Anda di halaman 1dari 42

Geometri Analit

I. SISTEM KOORDINAT

1.

Letak Titik pada Garis (R1)


Letak sebuah titik pada suatu garis lurus ditentukan oleh jarak titik tersebut terhadap
sebuah titik yang disebut sebagai titik nol atau titik asal/origin yang diberi notasi O dan
keberadaan titik di sebelah kiri atau sebelah kanan titik O. Dengan kata lain garis lurus
tersebut dipandang sebagai garis bilangan. Sebuah titik dinyatakan dengan koordinat,
misalkan titik A(3) berarti titik A terletak 3 satuan disebelah kanan titik O dan titik B(-4)
berarti titik B terletak 4 satuan di sebelah kiri titik O, seperti direpresentasikan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Letak Titik pada Garis Lurus

Dimisalkan dua buah titik A(x1) dan B(x2), maka jarak titik A ke B adalah | x2- x1|. Pada
Gambar 2 (a) x1< x2 dimana titik A(-2) dan B(3), maka jarak AB = |3-(-2)| = 5, dan pada
Gambar 2 (b) x1> x2 dimana titik A(3) dan B(-4), maka jarak AB = |-4-3| = 7.

Gambar 2. Jarak Dua Titik pada Garis

2.

Letak Titik pada Bidang (R2)


Untuk

menentukan letak titik pada bidang datar (R2), digunakan sistem koordinat,

diantaranya Sistem Koordinat Kartesius, yang terdiri dari dua buah garis bilangan yang
saling berpotongan. Garis mendatar disebut sumbu-X dan garis vertikal disebut sumbu-Y.
Kedua sumbu berpotongan di sebuah titik yang disebut sebagai titik asal atau titik origin
yang biasanya dinotasikan dengan O. Sistem Koordinat Kartesius dengan sumbu-sumbu
LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

Geometri Analit
yang saling tegak lurus direpresentasikan pada Gambar 3. Kedua sumbu koordinat ini
membentuk bidang koordinat XOY dan membagi bidang koordinat tersebut atas 4 bagian
yang masing-masing disebut kuadran. Kuadran I dibatasi oleh sumbu-X positif dan
sumbu-Y positif; kuadran II dibatasi oleh sumbu-X negatif dan sumbu-Y positif; kuadran
III dibatasi oleh sumbu-X negatif dan sumbu-Y negatif; kuadran IV dibatasi oleh sumbu-X
positif dan sumbu-Y negatif.
Letak

titik

dinyatakan

pada

bidang

dengan

koordinat

koordinat

dinotasikan sebagai (x,y).

yang

Misalkan

titik A(x,y), x merupakan koordinat pada


sumbu-X

dan

disebut

absis

atau

koordinat-x, y merupakan koordinat


pada sumbu-Y disebut ordinat atau
koordinat-y.

Titik

mempunyai

koordinat (0,0).
Pada Gambar 3. terlihat beberapa contoh
koordinat titik yaitu A(4,3) di kuadran I,
B(-3,2) di kuadran II, C(-2,-2) di
Gambar 3. Bidang Koordinat Kartesius

kuadran III dan D(2,-1) di kuadran IV.

Jarak antara dua buah titik pada bidang koordinat adalah panjang segmen garis yang
terbentuk oleh kedua titik tersebut. Misalkan diketahui titik P(x1,y1) dan Q(x2,y2), maka
jarak titik P ke Q adalah panjang segmen garis PQ yang dapat ditentukan berdasarkan
teorema Pythagoras.

PQ= ( PQ' ) + ( Q Q' )

PQ= ( x 2x 1 ) + ( y 2 y 1 )
2

Jika T(xT,yT) adalah titik tengah PQ,


maka :
xT=

x 1+ x 2
2

dan

yT =

y 1+ y 2
2

Jika titik R(xR,yR) terletak pada PQ


sehingga PR : RQ = m : n, maka
Gambar 4. Jarak Dua Titik

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

koordinat R adalah :

Geometri Analit
xR=
yR =
Jika

m
=
n

, maka koordinat R menjadi

xR =

mx 2+ nx 1
m+n

dan

my 2+ny 1
m+n

x 1+ x 2
1+

y 1+ y 2
dan y R =
1+

Contoh:
Diketahui titik A(-3,1) dan B(5,7), maka panjang AB =

( 5(3)) +( 71 )
2

= 10. Jika

P terletak ditengah-tengan AB, maka koordinat P yaitu xP=(-3+5)/2=1, yP=(1+7)/2=4 atau


P(1,4). Jika titik R terletak pada segmen garis AB sedemikian sehingga AR:RB=2:3, maka
koordinat R adalah xR=(2.5+3.-3)/(2+3)=1/5, yP=(2.7+3.1)/(2+3)=32/5 atau R(1/5, 32/5).

3.

Letak Titik pada Bidang (R3)


Letak titik pada ruang (R3) ditentukan berdasarkan jarak titik tersebut pada 3 bidang
koordinat yang saling berpotongan di satu titik, yaitu titik asal O. Masing-masing bidang
koordinat terbentuk dari 2 garis bilangan atau sumbu koordinat. Terdapat 3 buah sumbu
koordinat yaitu sumbu-X, sumbu-Y dan sumbu-Z. Dalam hal ini sistem koordinat ruang
yang digunakan adalah sistem koordinat dengan ketiga sumbu koordinatnya saling
berpotongan tegak lurus di titik O atau bidang-bidang koordinatnya juga saling tegak lurus
satu dengan lainnya. Sistem koordinat ruang direpresentasikan pada Gambar 5. Tiga
bidang koordinatnya adalah bidang XOY, terbentuk dari sumbu-X dan sumbu-Y, bidang
XOZ terbentuk dari sumbu-X dan sumbu-Z serta bidangYOZ terbentuk dari sumbu-Y dan
sumbu-Z. Bidang-bidang koordinat ini membagi ruang atas 8 buah kuadran.

