Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Karbohidrat banyak terdapat di alam, diantaranya dalam bentuk pati,
kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau
keton. Karbohidrat saat ini tidak hanya sebagai sumber energi tubuh, tetapi dapat
juga digunakan sebagai bahan baku untuk pembentukan senyawa baru yang
memiliki kegunaan tertentu. Misalnya, amilum atau zat tepung yang dapat diubah
menjadi etinol dan karbon dioksida melalui proses fermentasi.
Kimia karbohidrat sarat istilah. Misalnya, molekul karbohidrat paling
sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan gula sederhana atau
monosakarida, kedua nama ini sering diperetukarkan. Disakarida adlah senyawa
yang terdiri dari dua monosakarida terikat, trisakarida mengandung tiga
monosakarida terikat, sedangkan polisakarida adalah rantai panjang yang tersusun
dari banyak monosakarida.
Nama karbohidrat pertama kali diperkenalkan oleh ahli kimia Prancis
dengan unsur-unsur peenyusunnya adalah unsur C, H, dan O. Dimana, dua unsur
berupa H dan O memiliki perbandingan yang hampir sama dengan unsur H dan O
pada air. Perbandingan unsur H dan O tersebut adalah 2:1. Dengan rumus umum
Cn(H2O)m dimana n = m merupakan bilangan bulat. Contohnya, glukosa memiliki
rumus C6H12O6. Namun, ada beberapa senyawa organik yang bukan karbohidrat,
seperti asam asetat memiliki rumus perbandingan molekul yang sama dengan
karbohidrat.

Dalam percobaan ini beberapa jenis karbohidrat akan diidentifikasikan


berdasarkan reaksi kimia, dimana pengujian tersebut akan memberikan reaksi
yang spesifik. Untuk mengetahui pengidentifikasian tersebut maka dilakukanlah
percobaan ini
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Percobaan uji karbohidrat secara khusus ini dilakukan dengan maksud
untuk mempelajari beberapa sifat golongan karbohidrat.
1.2.2 Tujuan Percobaan
1.

Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi Molisch

2.

Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi Benedict

3.

Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi Fehling

4.

Mengetahui reaksi senyawa karbohidrat dengan pereaksi Tollens

1.3 Prinsip Percobaan


Penentuan sifat beberapa golongan karbohidrat dengan melakukan
pengamatan terhadap endapan sewaktu dipanaskan dan didinginkan dengan
pereaksi Molisch, Benedict, Fehling dan Tollens.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting


dalam tumbuhan maupun hewan. Karbohidrat umumnya digolongkan menurut
strukturnya yaitu monosakarida atau gula sederhana yang tak dapat dihidrolisis
menjadi senyawa yang lebih sederhana, oligosakarida mengandung paling sedikit
2 dan biasanya 8 atau 10 satuan monosakarida, contoh maltosa dan sukrosa,
polisakarida mengandung banyak satuan monosakarida yang terdiri dari ratusan
bahkan ribuan contoh pati dan selulosa bila polisakarida ini dihidrolisis maka
akan dihasilkan satuan-satuan monosakarida (Tim Dosen Biomedik, 2004).
Karbohidrat merupakan sumber energi yang terdiri atas C, H, dan O,
nama-nama karbohidrat ini berasal dari percobaan. Bila gula didalam tabung
reaksi yang terbuka dibakar untuk waktu yang lama maka akan memberikan sisa
karbon hitam dan tetesan air yang menembus pada dinding tabung, berdasarkan
hasil dari hidrolisis maka karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga yaitu,
monosakrida, oligosakarida, dan polisakarida (Wilbraham dan Matta, 1992).
Monosakarida atau gula sederhana pada hakekatnya adalah merupakan
aldehid dan keton polihidrokasi, walaupun dapat mencakup pula glikoaldehida
yang mempunyai satu gugus

hidroksil.Monosakarida berupa senyawa tanpa

warna, aktif optic, dan laru dalam air serta sebagian besar berupa rantai karbon
lurus (Wilbraham dan Matta, 1992).
Jika struktur kimianya ditulis tegak lurus dngan gugus karbonil berada
pada atas rantai, konfigurasi pada atom karbon menentukan apakah gula termasuk

