Anda di halaman 1dari 32

1.

Haryani (06111010012)
2. Eka Purwati (06111010029)
3. Citra Purnama S
RPP
(Sesuai Standar Proses Permendikan No 65/2013)
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/ semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

: SMA N X Indralaya
: Kimia
: X/ 2
: Vitamin, Zat Tambahan pada Makanan, dan Pestisida
: 2 x 3JP

Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar
4.10 Menyajikan hasil diskusi tentang dampak positif dan negatif pemakaian hidrokarbon
dalam kehidupan sehari- hari

Indikator
Menyebutkan contoh pengunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan
Menguraikan jenis jenis vitamin, zat tambahan pada makanan dan pestisida
Mempresentasikan dampak positif dan negatif penggunaan vitamin, zat aditif pada
makanan, dan pestisida

Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran siswa dapat menyebutkan pentingnya vitamin, zat tambahan
pada makanan dan pestisida dalam kehidupan
Setelah pembelajaran siswa dapat membedakan manfaat vitamin, zat tambahan
dalam kehidupan.
Setelah pembelajaran, siswa mampu mereaksikan berbagai macam vitamin, zat
tambahan pada makanan yang dapat menghasilkan suplemen dan bahan makanan
yang bermanfaat bagi kehidupan.
Setelah pembelajaran siswa dapat merancang alat untuk menghasilkan produk
pembasmi hama yang natural
Setelah pembelajaran siswa dapat menciptakan produk zat aditif dan pestisida yang
aman dan murah dalam daya saing.
Setelah pembelajaran siswa mampu menganalisis dampak negatif dan positif
penggunaan vitamin , zat aditif pada makanan dan pestisida dalam waktu jangka
panjang.
Materi Ajar
Pengertian vitamin, zat tambahan pada makanan dan pestisida
Macam macam vitamin, zat tambahan pada makanan dan pestisida
Dampak penggunaan vitamin , zat aditif pada makanan dan pestisida
Contoh penggunaan zat aditif pada makanan dalam kehidupan
Peranan vitamin, zat tambahan pada makanan dan pestisida
Cara menggunakan pestisida

Metode
Strategi
Model
Pendekatan
Metode

: Strategi Pembelajaran
: Problem Based Learning ( PBL )
: Pendekatan Scientific
: Diskusi , Informasi , Persentasi , Penugasan

Media Alat dan Suber Penuh


Media
: LCD , Papan Tulis
Bahan Ajar : Buku Kimia , Materi browsing dari internet

Langkah Pembelajaran

Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan
15 menit
Pembukaan (salam, doa, kehadiran)
Menyampaikan judul vitamin, zat tambahan pada makanan
dan pestisida
Menyebutkan tujuan pembelajaran
Menyebutkan indikator
Memberi motivasi kepada siswa mengenai materi
Guru merefleksi materi sebelumnya tentang senyawa
hidrokarbon.
Guru menjelaskan kaitan senyawa hidrokarbon dengan
materi vitamin, zat aditif pada makanan dan pestisida
2. Inti

Guru menyampaikan peta konsep dan sub materi yang akan


dipelajari vitamin, zat tambahan pada makanan, dan pestisida
Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sebanyak 6
orang, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang
Guru secara heterogen membagi materi tentang makanan yang
mengandung vitamin dan penambahan zat aditif.
Guru memberikan contoh kasus /masalah mengenai vitamin
dan penambahan zat aditif pada makanan sebagai bahan
investigasi
Siswa dibagikan submateri (contoh vitamin dan zat aditif pada
makanan dalam kehidupan) sebagai bahan investigasi
Setiap kelompok membuat hipotesis, mencari data dan
berdiskusi sesuai dengan materi yang didapatnya.
Guru secara acak meminta kelompok mempresentasikan hasil
diskusi materi kelompoknya masing masing
Kelompok lain bertanya dan menanggapi kelompok yang
sedang presentasi
Guru menanggapi hasil presentasi atau mengklarifikasi yang
tidak sepaham.
Salah satu dari perwakilan kelompok diminta merefleksikan
materi yang sudah dipresentasikan.
Kelompok yang belum presentasi mempresentasikan hasil
diskusinya secara bergantian.

100 menit

Penutup
20 menit
Guru menyampaikan kesimpulan dari materi yang
diajarkan hari ini.
Guru menyampaikan kesimpulan dari hasil diskusi setiap

kelompok pada pertemuan hari ini.


Guru meminta siswa membaca materi mengenai pestida
dirumah
Doa dan salam.

