Pembimbing :
dr. Jenny Jusuf, SpOG
DisusunOleh :
Djarum Mareta Saputri
H2A009017
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan
salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia
mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini
disebabkan olehpenyebab yang belum jelas, selain itu juga disebabkan oleh perawatan dalam
persalinan masih ditangani oleh petugas non medis dan sistem rujukan yang belum sempurna.
Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga
pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar dipahami
oleh semua tenaga medik, baik di pusat maupun di daerah.
Preeklampsi ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edemadan proteinuria yang
timbul karena kehamilan, penyebabnya belum diketahui.Pada kondisi berat pre-eklamsia
dapat menjadi eklampsia dengan penambahanadanya kejang.Pre-eklampsia berat dan
eklampsia merupakan risiko yang membahayakan ibu di samping membahayakan janin
melalui placenta.Setiap tahun sekitar 50.000 ibu meninggal di dunia karena eklampsia.
Incidens eklampsia di negara berkembang berkisar dari 1:100 sampai 1:1700. Beberapa kasus
memperlihatkan keadaan yang tetap ringan sepanjang kehamilan. Pada stadium akhir yang
disebut eklampsia, pasien akan mengalami kejang. Jika eklampsia tidak ditangani secara
cepat akan terjadi kehilangan kesadaran dan kematian karena kegagalan jantung, kegagalan
ginjal, kegagalan hati atau perdarahan otak. Oleh karena itu kejadian kejang pada penderita
eklampsia harus dihindari. Karena eklampsia menyebabkan angka kematian sebesar 5% atau
lebih tinggi.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya preeklampsiadan eklampsia (multiple
causation). Faktor yang sering ditemukan sebagai faktorrisiko antara lain nulipara, kehamilan
ganda, usia kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, punya riwayat keturunan, dan
obesitas. Namun diantara faktor - faktoryang ditemukan sering kali sulit ditentukan mana
yang menjadi sebab danmana yang menjadi akibat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Preeklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda khas yaitu hipertensi,
edema dan ditemukannyaprotein dalam urin (proteinuria) yang timbul pada
kehamilan.Penyakit ini umumnya terjadi pada usia kehamilan >20 minggu atau dapat
terjadi lebih awal jika terdapat peubahan hidatidiformis yang luas pada vili khorealis.
Preeklampsia berat merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg dengan disertai proteinuria> 5 gr/24 jam pada usia
kehamilan 20 minggu atau lebih.
2. Faktor Resiko
a.
b.
c.
d.
Primigravida
primipaternitas
Umur yang ekstrim : terlalu muda atau terlalu tua
Partner laki-laki yang pernah menikahi wanita yang kemudian hamil dan
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
mengalami preeklamsi.
Riwayat pernah preeklamsi sebelumnya
Riwayat keluarga pernah preeklamsia
Hipertensi kronik
Penyakit ginjal
Obesitas
Diabetes mellitus
Mola hidatidosa
Kehamilan multiple
Hydrops fetalis
sebagai
vasodilator
seperti
prostasiklin
dan
nitrat
oksida
Pada susunan saraf pusat dan mata dapat menyebabkan kejang, kebutaan,
pelepasan retina, dan perdarahan.
nyeri kepala
mata kabur
nyeri epigastrium
5. Diagnosis
Dikatakan preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih kriteria diagnostik
dibawah ini:
1. Tekanan darah : pasien dalam keadaan istirahat tekanan darah sistolik 160
2.
3.
4.
5.
6.
teregangnya kapsula Glisone. Nyeri dapat sebagai gejala awal rupture hepar
7. Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran, nyeri kepala, skotomata,
dan pandangan kabur
8. Gangguan fungsi hepar : peningkatan alanine atau asparte amino transferase
9. Hemolisis mikroangiopatik
10. IUGR
11. Trombositopenia : <100.000/ml
12. Sindroma HELLP (haemolysis, elevated liver enzymes and low platelet)
Hipertensi
Tekanan darah
meningkat (TD >
midstream.
Hemoglobin
dan
hematokrit
meningkat
akibat
Edema
Edema pada kehamilan normal dapat ditemukan edema dependen,
tetapi jika terdapat edema independen yang dijumpai di tangan dan wajah yang
meningkat saat bangun pagi merupakan edema yang patologis. Kriteria edema
lain dari pemeriksaan fisik yaitu: penambahan berat badan > 2 pon/minggu
dan penumpukan cairan didalam jaringan secara generalisata yang disebut
pitting edema > +1 setelah tirah baring 1 jam.