deret D atau L. kedua deret gula terdapat di alam walaupun L arabinose


merupakan satu-satunya gula L yang lazim, (sebagai komponen banyak
polisakarida yang dapat atau terdapat bebas dalam kayu Coniferae). Rumus
aldehida rantai terbuka disajikan agar memudahkan walaupun kita ketahui bahwa
gula biasanya terdapat sebagai hemiasetal siklik karena struktur seperti itu
mungkin. Heksosa lebih sering dijumpai sebagai cincin piranosa anggota enam.
Tetapi dalam beberapa kasus dapat dijumpai pula sebagai cincin furanosa atau
cincin piranosa. (Wilbraham dan Matta, 1992).
Gula bebas utama dalam tumbuhan monosakarida, yaitu glukosa dan
fruktosa (dan disakarida, yaitu sukosa) bersama-sama dengan sesepora xilosa,
ramose, an glaktosa. Gula lain yang terdapat dalam jumalah sesepora ialah gula
fosfat, yang terlibat dalam metabolisme, senyawa ini mudah sekali, terhidrolisis
menjadi gula ( Pine, dkk., 1998 )
Ada lima gula yang biasanya dijumpai sebaai komponen glikosida dan
polisakarida serta kebanyakan analisis tumbuhan menyangkut pemisahan dan
identifikasi mereka. Dua berupa heksosa, yaitu glukosa dan galaktosa, dua lagi
berupa xilosa dan arabinose dan satu lagi berupa metil pentosa yaitu ramnosa.
Yang terdapat agak umum ialah asam uronat yaitu asam glukuronat dan
galakturonat. Hetiga yaitu menosa, juga terdapat umum dalam polisakarida. Gula
pentosa, yaitu ribose dan doksiribosa, yang berturut-turut merupakan komponen
RNA dan DNA, perlu disebutkan disini, tetapi jenis gula ini jarang dijumpai
dalam tumbuhan ( Pine, dkk., 1998 ).
Oligosakarida adalah polimer yang terbentuk dengan, menggabungkan
beberapa satuan monosakarida melalui ikatan glikosida. Walaupun oligosakarida

menurut

perjanjian

terbatas

dalam

molekul

yang

monosakarida kurang dari sepuluh, oligosakarida

mengandung

satuan

paling umum hanya

mempunayai 2,3 dan 4 satuan, dan satuan yang paling sering adalah heksosa. Satu
kasus yang aneh ilaha gulukan (poliglukosida) yang larut pada air akar barli
(Hordeum vulgare) yang mempunayai tujuh sampai sepuluh satuan dan akrena itu
dapat digolongkan ke dalam oligosakarida dan polisakarida. Kelompok rafinosa
dan platinosa yang termaksud dalam oligosakarida, keduanya terdapat secara luas
dalam tumbuhan tinggi, rafinosa mungkin lebih tersebar luas. Oligosakarida larut
dalam air, bersifat aktif optic, paling mudah dibedakan dari monosakarida dengan
cara hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida dapat mereduk

hidrolisis

menjadi monomernya. Oligisakarida dapat merenduksi atau tidak mereduksi,


bergantung pada apakah gugus karbonil yang berpotensi mereduksi atau tidak
terlibat dalam pembentukan ikatan gilkosida atau tidak oligosakarida terdapat pula
sbagai komponen glikosida. Misalnya, rutinose merupakan bagian senyawa
flafonoid rutin dan hesferidin tetapi tampaknya tidak trdapat dalam bentuk bebas.
Oligosakarida langkah lain yang merupakan bagian dari glikosida steroid dan
triterpenoid. Beberapa fruktosil sukrosa (ketosa) yang terdapat dalam monocot
mungkin senyawa antara biosintesis fruktan. (Petrucci dan Suminar, 1985).
Polisakarida atau glikan berdasarkan kesepakatan didenifisikan sebagai
polimer monosakarida (dan turunannya) mengandung sepuluh satuan atau lebih.
(Petrucci dan Suminar, 1985).
Karbohidat adalah senyawa kompleks yang terdiri atas unsure karbon (C),
hydrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus molekul CnH2nOn. Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Pada respirasi sel, satu gram molekul

