Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tanah merupakan material yang terdiri dari campuran butiran-butiran
mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik. Butiran-butiran tersebut
dapat dengan mudah dipisahkan satu sama lain dengan pengaruh air. Material ini
berasal dari pelapukan batuan, baik secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat teknis
tanah, kecuali oleh sifat batuan induk yang merupakan material asal, juga
dipengaruhi oleh unsur-unsur luar yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan
batuan tersebut.
Istilah-istilah seperti kerikil, pasir, lanau, dan lempung digunakan dalam
Ilmu Teknik Sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah. Pada kondisi alam, tanah
dapat terdiri dari dua atau lebih campuran jenis-jenis tanah dan kadang-kadang
terdapat pula kandungan bahan organik. Tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu
udara, air, dan bahan padat. Udara dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis,
sedangkan air sangat mempengaruhi sifat-sifat teknis tanah. Ruang di antara
butiran-butiran, sebagian atau seluruhnya dapat terisi oleh air atau udara. Bila
rongga tersebut terisi air seluruhnya, tanah dikatakan dalam kondisi jenuh. Bila
rongga terisi udara dan air, tanah pada kondisi jenuh sebagian (partially
saturated). Tanah kering adalah tanah yang tidak mengandung air sama sekali atau
kadar airnya nol.
Sifat-sifat

teknis

tanah

merupakan

faktor

yang

mempengaruhi

perencanaan pembangunan khususnya pada pemasangan pondasi. Oleh karena itu,


karakteristik tanah merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam awal suatu
pembangunan.

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan dari dilakukannya Praktikum Mekanika Tanah ini adalah
sebagai berikut:
1. Menyelidiki kelayakan tanah untuk perencanaan pembangunan gedung dan
jalan.
2. Menentukan nilai Index Properties dan Engineering Properties untuk
perencanaan gedung dan jalan.
3. Memperoleh data tentang sifat dan jenis tanah pada keadaan disturbed (tanah
terganggu) dan undisturbed (tanah tak terganggu) untuk diuji di laboratorium
terlebih dahulu sebelum digunakan untuk perencanaan gedung dan jalan
4. Menganalisis permasalahan yang dihadapi pada struktur tanah yang diuji.
1.3 BATASAN MASALAH
Praktikum ini dibatasi pada tanah disturbed (tanah terganggu) dan tanah
undisturbed (tanah tak terganggu) yang bertempat di Lapangan Parkir Kampus G,
Universitas Gunadarma, Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok.
Pengujian dilakukan dengan beberapa percobaan yang terlampir di ruang lingkup
praktikum. Ruang lingkup praktikum ini adalah sebagai berikut:
A. Penyelidikan Tanah untuk Perencanaan Gedung
a. Pemeriksaan Lapangan
1.

Sondir (Dutch Cone Penetrometer)

2.

Bor Tangan (Hand Bor)

3.

Sand Cone (Sand Cone Test)

b. Pemeriksaan Laboratorium
1. Index Properties
a) Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)
b) Analisis Saringan (Sieve Analysis)
c) Analisis Hidrometer (Hydrometer Analysis)
2

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

d) Kadar Air Tanah (Moisture Content)


e) Berat Isi Tanah (Density Test)
f) Batas Cair (Liquid Limit)
g) Batas Plastis (Plastic Limit)
h) Batas Susut (Shrinkage Limit)
2. Engineering Properties
a) Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)
b) Konsolidasi (Consolidation)
B. Penyelidikan Tanah untuk Perencanaan Jalan
a. Pengujian Lapangan
1. Tes DCP (Dynamic Cone Penetrometer Test)
2. CBR Lapangan (Field CBR)
3. Sand Cone (Sand Cone Test)
4. Pengambilan Sampel Tanah
b. Pengujian Laboratorium
1. Index Properties
a) Kadar Air Tanah (Water Content)
b) Berat Isi Tanah (Density Test)
c) Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)
d) Analisis Saringan (Sieve Analisys)
e) Analisis Hidrometer (Hydrometer Test)
f) Batas Cair (Liquid Limit)
g) Batas Plastis (Plastic Limit)
h) Batas Susut (Shrinkage Limit)
2. Engineering Properties
a) CBR Laboratorium (Laboratory CBR)
b) Pemadatan (Compaction Test)

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

1.4 LOKASI PENELITIAN


Lokasi penelitian terletak di Lapangan Parkir Kampus G, Universitas
Gunadarma, Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Praktikum
dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah.

