalan), indikator adalah kesederhanaan persyaratan
layanan, kejelasan dalam menyampaikan informasi tentang prosedur, dan
kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kejelasan dalam
menyampaikan informasi tentang prosedur, serta ketepatan waktu dalam
memberikan pelayanan.
2)
2)
2. Mereka yang tergolong masih berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu untuk dimintai informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya
sendiri.
5. Mereka yang pada mulanya tergolong sebagai orang yang cukup asing akan
peneliti sehingga lebih lanjut menggairahkan untuk dijadikan sebagai guru
atau narasumber.
Berdasarkan pendapat dari kriteria di atas, maka yang menjadi informan
dalam penelitian ini adalah Kasubdit Reg Ident Dit Lantas Polda Sumsel, Kepala
Urusan (Paur) STNK dan pegawainya, serta yang menjadi respondennya adalah
masyarakat.
Penentuan informan menggunakan metode purposive sampling (sampel
bertujuan) karena ada maksud dan tujuan tertentu yang dianggap dapat mewakili
populasi, waktu, biaya, dan tenaga yang terbatas yang menjadikan teknik sampel ini
diperlukan, sedangkan dalam penentuan respondennya menggunakan metode non
probability accidental sampling. Menurut Sugiyono (2006:77) metode aksidental
adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sabagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
1.4.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik Pengumpulan Data Pelayanan Penerbitan STNK Kendaraan Motor Roda
2, Roda 3, dan Roda 4:
a. Keterbukaan Informasi Pelayanan teknik pengumpulan datanya melalui riset
dokumentasi yaitu dengan melakukan pengujian terhadap data primer dengan
cara menganalisisnya melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang
bersangkutan.
b. Kesederhanaan Pelayanan teknik pengumpulan datanya melalui wawancara
dengan pihak yang bersangkutan yang kemudian dianalisis dari dokumen
tertulisnya.
c. Keamanan dan Kenyamanan Pelayanan teknik pengumpulan datanya melalui
wawancara langsung dengan masyarakat, observasi serta dokumentasi.
d. Keadilan dalam Memberi Pelayanan teknik pengumpulan datanya melalui
wawancara langsung petugas pelayanan dan masyarakat, observasi langsung
serta dokumentasi.
e. Ketepatan Waktu dalam Penerbitan STNK teknik pengumpulan datanya
melalui wawancara langsung dengan masyarakat dan dari laporan Biamin
PNBP STNK tahun 2012.
2) Teknik Pengumpulan Data Kualitas Pelayanan
a. Keterampilan pegawai teknik pengumpulan datanya melalui wawancara
dengan pihak bersangkutan dan masyarakat dan dari laporan tingkat
pendidikan pegawai dalam pelayanan penerbitan STNK.
b. Kualitas Pelayanan teknik pengumpulan datanya melalui wawancara dengan
pihak bersangkutan dan masyarakat.
g. Empathy (kepedulian) teknik analisis datanya adalah dalam bentuk tabel dan
menggunakan metode kuantitatif karena dalam bentuk nominal.
Adapun prosedur perlakuan data atau aktivitas dalam analisis data pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data yang selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2. Men-display-kan
Men-display-kan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara
kategori atau sejenisnya.
3. Verifikasi
Kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
kurang jelas menjadi jelas setelah diteliti. (Miles dan Huberman, dalam
Sugiyono, 2010: 91-99).
II. Pembahasan
2.1 Analisis Data Pelayanan Penerbitan STNK Kendaraan Bermotor R2/R4
dalam Pelaksanaan Program Quick Wins Bidang Transparansi Penerbitan
STNK
Analisis data pelayanan penerbitan STNK kendaraan bermotor R2/R4 dalam
pelaksanaan program Quick Wins bidang transparansi penerbitan STNK bertujuan
untuk mendeskripsikan pelayanan penerbitan STNK dalam rangka pelaksanaan salah
satu bidang program Quick Wins yaitu bidang transparansi penerbitan STNK dalam
meningkatkan kepercayaan dan meningkatkan kemitraan terhadap publik/masyarakat
kepada instansi kepolisian yang ada di Palembang.
Berikut ini akan diuraikan masing-masing bahasan berdasarkan hasil dari
penelitian dan pengamatan yang dilakukan di lapangan.