karbohidrat menghasilkan energi 4,1 kilokalori, serta menghasilkan gas CO2 dan
uap air. Hasil pemecahan karbohidrat berupa glukosa yang merupakan bagian
penting dalam reaksi kompleks. Energi dalam bentuk ATP akan dihasilkan dalam
setiap reaksi pemecahan glukosa. (Fessenden dan Fessenden, 1999).
Rumus molekul umum karbohidrat adalah CH2O. Dari penulisan rumus ini
maka dapat dimengerti mengapa karbohidrat itu dikira merupakan suatu karbon
yang berair, tetapi kenyataannya ialah bahwa susunan atom-atom tidak ada
hubungan dengan molekul air. Dua jenis karbohidrat yang lazim adalah pati dan
selulosa. Keduanya mempunyai molekul yang besar sekali dengan berat molekul
sampai ratusan ribu. Keduanya begitu besar sehingga disebut makromolekul.
Masing-masing merupakan suatu polimer, yang berarti bahwa molekul pati dan
selulosa terbentuk dari unit-unit tertentu secara berulang-ulang seperti halnya
seuntai rantai yang terdiri atas mata-mata rantai. Mata rantai pada selulosa sama
dengan mata rantai pada pati, yaitu unit dari suatu gula yang disebut glukosa. Jadi
molekul glukosa adalah rantai ,monomer yang dapat disusun menjadi polimer.
(Fessenden dan Fessenden, 1999).
GULA
Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6. Lima dari enam atom karbon
dan satu atom oksigen tersusun dalam suatu cincin. Atom lainnya menjulur diatas
dan dibawah cincin tersebut. Karena jumlah atom karbon glukosa itu berjumlah
enam maka ia disebut heksosa. Dua heksosa lain yang lazim didapat adalah
galaktosa, gula yang terdapat dalam susu dan toghurt, dan fruktosa yang terdapat
dalam madu. Baik galaktosa maupun fruktosa mempunyai rumus molekul yang
sama dengan glukosa, yaitu C6H12O6, tetapi susunan atom sebenarnya berbeda-

beda. Galaktosa berbeda dengan glukosa dalam letak atom hydrogen dan gugus
hidroksil yang terikat pada atom No.4. Pada galaktosa gugus hidroksil menjulur
keatas cincin sedangkan pada glukosa kebawah. Pada fruktosa, hanya 5 atom yang
ikut membentuk cincin. Zat-zat seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang
mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda rumus bangun disebut isomer.
(Respati, 1986).
PATI
Pati adalah polimer dari glukosa. Terdapat dua tipe , pertama amilosa yang
terdiri atas rantai-rantai beberapa ratus unit glukosa (disebut juga residu) yang
linear dan tak bercabang. Yang kedua adalah amilopektin yang bebrbeda dengan
amilosa karena bercabang banyaknya Jumlah seluruh residu glukosa didalam satu
amilopektin ada beberapa ribu. Pati tidak dapat larut dalam air jadi dapat
dimanfaatkan sebagai depot penyimpanan glukosa. Tumbuhan yang kelebihan
glukosa merubahnya menjadi pati sebagai simpanan. Sebelum pati dapat masuk
atau keluar sel, maka pati tersebut harus dicerna dahulu, artinya rantai yang
panjang itu harus dirombak kembali Hewan menyimpan kelebihan glukosa
dengan mempolimerisasinya untuk membentuk glikogen. Struktur glikogen sama
dengan struktur amilopektin , tetapi cabangnya pada glikogen lebih pendek dan
lebih banyak. (Sastrohamidjojo, 2005)
SELULOSA
Selulosa mungkin merupakan molekul organic tunggal yang paling banyak
terdapat dibiosfer. Sebab selulosa merupakan sebagian besar dari bahan yang
diperlukan pada struktur tanaman. Kayu sebagian besar terdiri atas selulosa
sedangkan

kapas

dan

(Sastrohamidjojo, 2005)