Gambar 5. Sistem Koordinat Ruang


LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

Gambar 6. Koordinat Titik dalam Ruang

Geometri Analit

Pada Gambar 6. letak titik A dinyatakan dengan koordinat (x,y,z). Proyeksikan titik A ke
bidang-bidang koordinat.
Titik A1 adalah proyeksi titik A ke YOZ,
AA1 = x, titik A2 adalah proyeksi titik A
ke XOZ, AA2 = y, dan titik A3 adalah
proyeksi titik A ke XOY, AA3 = z.
Koordinat A(x,y,z) , x disebut absis titik
A, y disebut ordinat titik A dan z disebut
aplikat titik A. Pada Gambar 7. terdapat
contoh koordinat beberapa titik dalam
ruang, yaitu A(3,3,2), B(-3,-2,2) dan C(2,2,-2).

Gambar 7. Contoh Koordinat Titik dalam


Ruang

Diketahui 2 buah titik A(x1,y1,z1) dan B(x2,y2,z2), maka jarak dari titik A ke B adalah
panjang segmen garis AB.
Perhatikan Gambar 8. ABB siku-siku
di B. AB proyeksi AB dan AB=AB.
ACB siku-siku, maka
(AB)2 = (AC)2 + (BC)2
Pada ABB berlakulah :
(AB)2 = (AB)2 + (BB)2
(AB)2 = (AC)2 + (BC)2 + (BB)2
(AB)2 = (x2-x1)2 + (y2-y1)2 + (z2-z1)2

G
ambar 8. Jarak dua Titik

Jadi jarak dari A ke B adalah :


AB= ( x 2x 1 ) + ( y 2 y 1 ) +(z 2z 1)2
2

Jika titik P(xP,yP,zP) terletak pada garis AB sehingga AP:PB = m: n, maka koordinat titik P
adalah :

x P=

mx 2+nx 1
my 2+ ny 1
mz 2+nz 1
, yP=
, z P=
m+n
m+ n
m+n

Contoh :

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

Geometri Analit
Diketahui

titik

A(-3,2,5)

( 1(3)) +(32 ) +( 25)


2

dan
=

B(1,-3,2)

maka

panjang

AB

5 2 . Jika P terletak ditengah-tengan AB, maka

koordinat P yaitu xP=(-3+1)/2=-1, yP=(2-3)/2=-, zP=(5-2)/2=1 atau P(-1, -, 1). Jika


titik R terletak pada segmen garis AB sedemikian sehingga AR:RB=2:3, maka koordinat R
adalah xR=(2.1+3.-3)/(2+3)= -12/5, yP=(2.-3+3.2)/(2+3)=0, zP=(2.2+3.5)/(2+3) = 34/5 atau
R(-12/5, 0, 34/5).
4.

Transformasi Koordinat
4.1

Translasi sumbu koordinat


Translasi sumbu koordinat merupakan penggeseran sumbu-sumbu koordinat (bidang
koordinat) dengan besar dan arak tertentu. Dimisalkan terdapat titik P(x,y) dan
O(,) pada bidang koordinat XOY.

Perhatikan Gambar 9. sumbu-sumbu


koordinat ditranslasikan sedemikian
sehingga titik O(0,0) berimpit dengan
titik O(,). Jadi sumbu-X berpindah
menjadi sumbu-X dan sumbu-Y
menjadi sumbu-Y, dan terbentuk
bidang koordinat yang baru (hasil
translasi) yaitu XOY. Misalkan
titik P(x,y) pada bidang koordinat
XOY
Gambar 9. Translasi Sumbu Koordinat

diberi

nama

menjadi

P(x,y), maka koordinat P adalah :


x = x dan y = y

Contoh :
Titik P(6,8) pada sistem XOY.

Jika O digeser menjadi O(2,1), maka koordinat P pada sistem koordinat yang
baru adalah

x = x = 6 -2 = 4
y = y = 8 -1 = 7

jadi : P(4,7)

Jika O digeser menjadi O`(-3,-5), maka koordinat P pada sistem koordinat yang
baru adalah : x = 6 (-3) = 9

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

Geometri Analit
y = 8 (-5) = 13
jadi : P(9,13)
4.2

Rotasi sumbu koordinat


Rotasi sumbu koordinat adalah pemutaran sumbu-sumbu koordinat pada titik asal O
dengan sudut putar sebesar . Andaikan P(x,y) adalah sembarang titik pada bidang
koordinat XOY. Setelah sumbu-sumbu koordinat dirotasi terhadap O dan sudut putar
sebesar , maka koordinat P terhadap sumb-sumbu koordinat yang baru adalah x dan
y. Perhatikan Gambar 10, akan ditentukan x dan y dalam kaitannya dengan x , y
dan .
x = OQ = OR QR
x = OR cos PR sin
x = xcos ysin
y = QP = QQ + QP = RR + QP
y = OR sin + PR cos
y = xsin + ycos
Contoh : Koordinat P(3,5) pada
bidang koordinat hasil perputaran
Gambar 10. Rotasi Sumbu Koordinat

sumbu-sumbu koordinat terhadap O


sebesar =450, adalah :

x = xcos ysin

y = xsin + ycos

3 = xcos 450 ysin 450

5 = xsin 450 + ycos 450

3= 2 x - 2 y (1)

5= 2 x + 2 y (2)

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh (x,y) = (42, 2). Jadi titik P pada bidang
koordinat yang baru mempunyai koordinat P(42, 2).

