Kejang pada neonates merupakan keadaan darurat, hal ini disebabkan karena kejang
merupakan suatu tanda adanya penyakit yang mengenai susunan saraf pusat atau
keleinan metabolic atau penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak,
kejadian nya 1,5 per 1000 kelahiran.
Manifestasi klinis
Gambaran klinis kejang pada bayi baru lahir sangat berbeda dengan kejang pada bayi
yang lebih besar dan anak, kejang tonik-klonik jarang terdapat pada bayi baru lahir
karena pertumbuhan korteks dan subkortek belum berkembang sempurna, baik
neuroanatominya, psikologinya, dan susunan biokimianya.
Membrane neuron di korteks pada bayi baru lahir mudah bocor dibandngkan bayi
lebih besar, sehingga natrium lebih mudah masuk kedalam sel, dan kalium keluar dari
sel, sehingga terjadi depolarisasi dan terjadi lompatan muatan listrik yang beerlebihan
sehingga terjadi kejang.
Kejang pada neonates kirang terorganisasi akibat urang matangnya korteks dan
subkorteks, sehingga kejang yang tidak dapat menyebar kebagian otang yang lain
sehingga tidak menyebabkan kejang umum
Bentuk kejang pada bayi baru lahir adalah:
1. Bentuk kejang yang hampir tidak terlihat( Subtalbe) berupa
pergerakan muka mulut lidah, berupa menjeringat , mengisap mengunyah,
menelan
dan
menguap
pergerakan bola mata berupa berkedip-kedip, deviasi bola mata horizontal,
gerakan cepat bola mata, kelopak mata bergetar berulang-ulang
pergerakan
anggota
gerak
berupa
mengayun,
berenang
manifestasi pernafasan, apnoe dan hyperapnoe
2. Kejang tonik berupa ekstensi kedua lengan-tugkai , kadang kadang fleksi
anggota gerak atas dan ekstensi anggota gerak bawah
3. Kejang mioklonik, berupa gerakan reflex morrow, fleksi semua anggota gerak
4. Kejang klonik fokal, gerakan klonik dari satu anggota gerak.
Etiologi
Intracranial
asfiksia,
trauma,
eksrakranial
infeksi
bakteri
virus,
kelainan
bawaan
2ml/KgBB
selama
10-15
IV
hipoglikemi
menit
IV
Ikterus ialah warnakulit konjungtiva dan mukosa, yang disebabkan oleh peninggian
kadara bilirubin di dalam peredaran darah bayi baru lahir. Dikatakan ikterus fisiologis
adalah apabila:
1. Ikterus yang timbul pada hari keua dan ketiga setelah lahir
2. Kadar bilirubin indirek tidak melewati 10 mg pada bayi cukup bulan, dan 12,5
mg bayi kurang bulan
3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5mg% per hari
4. Kadar bilirubin direck tidak melebihi 1 mg/ 100ml
Dikatakan patologis hiperbilirubinemia :
1. Ikterus terjadi 24 jam pertama kehidupan
2. Peningkatan bilirubin lebih 5 mg perhari
3. Kadar bilirubin indirek 12 mg pada ayi cukup bulan, dan 15 mg bayi kurang
bulan
4. Ikterus yang disertai proses hemolisa : G6PD, HBO atagonis, RH antagonis
5. Ikterus yang disertai keadaan segabai berikut, bayi lahir kurang 2000gr,
masalah gestasi kurang 36 minggu, asfiksia, infeksi, trauma lahir pada kepala,
hipo glikemi
Terapi sinar menyebabkan pemecahan bilirubin indirect menjadi direct, lampu yang
dipakai jenis blue dan white jumlahnya 8-10 buat 20 watt, lama sinar 48-96 jam, cara
pemberian, intermiten, 6 jam penyinaran, 6 jam istirahat atau 12 jam pnyinaran 12
jam istirahat.
