BAB 1
PENDAHULUAN
teknis
tanah
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi
Kelompok 4
2.
3.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1. Index Properties
a) Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)
b) Analisis Saringan (Sieve Analysis)
c) Analisis Hidrometer (Hydrometer Analysis)
2
Kelompok 4
Kelompok 4
Jenis Tes
Standar yang Digunakan
Tes SPT ( Standard Penetration Test )
ASTM D 1586-67
Tes DCP ( Dynamic Cone Penetrometer Test )
Tes Sondir ( Dutch Cone Penetrometer Test)
ASTM D 3441-79
Hand Bor
ASTM D 1452-80
CBR Lapangan
ASTM D 1586
Sand Cone Test
SK SNI M-13-1991-03
Tabel 1.2 Standar Tes untuk Index Properties
No
.
1
Jenis Tes
Kadar Air Tanah
AASHTO
T 265-79
SNI
SNI 03-1965-1990
4
Kelompok 4
2
3
4
D 854
T 100-82
SNI 03-3637-1994
D 423
D 424
D 427
T 89-81
T 90-81
T 92-68
SNI 03-1967-1990
SNI 03-1966-1990
-
D 421/D 422
D 421/D 422
T 87/T 88
T 87/T 88
SNI 03-3423-1994
6
7
Jenis Tes
Permeabilitas
Constand Head
Variable/Falling Head
Konsolidasi
Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression)
Kuat Geser Langsung (Direct Shear)
Triaksial
Unconsolidated-Undrained (UU atau Quick)
Consolidated-Undrained (CU)
Consolidated-Drained (CD)
Hubungan Density Kadar Air
Standard Proctor
Modified Proctor
California Bearing Ratio
T 215
T 215
T 216
T 208
T 236
D 2850
D 2850
D 2850
T 234
T 234
T 234
D 698
D 1557
D 1883
T 99
T 70
T 193
5
Kelompok 4
D 2049
Kelompok 4
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari seluruh percobaan yang
dilakukan serta saran.
Kelompok 4
BAB 2
UJI LAPANGAN
2.1 LANDASAN TEORI
Penyelidikan tanah di lapangan (uji lapangan) adalah langkah pertama
dalam perancangan penggunaan tanah untuk konstruksi suatu bangunan
khususnya pondasi bangunan. Selain itu, penyelidikan tanah di lapangan juga
diperlukan dalam perancangan penggunaan tanah untuk konstruksi jalan dan
timbunan. Uji lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan sampel tanah
undisturbed (asli) dan tanah disturbed (terganggu) serta untuk mengetahui sifat
dan karakteristik tanah yang dilaksanakan langsung di lapangan atau tempat
pengujian. Penyelidikan tanah terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a. Pengeboran atau penggalian lubang uji
b. Pengambilan contoh tanah (sampling)
c. Pengujian contoh tanah yang dapat dilakukan di laboratorium atau di
lapangan.
Penyelidikan tanah di lapangan (uji lapangan) dibutuhkan untuk data
perancangan bangunan gedung, pondasi bangunan, dinding penahan tanah, dan
lain sebagainya. Uji lapangan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sifat dan
karakteristik tanah dalam perancangan bangunan dan jembatan, antara lain:
a. Sondir (Dutch Cone Penetrometer)
b. Bor Tangan (Hand Bor)
c. Sand Cone (Sand Cone Test)
Sedangkan untuk mendapatkan sifat dan karakteristik tanah yang
digunakan untuk perancangan sebuah jalan dan timbunan juga dapat dilakukan
beberapa uji lapangan dengan metode yang berbeda. Setelah melakukan pengujian
terhadap suatu jenis tanah, akan didapatkan data sifat-sifat teknis tanah dipelajari,
8
Kelompok 4
Kelompok 4
10
Kelompok 4
1.
2.