Pertemuan Kedua
Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
15 menit
Pembukaan (salam, doa, kehadiran)
Guru menyapaikan tujuan pembelajaran
Guru meminta salah satu siswa untuk merefleksikan materi
pada pertemuan sebelumnya.
Guru menanyakan kepada siswa hasil bacaan materi
selanjutnya yaitu pestisida

Inti
Guru menyampaikan konsep tentang pestisida
Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sebanyak 4
orang, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang
Guru menampilkan gambar gambar yang berhubungan dengan
pestisida
Guru membagi membimbing siswa merumuskan masalah
terkait dengan gambar yanag ditampilkan
Setiap kelompok membuat hipotesis , mencari informasi , dan
berdiskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan.
Guru secara acak meminta kelompok mempresentasikan hasil
diskusi materi kelompoknya masing masing
Kelompok lain bertanya dan menanggapi kelompok yang
sedang presentasi
Guru menanggapi hasil presentasi atau mengklarifikasi yang
tidak sepaham.
Salah satu dari perwakilan kelompok diminta merefleksikan
materi yang sudah dipresentasikan.

Penutup
Guru menyampaikan kesimpulan dari materi
diajarkan hari ini.
Siswa melaksanakn tes tertulis ulangan harian.
Doa dan salam.

75 menit

55 menit
yang

Penilaian
1. Mekanisme
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi
kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil
dilakukan melalui tes tertulis.
2. Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama pada
aktivitas dalam kelompok, kedisiplinan, dan kerjasama.
Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus utama
pada aktivitas peran serta, kualitas visual presentasi, dan isi presentasi
Instrumen laporan praktik menggunakan rubrik penilaian dengan fokus utama pada
kualitas visual, sistematika sajian data, kejujuran, dan jawaban pertanyaan.
Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian dan/atau pilihan ganda
3. Contoh Instrumen (Terlampir)

Indralaya, ..... September 2013


Mengetahui Kepala SMA ....

Guru Mata Pelajaran Kimia

..................................
NIP.

..................................
NIP.

Lampiran
No Materi Penilaian
1

Kehadiran

Bertanya

Skor

Membaca referensi

Ketepatan waktu

Kelengkapan materi

Kerjasama kelompok

Partisipasi kegiatan

Hasil persentasi

Jumlah
Keterangan:
Skor : 5 = sangat baik/sering sekali
4 = baik/sewring
3 = cukup
2 = kurang/jarang
1 = sangat kurang/sangat jarang

N
o.

Nama Siswa

Perilaku Yang Diamati :


A

: Komunikasi

: Sistematika penyampaian

: Wawasan

: Keberanian

: Antusias

: Gesture dan penampilan

Jumlah

Nilai

Keterang
an

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4

= Baik Sekali

= Baik

= Cukup

= Kurang

Bahan Ajar
VITAMIN, ZAT TAMBAHAN PADA MAKANAN DAN PESTISIDA
VITAMIN
A. Sejarah Vitamin
Vitamin termasuk kedalam penggunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan
dalam bidang pangan. Sebelum abad ke duapuluh, karbohidrat, lemak, protein, dan
beberapa zat mineral telah dianggap sebagai zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk
fungsi tubuh normal. Akan tetapi berabad-abad sebelumnya, berbagai pengamatan
menduga bahwa senyawa-senyawa organik lainnya adalah esensial untuk menjaga
kesehatan. Sebagai misal telah diketahui selama 300 tahun, bahwa dengan makan buahbuahan dan sayur-sayuran segar ternyata berguna untuk pencegahan atau pengobatan
scorbut (sariawan). Juga telah diakui, bahwa rakhitis dapat disembuhkan dengan minum
minyak ikan. Pengamatan-pengamatan tersebut menimbulkan dugaan, bahwa ada
senyawa-senyawa zat makanan lain diperlukan untuk menjaga kesehatan di samping
karbohidrat, lemak atau protein.
Sejarah

penemuan

vitamin

dimulai

oleh

Eijkman

yang

pertama

kali

mengemukakanadanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus
penyakit beri-beri. Pada tahun1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang
diderita oleh anak ayam yang serupadengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit
tersebut terjadi setelah binatang diberi makananyang terdiri atas`beras giling murni.
Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan denganmemberikan makanan sisa gilingan beras
yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor
lain yang penting selain kabohidrat, lemak dan proteinsebagai energy, mendorong para ahli
untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehinggadiperoleh konsep tentang vitamin

yang kita kenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih dari 20macam vitamin. Polish
kemudian member nama faktor diet esensial ini dengan vitamin.Selanjutnya hasil
pekerjaan Warburg tentang koenzim (1932-1935) dan kemudian penyelidikanR Kuhn dan
P Kerrer menunjukkan adanya hubungan antara struktur kimia viatamin dengankoenzim.
B. Defenisi Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata
bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom
N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam
reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul keci lyang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisienzimologi (ilmu
tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh
enzim. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B
(tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).
Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D
dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh
memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan
dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah
baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat
disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan.
Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam
aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini
akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan
asupan vitamin larut air secara terus-menerus.

Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin


yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam
lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang
larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam
lemak dapat disimpan dalam tubuh.
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa
hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam
lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena
tidak larut dalam air.
C. Fungsi vitamin secara umum:
Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolism energy, pertumbuhan,
dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim.Sebagian besar koenzim
terdapat dalam bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein.Hingga
sekarang fungsi biokimia beberapa jenis belum diketahui dengan pasti.Konstribusi suatu
makanan terhadap kandungan vitamin makanan sehari hari bergantung pada jumlah
vitamin yang semula terdapat dalam makanan tersebut, jumlah yang rusak pada saaat
panen atau penyembelihan, penyimpanan, pemrosesan dan pemasakan. Pada saat dan
penyimpanan sejumlah vitamin akan hilang, bergantung pada suhu, penyingkapan terhadap
udara dan matahari, serta lama disimpan akan semakin banyak vitamin yang hilang.
D. Pembagian Vitamin
1.

Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang

berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan
sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga
berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.Vitamin ini bersifat
mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang
banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang
berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan
kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).

Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan
katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran
pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan
asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat
ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan
pingsan.Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga
dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati,
dan iritasi kulit.
2.

Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam

tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas.Hal ini terkait dengan
peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawakoenzim yang dapat meningkatkan laju
reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin
yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah
merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayursayuran hijau.
3.

Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis

vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu
mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas seharihari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein danlemak.
Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit
kering dan bersisik.Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan,
jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi
banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan
inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.
4. Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh
manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim
flavin mononukleotida (flavin mononucleotide,FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi
bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan

molekulsteroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai
organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada
sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Defisiensinya dapat
menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut kering, bibir
pecah-pecah, dan sariawan.
5.

Vitamin B3
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam

metabolismekarbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di


dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan
darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat
dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang
banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan
ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung
vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan
vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan
sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.
6.

Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam

tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme,
seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini
adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi
senyawa asam lemak, sterol,neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat
ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal,
dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya
vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan
bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan
untuk tidur.
7.

Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang

esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa
koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam

lemak, seperti spingolipid danfosfolipid.Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam
metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.Vitamin ini merupakan
salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di
dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam
jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
8.

Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus

diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian
sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin
ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk
dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf,
pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan
daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu,
dan iritasi kulit.
9.

Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita.

Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringankulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong
lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai
radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu
menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh
sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.
Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di
dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi
pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.
Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan
membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat
menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang

berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan,
dan rusaknya sel darah merah.
10. Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian
tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat
membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera
memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar
vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal,
dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.Di samping itu, gigi akan mudah
mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya
adalahosteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam
tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula, penyakit
yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya
berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh
mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan dehidrasiberlebihan.
11. Vitamin E
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh,
mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga
dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan
kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak
ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun
hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun
wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.
12. Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik
dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh
dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K
juga berperan sebagaikofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino
asam glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak mengonsumsi susu, kuning telur, dan

sayuran segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di
dalam tubuh
E. Pengaruh kelebihan dan kekurangan vitamin:
Kekurangan dan kelebihan Vitamin yang larut dalam lemak :
Jenis Vitamin
Vitamin A

Kekurangan
kekurangan vitamin A

Kelebihan
menyebabkan urine berwarna kuning,

menyebabkan buta senja,

kulit, muka,dan telapak tangan tangan

pertumbuhan terhambat,

kelihatan kuning. Menurunkan efesiensi

kulit terganggu.

penggunaan vitamin E. gejala keracunan


terjadi bila mengkonsumsi vitamin A
berlebihan. Pengaruh negatif keracunan
vitamin A antara lain cepat lelah,
berkurang nafsu makan, sakit kepala,
muntah, kerontokan rambut, kulit
kering, nyeri tulang dan pembesaran