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

Geometri Analit
II. GARIS LURUS
1.

Garis Lurus
Sebuah garis lurus dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan yang menyatakan hubungan
tetap antara koordinat-koordinat semua titik yang terletak pada garis tersebut. Hubungan
tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi linear, dimana y sebagai peubah tak bebas dan x
sebagai peubah bebas. Dengan kata lain bahwa setiap koordinat titik pada garis tersebut
harus memenuhi persamaan garisnya.
Persamaan garis dapat dinyatakan dalam bentuk

L2
P2
P1
garis kuasa
C
L2
B
M
L1
A
P1
P2
Garis kuasa
g2
Y
L1
L3
L2
Gambar 6. S
g3
g1
Garis kuasa
k
O

eksplisit, yaitu : y = mx + n

implisit, yaitu : Ax + By +
C=0

Persamaan garis bentuk eksplisit


dapat diubah ke bentuk implisit
dan

sebaliknya,

dengan

memperhatikan hubungan :

P(x1,y1)
X
O

1.1

Koefisien arah

Setiap bagian dari garis mempunyai arah yang tetap, sehingga membentuk sudut terhadap
sumbu-x.

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

Geometri Analit
Misalkan garis

l : y = mx + n membentuk sudut dengan sumbu-x positif. m disebut

koefisien arah atau gradient dari garis l, dimana


m = tg
diukur dari sumbu-x positif berlawanan dengan arah jarum jam ke garis l
(0o<=<180o)
Jika titik P(x1,y1) dan Q(x2,y2) terletak pada garis l maka koefisien arahnya :

1.2

Persamaan garis melalui O(0,0)


Y

Ambil sembarang titik P(x,y) pada l


Gambar 6.

Maka :
P(x,y)

y = mx

Adalah persamaan garis lurus melalui


O dengan koefisien arah m
X

1.3

Persamaan garis melalui (0,n) dan koefisien arah m


Translasikan sumbu koordinat XOY hingga titik O(0,0) berimpit dengan O`(0,n), maka
persamaan garis melalui O pada sistem koordinat yang baru adalah :

sedang
Diperoleh

. Substitusikan

pada

Jadi y = mx + n adalah persamaan garis yang melalui (memotong sumbu-y di ) titik


(0,n) dan memotong sumbu-x di (n/m,0)

1.4

Persamaan garis melalui (

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

) dan koefisien arah m

Geometri Analit
y

O= P(x1,y1)

x
x

O
Gambar 7.

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

Translasikan sumbu koordinat XOY hingga titik O(0,0)


berimpit dengan titik P(x1,y1) . Titik P atau O sebagai
titik asal dari sistem koordinat yang baru.
Persamaan garis yang melalui O (pada sistem koord.
baru) adalah
, sedang
disubstitusikan pada
, sehingga diperoleh persamaan
Ini merupakan persamaan garis yang melalui titik
(x1,y1) dan berkoefisien arah m

Geometri Analit
a.

Persamaan garis melalui (x1,y1) dan (x2,y2)


Persamaan garis melalui (x1,y1) dan berkoefisien arah
adalah :

Koefisien arah dari garis yang melalui (x1,y1) dan


(x2,y2) adalah :

Gambar 9

Jadi
O
Gambar 8

atau

Syarat (x1,y1) , (x2,y2) dan (x3,y3) terletak


segaris adalah :

2.

Sudut Antara Dua Garis

Buat garis
sehingga diperoleh

yang melalui O,

: sudut antara

dengan sumbu-x positif

: sudut antara

dengan sumbu-x positif

: sudut antara

dan

Koefisien arah
Koefisien arah
Karena

, maka

atau

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

10

Geometri Analit

3.

Titik-potong Dua Garis


Misalkan diketahui dua buah garis k dan l, akan ditentukan titik potong kedua garis
tersebut. Titik potong kedua garis k dan l berarti suatu titik yang terletak pada garis k dan
sekalugus terletak pada garis l atau dengan kata lain merupakan titik persekutuan antara
garis k dan l atau himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dari persamaan
garis k dan l
k : ax + by + c = 0
l : px + qy + r = 0

Contoh :

ax + by = - c
px + qy = - r

2x + y 4 = 0
x + 3y + 5 = 0

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

11

Geometri Analit
4.

Bentuk lain Persamaan garis

4.1

Persamaan Normal Hesse


Persamaan garis yang melalui A(a,0) dan B(0,b) adalah :
B(0,b)

b
t
A(a,0)
a

Gambar 10

Jika t adalah jarak garis AB ke O , maka

Adalah persamaan garis dalam bentuk Normal Hesse


Bagaimanakah persamaan garis ax + by + c = 0 dalam bentuk normal ?

Tanda + atau dipilih dengan mengingat bahwa suku ke-3 harus negatif sebab t = -kc
dan

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

12

Geometri Analit
Contoh :
1)

Ubah persamaan berikut ke dalam bentuk Normal Hesse : 3x 4y + 7 = 0

2)

2x + 5y 6 = 0

4.2

Bentuk Parameter
Diketahui titik
pada garis l.
Ambil sembarang titik Q(x,y) pada .
Jika PQ = t , maka :

Y
Q(x,y)
t

sehingga

a
X
Gambar 11

L2
P2
P1
garis kuasa
C
L2
B
M
L1
Y
A
P1
P2
Garis kuasa
g2
L1
L3
L2
S
g3
t
g1
GarisOkuasa
k
O

Didapat Persamaan parameter garis l adalah :

5.