2.2.2
Teori Dasar
Sondir adalah sebuah alat yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut
60 dan dengan luasan ujung 1,54 in2 (10 cm2). Alat ini digunakan dengan cara
ditekan ke dalam tanah terus menerus dengan kecepatan tetap 20 mm/detik,
sementara itu besarnya perlawanan tanah terhadap kerucut penetrasi (q) juga terus
menerus diukur. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil
atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah
telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan
gesekan selimutnya. Terdapat hubungan kuat dukung tanah dengan nilai tahanan
konus, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
11
Kelompok 4
2.2.3
Peralatan
Adapun peralatan-peralatan yang digunakan dalam Uji Sondir (Dutch
12
Kelompok 4
(a)
(d)
(b)
(c)
(e)
(f)
(g)
Gambar 2.1 Alat Percobaan Dutch Cone Penetrometer/ Uji Sondir
Keterangan:
(a) Mesin Sondir
(b) Stang Sondir
(c) Cangkul
Kelompok 4
Prosedur Percobaan
A. Persiapan Alat
Adapun persiapan yang harus dilakukan dalam uji sondir (Dutch Cone
Penetrometer) adalah:
1. Membuka baut penutup lubang pengisian oli dan buka kran manometer, lalu
pasang kunci piston pada ujung piston.
2. Menekan berkali-kali kunci piston ke atas sampai oli keluar semua.
3. Setelah oli yang lama habis, tetap terbuka. Isilah oli dari lubang pengisian
sampai penuh, gerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk
menghilangkan gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udara, tutup
kembali lubang pengisian tadi.
4. Menutup salah satu kran manometer, tekan kunci piston pada alas rangka,
perhatikan kenaikan jarum manometer,
berarti ada
ditarik
Kelompok 4
B. Prosedur Percobaan
Pada uji sondir (Dutch Cone Penetrometer), prosedur percobaan yang
harus dilakukan adalah:
1. Membersihkan lokasi pekerjaan lalu pasanglah dua atau empat jangka
spiral sesuia dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok pada
kaki sondir.
2. Menjepit rangka sondir dengan ambang pada jangka tersebut, lalu atur
posisi sondir agar tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang
samping lalu gunakan waterpass untuk mengontrol.
3. Engkol pemutar diputar kembali sehingga stang dalam tertekan kedalam
tanah dengan kecepatan 2 cm/detik. Stang dalam akan menekan piston
lalu akan menekan oli didalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca
pada manometer. Mantle cone hanya akan mengukur tahanan ujung
konus (qc) sedangkan friction cone akan mengukur tahanan ujung konus
dan gesekan dinding terhadap tanah.
4. Menekan stang, catat angka penunjukkan pertama
pada jarum
Stang
sondir
jangan
menyentuh
karena
dapat
15
Kelompok 4
8. Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari
150 kg/cm2 penyelidikan dihentikan).
9. Stang sondir yang sudah ditanam dapat dicabut kembali dengan cara
sebagai berikut:
b.
c.
d.
e.
16
Kelompok 4
17
Kelompok 4
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Kunci tiang
Kaki sondir
Jangkar spiral
Stang dalam
Patent konus
Lubang pengisian oli
Platon
Oil seal
Ring penahan seal
Mur penahan seal
Kunci piston
Kop penarik
Bikonus
Stang sondir menekan bikonus sampai kedalaman tertentu, stang dalam (plunger)
belum ditekan (belum ada pengukuran).
Posisi B
Stang dalam ditekan masuk sedalam 4 cm, ujung bikonus menembus lapisan
tanah. Tahanan konus diukur oleh manometer dengan perantaraan stang dalam.
Posisi C
Stang dalam ditekan terus, ujung bikonus dan dinding gesek bergerak bersamasama menembus lapisan tanah. Jumlah tahanan konus dan hambatan pelekat
diukur oleh manometer dengan perantaraan stang dalam.
Posisi D
Stang sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan dinding gesek bergabung lagi.
Bikonus siap melakukan penetrasi untuk pengukuran pada kedalaman selanjutnya.
2.2.5
Hasil Pemeriksaan
Lokasi uji sondir ini Lapangan Parkir Kampus G, Universitas
a.
b.
c.
Depok
Lampiran Surat/Surat
No.