Vitamin D

kekurangan vitamin D

hati.
kelebihan vitamin D berpengaruh

menyebabkan rakhitis

negatif pada kesehatan dan

pada anak. Bila kadar

menimbulkan keracunan, kususnya bagi

vitamin D rendah maka

anak-anak. Kelebihan vitamin D

tubuh akan mengalami

menyebabkan kadar kalsium pada darah

pertumbuhan kaki yang

dan urin meningkat. Pengerasan otot,

tidak normal, dimana

dan ginjal pada gilirannya dapat

betis kaki akan

menyebabkan gangguan ginjal dan

membentuk huruf O dan

hipernensi. Kelebihan vitamin D dapat

X. Di samping itu, gigi

menyebabkan tubuh mengalami diare,

akan mudah mengalami

berkurangnya berat badan, muntah-

kerusakan dan otot pun

muntah, dan dehidrasi berlebihan

akan mengalami
kekejangan. Penyakit
lainnya adalah
osteomalasia, yaitu

hilangnya unsur kalsium


dan fosfor secara
berlebihan di dalam
tulang. Penyakit ini
biasanya ditemukan pada
remaja, sedangkan pada
manula, penyakit yang
dapat ditimbulkan adalah
osteoporosis, yaitu
kerapuhan tulang
akibatnya berkurangnya
Vitamin E

kepadatan tulang..
kekurangan vitamin E

kelebihan vitamin E dapat menggangu

menyebabkan anemia.

vitamin D dan K, menurunkan kerja

kekurangan vitamin E

kelenjar tiroid. Dalam jangka panjang,

dapat menyebabkan

konsumsi mega dosis suplemen vitamin

gangguan kesehatan yang E dan A sintesis diduga kuat akan


fatal bagi tubuh, antara

menurunkan imunitas tubuh dan

lain kemandulan baik

memicu pertumbuhan sel-sel tumor.

bagi pria maupun wanita.


Selain itu, saraf dan otot
akan mengalami
gangguan yang
Vitamin K

berkepanjangan.
kekurangan vitamin K

pada ibu-ibu hamil yang mengkonsumsi

menyebabkan

suplemen vitamin K sintesis berlebihan

hipotrombinemia dengan

cenderung melahirkan bayi yang

akibat masa pembekuan

mengalami gangguan hati.

panjang. Pendarahan
yang tidak dapat diatasi
pada bayi yang baru
lahir.
Kekurangan dan kelebihan Vitamin larut dalam air :

Jenis Vitamin
Vitamin C

Kekurangan
Kekurangan vitamin C

Kelebihan
kelebihan vitamin C memicu

dapat menyebabkan

pembentukan batu ginjal, hal

pendarahan, gigi rontok,

tersebut didasarkan pada

luka pada gusi, luka sukar tingginya kandungan asam urat


sembuh, tulang mudah

pada urine orang yang

patah. Akumulasi vitamin

mengkonsumsi vitamin C lebih

C yang berlebihan di

dari 400 mg/hari. Kelebihan

dalam tubuh dapat

vitamin C juga berakibat pada

menyebabkan batu ginjal,

peningkatan penyerapan

gangguan saluran

berbagai mineral, termasuk

pencernaan, dan rusaknya mineral yang menjadi racun


Vitamin B1

sel darah merah.


Tubuh juga dapat

bagi tubuh seperti merkuri.


Vitamin B kompleks, kelebihan

mengalami beri-beri,

vitamin B juga dikeluarkan

gangguan saluran

melalui urine dan dapat

pencernaan, jantung, dan

mengganggu fungsi ginjal.

sistem saraf.

Meningkatkan kerja organ dan

defisiensi vitamin B1,

system metabolism tubuh yang

kulit akan mengalami

terlibat dalam proses produksi

berbagai gangguan,

energy dan cenderung

seperti kulit kering dan

meningkatkan glukosa darah

bersisik.

dan radikal bebas. Kelebihan


vitamin B3 dapat menyebabkan
peningkatan penggunaan
glikogen otot, kulit panas dan
gatal, gangguan denyut jantung,
gangguan ginjal dan diabetes.
Kelebihan vitamin B6 dapat
mengganggu system saraf,
seperti pada ujung jari tangan
dan kaki. Bila terjadi defisiensi
vitamin B1, kulit akan

mengalami berbagai gangguan,


Vitamin B2

Defisiensinya dapat

seperti kulit kering dan bersisik.