Jarak Titik ke Garis


Mencari jarak titik P(x1,y1) ke garis l. (d)
Buatlah garis l melalui P sejajar l, maka
t : jarak l ke O dan pers.

t + d ; jarak l ke O dan pers.


X
Gambar 12

Titik P terletak pada garis l , maka P(x1,y1)

memenuhi persamaan l
LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

13

Geometri Analit

adalah jarak dari titik P(x1,y1) ke garis l


Garis l dalam bentuk umum ax + by + c = 0, maka dalam bentuk normal adalah

Persamaan garis l :

Contoh :

6.

Dua Garis Lurus


Diketahui 2 garis lurus :

Jika
, maka ada satu harga (x,y) yang memenuhi kedua persamaan garis l1
dan l2. Dengan kata lain garis l1 dan l2 berpotongan di satu titik.
Jika
, kedua persamaan tidak mempunyai penyelesaian atau tidak ada
titik persekutuan, berarti garis l1 dan l2 sejajar
Jika

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

, maka kedua garis berimpit.

14

Geometri Analit
Jika

L2
L1
P

X
O

, disebut sebagai berkas garis

merupakan persamaan garis lurus yang


disebut : persamaan berkas garis atau
kipas garis dengan anggota utama l1 & l2 dan semua anggota berkas melalui
titik potong P

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

15

Geometri Analit
III. LINGKARAN
1.

Persamaan Lingkaran dengan Pusat O(0,0)


Y

Diketahui lingkaran berpusat di O dan berjari-jari R.


Untuk setiap titik P(x,y) pada lingkaran, maka menurut

P(x,y)

teorema Pythagoras berlakulah :

y
x

.
X

(2.1)

Persamaan 2.1 disebut sebagai persamaan lingkaran


berpusat di O(0,0) dan berjari-jari R

2.

Persamaan Lingkaran dengan Pusat (a,b)


Sebuah lingkaran berpusat di (a,b) dan berjari-jari R.

Untuk menentukan persamaan lingkar tersebut, maka

P(x,y)

dilakukan translasi koordinat dari O ke (a,b), dengan


absis dan ordinat pada sistem koordinat yang baru

(a,b)

adalah :
O

Pada sistem koordinat yang baru, persamaan lingkarannya adalah :

Persamaan lingkaran tersebut pada sistem XOY menjadi :


.

(2.2)

Jadi persamaan 2.2 merupakan persamaan lingkaran yang berpusat di (a,b) dann berjarijari R.
3.

Bentuk Umum Persamaan Lingkaran :


. (1)

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

16

Geometri Analit

. (2)
Dari (1) dan (2) maka :
A= -2a atau a = -A ; B = -2b atau b = -B
C= a2+ b2- R2 atau
sehingga
, adalah persamaan Lingkaran dengan Pusat (-A, -B)
dan berjari-jari
Contoh : Persamaan lingkaran :

Jadi lingkaran ini berpusat di P(3,-6) dan berjari-jari


4.

Persamaan Lingkaran Bentuk Parameter

Untuk setiap P(x,y) pada lingkaran yang berjari-jari R dan berpusat di M(a,b), berlakulah :
y

P(x,y)
R

Dimana dihitung dari arah sumbu-x positif mengelilingi


M sampai 3600 :
x = a + p dan y = b + q
maka :

M(a,b) p
O

adalah persamaan parameter lingkaran dengan


sebagai parameter
5.

Garis dan Lingkaran


Jika terdapat sebuah garis dan sebuah lingkaran, maka kedudukan garis terhadap lingkaran
dapat terjadi seperti kondisi berikut:
Garis memotong lingkaran di satu titik (menyinggung)
Garis memotong lingkaran di dua titik
Garis tidak memotong lingkaran
Misalkan garis g dan lingkaran L ;
dipotongkan, maka

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

17

Geometri Analit

sehingga :
Jika D < 0 , maka tidak ada nilai x yang memenuhi berarti garis g tidak
memotong lingkaran
Jika D > 0 , maka terdapat dua nilai x yang memenuhi persamaan berarti
garis g memotong lingkaran di 2 titik
Jika D = 0 , maka terdapat tepat satu nilai x yang memenuhi persamaan
berarti garis g memotong lingkaran di satu titik atau garis g
menyinggung lingkaran
6.

Garis Singgung pada Lingkaran


Untuk D = 0

Persamaan garis singgung yang berkoefisien arah a pada


lingkaran berpusat di O dan berjari-jari R.

Persamaan garis singgung lingkaran di


Diketahui lingkaran

dan titik

P(x1,y1)

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

18

Geometri Analit

adalah persamaan garis singgung pada lingkaran berpusat di O


berjari-jari R dan melalui
Contoh :
Persamaan garis singgung yang melalui (2,-3) pada x2 + y2 = 9, adalah :
x(2) + y(-3) = 9
2x 3y 9 = 0
Soal-soal :
1) Tentukan persamaan lingkaran yang melalui (1,3); (6,-2) dan (-3,-5). Tentukan pusat dan
jari-jarinya.
2) Tentukan persamaan lingkaran yang memotong sumbu x+ suatu segmen garis sepanjang 6
dan sumbu y+ suatu segmen garis sepanjang 8 dan juga melalui titik O.
3) Tentukan persamaan lingkaran yang melalui titik pangkal berjari-jari
garis x y = 1.
4) Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran
persamaan garis singgung yang // garis singgung tadi.
7.

dan pusatnya pada

dititik (-4,3) juga

Garis Kutub/Polar
Diketahui lingkaran yang berpusat di O dan berjari-jari R :
terletak pada lingkaran, titik P berada di luar lingkaran, maka

, titik Q dan R

P(

P(x1,y1) terletak pada PQ, maka


(1)
P(x1,y1) terletak pada PR , maka
(2)
g

Garis kutub/polar

k
LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

19

Geometri Analit
Perhatikan persamaan garis
1.