Lapangan Parkir Kampus G,


Universitas Gunadarma

Gambar 1.1 Lokasi Praktikum


Sumber: Google Earth

1.5 STANDAR PENGUJIAN


Untuk dapat dinyatakan benar hasilnya, pengujian di laboratorium harus
dilakukan sesuai dengan standar tertentu. Sehubungan dengan itu, standar
pengujian yang dipakai pada praktikum ini adalah:
Tabel 1.1 Standar Tes Uji Lapangan
No
1
2
3
4
5
6

Jenis Tes
Standar yang Digunakan
Tes SPT ( Standard Penetration Test )
ASTM D 1586-67
Tes DCP ( Dynamic Cone Penetrometer Test )
Tes Sondir ( Dutch Cone Penetrometer Test)
ASTM D 3441-79
Hand Bor
ASTM D 1452-80
CBR Lapangan
ASTM D 1586
Sand Cone Test
SK SNI M-13-1991-03
Tabel 1.2 Standar Tes untuk Index Properties

No
.
1

Jenis Tes
Kadar Air Tanah

Standar yang Digunakan


ASTM
D 2216

AASHTO
T 265-79

SNI
SNI 03-1965-1990
4

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2
3
4

Berat Isi Tanah


Berat Jenis Tanah
Batas-Batas Atterberg
Liquid Limit
Plastic Limit
Shrinkage Limit
Gradasi Butir
Analisis Saringan
Hidrometer

D 854

T 100-82

SNI 03-3637-1994

D 423
D 424
D 427

T 89-81
T 90-81
T 92-68

SNI 03-1967-1990
SNI 03-1966-1990
-

D 421/D 422
D 421/D 422

T 87/T 88
T 87/T 88

SNI 03-3423-1994

Tabel 1.3 Standar Tes untuk Engineering Properties


No
.
1
2
3
4
5

6
7

Jenis Tes
Permeabilitas
Constand Head
Variable/Falling Head
Konsolidasi
Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression)
Kuat Geser Langsung (Direct Shear)
Triaksial
Unconsolidated-Undrained (UU atau Quick)
Consolidated-Undrained (CU)
Consolidated-Drained (CD)
Hubungan Density Kadar Air
Standard Proctor
Modified Proctor
California Bearing Ratio

Standar yang Digunakan


ASTM
AASHTO
D 2434
D 2434
D 2435
D 2166
D 3080

T 215
T 215
T 216
T 208
T 236

D 2850
D 2850
D 2850

T 234
T 234
T 234

D 698
D 1557
D 1883

T 99
T 70
T 193
5

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Kepadatan Relatif (Relatif Density)

D 2049

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah pengertian
pemahaman penulis laporan sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup, maka uraian
penulisan ini disusun sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan hal-hal mengenai latar belakang Praktikum
Mekanika Tanah, tujuan praktikum, batasan masalah, lokasi penelitian,
standar pegujian dan sistematika penulisan.
BAB 2 UJI LAPANGAN
Pada bab ini diuraikan hal-hal mengenai pengujian yang dilakukan di
lapangan untuk bangunan gedung dan jembatan serta untuk jalan dan
timbunan, seperti Dutch Cone Penetrometer, Hand Bor, Dinamic Cone
Penetrometer, California Bearing Ratio Lapangan, dan Sand Cone Test.
BAB 3 UJI LABORATORIUM
Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan di laboratorium
untuk bangunan gedung dan jembatan serta untuk jalan dan timbunan,
yang dibagi menjadi Index Properties Test, seperti Kadar Air, Berat Isi
Tanah, Berat Jenis Tanah, Analisis Saringan, Uji Hidrometer, Batas Cair,
Batas Plastis, dan Batas Susut, dan juga Engineering Properties Test,
seperti Tes Kuat Geser Langsung, Kuat Tekan Bebas, Tes Konsolidasi,
Pemadatan, dan CBR Laboratorium.
BAB 4 PENUTUP

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari seluruh percobaan yang
dilakukan serta saran.