Keilosis, dermatitis, seboroika

menyebabkan

pada muka, lidah magenta,

menurunnya daya tahan

gangguan fungsional, dan

tubuh, kulit kering

organic pada mata.

bersisik, mulut kering,


bibir pecah-pecah, dan
Vitamin B5

sariawan.
Seperti halnya vitamin
B1 dan B2, defisiensi
vitamin B5 dapat
menyebabkan kulit
pecah-pecah dan bersisik.
Selain itu, gangguan lain
yang akan diderita adalah
keram otot serta kesulitan

Vitamin B6

untuk tidur.
Kekurangan vitamin
dalam jumlah banyak
dapat menyebabkan kulit
pecah-pecah, keram otot,

Vitamin B12

dan insomnia.
Kekurangan vitamin ini
akan menyebabkan
anemia (kekurangan
darah), mudah lelah lesu,
dan iritasi kulit.

ZAT TAMBAHAN PADA MAKANAN


.

Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan

dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki
penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat

meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan
telah digunakan sejak zaman dahulu.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti
lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai
sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat
metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan
sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun
demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga
mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogen
yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan manusia. Berdasarkan
bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua jenis, yaitu :
1. Zat Aditif Alami
Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun
salam, daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam
2. Zat Aditif Sintetis ( Buatan )
Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat
yang diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan
efek yang negatif terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke
dalam zat aditif sintetis di antaranya : formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin,
dan sakarin. Biasanya, zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan
dengan zat aditif alami. Karena pada proses pembuatan zat aditif sintetis memerlukan
serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses kimia yang tidak sempurna
sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh konsumen. Beberapa fungsi
dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya:
a)

Meningkatkan kandungan gizi pada makanan.

b)

Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap terlihat segar.

c)

Menjaga agar makanan dapat tahan lama.

d)

Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat menarik.

e)

Memberikan rasa sedap pada makanan.

f)

Memberikan aroma yang khas pada makanan.

Beberapa Contoh Zat Aditif

Zat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan


makanan, berikut adalah beberapa contoh zat aditif :
Zat aditif

Contoh
Keterangan
Daun pandan (hijau), kunyit (kuning),
buah coklat (coklat), wortel (orange)

Pewarna alami

Pewarna
Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine Pewarna sintesis
(Merah), Brilliant Blue FCF (biru),
Pengawet

Tartrazine (kuning), dll


Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Terlalu banyak mengkonsumsi
Sitrat, Asam Sorbat, Formalin

zat pengawet akan


mengurangi daya tahan tubuh

Penyedap

laos,

terhadap penyakit
kunyit, Penyedap alami

ketumbar
Mono-natrium glutamat/vetsin

Penyedap sintesis

Pala,

merica,

cabai,

(ajinomoto/ sasa), asam cuka,


benzaldehida, amil asetat, dll
Antioksidan Butil hidroksi anisol (BHA), butil Mencegah Ketengikan
Pemutih

hidroksi toluena (BHT), tokoferol


Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil -

Pemanis

peroksida, natrium hipoklorit


Sakarin, Dulsin, Siklamat

Baik

bukan gula

dikonsumsi

diabetes,

Khusus

penderita
siklamat

bersifat karsinogen
amonium/kalium/natrium Menjadi lebih asam, lebih

Pengatur

Aluminium

keasaman

sulfat, asam laktat

basa, atau menetralkan


makanan

Anti

Aluminium

silikat,

kalsium

silikat, Ditambahkan

Gumpal

magnesium karbonat, magnesium oksida

ke

dalam

pangan dalam bentuk bubuk

Jenis - Jenis Zat Aditif


Beberapa jenis zat aditif yang sering kita temukan dalam produk - produk
makanan, yaitu :

1.

Pewarna
Pewarna merupakan zat yang dapat memberi warna pada makanan dan

memberikan tampilan yang menarik dalam penyajiannya.

Kecenderungan manusia

menyukai makanan dengan tampilan yang menarik menyebabkan banyak orang


menggunakan zat aditif sebagai pewarna makanan. Namun, terkadang ada orang yang
menggunakan pewarna yang berbahaya sebagai campuran makanan.
Ada dua jenis pewarna yang digunakan sebagai campuran makanan, yaitu pewarna
alami dan pewarna sintetik.
a.

Pewarna Alami
Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak tumbuh - tumbuhan. Pewarna alami

cenderung lebih aman untuk dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi.
Beberapa jenis pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan
dapat dilihat pada tabel berikut ini
Nama Pewarna Alami
Beta-karoten (kuning)
Klorol (hijau)
Karamel (cokelat hitam)
Anato (oranye)

b.