(3)

, maka

dapat diartikan bahwa koordinat Q(x2,y2) memenuhi persamaan garis 3)


Jadi titik Q terletak pada garis

2.

dapat diartikan bahwa koordinat R(x3,y3) memenuhi persamaan garis 3)

Jadi titik R terletak pada garis


Kesimpulan :
Garis
adalah garis yang dilalui oleh titik Q & R dan disebut sebagai
garis kutub / garis polar.
Persamaan garis kutub / polar :
8.

Kuasa
Q
A

(a,b)
B
B

Diketahui lingkaran yang berjari-jari R. Dari suatu titik


di luar lingkaran dapat
ditarik banyak sekali garis-garis yang memotong lingkaran, misal : di A dan A, B dan B
dan menyinggung lingkaran di R
Secara geometri dapat dibuktikan bahwa :
Hasil kali yang tetap ini (PQ2) disebut Kuasa titik P terhadap lingkaran
Jika P diluar lingkaran maka kuasanya positif.
Jika P pada lingkaran maka kuasanya = 0
Jika P didalam lingkaran maka kuasanya negative.
Bila lingkaran berpusat di M(a,b)
lingkaran, maka kuasanya P terhadap lingkaran L adalah

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

dan

di luar

20

Geometri Analit
9.

Garis Kuasa

(-M,-N)
L2

L2
P2
P1
garis kuasa
C
L2
B
M
L1
L2
A
P2
P1
P1
P2
garis kuasa
Garis kuasa
C
g2
L2
L1
B
L3
M
L2
L1
S
A
g3
P1
g1
P2
Garis kuasa
Garis kuasa
k
g2
O
L1
L3
L2
S
g3
g1
Garis kuasa
k
O

Garis sentral

(-A,-B)
L1

Diketahui dua buah lingkaran L1 dan L2 :

mempunyai kuasa yang sama terhadap L1 & L2.

Bila

kita jalankan , maka


Disebut persamaan garis kuasa terhadap dua buah lingkaran

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

21

Geometri Analit
Garis yang menghubungkan pusat dua lingkaran disebut garis sentral. Garis kuasa dan garis
sentral saling tegak lurus.

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

22

Geometri Analit
10.

Titik Kuasa
Diketahui 3 buah lingkaran yaitu :
L1 , L2 dan L3 , maka

11.

L2
P2
L2
L2
P1
P2
P2
garis kuasa
P1
P1
C
garis kuasa
garis kuasa
L2
C
C
Bentuk persamaan berkas garis
B
L2
L2L2
P2
M
L2
B L2
B
L1P2
M P2
MP1
A P1
L1 P1
L1garis kuasa
P1 garis kuasa
A garis kuasa A C
P2 C
P1 C
P1L2
Garis
L2 kuasa
P2 L2
P2B
g2 B
GarisBkuasa
Garis
L2M kuasa
L1M
g2 M
g2
P2L1
A
L3L1
L1 L1
L1
P1
P1
L2A
L3 A
L3
garis kuasa
S P1
L2 P1
L2
C P2
g3 P2
S P2
SL2Garis kuasa
g2 kuasa yangg1sama
S mempunyai
terhadap L1 , L2 dan L3.
Garis kuasa
g3Titik
g3
B
Garis kuasa
L1
Garis
kuasa
g2
g1Tititk
g1
Mtitik kuasa
g2 S disebut
k L1
GarisL1
kuasa
Garis
L1L3 kuasa
L2
L3 O
k Menggambar
kAGaris
Kuasa
L3
S
L2
O
O
P1
L2
g3
S
P2
S
g1dengan
g3
1. L1 g3
berpotongan
Garis
kuasa L2
Garis kuasa
g1
g2
g1
k
Garis kuasa
L1
Garis kuasa
L2
O
k
L3
L2
k
P2
Garis kuasanya adalah tali
O P2
L2
L2
O L2
P1
persekutuannya
P1
P2
L2
P2 S L2 garis kuasa
L2
g3
garis
kuasa
P1
P2L1
P1
P2 C
P2
g1
C
garis kuasa
P1
garis
kuasa
P1 L2
L2 Garis
P1
L2
C
garis kuasa
CP2 gariskuasa
B
kuasa
garis kuasa
L2 k
L2L2
B
C
L2
C M
P1
C
L2 P2B
OL1
M
L2
BP2
L2
garis
kuasa
L2
P2 P1M
L1
B
MP1
B A
C
B
garis kuasa
P1 garis
L1 kuasaA
M
L1
L2L2 M P1
M
C
garis
kuasa
CA
P1
L1
AB L2
L1 P2
L1
L2
C
L2
P2
P2
A
P1M P2
A Garis kuasa P1
A
B
L2
B
P1
Garis kuasa
P2
P1
P2L1 P1
P1 g2
P1
Mgaris
B MGaris kuasa
g2
P2
Garis
kuasa
L1
P2kuasa
A
P2
garis
kuasa
M L1g2
2.
L1 & L2 bersinggungan.
C GarisL3
L1
Garis kuasa
g2L1
kuasa
P1
Garis kuasa
C
A
L1
A
L2
L3
L1
g2
L1
g2 L2
P2B L2
g2
P1
A P1L3
L2
L1
L3
S
L1
Garis
kuasa
L1
B
P2
P1
P2L2
M L3 g3
S
L3
L2
g2L1 M
L3
Garis
kuasa
P2
Garis
kuasa
g3
S
L2
S L1 L1
L2 g1
L2
g2
Garis
kuasa
g2
A
g1
S
g3L3 A
Garis kuasa g3
S
S
g2 L1g1
P1 g3 k
Garis kuasa
g3
g1L1
L2
g3
P1
L3P2 kuasa
L1 L3Garis kuasa
k
g1
Garis
O
g1
S
g1
P2
L3 L2k
Garis
kuasa
O
Garis kuasa
k L2
Garis
kuasa
g3
Garis kuasa
Garis
kuasa
S g2O
L2 S
O
k
k
g1L1 g2
k
g3
S
g3
O GarisL1
O
O
g1L3 kuasa
g3 g1
k L2 L3
Garis
kuasa
g1 Garis kuasa
O
k S L2
Garis
k kuasa
S
k
O
g3 O
O
g1 g3
g1 kuasa
LIN-FSM-UKSW/GeometriGaris
Analit
k Garis kuasa
k
O
O

