Sudah menjadi rahasia umum bahwa energi fosil di dunia yang notabene bukan energi terbarukan diprediksi akan habis kurang dari 50 tahun lagi. Betapa tidak, saat ini di Indonesia saja hampir 95% dari kebutuhan energi disuplai oleh energi fosil baik minyak bumi, gas maupun batu bara. Konsumsi energi tersebut bahkan terus bertambah seiring dengan semakin bertambahnya peduduk dan semakin berkembangnya pertumbuhan industri hingga akhirnya minyak bumi akan menjadi barang langka dan sangat mahal di kemudian hari. Sehingga sudah saatnya untuk memikirkan inovasi atau penemuan untuk mencari energi alternatif yang bahannya berasal dari alam dan dapat diperbaharui (renewable). Telah banyak wacana dan riset yang dikembangkan terkait urgensi penggunaan energi alternatif agar dapat menggantikan atau paling tidak menghemat sumber energi fosil. Energi alternatif yang dikembangkan oleh para ahli teknik adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan, melimpah, serta tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global, karena energi yang didapatkan berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti sinar matahari, angin, air yang mengaliri, dan geothermal atau panas bumi dll. Pada dasarnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi yang sangat besar untuk menerapkan pemanfaatan energi terbarukan. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa sehingga memiliki sumber daya energi yang melimpah misalnya saja energi surya. Intensitas radiasi matahari di seluruh wilayah Indonesia rata-rata 4,8 kWh/m2 per hari. Dengan berlimpahnya sumber energi surya ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Indonesia. Selain itu terdapat 256 prospek panas bumi yaitu sepanjang jalur vulkanik dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sulawesi yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit energi listrik yang menjanjikan. Ditambah lagi dengan kondisi perairan Indonesia sebagai Negara maritim yang memiliki potensi energi air yang mengalir dari aliran sungai, gelombang pasang surut, ombak, arus laut, dan sebagainya. Aliran-aliran air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pemutar turbin yang menggerakkan generator listrik untuk menghasilkan energi listrik. Tidak hanya itu, energi alternatif lain juga memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan seperti angin, biomassa, dan nuklir.
Namun, mengapa sampai saat ini Indonesia masih kekeuh untuk
menggunakan energi fosil sebagai sumber energi primer utama dalam menghasilkan energi listrik? Hal ini disebabkan karena masih banyaknya pihak yang tidak mendukung penggunaan energi alternatif karena biaya invesatasi yang mahal. Selain itu energi listrik yang dihasilkan memiliki kapasitas yang kecil sehingga dianggap belum mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi energi listrik sehari-hari. Hal tersebut memang merupakan kelemahan dari pemanfaatan energi alternatif. Karena energi fosil menghasilkan lebih banyak volume yang bisa digunakan dibandingkan dengan energi terbarukan, selain itu sebagian besar energi tebarukan tergantung pada kondisi cuaca sehingga terbatas pada pengoperasian. Namun di negeri maju seperti Eropa dan Amerika, para ahli telah berusaha untuk melakukan banyak penelitian dan inovasi untuk dapat mereduksi kelemahan-kelemahan tersebut. Misalnya saja untuk menghasilkan kapasitas energi listrik yang lebih besar, digunakan sistem terintegrasi dengan menggunakan sistem transmisi HVDC multiterminal yang dapat menghubungkan beberapa pembangkit tenaga angin dengan beberapa pembangkit tenaga surya meski dengan jarak yang sangat jauh sekalipun (hal yang tidak bisa dilakukan oleh HVAC karena terbatas pada jarak tertentu) sehingga energi listrik gabungan yang dihasilkan lebih besar. Selain itu, dengan menggunakan teknologi HVDC dapat mengurangi biaya investasi yang mahal pada konverter. Karena baik pembangkit tenaga angin maupun surya telah menghasilkan tegangan keluaran berupa tegangan arus searah sehingga tidak perlu lagi diubah menjadi arus bolak balik dengan menggunakan konverter karena HVDC sejatinya mentransmisikan arus searah. Sehingga teknologi ini dapat mereduksi kelemahan dari segi kecilnya kapasitas dan mahalnya investasi. Walaupun belum semua kelemahan energi alternatif yang diatasi namun para ahli terus melakukan penelitian dan inovasi untuk terus meningkatkan keandalan dan efisiensi dari pemanfaatan energi alternatif hingga suatu saat nanti energi alternatif dapat menggantikan posisi energi fosil secara penuh. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya untuk segera beralih dari menggunakan energi fosil dengan memanfaatkan energi alternatif. Dan kita percaya dengan potensi sangat besar yang dimilikinya, diharapkan kelak Indonesia mampu untuk mengikuti irama peralihan energi yang telah mulai diterapkan di Eropa dan Amerika walaupun bukan dalam waktu yang singkat. Untuk itu dibutuhkan untuk terus melakukan inovasi untuk meyelamatkan anak cucu kita dari krisis energi dikemudian hari.
Karena kehidupan bukan hanya untuk hari ini tapi juga untuk hari-hari berikutnya. Karena kehidupan bukan hanya untuk kita tapi juga untuk generasi berikutnya. By: Zulfiana Safitri Majid 2010-11-090 S1 Teknik Elektro