Haryani (06111010012)
2. Eka Purwati (06111010029)
3. Citra Purnama S
RPP
(Sesuai Standar Proses Permendikan No 65/2013)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/ semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: SMA N X Indralaya
: Kimia
: X/ 2
: Vitamin, Zat Tambahan pada Makanan, dan Pestisida
: 2 x 3JP
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
4.10 Menyajikan hasil diskusi tentang dampak positif dan negatif pemakaian hidrokarbon
dalam kehidupan sehari- hari
Indikator
Menyebutkan contoh pengunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan
Menguraikan jenis jenis vitamin, zat tambahan pada makanan dan pestisida
Mempresentasikan dampak positif dan negatif penggunaan vitamin, zat aditif pada
makanan, dan pestisida
Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran siswa dapat menyebutkan pentingnya vitamin, zat tambahan
pada makanan dan pestisida dalam kehidupan
Setelah pembelajaran siswa dapat membedakan manfaat vitamin, zat tambahan
dalam kehidupan.
Setelah pembelajaran, siswa mampu mereaksikan berbagai macam vitamin, zat
tambahan pada makanan yang dapat menghasilkan suplemen dan bahan makanan
yang bermanfaat bagi kehidupan.
Setelah pembelajaran siswa dapat merancang alat untuk menghasilkan produk
pembasmi hama yang natural
Setelah pembelajaran siswa dapat menciptakan produk zat aditif dan pestisida yang
aman dan murah dalam daya saing.
Setelah pembelajaran siswa mampu menganalisis dampak negatif dan positif
penggunaan vitamin , zat aditif pada makanan dan pestisida dalam waktu jangka
panjang.
Materi Ajar
Pengertian vitamin, zat tambahan pada makanan dan pestisida
Macam macam vitamin, zat tambahan pada makanan dan pestisida
Dampak penggunaan vitamin , zat aditif pada makanan dan pestisida
Contoh penggunaan zat aditif pada makanan dalam kehidupan
Peranan vitamin, zat tambahan pada makanan dan pestisida
Cara menggunakan pestisida
Metode
Strategi
Model
Pendekatan
Metode
: Strategi Pembelajaran
: Problem Based Learning ( PBL )
: Pendekatan Scientific
: Diskusi , Informasi , Persentasi , Penugasan
Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan
15 menit
Pembukaan (salam, doa, kehadiran)
Menyampaikan judul vitamin, zat tambahan pada makanan
dan pestisida
Menyebutkan tujuan pembelajaran
Menyebutkan indikator
Memberi motivasi kepada siswa mengenai materi
Guru merefleksi materi sebelumnya tentang senyawa
hidrokarbon.
Guru menjelaskan kaitan senyawa hidrokarbon dengan
materi vitamin, zat aditif pada makanan dan pestisida
2. Inti
100 menit
Penutup
20 menit
Guru menyampaikan kesimpulan dari materi yang
diajarkan hari ini.
Guru menyampaikan kesimpulan dari hasil diskusi setiap
Pertemuan Kedua
Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
15 menit
Pembukaan (salam, doa, kehadiran)
Guru menyapaikan tujuan pembelajaran
Guru meminta salah satu siswa untuk merefleksikan materi
pada pertemuan sebelumnya.
Guru menanyakan kepada siswa hasil bacaan materi
selanjutnya yaitu pestisida
Inti
Guru menyampaikan konsep tentang pestisida
Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sebanyak 4
orang, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang
Guru menampilkan gambar gambar yang berhubungan dengan
pestisida
Guru membagi membimbing siswa merumuskan masalah
terkait dengan gambar yanag ditampilkan
Setiap kelompok membuat hipotesis , mencari informasi , dan
berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan.
Guru secara acak meminta kelompok mempresentasikan hasil
diskusi materi kelompoknya masing masing
Kelompok lain bertanya dan menanggapi kelompok yang
sedang presentasi
Guru menanggapi hasil presentasi atau mengklarifikasi yang
tidak sepaham.
Salah satu dari perwakilan kelompok diminta merefleksikan
materi yang sudah dipresentasikan.
Penutup
Guru menyampaikan kesimpulan dari materi
diajarkan hari ini.
Siswa melaksanakn tes tertulis ulangan harian.
Doa dan salam.