2.1.1 Analisis Data Keterbukaan Informasi Pelayanan Penerbitan STNK
Kendaraan R2 dan R4
Tujuan analisis data keterbukaan informasi adalah untuk melihat keterbukaan
pihak SAMSAT dalam memberikan informasi mengenai pelayanan penerbitan STNK
kendaraan bermotor R2/R4.
Pihak SAMSAT telah melakukan sosialisasi lewat media elektronik dan
media cetak tetapi di lapangan masih ada masyarakat yang belum mengerti dan
mendengar tentang adanya program Quick Wins tersebut.
Demi mempercepat pelaksanaan penerbitan STNK sebagai bentuk pelayanan
yang berkualitas dari SAMSAT, pihak SAMSAT sebagai pelayan masyarakat telah
memberikan informasi kepada masyarakat yang akan melakukan penerbitan STNK
tentang tata cara/prosedur pelayanan STNK kendaraan bermotor R2/R4 dengan
menempelkan gambar tata cara tersebut di ruang tunggu dalam penerbitan STNK
baru.
Sumber: Dokumentasi
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui instansi apa saja yang
bertanggung jawab dalam penerbitan STNK kendaraan bermotor R2/R4 tersebut.
Terkait sosialisasi waktu yang diberikan pihak SAMSAT mengenai kapan
terbitnya, pihak SAMSAT mengatakan bahwa memang tidak ada sosialisasi
mengenai waktu kapan terbitnya STNK kendaraan R2 ataupun R4 tersebut. Hal ini
menyebabkan mengalami ketidakjelasan waktu menunggu. Terkait kejelasan waktu
penyelesaian waktu masyarakat jelas tidak mengetahuinya karena pegawai tidak
memberikan informasi yang jelas mengenai penyelesaian penerbitan STNK
kendaraan R2 ataupun R4.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterbukaan SAMSAT dalam memberikan
informasi yang jelas terkait dengan waktu penyelesaian penerbitan STNK jenis
kendaraan R2 ataupun R4 kurang jelas. Padahal ini sangat perlu karena keterbukaan
kepada masyarakat mengenai kejelasan waktu penerbitan sangat penting bagi
masyarakat guna memudahkan masyarakat untuk mengetahui berapa lama berkas
dan STNK tersebut bisa diambil ke SAMSAT. Jika masyarakat belum diberikan
informasi mengenai waktu yang telah ditentukan maka masyarakat tidak akan tahu
berapa lama masyarakat menunggu STNKnya terbit. Maka dari itu pihak SAMSAT
harus lebih jelas lagi memberikan informasi mengenai jadwal waktu kepada
masyarakat dengan memberikan informasi secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu perlu dibuat spanduk ataupun papan informasi mengenai standar waktu
penerbitan dan memberikan informasi langsung kepada masyarakat ketika
masyarakat selesai mendaftarkan berkasnya.
Sementara itu, pihak SAMSAT telah memberikan informasi mengenai tarif
penerbitan STNK kendaraan bermotor R2/R4.
Mengenai informasi tarif penerbitan STNK jenis kendaraan bermotor R2/R4
telah diinformasikan melalui papan informasi yang dipajang di ruang tunggu
pelayanan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3
Tarif Penerbitan STNK
Lebih jelasnya, bahwa berdasarkan PP No. 50 Tahun 2010 tanggal 25 Mei 2010
tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, tarif penerbitannya dapat dilihat
pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
Penerbitan Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK)
a. Kendaraan bermotor roda 2, roda 3, atau angkutan
umum
b. Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih
II. Penerbitan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
a. Kendaraan bermotor roda 2 atau roda 3
b. Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih
III. Penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)
a. Kendaraan bermotor roda 2 atau roda
b. Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih
IV. Penerbitan Surat Tanda Coba Kendaraan (STCK)
Penerbitan Surat Mutasi Kendaraan Ke Luar Daerah
SATUAN
TARIF
Per penerbitan
Rp 50.000,-
Per penerbitan
Rp 75.000,-
Per pasang
Per pasang
Rp 30.000,Rp 30.000,-
Per penerbitan
Per penerbitan
Per penerbitan
Rp 80.000,Rp100.000,Rp 25.000,-
Per penerbitan
Rp 75.000,Sumber: PP No. 50 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Baik
11
Cukup Baik
Tidak Baik
Jumlah
15
baik untuk dimensi ini sebanyak 11 buah sehingga lebih dominan dari kategori yang
lain, sedangkan untuk terkecil adalah kategori tidak baik dan sangat tidak baik
dengan jumlah 0 yang memilihnya.
