Anda di halaman 1dari 4

Secara

umum

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam proses belajar dibagi menjadi


dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal antara lain kondisi fisik seperti keterbatasan fisik
(cacat

tubuh),

kondisi

psikologis

seperti

kemampuan

konsentrasi, faktor kelelahan, sedangkan faktor eksternal


meliputi kondisi keluarga seperti kondisi rumah, faktor
sekolah seperti metoda pengajaran, dan faktor masyarakat.
Seorang anak bisa berkonsentrasi dengan baik atau tidak,
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang muncul dalam diri anak
itu. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang
berasal

dari

luar

individu.

Faktor

internal

misalnya

ketidaksiapan mereka dalam menerima pelajaran, kondisi


fisik, kondisi psikologis, modalitas belajar, sedangkan faktor
eksternal misalnya adanya suara-suara berisik dari TV, radio,
atau suara-suara yang mengganggu lainnya susanto (2006)

Seseorang yang sehat dan mempunyai status gizi yang


baik memiliki daya

fikir dan aktivitas fisik yang baik

sehingga

hal

ini

akan

mendukung

prestasi

didalam

belajarnya (G.Kertasapoetra dan Marsetyo, 2002). Menurut


Sjahmein Moehji (2003), gizi buruk yang terjadi pada anak
usia muda membawa dampak anak menderita mental, sukar
berkonsentrasi rendah diri dan prestasi belajar menjadi
rendah.
Status

gizi

yang

rendah

atau

gizi

kurang

menyebabkan anak-anak akan menurunkan IQ menyebabkan


tidak bisa berkonsentrasi secara maksimal (Devi, 2012).
Status gizi mempengaruhi kecerdasan atau prestasi belajar
anak (Khomsan, 2012).
Menurut
mempengaruhi

Khomsan

(2004)

ada

tiga

hal

yang

kecerdasan seorang anak yaitu genetik,

lingkungan dan gizi. Faktor genetik merupakan potensi


dasar dalam perkembangan kecerdasan. Pendidikan tertua,
bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh
anak

dan

lembaga

sekolah

yang

terpenting

dalam

mengembangkan kecerdasan dan meningkatkan prestasi


akademik anak (Herijulianti dkk, 2002). Seperti dalam
penelitian

mengenai

Hubungan

Kesegaran

Jasmani,

Hemoglobin, Status Gizi dan Makan Pagi terhadap Prestasi

Belajar bahwa dalam penelitian ini tidak terbukti secara


signifikan

adanya

hubungan

antara

status

gizi

dengan

prestasi belajar siswa (Annas, 2011).

Status kesehatan dan gizi anak usia sekolah di Indonesia mungkin


merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan Pendidikan
untuk Semua (Education for All) dan MDG. Jika siswa tidak sehat
dan bergizi baik, sekolah tidakdapat memenuhi misi utamanya
dalam m enyediakan pendidikan yang efektif, efisien dan adil.
Beberapa permasalahan utama dalam kesehatan dan gizi dapat
menghambat proses belajar (BOOK)

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi


makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2010).
Rendahnya status gizi pada anak-anak sekolah akan membawa
dampak negative pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Kurang gizi kronis berhubungan erat dengan pencapaian akademik
murid sekolah yang semakin rendah (Khomsan, 2012).
Status gizi yang rendah dapat menyebabkan penurunan
konsentrasi belajar. Menunjukkan ada hubungan antara status gizi

dengan perkembangan kognitif atau nilai prestasi di sekolah.


Status gizi yang rendah atau gizi kurang menyebabkan anak-anak
akan menurunkan IQ menyebabkan tidak bisa berkonsentrasi
secara maksimal (Devi, 2012). Status gizi mempengaruhi
kecerdasan atau prestasi belajar anak (Khomsan, 2012

Anda mungkin juga menyukai