75 menit
55 menit
yang
Penilaian
1. Mekanisme
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi
kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil
dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas dalam kelompok, kedisiplinan, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama
pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada
kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
3. Contoh Instrumen (Terlampir)
..................................
NIP.
..................................
NIP.
Lampiran
No Materi Penilaian
1
Kehadiran
Bertanya
Skor
Membaca referensi
Ketepatan waktu
Kelengkapan materi
Kerjasama kelompok
Partisipasi kegiatan
Hasil persentasi
Jumlah
Keterangan:
Skor : 5 = sangat baik/sering sekali
4 = baik/sewring
3 = cukup
2 = kurang/jarang
1 = sangat kurang/sangat jarang
N
o.
Nama Siswa
: Komunikasi
: Sistematika penyampaian
: Wawasan
: Keberanian
: Antusias
Jumlah
Nilai
Keterang
an
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4
= Baik Sekali
= Baik
= Cukup
= Kurang
Bahan Ajar
VITAMIN, ZAT TAMBAHAN PADA MAKANAN DAN PESTISIDA
VITAMIN
A. Sejarah Vitamin
Vitamin termasuk kedalam penggunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan
dalam bidang pangan. Sebelum abad ke duapuluh, karbohidrat, lemak, protein, dan
beberapa zat mineral telah dianggap sebagai zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk
fungsi tubuh normal. Akan tetapi berabad-abad sebelumnya, berbagai pengamatan
menduga bahwa senyawa-senyawa organik lainnya adalah esensial untuk menjaga
kesehatan. Sebagai misal telah diketahui selama 300 tahun, bahwa dengan makan buahbuahan dan sayur-sayuran segar ternyata berguna untuk pencegahan atau pengobatan
scorbut (sariawan). Juga telah diakui, bahwa rakhitis dapat disembuhkan dengan minum
minyak ikan. Pengamatan-pengamatan tersebut menimbulkan dugaan, bahwa ada
senyawa-senyawa zat makanan lain diperlukan untuk menjaga kesehatan di samping
karbohidrat, lemak atau protein.
Sejarah
penemuan
vitamin
dimulai
oleh
Eijkman
yang
pertama
kali
mengemukakanadanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus
penyakit beri-beri. Pada tahun1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang
diderita oleh anak ayam yang serupadengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit
tersebut terjadi setelah binatang diberi makananyang terdiri atas`beras giling murni.
Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan denganmemberikan makanan sisa gilingan beras
yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor
lain yang penting selain kabohidrat, lemak dan proteinsebagai energy, mendorong para ahli
untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehinggadiperoleh konsep tentang vitamin
yang kita kenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih dari 20macam vitamin. Polish
kemudian member nama faktor diet esensial ini dengan vitamin.Selanjutnya hasil
pekerjaan Warburg tentang koenzim (1932-1935) dan kemudian penyelidikanR Kuhn dan
P Kerrer menunjukkan adanya hubungan antara struktur kimia viatamin dengankoenzim.
B. Defenisi Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata
bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom
N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam
reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul keci lyang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisienzimologi (ilmu
tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh
enzim. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B
(tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).
Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D
dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh
memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan
dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah
baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat
disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan.
Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam
aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini
akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan
asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang
berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan
sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga
berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.Vitamin ini bersifat
mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang
banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang
berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan
kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan
katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran
pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan
asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat
ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan
pingsan.Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga
dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati,
dan iritasi kulit.
2.
Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam
tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas.Hal ini terkait dengan
peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawakoenzim yang dapat meningkatkan laju
reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin
yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah
merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayursayuran hijau.
3.
Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis
vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu
mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas seharihari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein danlemak.
Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit
kering dan bersisik.Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan,
jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi
banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan
inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.
4. Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh
manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim
flavin mononukleotida (flavin mononucleotide,FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi
bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan
molekulsteroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai
organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada
sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat
menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir
pecah-pecah, dan sariawan.
5.
Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam
Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam
tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme,
seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini
adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi
senyawa asam lemak, sterol,neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat
ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal,
dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya
vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan
bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan
untuk tidur.
7.
Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang
esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa
koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam
lemak, seperti spingolipid danfosfolipid.Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam
metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.Vitamin ini merupakan
salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di
dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam
jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
8.
Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian
sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin
ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk
dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf,
pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan
daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu,
dan iritasi kulit.
9.
Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita.
Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringankulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong
lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai
radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu
menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh
sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.
Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di
dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi
pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.
Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan
membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat
menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang
berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan,
dan rusaknya sel darah merah.
10. Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian
tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat
membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera
memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar
vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal,
dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.Di samping itu, gigi akan mudah
mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya
adalahosteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam
tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit
yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya
berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh
mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasiberlebihan.
11. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh,
mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga
dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan
kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak
ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun
hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun
wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.
12. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik
dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh
dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K
juga berperan sebagaikofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino
asam glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak mengonsumsi susu, kuning telur, dan
sayuran segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di
dalam tubuh
E. Pengaruh kelebihan dan kekurangan vitamin:
Kekurangan dan kelebihan Vitamin yang larut dalam lemak :
Jenis Vitamin
Vitamin A
Kekurangan
kekurangan vitamin A
Kelebihan
menyebabkan urine berwarna kuning,
pertumbuhan terhambat,
kulit terganggu.
Vitamin D
kekurangan vitamin D
hati.
kelebihan vitamin D berpengaruh
menyebabkan rakhitis
akan mengalami
kekejangan. Penyakit
lainnya adalah
osteomalasia, yaitu
kepadatan tulang..
kekurangan vitamin E
menyebabkan anemia.
kekurangan vitamin E
dapat menyebabkan
berkepanjangan.
kekurangan vitamin K
menyebabkan
hipotrombinemia dengan
panjang. Pendarahan
yang tidak dapat diatasi
pada bayi yang baru
lahir.
Kekurangan dan kelebihan Vitamin larut dalam air :
Jenis Vitamin
Vitamin C
Kekurangan
Kekurangan vitamin C
Kelebihan
kelebihan vitamin C memicu
dapat menyebabkan
C yang berlebihan di
peningkatan penyerapan
gangguan saluran
mengalami beri-beri,
gangguan saluran
sistem saraf.
berbagai gangguan,
bersisik.
Defisiensinya dapat
menyebabkan
sariawan.
Seperti halnya vitamin
B1 dan B2, defisiensi
vitamin B5 dapat
menyebabkan kulit
pecah-pecah dan bersisik.
Selain itu, gangguan lain
yang akan diderita adalah
keram otot serta kesulitan
Vitamin B6
untuk tidur.
Kekurangan vitamin
dalam jumlah banyak
dapat menyebabkan kulit
pecah-pecah, keram otot,
Vitamin B12
dan insomnia.
Kekurangan vitamin ini
akan menyebabkan
anemia (kekurangan
darah), mudah lelah lesu,
dan iritasi kulit.
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan
dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki
penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat
meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan
telah digunakan sejak zaman dahulu.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti
lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai
sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat
metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan
sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun
demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga
mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogen
yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan manusia. Berdasarkan
bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua jenis, yaitu :
1. Zat Aditif Alami
Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun
salam, daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam
2. Zat Aditif Sintetis ( Buatan )
Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat
yang diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan
efek yang negatif terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke
dalam zat aditif sintetis di antaranya : formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin,
dan sakarin. Biasanya, zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan
dengan zat aditif alami. Karena pada proses pembuatan zat aditif sintetis memerlukan
serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses kimia yang tidak sempurna
sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh konsumen. Beberapa fungsi
dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Contoh
Keterangan
Daun pandan (hijau), kunyit (kuning),
buah coklat (coklat), wortel (orange)
Pewarna alami
Pewarna
Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine Pewarna sintesis
(Merah), Brilliant Blue FCF (biru),
Pengawet
Penyedap
laos,
terhadap penyakit
kunyit, Penyedap alami
ketumbar
Mono-natrium glutamat/vetsin
Penyedap sintesis
Pala,
merica,
cabai,
Pemanis
Baik
bukan gula
dikonsumsi
diabetes,
Khusus
penderita
siklamat
bersifat karsinogen
amonium/kalium/natrium Menjadi lebih asam, lebih
Pengatur
Aluminium
keasaman
Anti
Aluminium
silikat,
kalsium
silikat, Ditambahkan
Gumpal
ke
dalam
1.