busur

23

Geometri Analit
Garis kuasanya adalah
singgung persekututannya

3.

garis

L1 & L2 tidak berpotongan

L3
P3
L2

Gunakan bantuan L3 yang memotong


L1 & L2. Gambar garis kuasa L1 & L3
dan L2 & L3 yaitu g1 dan g2 dimana
g1 & g2 berpotongan di S yang
merupakan titik kuasa sehingga garis
kuasa L1 & L2 dapat digambar
melalui S tegak lurus pada P1P2

L1
P2

P1

S
g1
g2

12.

Berkas Lingkaran
Berkas lingkaran dapat ditulis dalam bentuk

L1 & L2 disebut lingkaran dasar, 2 titik potongnya disebut titik-titik dasar


adalah suatu parameter, untuk setiap harga
terdapat sebuah lingkaran pada berkas
yang disebut anggota berkas. Setiap anggota berkas lingkaran selalu melalui titik-titik
dasar , sehingga berlaku :
1. Jika L1 & L2 berpotongan, maka semua anggota berkas berpotongan dititik
dasarnya. Anggota berkas terkecil adalah lingkaran yang panjang garis tengahnya
adalah jarak 2 titik dasar tersebut.

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

24

Geometri Analit

2. Jika L1 & L2 bersinggungan, maka titik dasarnya berimpit, yaitu titik singgung L1
& L2 . Jadi semua anggota berkas pasti juga melalui titik singgung tersebut.
Anggota berkas terkecil adalah sebuah lingkaran yang berjari-jari nol.

3. Jika L1 & L2 tidak berpotongan dan tidak bersinggungan, maka titik dasarnya tidak
nyata (imajiner), sehingga semua anggota berkas juga tidak berpotongan. Dalam
berkas akan terdapat 2 buah lingkaran nol.

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

25

Geometri Analit
IV.TEMPAT KEDUDUKAN
Dalam geometri analit tempat kedudukan mempunyai arti yang sangat penting. Metode ini
sangat sistematis yang penguraiannya disusun dari bawah ke atas, menuju ke penyelesaian
masalah.Permasalahan menentukan tempat kedudukan dapat dibagi menjadi 3 golongan :
1. Menjalankan Koordinat
o Ambil sembarang titik (x0,y0) , misalkan titik tersebut pada kedudukan.
o Diskripsikan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar titik berada pada tempat
kedudukan.
o Berdasarkan syarat yang ditentukan carilah hubungan antara x0 dan y0.
o Jalankan titik (x0,y0) yang memenuhi hubungan yang diperoleh pada langkah
sebelumnya, dengan menghilangkan penunjuknya (angka 0 pada x0) . Ini berarti
bahwa setiap titik yang memenuhi hubungan tersebut berada pada tempat kedudukan
atau tempat kedudukan yang dicari sudah diperoleh.
Contoh :
1)

Tentukan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap titik P(1,3) &
Q(2,1)
Misalkan titik R(x0,y0) terletak pada tempat kedudukan yang dicari, maka harus
dipenuhi syarat bahwa
Berdasarkan syarat tsb. Dicari hubungan antara x0 dan y0, sbb :

(x0,y0) dijalankan , akan diperoleh 2x 4y + 5=0 (adalah tempat kedudukan yang


dicari)
2) Diketahui titik P(-3,4) dan Q(3,-2). Tentukan tempat kedudukan titik yang jaraknya
terhadap P dan terhadap Q berbanding 2 : 1.
Misal :
R(x0,y0) sembarang titik pada tempat kedudukan yang dicari.
Syarat : PR : RQ = 2 : 1 atau PR = 2RQ

(x0,y0) dijalankan, maka


yang dicari, berbentuk

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

lingkaran

dengan

pusat

adalah tempat kedudukan


(5,4) dan berjari-jari :

26

Geometri Analit
2. Menggunakan Parameter
o Tentukan sebuah atau lebih parameter
o Diskripsikan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar titik berada pada tempat
kedudukan.
o Berdasarkan syarat yang ditentukan carilah hubungan antara x , y dan parameter
o Eliminasilah parameter tsb, diperlukan 2 persamaan jika ada 1 parameter atau
diperlukan 3 persamaan jika ada 2 parameter, dst.
o Didapatkan tempat kedudukan yang dicari.
Contoh :
Tentukanlah tempat kedudukan titik-titik sudut P sehingga sudut APB =
. Titik A & B
diketahui.
Penyelesaiaan :
Dalam soal diatas koordinat A & B tidak diketahui. Oleh karenannya sangat praktis jika AB
diambil sebagai sumbu-x dan sumbu AB adalah sumbu-y.
Misal : AB = 2a, jadi A(-a, 0) & B(a, 0)
(1). Persamaan garis