Jenis Bahan Makanan


Keju dan kacang kapri ( kalengan )
Jeli
Jem dan jamur (kalengan)
Es krim dan margarine

Pewarna Sintetik
Pewarna sintetik dapat diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna

makanan. Pewarna ini berupa bahan - bahan kimia yang merupakan hasil sintesis
dilaboratorium. Banyak orang yang memiliki kecenderungan memilih pewarna sintetik
karena penggunaannya lebih praktis dengan warna yang beragam. Penggunaan bahan
pewarna sintetik sebagai pewarna makanan dapat membahayakan bagi kesehatan. Saat ini
banyak ditemukan makanan yang menggunakan pewarna buatan yang biasanya digunakan
dalam industri tekstil. Jika kita sering mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan
pewarna tersebut, zat yang bersifat racun akan terakumulasi dalam jaringan tubuh yang
pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit kanker. Beberapa jenis pewarna sintetik yang
sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Nama Pewarna Sintetik
Eritrosin (merah)
Kuning FCF (kuning)

Jenis Bahan Makanan


Es krim dan jelly
Es krim

Hijau FCF (hijau)


Coklat HT (cokelat)

Jem dan jamur (kalengan)


Minuman ringan

Biru Berlian (biru)

Es krim dan kapri(kalengan)

Beberapa perbedaan antara jenis pewarna sintetis dengan zat pewarna alami yang
sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Perbedaan Zat Pewarna Sintetis dan Zat Pewarna Alami

2.

Pembeda
Warna yang dihasilkan

Zat pewarna Sintetis


Lebih cerah

Zat pewarna alami


Lebih pudar

Variasi warna
Harga
Ketersediaan
Kestabilan

Lebih homogen
Banyak
Lebih murah
Tidak terbatas
Stabil

Tidak homogen
Sedikit
Lebih mahal
Terbatas
Kurang stabil

Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa


Pemberian penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa pada makanan dapat

memberikan aroma dan mempertegas rasa pada makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat
alamiah dan sintetik. Penyedap rasa alami diperoleh dari berbagai tanaman rempah rempah, seperti kayu manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam.
Penyedap rasa sintetik yang sering digunakan adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang
biasanya lebih dikenal dengan nama vetsin. Penggunaan MSG masih aman untuk
dikonsumsi. Tapi, jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan, maka dapat menimbulkan
penyakit ChineseRestaurant Syndrome yang dapat menyebabkan tubuh mudah lelah,
pusing kepala, atau sesak napas. Beberapa penyedap rasa lainnya yang sering digunakan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Nama Penyedap Sintetik
Isoamil valerat
Isoamil asetat
Isobutil propionat
Butil butirat
3.

Pengawet

Jenis Bahan Makanan


Rasa apel
Rasa pisang
Rasa rum
Rasa nanas

Pengawet merupakan bahan yang sering digunakanuntuk mengawetkan makanan


supaya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat menghambat
mikroorganisme untuk menguraikan makanan sehingga tidak mudah membusuk dalam
jangka waktu tertentu. Pengawet makanan ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan
pengawet sintetik. Pengawet alami dapat berupa gula dan garam. Sedangkan, beberapa
jenis zat pengawet sintetik pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

4.

Nama Pengawet Sintetik


Natrium nitrat

Jenis Bahan Makanan


Daging olahan

Natrium nitrit

Daging awetan dan kornet kalengan

Asam benzoat

Minuman ringan dan kecap

Asam propionate

Roti

Kalium benzoat

Kecap dan saos

Pemanis
Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga

menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis ini terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami
danpemanis buatan. Pemanis alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula
tebu, gula aren, dan gula merah. Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat
ditambahkan kepada makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan. Beberapa
jenis pemanis sintetik yang terdapat pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

5.

Nama Pemanis Sintetik

Jenis Bahan Makanan

Sakarin

Permen dan es krim

Siklamat

Permen dan minuman ringan

Sorbitol

Kismis dan jeli

Anti Oksidan
Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang

mudah teroksidasi. Banyak produkmakanan dalam kemasan kaleng yang menggunakan


antioksidan. Beberapa jenis zat anti oksidan yang digunakandalam pengolahan makanan,
di antaranya asam askorbat dan butilhidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan

padapengolahan daging dan buah kalengan. Sedangkan, butilhid - roksianisol (BHA)


digunakan untuk kemasan makanan.
Dampak Penggunaan Zat Aditif Pada Makanan
Zat aditif yang ada pada makanan tidak selalu secara sengaja ditambahkan untuk
tujuan tertentu. Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul
pada makanan. Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses pengolahan makanan.
Secara keseluruhan, penggunaan zat - zat aditif untuk campuran makanan dapat
berdampak positif dan negatif.
1.