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB 2
UJI LAPANGAN
2.1 LANDASAN TEORI
Penyelidikan tanah di lapangan (uji lapangan) adalah langkah pertama
dalam perancangan penggunaan tanah untuk konstruksi suatu bangunan
khususnya pondasi bangunan. Selain itu, penyelidikan tanah di lapangan juga
diperlukan dalam perancangan penggunaan tanah untuk konstruksi jalan dan
timbunan. Uji lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan sampel tanah
undisturbed (asli) dan tanah disturbed (terganggu) serta untuk mengetahui sifat
dan karakteristik tanah yang dilaksanakan langsung di lapangan atau tempat
pengujian. Penyelidikan tanah terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a. Pengeboran atau penggalian lubang uji
b. Pengambilan contoh tanah (sampling)
c. Pengujian contoh tanah yang dapat dilakukan di laboratorium atau di
lapangan.
Penyelidikan tanah di lapangan (uji lapangan) dibutuhkan untuk data
perancangan bangunan gedung, pondasi bangunan, dinding penahan tanah, dan
lain sebagainya. Uji lapangan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sifat dan
karakteristik tanah dalam perancangan bangunan dan jembatan, antara lain:
a. Sondir (Dutch Cone Penetrometer)
b. Bor Tangan (Hand Bor)
c. Sand Cone (Sand Cone Test)
Sedangkan untuk mendapatkan sifat dan karakteristik tanah yang
digunakan untuk perancangan sebuah jalan dan timbunan juga dapat dilakukan
beberapa uji lapangan dengan metode yang berbeda. Setelah melakukan pengujian
terhadap suatu jenis tanah, akan didapatkan data sifat-sifat teknis tanah dipelajari,
8

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

kemudian data tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam


menganalisa kapasitas dukung jalan dan penurunan. Uji lapangan yang dapat

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

dilakukan untuk mendapatkan sifat dan karakteristik tanah dalam


perancangan jalan dan timbunan, antara lain:
a. Tes DCP (Dynamic Cone Penetrometer Test)
b. CBR Lapangan (Field CBR)
c. Sand Cone (Sand Cone Test)
Tuntutan ketelitian penyelidikan tanah tergantung dari besarnya beban
bangunan, tingkat keamanan yang diinginkan, kondisi lapisan tanah, dan biaya
yang tersedia untuk penyelidikan. Oleh karena itu, untuk bangunan atau
infrastruktur sederhana atau ringan, kadang-kadang tidak dibutuhkan penyelidikan
tanah, karena kondisi tanahnya dapat diketahui berdasarkan pengalaman setempat.

10

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2 DUTCH CONE PENETROMETER TEST/ UJI SONDIR


2.2.1 Tujuan Percobaan
Uji sondir (Dutch Cone Penetrometer) yang dilakukan memiliki beberapa
tujuan, tujuannya adalah:

1.
2.

Mengetahui kedalaman tanah keras dengan qc = 150 kg/cm2.


Mengetahui perlawanan tanah terhadap tekanan ujung konus (hambatan
pelekat), serta perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus.

2.2.2

Teori Dasar
Sondir adalah sebuah alat yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut

60 dan dengan luasan ujung 1,54 in2 (10 cm2). Alat ini digunakan dengan cara
ditekan ke dalam tanah terus menerus dengan kecepatan tetap 20 mm/detik,
sementara itu besarnya perlawanan tanah terhadap kerucut penetrasi (q) juga terus
menerus diukur. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil
atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah
telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan
gesekan selimutnya. Terdapat hubungan kuat dukung tanah dengan nilai tahanan
konus, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Tanah yang sangat lunak memiliki nilai qc < 5 kg/cm2.


