dilakukan oleh BIP akan berakhir melalui divestasi baik untuk Investasi surat
berharga maupun untuk Investasi Langsung. Divestasi terhadap surat berharga
dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan BIP untuk investasi berikutnya yang lebih
menguntungkan. Sedangkan divestasi atas Investasi Langsung dimaksudkan untuk
diinvestasikan kembali dalam rangka meningkatkan fasilitas infrastruktur dan bidang
lainnya guna memacu roda perekonomian masyarakat.
Metode penilaian investasi :
a. Metode Payback Period (Periode Pengembalian) adalah jangka waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaanpenerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Metode ini
mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan
hasilnya bukan persentase, tapi satuan waktu. Kalau periode payback ini
lebih pendek dari pada yang dipersyaratkan maka proyek dikatakan
menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak.
b. Metode Net Present Value, metode ini menghitung selisih antara nilai
sekarang investasi dan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih
(operasional maupun terminal cash flow ) dimasa yang akan datang. Untuk
menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat
bunga yang dianggap relevan. Apabila nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih dimasa yang akan datang lebih besar dari pada nilai
sekarang investasi, maka proyek ini dikatakan menguntungkan sehingga
diterima. Sedangkan apabila nilainya kecil (NPV negative) proyek ditolak
karena tidak menguntungkan.
c. Metode Internal Rate of Return, metode ini menghitung tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Apabila tingkat bunga ini
lebih besar dari pada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang
disyaratkan) maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil
dikatakan merugikan.
d. Metode Provitability Index, metode ini menghitung perbandingan antara nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang
dengan nilai sekarang investasi. Kalau Provitability Index (PI) nya lebih besar
dari pada 1, maka proyek dikatakan menguntungkan, tetapi kalau kurang
dikatakan tidak menguntungkan. Sebagaimana metode NPV , maka metode
ini perlu menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dipergunakan.
3.Optimalisasi dana fihak ketiga (utang jangka pendek);
Pinjaman/utang pemerintah diperlukan untuk membiayai defisit APBN, penyediaan
arus kas jangka pendek dan refinancing utang lama. Utang pemerintah merupakan
konsekuensi dari postur APBN kita yang dengan sengaja menerapakan pola defisit.
Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit APBN
dan untuk membiayai kembali utang yang telah jatuh tempo (debt refinancing).
Sehubungan dengan itu debt refinancing dilakukan dengan term and condition
(biaya dan resiko) utang baru yang lebih baik.
Berkenaan dengan itu, manajemen utang pemerintah (jangka panjang) diarahkan
untuk mendapatkan sumber pembiayaan dengan biaya dan resiko yang rendah,
jangka waktunya panjang dan tidak ada ikatan politik. Untuk jangka pendek,
pemanfaatan dana fihak ketiga diperuntukkan bagi penyediaan arus kas jangka
pendek.
Jenis utang pemerintah terdiri dari :
1. Surat Berharga Negara (SBN) dalam rupiah atau valas;
Surat Utang Negara
*Surat Perbendaharaan Negara (SPN-Treasury Bills) SUN jangka
pendek (s.d 12 bulan);
*Obligasi Negara (SUN lebih dari 12 bulan).
Surat Berharga Negara Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara dalam
Rupiah atau valas.
2. Pinjaman (Pinjaman Luar Negeri dan Pinjaman Dalam Negeri).
Berdasarkan kebutuhan pembiayaan APBN, sumber dana akan dipenuhi melalui
penerbitan/penarikan utang tunai dan pembiayaan kegiatan/proyek yang meliputi
SBN Domestik, SBN Valas dan Pinjaman LN/DN.
SBN Domestik lebih dipilih karena hal ini dilakukan untuk mendorong terciptanya
investment-oriented society, meningkatkan likuiditas pasar SBN rupiah dengan
menyediakan supply SBN yang memadai.
SPN Treasury Bills merupakan SUN berjangka waktu 12 bulan dengan
pembayaran bunga diskonto. SPN diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan instrumen
pasar uang sebagai alat pengelolaan kas. Pada 2014 SPN diterbitkan untuk tenor 3
bulan dan 12 bulan.
Obligasi Negara (ON) merupakan SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan. ON
diterbitkan dengan tingkat bunga tetap (fixed rate)dan tingkat bunga mengambang
(variable rate).
Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk) dengan tenor kurang dari 1 tahun atau
lebih. Pada saat ini Sukuk yang ada memiliki tenor 6 bulan dan lebih dari 1 tahun.
Referensi:
1. Investment Analysis and Portofolio Management by Frank K.Reilly and Keith
C. Brown;
2. Sound Practice in Government Debt Management by Graeme Wheeler (the
World Bank);
3. Strategi Pembiayaan Tahunan Melalui Utang Tahun 2014, DJPU Kemenkeu;
4. Peraturan Pemerintah No.1 tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah;
5. BLU Pusat Investasi Pemerintah, Sekretariat Jenderal Kemenkeu.
6. Surat Utang Negara (SUN), Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang,
Kemenkeu.