Pewarna
Pewarna merupakan zat yang dapat memberi warna pada makanan dan
Kecenderungan manusia
Pewarna Alami
Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak tumbuh - tumbuhan. Pewarna alami
cenderung lebih aman untuk dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi.
Beberapa jenis pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan
dapat dilihat pada tabel berikut ini
Nama Pewarna Alami
Beta-karoten (kuning)
Klorol (hijau)
Karamel (cokelat hitam)
Anato (oranye)
b.
Pewarna Sintetik
Pewarna sintetik dapat diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna
makanan. Pewarna ini berupa bahan - bahan kimia yang merupakan hasil sintesis
dilaboratorium. Banyak orang yang memiliki kecenderungan memilih pewarna sintetik
karena penggunaannya lebih praktis dengan warna yang beragam. Penggunaan bahan
pewarna sintetik sebagai pewarna makanan dapat membahayakan bagi kesehatan. Saat ini
banyak ditemukan makanan yang menggunakan pewarna buatan yang biasanya digunakan
dalam industri tekstil. Jika kita sering mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan
pewarna tersebut, zat yang bersifat racun akan terakumulasi dalam jaringan tubuh yang
pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit kanker. Beberapa jenis pewarna sintetik yang
sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Nama Pewarna Sintetik
Eritrosin (merah)
Kuning FCF (kuning)
Beberapa perbedaan antara jenis pewarna sintetis dengan zat pewarna alami yang
sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Perbedaan Zat Pewarna Sintetis dan Zat Pewarna Alami
2.
Pembeda
Warna yang dihasilkan
Variasi warna
Harga
Ketersediaan
Kestabilan
Lebih homogen
Banyak
Lebih murah
Tidak terbatas
Stabil
Tidak homogen
Sedikit
Lebih mahal
Terbatas
Kurang stabil
memberikan aroma dan mempertegas rasa pada makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat
alamiah dan sintetik. Penyedap rasa alami diperoleh dari berbagai tanaman rempah rempah, seperti kayu manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam.
Penyedap rasa sintetik yang sering digunakan adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang
biasanya lebih dikenal dengan nama vetsin. Penggunaan MSG masih aman untuk
dikonsumsi. Tapi, jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan, maka dapat menimbulkan
penyakit ChineseRestaurant Syndrome yang dapat menyebabkan tubuh mudah lelah,
pusing kepala, atau sesak napas. Beberapa penyedap rasa lainnya yang sering digunakan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Nama Penyedap Sintetik
Isoamil valerat
Isoamil asetat
Isobutil propionat
Butil butirat
3.
Pengawet
4.
Natrium nitrit
Asam benzoat
Asam propionate
Roti
Kalium benzoat
Pemanis
Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga
menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis ini terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami
danpemanis buatan. Pemanis alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula
tebu, gula aren, dan gula merah. Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat
ditambahkan kepada makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan. Beberapa
jenis pemanis sintetik yang terdapat pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
5.
Sakarin
Siklamat
Sorbitol
Anti Oksidan
Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang
bahan makanan dengan kualitas yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat
dilihat dari bentuk tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah
kandungan gizi dalam makanan tersebut. Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang
unggul karena telah melalui berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang
lebih lama jika dibandingkan dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden
dalamkemasan kaleng dapat bertahan berbulan - bulan, bahkan hingga satu tahun lamanya
tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut dapat bertahan lama setelah
ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut. Namun, bahan
makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah melewati masa
kadaluarsa. Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif terhadap orang yang
mengkonsumsinya adalah sebagai berikut.
a) Formalin yang digunakan sebagai pengawet makanan jika dikonsumsi secara terusmenerus dapat mengganggu fungsi organ pencernaan, kanker paru paru, penyakit jantung
dan merusak sistem saraf.
b) Boraks yang digunakan juga sebagai pengawet makanan bila dikonsumsi secara teur
menerus dapat mengakibatkan mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal,serta
gangguan pada otak dan hati.