, m sebagai parameter

(2) Persamaaan garis


Parameter m dieliminasi :

Jadi
adalah tempat kedudukan yang dicari, yaitu berbentuk lingkaran dengan
pusat (0,0) dan berjari-jari 4 satuan.
3. Kombinasi 1 dan 2
Contoh :
1. Diketahui sebuah lingkaran
dan garis y = ax. Tentukan tempat
kedudukan tengah-tengah tali busur yang memotong lingkaran tersebut dan sejajar
dengan y = ax
Misal : persamaan garis yang sejajar y = ax adalah
( n = parameter )
Garis ini memotong

(talibusur) , sehingga

Misal :
adalah titik tengah
Absis T adalah akar-akar dari persamaan *)
dimana :
LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

27

Geometri Analit

Dari (1) dan (2)

(x0,y0) dijalankan, maka tempat kedudukan yang dicari adalah,

, berbentuk

garis lurus yang melalui (0,0) &


2. Diketahui lingkaran
dan titik P(a,b). Tentukan tempat kedudukan
tengah-tengah semua tali busur lingkaran yang melalui P.
Misalkan persamaan garis yang melalui P(a,b) :
Garis tersebur memotong lingkaran

(sebagai talibusur), maka didapat

Misal
tengah-tengah tali busur
Absis T adalah akar-akar persamaan (*)
. (1)

Dari (1) dan (2), diperoleh

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

28

Geometri Analit

.. (3)
Substitusikan (3) ke (2) :

dijalankan, maka tempat kedudukan yang dicari adalah, merupakan sebuah


lingkaran dengan pusat

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

dan jari-jari

29

Geometri Analit
V. PARABOLA

Definisi : Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik
dan sebuah garis tertentu. Titik tertentu itu disebut fokus
Garis tertentu itu disebut garis direktriks
Melukis Parabola :
Diketahui : garis g dan titik F
Lukis : parabola yang berfokus di F dan mempunyai direktriks g.
Penyelesaian :
1. Tarik FS tegak lurus g. (pandang garis FS dan perpanjangannya
sebagai sumbu-x)
2. Tentukan O(0,0) pada pertengahan FS
3. Lukis lingkaran yang berpusat di F dan berjari-jari d ( d sembarang ).

F 4. Tarik garis g // g pada jarak d dan memotong lingkaran di dua titik


5. Kedua titik potong tersebut adalah titik pada parabola (memenuhi
definisi parabola)
6. Ulangi langkah 3, 4 & 5, untuk panjang d yang berbeda, sehingga
diperoleh beberapa titik yang lain.
7. Hubungkan titik-titik tersebut maka akan terbentuk parabola yang
diinginkan
g
Persamaan Parabola :
1.

Misalkan

terletak pada parabola dan R pada garis direktriks, jarak antara fokus

F dan direktriks adalah p maka

dan

dan

sehingga :

Hubungan ini berlaku untuk setiap titik (x,y) yang terletak pada parabola. Dengan demikian
persamaan parabola adalah :
, dimana p adalah parameter parabola
Parabola ini mempunyai :
- puncak : O(0,0)

- sumbu simetri : sumbu-x (y = 0)

- direktriks

fokus

:F

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

30

Geometri Analit
2.

Dengan translasi sumbu koordinat dapat diperoleh persamaan parabola yang berpuncak
di (a,b) adalah :
, dimana p adalah parameter parabola
Parabola yang mempunyai :
- puncak : P(a,b)

- sumbu simetri : y = b

- focus

- direktriks

: F

Bukti :
T : O(0,0)

P(a,b)

Maka :

dan

pada

3.

pada X0Y :

persamaan :
puncak
:

O (0,0)

P (a,b)

focus

direktriks

Bentuk parameter :

Contoh :
1.
Tentukan persamaan parabola yang berpuncak di O(0,0), mempunyai sumbu
simetri sumbu-x dan melalui titik T (1,2).
Penyelesaian :
Misalkan persamaan parabola
terpenuhi 4 = 2.p.1 atau p = 2

. T(1,2) terletak pada parabola, maka

Jadi persamaan parabolanya :


2.

Tentukan

puncak,

fokus,

sumbu

simetri

dan

direktriks

dari

parabola

Penyelesaian :
Puncak
:
Sumbu simetri :
Direktriks
:

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

31

Geometri Analit
Garis Singgung Parabola
Persamaan parabola : y2 = 2px
Garis g : y = mx + n

. (1)
. (2)

Garis g dipotongkan pada parabola :

D < 0 , maka garis g tidak memotong parabola


D > 0 , maka garis g memotong parabola d 2 titik
D = 0 , maka garis g menyinggung parabola
D=0

adalah persamaan garis singgung yang bergradien m pada


parabola y2 = 2px

Bila persamaan parabolanya adalah


bergradien m adalah :

maka persamaan garis singgung yang

Persamaan garis singgung parabola di T(x1,y1)

Garis g menyinggung parabola


T(x1,y1).