Pekerjaan
Dikerjakan
Diperiksa
Tanggal Pemeriksaan
:
:
Kelompok
4
Qc
2
(cm)
(kg/cm )
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
220,00
240,00
260,00
280,00
300,00
0,00
7,00
22,00
25,50
25,00
23,00
22,50
22,50
22,50
22,00
22,00
19,00
22,50
22,50
22,50
22,50
Jumlah
Perlawanan
Hambatan
Perlawanan
Gesek
Pelekat
(kg/cm2)
0,00
8,00
40,00
30,00
27,00
24,00
24,00
24,00
23,00
23,00
23,00
29,00
23,00
23,00
23,00
23,00
(kg/cm2)
0,00
1,00
18,00
4,50
2,00
1,00
1,50
1,50
0,50
1,00
1,00
10,00
0,50
0,50
0,50
0,50
(kg/cm)
0,00
1,34
24,09
6,02
2,68
1,34
2,01
2,01
0,67
1,34
1,34
13,38
0,67
0,67
0,67
0,67
JHP
Hambatan
(kg/cm)
(kg/cm2)
0,00
1,34
25,43
31,45
34,13
35,47
37,47
39,48
40,15
41,49
42,83
56,21
56,88
57,55
58,22
58,89
0,00
0,07
1,20
0,30
0,13
0,07
0,10
0,10
0,03
0,07
0,07
0,67
0,03
0,03
0,03
0,03
Depok
Dikerjakan
Diperiksa
Kelompok
4
Tanggal Pemeriksaan
350
300
250
200
Kedalaman (cm)
150
100
50
0
0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000
Tahanan Konus qc
Depok
Lampiran Surat/Surat
No.
Pekerjaan
Dikerjakan
Diperiksa
Tanggal Pemeriksaan
:
:
Kelompok
4
Depok
Lampiran surat/surat
no.
Pekerjaan
Evaluasi Muka Tanah
Evaluasi Muka Air
Dikerjakan
:
:
:
Diperiksa
:
Tanggal Pemeriksaan :
0.000
0.000
50.000
: Kelompok 4
100.000
150.000
200.000
100.000
200.000
300.000
Depok
Lampiran surat/surat
no.
Pekerjaan
Evaluasi Muka Tanah
Evaluasi Muka Air
Dikerjakan
: Kelompok 4
:
:
:
Diperiksa
:
Tanggal Pemeriksaan :
2.2.6
Perhitungan
Adapun perhitungan dan analisis hasil dari uji sondir (Dutch
= 3,56 cm
b.
(Dg)
= 3,56 cm
c.
(hg)
= 13,30 cm
(qc)
= 22,50 kg/cm2
(Kolom 2)
(JH)
2.
Hasil pengukuran:
a.
Tekanan konus
b.
23,00
3.
(P)
= Ac . (JH qc)
= Ac . (Kolom 3 Kolom 2)
= Ac . (Kolom 4)
4.
5.
Hambatan pelekat
(Ag)
(HP)
= . Dg . hg
= 20
p
Ag
5 . Dc . (JH qc)
hg
Maka,
6.
Dc
= Dg = D
Hg
= 13,300 cm
HP
5 . D . (JH qc)
13,300
(JHP) = HP
P
Ag
7.
Hambatan setempat
(HS)
Ac
.(JH qc)
Ag
Dc.( JH qc)
4.hg
=
Untuk harga
Maka,
Dc
= Dg = D
hg
= 13,300 cm
HS
D
.(JH qc)
53,200
8.
Kedalaman
= 300,00 cm
9.
Perlawanan gesek
= (JH qc)
(Kolom 7)
5. Dc . (JH qc)
hg
10.
Hambatan pelekat
= 0,67 kg/cm
11.
12.
Hambatan pelekat
Hambatan
= 58,89 kg/cm
Dc . (JH qc)
4 . hg
3,56 (0,50)
4,00 13,30
= 0,03 kg/cm
2.2.7
adalah 22,50 kg/cm2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti tidak
sampai pada tanah keras karena nilai tekanan konus untuk mencapai tanah keras
disyaratkan 80-150 kg/cm2. Berdasarkan sumber yang didapatkan dari Braja M.
Das, didapatkan klasifikasi pada sampel yang diuji. Sampel tanah yang diteliti
merupakan tanah jenis kenyal karena berada pada range antara 20-40 kg/cm2.
Saat melakukan uji sondir pada 4 kedalaman terakhir didapatkan nilai
tekanan konus yang sama. Hal ini menunjukkan sudah tidak ada lagi perlawanan
tanah yang terjadi. Manometer selalu menunjukkan nilai yang sama pada 4
kedalaman terakhir dapat dikarenakan karena dua faktor, antara lain:
a. Tanah sudah tidak memiliki perlawanan terhadap ujung bikonus.
b. Terdapat kebocoran oli pada alat sondir sehingga dial pada manometer tidak
terangkat.
c. Titik yang diuji merupakan tanah urugan/ timbunan, sehingga terdapat
material lain selain tanah yang ada pada lapisan di bawah tanah yang menjadi
titik pengujian.