Berdasarkan analisis data dimensi tangible maka temuan penelitiannya
pelayanan sudah baik. Tidak ada masalah dalam pelayanan pada dimensi tangible.
2. Analisis Data Dimensi Reliability (kehandalan)
Tujuan analisis data dimensi realiability adalah untuk melihat penilaian
masyarakat akan indikator-indikator pada dimensi reliability.
Agar pelayanan penerbitan STNK kendaraan R2/R4 dapat dikatakan
berkualitas dilihat dari dimensi kehandalan maka Kantor Samsat Palembang harus
memenuhi indikator kesederhanaan persyaratan layanan, kejelasan dalam
menyampaikan informasi tentang prosedur, dan kemampuan pegawai dalam
memberikan pelayanan kejelasan dalam menyampaikan informasi tentang prosedur,
serta ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan.
a. Kesederhanaan persyaratan pelayanan. Syarat-syaratnya sudah cukup mudah
untuk dilengkapi oleh masyarakat dalam mengurus STNK kendaraan R2/R4 dan
mengenai persyaratan-persyaratannya telah diinformasikan melalui papan kecil
di meja-meja informasi yang berjumlah 2 buah.
b. Kejelasan dalam menyampaikan informasi tentang prosedur. Terlihat jelas
bahwa telah diinformasikan secara tidak langsung melalui spanduk besar
berjumlah 1 buah yang terpajang di ruang tunggu pelayanan.
c. Kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kejelasan dalam
menyampaikan informasi tentang prosedur. Pegawai telah memberikan kejelasan
secara lisan/langsung bagi masyarakat yang masih belum mengerti akan
prosedur maupun persyaratan pelayanannya.
d. Ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan. Waktu yang diberikan petugas
pelayanan dalam melayani masyarakat adalah 1 jam dalam pengurusan Teliti
Ulang (TU) 1 tahun, Teliti Ulang (TU) 5 Tahun, dan Bea Balik Nama (BBN) II.
Hal itu telah dirasakan ketepatan waktunya oleh masyarakat.
Hasil penilaian masyarakat terhadap pelayanan yang mereka rasakan pada
dimensi reliability dapat dilihat pada tabel 2.5.
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas responden lebih
memilih kategori sangat baik sebagai penilaian untuk dimensi reliablity
(kehandalan). Dari tabel tersebut dapat dilihat berdasarkan jawaban 5 responden
yang memilih kategori sangat baik untuk dimensi ini sebanyak 10 buah sehingga
lebih dominan dari kategori yang lain, sementara untuk terkecil adalah kategori
sangat tidak baik dengan jumlah 0 yang memilihnya.
Berdasarkan analisis data dimensi reliability maka temuan penelitiannya
pelayanan sudah sangat baik. Tidak ada masalah dalam pelayanan pada dimensi
reliability.
Tabel 2.5
Jawaban Responden pada Dimensi Reliability (Kehandalan)
INDIKATOR
KATEGORI
JUMLAH
1
2
3
4
3
Sangat Baik
3
2
2
10
Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
Jumlah
5
5
Sumber : Hasil perhitungan kuesioner
20
INDIKATOR
JUMLAH
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
5
Jumlah
5
Sumber : Hasil perhitungan kuesioner
Berdasarkan tabel 2.6, dapat dilihat bahwa mayoritas responden lebih
memilih kategori sangat baik sebagai penilaian untuk dimensi responsiveness (daya
tanggap). Dari tabel tersebut dapat dilihat berdasarkan jawaban 5 responden yang
memilih kategori sangat baik sebanyak 3 buah sehingga lebih dominan dari kategori
yang lain, sedangkan untuk terkecil adalah kategori tidak baik dan sangat tidak baik
dengan jumlah 0 yang memilihnya.
Berdasarkan analisis data dimensi responsiveness maka temuan penelitiannya
pelayanan sudah sangat baik. Tidak ada masalah dalam pelayanan pada dimensi
responsiveness.