Dampak Positif Penggunaan Zat Aditif


Berbagai macam penyakit dapat muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi

makanan yang kurang memperhatikan keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit gondok


yang berupa pembengkakan kelenjar pada leher. Penyakit gondok disebabkan karena tubuh
kurang mendapatkan zat iodin. Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi
bahan makanan yang mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur
yang biasa digunakan untukmemberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit
gondok,kekurangan iodin dapat pula menyebabkan penyakit kretinisme ( kekerdilan ).
Orang yang memiliki penyakit diabetes mellitus ( kencing manis ) perlu menjaga
kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat disebabkan karena pola hidup
yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah, bagi penderita
diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin ( pemanis buatan ) sebagai
pengganti gula. Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin dapat
menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, misalnya penyakit Xerophtalmia. Penyakit
Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang mata, yaitu terjadinyakerusakan pada
kornea mata. Penyakit ini jika tidak diatasi,maka dapat menimbulkan kebutaan. Untuk
menghindaripenyakit Xerophtalmia, perlu mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin A.
2.

Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif


Kemajuan teknologi di bidang pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan

bahan makanan dengan kualitas yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat
dilihat dari bentuk tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah

kandungan gizi dalam makanan tersebut. Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang
unggul karena telah melalui berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang
lebih lama jika dibandingkan dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden
dalamkemasan kaleng dapat bertahan berbulan - bulan, bahkan hingga satu tahun lamanya
tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut dapat bertahan lama setelah
ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut. Namun, bahan
makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah melewati masa
kadaluarsa. Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif terhadap orang yang
mengkonsumsinya adalah sebagai berikut.
a) Formalin yang digunakan sebagai pengawet makanan jika dikonsumsi secara terusmenerus dapat mengganggu fungsi organ pencernaan, kanker paru paru, penyakit jantung
dan merusak sistem saraf.
b) Boraks yang digunakan juga sebagai pengawet makanan bila dikonsumsi secara teur
menerus dapat mengakibatkan mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal,serta
gangguan pada otak dan hati.
c) Natamysin yang digunakan sebagai zat pengawet mengakibatkan mual, muntah, tidak
nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
d) Kalium Asetat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat menyebabkan kerusakan
fungsi ginjal
e) Nitrit dan Nitrat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengkibatkan keracunan,
mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit
bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
f) Kalsium Benzoate yang digunakan sebagai zat pengawet dapat memicu terjadinya
serangan asma.
g) Sulfur Dioksida yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengakibatkan perlukaan
lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
h) Kalsium dan Natrium propionate adalah zat pengawet yang apabila digunakan
melebihi angka batas maksimum dapat menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan
tidur.
i) Natrium metasulfat zat pengawet yang dapat mengakibatkan alergi pada kulit.
j) CFC dan Tetrazine yang digunakan sebagai zat pewarna dapat merusak organ hati,
ginjal dan meningkatkan kemungkinan hiperaktif pada masa kanak-kanak.

k)

Rhodamin B adalah zat pewarna tekstil yang apabila digunakan sebagai pewarna

makanan dapat menyebabkan kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru,


tenggorokan, hidung, dan usus.
l)

Sunset Yellow yang dipergunakan sebagai zat pewarna dapat menyebabkan kerusakan

kromosom
m) Ponceau 4R yang apabila dipergunakan untuk pewarna makanan dapat mengakibatkan
anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
n) Carmoisine (merah) adalah zat pewarna yang dapat menyebabkan kanker hati dan
menimbulkan alergi.
o)

Quinoline Yellow adalah zat pewarna makanan yang dapat mengakibatkan

hypertrophy, hyperplasian dan carcinomas kelenjar tiroid.


p) Siklamat yang digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan penyakit kanker
( karsinogenik ).
q) Sakarin yang juga digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan infeksi dan
kanker kandung kemih
r) Aspartan yang juga digunakan sebagai pemanis buatan dapat menyebabkan gangguan
saraf dan tumor otak.
s) Penggunaan Monosodium Glutamat ( MSG ) sebagai bahan penyedap dapat
menimbulkan kerusakan pada jaringan saraf, kelainan hati, trauma, hipertensi, stress,
demam tinggi, mempercepat proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma,
ketidak mampuan belajar, dan depresi.
Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif
Penggunaaan zat aditif pada makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak
negatif. Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik
karena menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif
yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati - hati dalam
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan adalah
sebagai berikut
a) Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif tidak berlebihan.
b) Teliti memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat
atau cacat lainnya.
c) Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna
aslinya. Biasanya makanan yang mencolok warnanya mengandung pewarna tekstil.