Tanah lunak memiliki nilai 5-10 kg/cm2.
Tanah teguh memiliki nilai qc 10-20 kg/cm2.
Tanah kenyal memiliki nilai qc 20-40 kg/cm2.
Tanah sangat kenyal memiliki nilai qc 40-80 kg/cm2.
Tanah keras memiliki nilai qc 80-150 kg/cm2.
Tanah tanah keras memiliki nilai qc > 150 kg/cm2.

11

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2.3

Peralatan
Adapun peralatan-peralatan yang digunakan dalam Uji Sondir (Dutch

Cone Penetrometer) adalah:


1.
Mesin sondir
2.
Stang sondir
3.
Mantle cone
4.
Friction cone
5.
Jangka spiral
6.
Ambang penekan
7.
Peralatan panjang
8.
Kunci inggris

12

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

(a)

(d)

(b)

(c)

(e)

(f)

(g)
Gambar 2.1 Alat Percobaan Dutch Cone Penetrometer/ Uji Sondir
Keterangan:
(a) Mesin Sondir
(b) Stang Sondir
(c) Cangkul

(e) Jangka Spiral


(f) Kunci Inggris
(g) Ambang penekan
13

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

(d) T-Stuck Pemutar


2.2.4

Prosedur Percobaan

A. Persiapan Alat
Adapun persiapan yang harus dilakukan dalam uji sondir (Dutch Cone
Penetrometer) adalah:
1. Membuka baut penutup lubang pengisian oli dan buka kran manometer, lalu
pasang kunci piston pada ujung piston.
2. Menekan berkali-kali kunci piston ke atas sampai oli keluar semua.
3. Setelah oli yang lama habis, tetap terbuka. Isilah oli dari lubang pengisian
sampai penuh, gerakkan kunci piston naik turun secara perlahan untuk
menghilangkan gelembung udara. Setelah tidak ada gelembung udara, tutup
kembali lubang pengisian tadi.
4. Menutup salah satu kran manometer, tekan kunci piston pada alas rangka,
perhatikan kenaikan jarum manometer,

hentikan penekanan dan tahan

(kunci) stang pemutar apabila jarum akan mencapai 25% ke maksimal


manometer. Bila terjadi penurunan pada jarum manometer

berarti ada

kebocoran antara lain pada sambungan-sambungan napel, baut penutup oli


atau pada seal piston. Lakukan hal yang sama untuk manometer yang
lainnya.
5. Memasang friction cone, mantle cone pada drad stang sondir berikut stang
dalamnya. Tempatkan stang sondir tersebut pada lubang pemusat pada
rangka sondir tepat dibawah bawah ruang oli. Pasang kop penekan.
6. Mendorong traker, pada posisi lubang terpotong lalu putarlah engkol
pemutar sampai menyentuh ujung atas stang sondir. Pengukuran siap
dilakukan.
7. Tiang sondir diberi tanda tiap 20 cm dengan spidol, gunanya untuk
mengetahui saat dilakukan pembacaan manometer.
8. Engkol pemutar kembali diputar sehingga patent friction cone mantle
masuk kedalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm (lihat tanda spidol),
engkol pemutar diputar sedikit dengan arah berlawanan, traker

ditarik

kedepan dalam posisi lubang bulat.


9. Membuka kran yang menuju manometer 60 kg/cm2.
14

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

B. Prosedur Percobaan
Pada uji sondir (Dutch Cone Penetrometer), prosedur percobaan yang
harus dilakukan adalah:
1. Membersihkan lokasi pekerjaan lalu pasanglah dua atau empat jangka
spiral sesuia dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok pada
kaki sondir.
2. Menjepit rangka sondir dengan ambang pada jangka tersebut, lalu atur
posisi sondir agar tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang
samping lalu gunakan waterpass untuk mengontrol.
3. Engkol pemutar diputar kembali sehingga stang dalam tertekan kedalam
tanah dengan kecepatan 2 cm/detik. Stang dalam akan menekan piston
lalu akan menekan oli didalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca
pada manometer. Mantle cone hanya akan mengukur tahanan ujung
konus (qc) sedangkan friction cone akan mengukur tahanan ujung konus
dan gesekan dinding terhadap tanah.
4. Menekan stang, catat angka penunjukkan pertama

pada jarum

manometer teruskan penekan sampai jarum manometer bergerak yang


kedua kalinya.
5. Lakukan penekan dengan hati-hati dan amati selalu jarum manometer.
Bila diperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas manometer, tutup kran
manometer
dibuka.