kertas

hampir

merupakan

selulosa

murni

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Bahan
Larutan Glukosa, Larutan amonium hidroksida, larutan perak nitrat,
larutan fehling A dan B, larutan Benedict, larutan sukrosa 10 %, larutan amilum
10 %, larutan iodium , larutan tembaga sulfat ( Pb(NO 3)2 ) 0,1 M, larutan HCl 0,1
M, larutan AgNO3, larutan natrium hidroksida ( NaOH ) 2 M dan larutan FeCl 3
0,1 M
3.2 Alat
Tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, pipet tetes, gelas kimia, lampu
spiritus, kaki tiga, kawat kasa, gegep tabung.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 MONOSAKARIDA
A.

Reaksi Glukosa dengan Larutan perak Beramoniak


Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M.

Menambahkan NH4OH sampai endapan terbentuk tepat larut kembali, selanjutnya


memasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan glukosa 10 %. Mengocok dan
memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi air panas selama
beberapa menit. Mengamati perubahan yang terjadi.
B. Reaksi Glukosa dengan larutan fehling
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml
larutan fehling B kocok, menambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %. Memasukkan

tabung reaksi kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama 1 menit.
Mengamati Perubahan yang terjadi.
C. Uji Benedict
Mengisi

sebuah

tabung

reaksi

dengan

2 ml

larutan

benedict.

Menambahkan 1 ml larutan glukosa 10 %. Memasukkan tabung reaksi ke dalam


gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit. Mendinginkan dan mengamati
perubahan yang terjadi.
3.3.2 DISAKARIDA
A. Reaksi Sukrosa dengan Larutan perak Beramoniak
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M.
Menambahkan NH4OH sampai endapan terbentuk tepat larut kembali, selanjutnya
memasukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml larutan sukrosa 10 %. Mengocok dan
memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi air panas selama
beberapa menit. Mengamati perubahan yang terjadi.
B. Uji Benedict
Mengisi

sebuah

tabung

reaksi

dengan

2 ml

larutan

benedict.

Menambahkan 1 ml larutan sukrosa 10 %. Memasukkan tabung reaksi ke dalam


gelas kimia yang berisi air panas selama 5 menit. Mendinginkan dan mengamati
perubahan yang terjadi.
3.3.3 POLISAKARIDA
A.

Reaksi Amilim dengan Yodium


Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2 %.

Menambahkan 5 tetes larutan iodium 0,1 M. Mengamati perubahan yang terjadi.

Memanaskan tabung reaksi selama beberapa menit. Mendinginkan dan mengamati


perubahan yang terjadi selanjutnya.
B.

Hidrolisis amilum
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2 %,

menambahkan 10 tetes larutan HCl pekat, memanaskan tabung reaksi sampai


larutan mendidih selama beberapa menit.
Menambahkan beberapa tetes NaOH 10 % sampai larutan bersifat basa.
Mengambil 3 mil larutan ini dan memasukkna ke dalam tabung reaksi yang lain
dan manambahkan 2 ml larutan benedict kemudian panaskan selama 5 menit.
Mengamati perubahan yang terjadi.
C.

Reaksi Trommer
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2 %.

Menambahkan 10 tetes larutan NaOH 10 % kemudia menambahkan tetes per tetes


larutan CuSO4 0,1 M sambil dikocok sampai endapan yang terjadi tepat larut
kembali, kemudian memanaskan tabung reaksi perlahan lahan dan mengamati
perubahan yang terjadi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1

Hasil Pengamatan

A.Monosakarida
1.Reaksi Adisi
Zat zat yang direaksikan
AgNO3 + sedikit NH4OH
AgNO3 kelebihan NH4OH
AgNO3 + NH4OH + glukosa
AgNO3 + NH4OH + glukosa

Warna endapan /larutan


Putih keruh
Bening
Bening
Endapan cermin perak

dipanaskan
2. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling
Zat zat yang direaksikan
Fehling A + Fehling B
Fehling + Glukosa
Fehling + Glukosa dipanaskan