7. Nyeri epigastrium
8. Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
9. Perdarahan retina
10. Edema pulmonum
Pada preeklampsia terjadi vasokonstriksi sehingga menimbulkan gangguan
metabolisme endorgan sehingga secara umum terjadi perubahan patologi
anatomi (nekrosis, perdarahan, edema). Perubahan patologi-anatomi akibat
nekrosis, edema, dan perdarahan organ vital akan menambah beratnya manifestasi
klinis dari masing-masing organ vital.
7. Diagnosis Banding
a. Hipertensi kronik
b. Preeklampsia-eklampsia
c. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
d. Hipertensi gestasional
8. Komplikasi
a. Solusio plasenta
Terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada
preeklampsia.
b. Hipofibrinogenemia
Biasanya terjadi pada preeklampsia berat. Oleh karena itu dianjurkan untuk
pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.
c. Hemolisis
Penderita dengan preeclampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik
hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum dikethui dengan pasti apakah ini
merupakan kerusakan sel hati atau destruksi darah merah. Nekrosis periportal
hati yang sering ditemukan pada autopsy penderita eklampsia dapat
menerangkan ikterus tersebut.
d. Perdarahan otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita
preeklampsia.
e. Kelainan mata
9. Penatalaksanaan
Tujuan
dasar
penatalaksanaan
preeklampsiaadalah:
untuk
setiap
kehamilan
dengan
penyulit
2. Aktif , agresif
Bila umur kehamilan 37 minggu,artinya kehamilan diakhiri setelah
mendapat terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu. Penanganan aktif
meliputi penanganan umum, terapi medikamentosa, dan pengelolaan
obstetrik.
Pengelolaan aktif dilakukan jika didapat satu/lebih keadaan di bawah ini:
a. Ibu :
-
b. Janin :
-
fetal distress
Oligohidramnion
c. Laboratorium
-
b.
Penyulit ibu
a. Sistem syaraf pusat
-
Perdarahan intrakranial
Trombosis vena sentral
Hipertensi ensefalopati
Edema serebri
Edema retina
Macular atau retina detachment
Kebutaan korteks retina
b. Gastrointestinal-hepatik
-
c. Ginjal
-
d. Hematologik
-
DIC
Trombositopeni
e. Kardiopulmoner
-
-Asites
Penyakit janin
-IUGR
-Solutio plasenta
-IUFD
-Kematian neonatal
-Penyulit akibat prematuritas
-Cerebral palsy
a.
10. Pencegahan
non medikamentosa
- Restriksi garam : tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeklamsi.
- Suplementasi diet yang mengandung : Minyak ikan yang kaya dengan asam
-
b. medikamentosa
- Diuretik: tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsi bahkan memperberat
-
hipovolemia
Anti hipertensi tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsi
Kalsium : 1500 2000 mg/ hari, dapat dipakai sebagai suplemen pada risiko
tinggi terjadinya preeklamsi, meskipun belum terbukti bermanfaat untuk
mencegah preeklamsi.
Zinc : 200 mg/hari
Magnesium : 365 mg/hari
Obat anti trombotik :
Aspirin dosis rendah: rata2 dibawah 100 mg/hari, tidak terbukti
mencegah preeklamsi, atau dipyridamole
Obat-obat antioksidan: vitamin C, vitamin E, eta-carotene, CoQ 10, NAcetylcysteine, Asam lipoik.
DAFTAR PUSTAKA
3. WHO. The World Health Report 2005 Make Every Mother and Child Count.
World Health Report. Geneva: WHO; 2005.
4. Fibriana, A. I.2007. Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian
Maternal (Studi Kasus di Kabupaten Cilacap) (Skripsi). Semarang: Universitas
Diponegoro
5. Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta :
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
6. Rozikhan. 2007. Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Preeklamsia Berat Di Rumah
Sakit Dr. H. Soewondo Kendal Tahun 2007 (Tesis). Universitas Diponegoro
7. Cunningham, F.G. 2006. Gangguan hipertensi dalam kehamilan Dalam Obstetri
william. Ed.18. Jakarta: EGC
.