tersebut dan kran manometer

Stang

sondir

jangan

menyentuh

yang berkapasitas besar


piston

karena

dapat

menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis dan merusak manometer.


6. Memutar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu posisi traker
dipindahkan kembali menjadi posisi lubang terpotong. Lakukan
penekanan kembali sejarak 20 cm berikutnya dan ulang prosedur 12
sampai 14.
7. Setelah mencapai kedalaman 1 meter, stang sondir perlu ditambah.
Caranya terlebih dahulu naikkan piston penekanan supaya stang sondir
dapat disambung. Gunakan kunci pipa untuk mengencangkannya. Ulangi
prosedur 8 sampai 15.

15

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

8. Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari
150 kg/cm2 penyelidikan dihentikan).
9. Stang sondir yang sudah ditanam dapat dicabut kembali dengan cara
sebagai berikut:
b.
c.
d.
e.

Putar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.


Tarik traker pada posisi lubang terpotong.
Dorong traker pada posisi lubang terpotong.
Putar engkol pemutar sehingga stang sondir terangkat sampai

stang sondir berikutnya terlihat.


f. Tahan stang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian
dibawahnya tidak jatuh.
g. Lepaskan stang sondir bawah dengan kunci pipa yang lainnya.
h. Ulangi prosedur ini untuk stang sondir berikutnya.
C. Perawatan
Pada uji sondir, perawatan yang harus dilakukan setelah selesai
praktikum adalah:
1. Stang sondir telah dipakai harus segera dibersihkan dari kotoran/ tanah
melekat. Setelah bersih lumuri dengan oli secukupnya agar tidak berkarat
2. Patent konus/ bikonus yang telah dipakai juga harus dibersihkan. Setelah
dibersihkan coba digerak-gerakkan, apakah terjadi kemacetan. Kalau
terjadi kemacetan, buka rangkaian alat ini dan rendam dalam minyak
tanah lalu disikat dengan hati-hati. Lumuri dengan oli yang masih baru
kemudian dirangkaikan lagi sehingga gerakkannya tidak ada yang
terhambat.
3. Menambahkan stempet pada gigi pengerak mesin sondir bagian atas bila
sudah kering.
4. Melumasi seluruh bagian yang bergerak/ bergesekan secara berskala.
5. Bila terjadi kebocoran pada oli, buka ruang oli dan periksa oil seal
didalamnya. Bila oil seal tersebut sobek, ganti dengan yang baru.

16

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

17

Kelompok 4

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma

Gambar 2.2 Bagian-Bagian Mesin Sondir


Sumber: Modul Praktikum Mekanika Tanah 2014

Keterangan Gambar 2.2:


1. Gigi penekan
2. Gigi cepat
3. Gigi lambat
4. Tiang pelurus
5. Rantai
6. Setelan rantai
7. Engkol pemutar
8. Ruang oli
9. Kunci tiang
10. Traker
11. Manometer
12. Ruang oli
13. Stang sondir

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

Kunci tiang
Kaki sondir
Jangkar spiral
Stang dalam
Patent konus
Lubang pengisian oli
Platon
Oil seal
Ring penahan seal
Mur penahan seal
Kunci piston
Kop penarik
Bikonus

Gambar 2.3 Stang Sondir


Sumber: Modul Praktikum Mekanika Tanah 2014

Keterangan Gambar 2.3:


Posisi A

Stang sondir menekan bikonus sampai kedalaman tertentu, stang dalam (plunger)
belum ditekan (belum ada pengukuran).
Posisi B
Stang dalam ditekan masuk sedalam 4 cm, ujung bikonus menembus lapisan
tanah. Tahanan konus diukur oleh manometer dengan perantaraan stang dalam.
Posisi C
Stang dalam ditekan terus, ujung bikonus dan dinding gesek bergerak bersamasama menembus lapisan tanah. Jumlah tahanan konus dan hambatan pelekat
diukur oleh manometer dengan perantaraan stang dalam.
Posisi D
Stang sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan dinding gesek bergabung lagi.
Bikonus siap melakukan penetrasi untuk pengukuran pada kedalaman selanjutnya.
2.2.5

Hasil Pemeriksaan
Lokasi uji sondir ini Lapangan Parkir Kampus G, Universitas

Gunadarma, Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Pemeriksaan di


lapangan dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul. Adapun
dalam pelaksanaan uji sondir, spesifikasi alat sondir menggunakan dimensi
bikonus berikut:

a.
b.
c.

Diameter ujung bikonus (Dc) = 3,56 cm


Diameter selimut geser (Dg)
= 3,56 cm
Tinggi selimut geser (hg)
= 13,3 cm
Hasil Uji Sondir ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Grafik 2.1 dan 2.3.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis,
`

Depok

Lampiran Surat/Surat
No.
Pekerjaan

Dikerjakan

Diperiksa
Tanggal Pemeriksaan

:
:

Kelompok
4

Tabel 2.1 Hasil Uji Sondir


Kedalaman

Qc
2

(cm)

(kg/cm )

0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
220,00
240,00
260,00
280,00
300,00

0,00
7,00
22,00
25,50
25,00
23,00
22,50
22,50
22,50
22,00
22,00
19,00
22,50
22,50
22,50
22,50

Jumlah

Perlawanan

Hambatan

Perlawanan

Gesek

Pelekat

(kg/cm2)
0,00
8,00
40,00
30,00
27,00
24,00
24,00
24,00
23,00
23,00
23,00
29,00
23,00
23,00
23,00
23,00

(kg/cm2)
0,00
1,00
18,00
4,50
2,00
1,00
1,50
1,50
0,50
1,00
1,00
10,00
0,50
0,50
0,50
0,50

(kg/cm)
0,00
1,34
24,09
6,02
2,68
1,34
2,01
2,01
0,67
1,34
1,34
13,38
0,67
0,67
0,67
0,67

JHP

Hambatan

(kg/cm)

(kg/cm2)

0,00
1,34
25,43
31,45
34,13
35,47
37,47
39,48
40,15
41,49
42,83
56,21
56,88
57,55
58,22
58,89

0,00
0,07
1,20
0,30
0,13
0,07
0,10
0,10
0,03
0,07
0,07
0,67
0,03
0,03
0,03
0,03

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis,
`
Lampiran Surat/Surat
No.
Pekerjaan

Depok

Dikerjakan

Diperiksa

Kelompok
4

Tanggal Pemeriksaan

350
300
250
200

Kedalaman (cm)

150
100
50
0
0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000

Tahanan Konus qc

Linear (Tahanan Konus qc)

Grafik 2.1 Hubungan qc dengan Kedalaman (Komputerisasi)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis,
`

Depok

Lampiran Surat/Surat
No.
Pekerjaan

Dikerjakan

Diperiksa
Tanggal Pemeriksaan

:
:

Grafik 2.2 Hubungan qc dengan Kedalaman (Manual)

Kelompok
4

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis,
`

Depok

Lampiran surat/surat
no.
Pekerjaan
Evaluasi Muka Tanah
Evaluasi Muka Air

Dikerjakan

:
:
:

Diperiksa
:
Tanggal Pemeriksaan :

0.000
0.000

50.000

: Kelompok 4

100.000

150.000

200.000

100.000
200.000
300.000

Kedalaman (cm) 400.000


500.000
600.000
700.000
800.000

Jumlah Hambatan Pelekat, JHP (kg/cm)