Indikasi foto terapi:
1. Peningkatan kadar bilirubin indirect
2. Profilaksis fototerapi BBLASR, BBLSR,
3. Neonatus dengan penyakit hemolitik
Kontraindikasi
1. Hiperbilirubinemia karena bilirubin direct ( hepatitis)
2. Hiperbilirubinemia obstruktif ( atresia biliaris)
Kuning fisiologis, dapat terjadi pada kurang minum ASI pada hari kedua dan ketiga,
disebut Breast Feeding Jaundice. Breast Milk jaundice pada hari kelima dan
kesepuluh karena akibat dari 3 alfa 20 beta ekstradiol dalam ASI menghambat
glukoronik transferase.
Hepatoseluler
ikterus
Obstruktif ikterus
Heolisa ikterus
Urin
Urobilin
Bilirubun
+
+
Bilirubin direct
Bilirubin indirect
+
-
++
-
Masalah BBLR bukan hanya merupakan masalah nasioal tapi juga malsah global
yang mempunyai pengaruh yang besar untuk masa depan bangsa dan Negara. Bayi
baru lahir randah sangat peka terhadap perubahan suhu lingkungan, perubahan
kelembapan lingkungan, kurang zat asam, infeksi, komposisi makanan yang tidak
sesuai dan trauma. BBLR sangat peka terhadap perubahan susu lingkungan dan dapat
menyebabkan hipotermi.
Pada saat bayi baru lahir, dalam 10-20 menit peratama akan terjadi kehilangan panas
tubuh 2-4 derajat celcius, suhu tubuh normal bayi baru lahir 36,5-37,5 C, hipotermi
ringan 36-36,4 C, hipotermi sedang 32-35,9 C, berat < 32 C. Pada bayi baru lahir
rendah, luas permukaan tubuh sangat luas, panas cepat hilang, fat subkutan sedikit
Hipotermi pada bayi baru lahir bisa terjadi karena keterlambatan mengeringkan, dan
terlalu cepat memandikan, dan kesalahan dalam perawatan bayi baru lahir, misalnya
memercik air pada bayi yang tidak/ belum bernafas yang tujuan nya untuk
merangasang bayi untuk bernafas spontan malah menyebabkan tidak bisa bernafas.
Bayi baru lahir tidak perlu segera di mandikan , karena dapat menimbulkan
hipotermi, cukup di bersihkan dan dikeringkan, dan bayi dapat dimandikan setelah 6
jam bila suhu tubuh sudah stabil.
Tanda tanda hipotermi,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Distensi abdomen, konstipasi, dan muntah disertai nyeri merupakan gejala obstruktif
saluran
cerna.
pada obstruktif proksimal distensi biasanya terbatas dibagian epigastrium, dan akan
hilang bila bayi muntah, sedangkan obstruktif saluran cerna bagian distal, dan bagian
ileum terminal, perut gembung secara menyeluruh dan menetap.
Pada distensi abdominal terlihat kontur usus, hal ini akibat peristaltic yang
berlebihan. Evakuasi mekonium terlambat 24 jam pertama dapat dicurigai kelainan
bedah. Adapun yang dapat menyebabkan perut gembung Stenosis anorektal, atresia
duodenalis, atresia ileum, peritonitis mekonium, megakolon.
Peritonitis: perut buncit, sakit perut, palpasi sebagian dan selurh abdomen tidak
lemas, sering suhu meningkat, muntah, mekonium tidak keluar.
Megakolon: evakuasi mekonium terlambat, ada tanda-tanda obstruktif usus berupa
perut gembung, muntah hijau dan muntah fekal, pada foto dilatasi usus, gambaran air
udara, intraluminal tidak ada udara dalam rectum, massa mekonium yang berkumpul
dalam kolon menyempit dan spasme segmen kolon yang ganglionik biasanya pada
daerah rektosigmoid proksimal
Peritonitis mekonium: abdomen membuncit, muntah, dinding abdomen odema,
kebiru-biruan
Artesia ileum : perut gembung, gelaja ini lebih menonjol daripada muntah, foto ada
air udara 3
Pilorik stenosis: muntah bersifat proyektil dan progresif mulai terjadi minggu kedua
dan ketiga kehidupan, tanda khasnya terlihat gelombang peristaltic usus dan teraba
massa tumor, pylorus pada daerah mid epigastrium.