4. Assurance (jaminan)
Tujuan analisis data dimensi assurance adalah untuk melihat penilaian
masyarakat akan indikator-indikator pada dimensi assurance.
Agar pelayanan penerbitan STNK kendaraan R2/R4 dari dimensi jaminan
dapat dikatakan berkualitas maka Kantor Samsat Palembang harus memenuhi
indikator yang terdiri dari, keramahan pegawai dalam melayani masyarakat,
kesopanan pegawai dan keamanan tempat pelayanan.
Keramahan dan kesopanan pegawai dalam melayani masyarakat telah
dirasakan baik oleh masyarakat. Mereka telah berlaku ramah, sopan, dan tidak kasar
berbicara kepada masyarakat. Disamping itu juga, mengenai keamanan tempat
pelayanan, masyarakat merasa aman karena tempat pelayanan telah dijaga oleh pihak
kepolisian sehingga tidak akan terjadi tindak kejahatan.
Hasil penilaian masyarakat terhadap pelayanan yang mereka rasakan pada
dimensi assurance dapat dilihat pada tabel 2.7. Berdasarkan tabel tersebut, dapat
dilihat bahwa mayoritas responden lebih memilih kategori baik sebagai penilaian
untuk dimensi assurances (jaminan). Dari tabel tersebut dapat dilihat berdasarkan
jawaban 5 responden yang memilih kategori baik sebanyak 7 buah sehingga lebih
dominan dari kategori yang lain, sedangkan untuk terkecil adalah kategori tidak baik
dan sangat tidak baik dengan jumlah 0 yang memilihnya.
Tabel 2.7
Jawaban Responden pada Dimensi Assurance (Jaminan)
INDIKATOR
JUMLAH
KATEGORI
1
2
3
6
Sangat Baik
3
1
2
Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
Jumlah
7
3
0
0
16
5. Empathy (kepedulian)
Tujuan analisis data dimensi empathy adalah untuk melihat penilaian
masyarakat akan indikator-indikator pada dimensi empathy.
Agar pelayanan penerbitan STNK kendaraan R2/R4 dari dimensi kepedulian
dapat dikatakan berkualitas maka Kantor Samsat Palembang harus memenuhi
indikator yang terdiri dari kemampuan pegawai berkomunikasi dan keadilan dalam
pemberian pelayanan. Kemampuan pegawai berkomunikasi sudah dirasa cukup baik
oleh masyarakat dan dari aspek keadilan dalam pemberian pelayanan sudah cukup
baik juga dirasa masyarakat karena telah diberikan nomor antri.
Hasil penilaian masyarakat yang mereka rasakan terhadap pelayanan pada
dimensi empathy yang dapat dilihat pada tabel 2.8 dibawah ini.
Tabel 2.8
Jawaban Responden pada Dimensi Empathy (Kepedulian)
INDIKATOR
KATEGORI
JUMLAH
1
2
4
Sangat Baik
2
2
Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
Jumlah
10
Tabel 2.9
Daftar Pustaka
Buku-buku:
Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan
Publik.Yogyakarta:Gadjah Mada University
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik (Konsep Dimensi, Indikator, dan
Implementasinya). Yogyakarta: Gava Media
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:Pembaruan
Riant Nugroho D. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Ratminto , Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan: Pengembangan Modal
Konseptual, Penerapan Citizen's Charter dan Standar Pelayanan
Minimal.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
(diakses
http://www.scribd.com/doc/11319551/Pengertian-Pelayanan-Publik
diakses tanggal 08 Maret 2012, 09:24)
http://www.icukranggabawono.com/jurnal/Manajemen.pdf
Februari 2012, 16:29)
(diakses
tanggal
28
http://wiki.bestlagu.com/education/170537-patologi-birokrasi-dalam organisasi.html
(diakses tanggal 29 Februari 2012, 18:50)
http://sambodossite.blogspot.com/2009/06/iso-9001-2000-dan-citra-pelayananpolri.html (diakses tanggal 29 Februari 2012, 19:50)
http://xpresipena.blogspot.com/2011/06/implementasi-uu-nomor-25-tahun-2009.html
(diakses tanggal 02 Maret 2012, 02:57)
http://sambodopurnomo.wordpress.com/2009/06/04/komunikasi-efektif-polridengan-media-massa/ (diakses tanggal 29 Februari 2012,19:50)