c) Natamysin yang digunakan sebagai zat pengawet mengakibatkan mual, muntah, tidak
nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
d) Kalium Asetat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat menyebabkan kerusakan
fungsi ginjal
e) Nitrit dan Nitrat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengkibatkan keracunan,
mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit
bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
f) Kalsium Benzoate yang digunakan sebagai zat pengawet dapat memicu terjadinya
serangan asma.
g) Sulfur Dioksida yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengakibatkan perlukaan
lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
h) Kalsium dan Natrium propionate adalah zat pengawet yang apabila digunakan
melebihi angka batas maksimum dapat menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan
tidur.
i) Natrium metasulfat zat pengawet yang dapat mengakibatkan alergi pada kulit.
j) CFC dan Tetrazine yang digunakan sebagai zat pewarna dapat merusak organ hati,
ginjal dan meningkatkan kemungkinan hiperaktif pada masa kanak-kanak.
k)
Rhodamin B adalah zat pewarna tekstil yang apabila digunakan sebagai pewarna
Sunset Yellow yang dipergunakan sebagai zat pewarna dapat menyebabkan kerusakan
kromosom
m) Ponceau 4R yang apabila dipergunakan untuk pewarna makanan dapat mengakibatkan
anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
n) Carmoisine (merah) adalah zat pewarna yang dapat menyebabkan kanker hati dan
menimbulkan alergi.
o)
d)
Cicipi rasa makanan tersebut. Lidah juga cukup jeli membedakan mana makanan yang
aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya
sangat gurih dan membuat lidah bergetar. Biasanya makanan-makanan seperti itu
mengandung penyedap rasa dan penambah aroma berlebih.
e) Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan.
f)
g)
Perhatikan kualitas makanan dan tanggal produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat
Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut
Amati komposisi serta bahan - bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan
PESTISIDA
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah
sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti
cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap
merugikan.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan
atau
menstimulir
pertumbuhan
tanaman
atau
bagian-bagian
tanaman.
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan
untuk memberantas
atau
membunuh
hama,
namun
lebih
dititiberatkan
untuk
mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau
ambang kendali. Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk
pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang
telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah
mencapai 353 jenis. Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah
sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi
memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih
banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah
maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan
pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti
5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat
takaran).
Peranan Pestisida di Rumah Tangga
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu
dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama
untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah
tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu
kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap
atau gangguan serangga yang lain.
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu
tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia.
Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek
samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama
tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah
satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:
1. Harus kompatibel dengan komponen pengendalian
lain,
seperti
komponen hayati
2. Efisien untuk mengendalikan hama tertentu
a. meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan
b. tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
c.dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus
memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum
d. harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
e. sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
f. relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)
g. harga terjangkau bagi petani.
Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini
belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya
semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk
program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi.
Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat
dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.
6. Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi
membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
7. Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau
segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
8. Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau
larva.
9. Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis
lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
10. Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang
berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di
akar).
11. Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk
membunuh telur.
12. Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk
membunuh kutu atau tuma.
13. Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk
membunuh ikan
14. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi
untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
15. Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa.
16. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
17. Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk
membunuh pohon.
18. Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang
daun.
Berfungsi
untuk
membunuh
rayap.
Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak
menggunakan akhiran sida:
1. Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik.
Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan
perangkap.
2. Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan
bertulang belakang.
3. Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya
memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
4. Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman
lainnya.
5. Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan
mikroorganisme.
concentrates)
Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama
dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble
concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut
tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut
lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair
biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida
golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur
dengan air dan akan membentuk emulsi.
2. Butiran (granulars)
Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai
insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman
pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan
pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif
biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida
butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di
belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible
granule).
3. Debu (dust)
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat
pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang
banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila
pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).
4. Tepung (powder)
Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan
bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk
mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum
singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).
5. Oli (oil)
Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble
concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen,
karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low
volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada
tanaman kapas
6. Fumigansia (fumigant)
Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang
berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur.
Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom
yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine
dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum,
mercury, zinc dan arsenic.
Cara dan Petunjuk Penggunaan Pestisida
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting
dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur,
namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan
angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan
mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih
panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan
mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya
racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja
pestisida berkurang.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah
ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan
pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama
sasaran
tidak
Lampiran Soal
mati.
Di samping
berakibat
mempercepat
timbulnya
resistensi.