Grafik 2.3 Hubungan JHP dengan Kedalaman (Komputerisasi)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kampus G, Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Cimanggis,

Depok
Lampiran surat/surat
no.
Pekerjaan
Evaluasi Muka Tanah
Evaluasi Muka Air

Dikerjakan

: Kelompok 4

:
:
:

Diperiksa
:
Tanggal Pemeriksaan :

Grafik 2.4 Hubungan JHP dengan Kedalaman (Manual)

2.2.6

Perhitungan
Adapun perhitungan dan analisis hasil dari uji sondir (Dutch

Penetrometer Test) ini adalah:


Perhitungan
1.

Dimensi alat bikonus:


a.

Diameter ujung bikonus (Dc)

= 3,56 cm

b.

Diameter selimut geser

(Dg)

= 3,56 cm

c.

Tinggi selimut geser

(hg)

= 13,30 cm

(qc)

= 22,50 kg/cm2

(Kolom 2)

(JH)

2.

Hasil pengukuran:
a.

Tekanan konus

b.

Jumlah perlawanan/ hambatan


kg/cm2 (Kolom 3)

23,00

3.

Luas potongan melintang bikonus (Ac) = .Dc2


= 9,949 cm2
Gaya geser yang bekerja

(P)

= Ac . (JH qc)
= Ac . (Kolom 3 Kolom 2)
= Ac . (Kolom 4)

4.

5.

Luas selimut geser

Hambatan pelekat

(Ag)

(HP)

= . Dg . hg

= 20

p
Ag

5 . Dc . (JH qc)
hg

Faktor pembacaan (pembacaan tiap penurunan 20 cm)


Untuk harga

Maka,
6.

Jumlah hambatan pelekat

Dc

= Dg = D

Hg

= 13,300 cm

HP

5 . D . (JH qc)
13,300

(JHP) = HP

P
Ag
7.

Hambatan setempat

(HS)

Ac
.(JH qc)
Ag

Dc.( JH qc)
4.hg
=
Untuk harga

Maka,

Dc

= Dg = D

hg

= 13,300 cm

HS

D
.(JH qc)
53,200

8.

Kedalaman

= 300,00 cm

9.

Perlawanan gesek

= (JH qc)

(Kolom 7)

= (23,00 22,50) kg/cm2


= 0,50 kg/cm2

5. Dc . (JH qc)
hg
10.

Hambatan pelekat

5,00 3,56 (0, 50)


13,300

= 0,67 kg/cm
11.

12.

Hambatan pelekat

Hambatan

= 58,89 kg/cm

Dc . (JH qc)
4 . hg

3,56 (0,50)
4,00 13,30

= 0,03 kg/cm

2.2.7

Kesimpulan dan Analisa Hasil


Pada kedalaman 300 cm tekanan konus maksimum yang didapatkan

adalah 22,50 kg/cm2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti tidak
sampai pada tanah keras karena nilai tekanan konus untuk mencapai tanah keras
disyaratkan 80-150 kg/cm2. Berdasarkan sumber yang didapatkan dari Braja M.
Das, didapatkan klasifikasi pada sampel yang diuji. Sampel tanah yang diteliti
merupakan tanah jenis kenyal karena berada pada range antara 20-40 kg/cm2.
Saat melakukan uji sondir pada 4 kedalaman terakhir didapatkan nilai
tekanan konus yang sama. Hal ini menunjukkan sudah tidak ada lagi perlawanan
tanah yang terjadi. Manometer selalu menunjukkan nilai yang sama pada 4
kedalaman terakhir dapat dikarenakan karena dua faktor, antara lain:
a. Tanah sudah tidak memiliki perlawanan terhadap ujung bikonus.
b. Terdapat kebocoran oli pada alat sondir sehingga dial pada manometer tidak
terangkat.
c. Titik yang diuji merupakan tanah urugan/ timbunan, sehingga terdapat
material lain selain tanah yang ada pada lapisan di bawah tanah yang menjadi
titik pengujian.

Anda mungkin juga menyukai