d)

Cicipi rasa makanan tersebut. Lidah juga cukup jeli membedakan mana makanan yang

aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya
sangat gurih dan membuat lidah bergetar. Biasanya makanan-makanan seperti itu
mengandung penyedap rasa dan penambah aroma berlebih.
e) Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan.
f)

Menggunakan zat aditif yang berasal dari alam.

g)

Perhatikan kualitas makanan dan tanggal produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat

pada kemasan makanan yang akan dikonsumsi.


h)

Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut

sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.


f)

Amati komposisi serta bahan - bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan

cara membaca komposisi bahan pada kemasan.


g)

Memeriksa apakah makanan yang akan dikonsumsi telah terdaftar di Departemen

Kesehatan atau belum.

PESTISIDA
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah
sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti
cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap
merugikan.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan
atau

menstimulir

pertumbuhan

tanaman

atau

bagian-bagian

tanaman.

Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan
untuk memberantas

atau

membunuh

hama,

namun

lebih

dititiberatkan

untuk

mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau
ambang kendali. Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk
pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang
telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah
mencapai 353 jenis. Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah
sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi
memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih

banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah
maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan
pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti
5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat
takaran).
Peranan Pestisida di Rumah Tangga
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu
dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama
untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah
tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu
kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap
atau gangguan serangga yang lain.
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu
tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia.
Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek
samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama
tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah
satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:
1. Harus kompatibel dengan komponen pengendalian

lain,

seperti

komponen hayati
2. Efisien untuk mengendalikan hama tertentu
a. meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan
b. tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
c.dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus
memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum
d. harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
e. sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
f. relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)
g. harga terjangkau bagi petani.
Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini
belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya
semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk
program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi.
Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat
dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.

Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan pestisida


dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman coklat. Di Pakistan dengan
menggunakan pestisida dapat menaikkan hasil 33 persen pada tanaman tebu, dan
berdasarkan catatan dari FAO penggunaan pestisida dapat menyelamatkan hasil 50 persen
pada tanaman kapas.
Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat
penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan
merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha
intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti
penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan
menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema
serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan
membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali
diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini
yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur
hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan,
kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat
dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat
ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh
jasad pengganggu.
Macam dan Contoh Pestisida
Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi
dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:
1. Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau
kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau
atau kutu.
2. Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang
laut. Berfungsi untuk melawan alge.
3. Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung.
Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.
4. Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi
untuk melawan bakteri.
5. Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti
jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.

6. Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi
membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
7. Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau
segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
8. Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau
larva.
9. Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis
lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
10. Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang
berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di
akar).
11. Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk
membunuh telur.
12. Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk
membunuh kutu atau tuma.
13. Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk
membunuh ikan
14. Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi
untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
15. Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa.
16. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
17. Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk
membunuh pohon.
18. Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang
daun.

Berfungsi

untuk

membunuh

rayap.

Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak
menggunakan akhiran sida:
1. Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik.
Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan
perangkap.
2. Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan
bertulang belakang.
3. Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya
memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
4. Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman
lainnya.
5. Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan
mikroorganisme.

6. Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan


menghentikan pertumbuhan tanaman.
7. Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau
hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak
nyamuk.
8. Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau
biji gulma.
9. Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).
10. Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin
dan hujan.
11. Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan
daun.
12. Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.
13. Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan
memastikan terjadinya buah.
Formulasi dan Kimia Pestisida
Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam
bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi
sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini
beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:
1.
Cairan
emulsi
(emulsifiable
concentrates/emulsible

concentrates)

Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama
dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble
concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut
tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut
lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair
biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida
golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur
dengan air dan akan membentuk emulsi.
2. Butiran (granulars)
Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai
insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman
pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan
pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif
biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida
butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di

belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible
granule).
3. Debu (dust)
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat
pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang
banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila
pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).
4. Tepung (powder)
Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan
bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk
mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum
singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).
5. Oli (oil)
Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble
concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen,
karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low
volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada
tanaman kapas
6. Fumigansia (fumigant)
Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang
berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur.
Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom
yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine
dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum,
mercury, zinc dan arsenic.
Cara dan Petunjuk Penggunaan Pestisida
Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting
dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur,
namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan
angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan
mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih
panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan
mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya

racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja
pestisida berkurang.
Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah
ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan
pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama
sasaran

tidak

Lampiran Soal

mati.

Di samping

berakibat

mempercepat

timbulnya

resistensi.

Anda mungkin juga menyukai