T(x1,y1)

Persamaan garis g :

F
O
g

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

di titik

(y y1) = m(x x1)


y = m(x x1) + y1

32

Geometri Analit
Garis g dipotongkan pada parabola :

Garis g :
,
sehingga

T(x1,y1) terletak pada parabola maka

y1y - 2px1 = px px1


y1y = px - px1
adalah persamaan garis singgung parabola di T(x1,y1)

Bila persamaan parabola


T(x1,y1) adalah

, maka persamaan garis singgung parabola di

Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung di titik A(2 , 9) pada parabola y2 = 36x
Penyelesaian :

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

33

Geometri Analit
Garis Polar
g1
y

Dari P(x1,y1) di luar parabola dapat ditarik dua buah


garis (g1 dan g2) yang menyinggung parabola di titik
A (x2,y2) dan B (x3,y3)

A(x2,y2)

AB disebut garis polar


Titik P disebut titik polar

P(x1,y1)
x

Persamaan garis polar tersebut :

B(x3,y3)

g2

Bukti :
Persamaan garis singgung di A(x2,y2), g1 : yy2 = p (x + x2)
Persamaan garis singgung di B(x3,y3), g2 : yy3 = p(x + x3)
P(x1,y1) terletak pada g1
y1y2 = p (x1 + x2)
P(x1,y1) terletak pada g2
y1y3 = p (x1 + x3)
Ternyata titik A dan B memenuhi persamaan garis
y1y = p (x + x1)
Jadi persamaan garis yang melalui A dan B (garis polar) adalah yy1 = p(x + x1)

y
T

S Q

Jika g adalah garis singgung parabola di titik P dan


g memotong sumbu-x di R , maka
PQ tegak lurus PR,
PQ disebut garis
normal
PS tegak lurus sumbu-x, RS disebut
subtangen dan SQ disebut subnormal

Sifat garis singgung :


Garis singgung di suatu titik pada parabola,
membagi dua sama besar sudut yang dibentuk oleh
garis yang melalui titik singgung dan sejajar sumbu
simetri dengan garis yang menghubungkan titik singgung tersebut dan fokus parabola. (pada
gambar di atas garis singgung PR membagi sudut TPF atas 2 bagian yang sama atau
TPR
=
RPF )
Bukti : (akan dibuktikan bahwa

TPR =

RPF )

Persamaan garis singgung yang melalui P(x1,y1) : yy1 = p (x + x1)


Titik potong dengan sumbu-x, y = 0
R (- x1, 0)
TPF =

PFQ =

PRF =
P(x1,y1) pada parabola
LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

34

Geometri Analit

TPF = 2

PRF dan

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

PRF =

TPR

TPF = 2
TPR
TPR =
RPF

35

Geometri Analit
VI. ELLIPS

Definisi :

1.

Ellips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap 2 titik
tertentu adalah tetap
Catatan : Jumlah jarak harus lebih besar dari jarak kedua titik tetap tersebut

Persamaan ellips yang berpusat di (0,0)


Andaikan titik tetap tersebut : F1 & F2, sumbu-x diambil melalui F1 & F2 dan sumbu-y
adalah garis sumbu F1 & F2. Kalau jarak F1 & F2 = 2c maka F1(-c,0) & F2(c,0). Kalau
jumlah jarak terhadap titik tetap = 2a dan P(x0,y0) terletak pada tempat kedudukan maka
kita dapatkan.

P(x0,y0)

F1(-c,0)

F2(c,0)

Bila :
LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

36

Geometri Analit

(x0,y0) dijalankan :

2.

adalah persamaan ellips dengan pusat (0,0), dengan


sumbu panjang 2a
sumbu pendek 2b
F1 & F2 fokus

Melukis Ellip
y

C(0,b)

B(-a,0)
F1(-C,0)

A(a,0)

O
F2(C,0)

D(0,-b)

disebut eksentrisitas numeric


< 1 sebab 2a > 2c

3.

Persamaan ellip yang berpusat di (p,q)


Dengan translasi koordinat dari O(0,0) ke (p,q), maka diperoleh

adalah persamaan ellips yang berpusat di (p,q)

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

37

Geometri Analit
4.

Persamaan garis singgung dengan koefisien arah m

5.

Persamaan garis singgung ellips yang berpusat di (p,q) dengan koefisien arah m

Buktikan :
1. Persamaan

garis

singgung

di

P(x1,y1)

pada

2. Persamaan garis singgung di P(x1,y1) pada ellip

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

ellip

adalah

adalah

38

Geometri Analit
6.

Persamaan Garis Kutub (R)


T(x1,y1)

y
m
P(x2,y2)

Q(x2,y3)

Persamaan garis singgung di P (m)

Persamaan garis singgung di Q (n)

Dari *) dan ** )t ernyata :


Garis singgung persamaaan

, dipenuhi oleh titik P & Q

Titik P & Q melalui garis :


7.

yang disebut garis kutub.

Garis Arah/direktriks
P(x2,y2)
d2
F1(-c,0)

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

d1
F2(c,0)

39

Geometri Analit

Dapat dibuktikan bahwa :


d1 adalah

kali jarak dari P(x1,y1) ke garis

d2 adalah

kali jarak dari P(x1,y1) ke garis


disebut garis arah / direktrik

Bukti :
(dibuat)
(ketentuan)

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

40

Geometri Analit
8.

Garis Tengah Sekawan


y = mx

TK

F1

F2

Apakah tempat kedudukan titik-titik tengah dari garis yang // y = mx ?

Misal : (x0,y0) pada TK, maka

Dari 1) dan 2) diperoleh

atau
(x0,y0) dijalankan :

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

adalah persamaan garis tengah

41

Geometri Analit

Garis tengah-tengah

&

disebut garis tengah sekawan dengan

Tampak bahwa : m1 m2 < 0 ; m1 & m2 berlawanan tanda , sehingga garis tengah sekawan tersebut
dipisahkan oleh sumbu-sumbu koordinat.

LIN-FSM-UKSW/Geometri Analit

42

Anda mungkin juga menyukai