Warna endapan /larutan


Biru jernih
Biru Keruh
Endapan merah bata

3. Uji Benedict
Zat zat yang direaksikan
Benedict + Glukosa
Benedict + Glukosa dipanaskan

Warna endapan /larutan


Biru
Endapan merah bata

B. Disakarida
1. larutan Sukrosa dengan larutan perak beramoniak
Zat zat yang direaksikan
Warna endapan /larutan
Larutan perak beramoniak
Bening
Larutan perak beramoniak + Sukrosa Bening
Larutan perak beramoniak + Sukrosa Endapan cermin perak
dipanaskan

2. Uji Benedict
Zat zat yang direaksikan
Benedict + Sukrosa
Benedict + Sukrosa dipanaskan

Waena endapan /larutan


Larutan biru
Larutan biru

C. Polisakarida
1. Reaksi Amilum dengan Yodium
Zat zat yang direaksikan
Larutan amilum
Amilum + I2
Amilum + I2 panas
Amilum + I2 dingin

Waena endapan /larutan


Bening
Biru ungu
Bening
Biru

2. Reaksi Trommer
Zat zat yang direaksikan
Amilum + NaOH + CuSO4
Amilum + NaOH + CuSO4

Waena endapan /larutan


Biru muda
Endapan biru muda ke bawah

dipanaskan 1 menit
Amilum + NaOH + CuSO4

Endapan biru muda ke atas

dipanaskan 2 menit
Amilum + NaOH + CuSO4

Endapan biru muda ke bawah

dipanaskan 3 menit
4. 2 Reaksi
4.2.1

Monosakarida

CH2OH

CH2OH
OH
H H

O
H H

OH OH

OH

OH OH

Mutarotasi
H

OH

OH

Glukosa + Perak Beramoniak


AgNO3 + NH4OH

Ag2O + NH4NO3

Ag2O + NH4OH

2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-

CH2OH
OH
H H

O
C

OH OH

H + 2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-

OH

CH2OH
OH
H H

O
C

OH OH

+ 2Ag + 4NH3 + 4H2O

OH
cermin perak

OH

Glukosa + Fehling
CH2OH
OH

CH2OH
OH
H H

H
C
OH OH

+ 2CuO

CH2OH
OH
H H

H
OH

+ 2CuO

OH

CH2OH
O
H H

O
C

OH OH

C
OH OH
H

H
OH
Glukosa + Benedict

orange

O
C

OH OH

+ Cu2O

H
OH

+ Cu2O
merah bata

4.2.2 Disakarida
Sukrosa + Perak Beramoniak
CH2OH
O
H

HOH2C

OH OH

O
OH

H
+ 2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-

CH2OH

OH
H

OH

Sukrosa + Benedict
CH2OH
O
H

HOH2C

OH OH

O
OH

+ 2CuO
CH2OH

OH
H

4.2.3

OH

Polisakarida

Amilum + Iodium

n
CH2OH
O

H
O

CH2OH
O
H

O
OH

O
OH

OH

I
n

OH

CH2OH

CH2OH
O

OH

OH

OH

OH

CH2OH
O
H

didinginkan

CH2OH
I

O
H

OH
H
Reaksi Trommer
H

O
OH

OH

OH

CH2OH
O
H

CH2OH
O
H

OH

OH

OH

OH

CH2OH
O
H H

n
CH2OH
O

H H

H
H OH

OH

OH

CH2OH
OH
H H

H
OH

OH OH

OH

+ 2CuO

O
C

OH OH
H

OH

OH

CH2OH
OH
H H

C
H

+ n NaOH

CH2OH

OH OH

OH OH

H
OH

+ Cu2O
OH
merah bata

4.3 Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, jika glukosa direaksikan dengan
larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak pada dinding tabung
reaksi, demikian pula dengan glukosa direaksikan dengan larutan fehling maka
akan memberikan endapan merah bata, yang merupakan endapan dari Cu2O.
Kedua hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada, yang membuktikan bahwa
larutan glukosa dapat mereduksi. Menurut teori, uji benedict akan memberikan
endapan kuning tetapi pada percobaan ini memberikan endapan merah bata.
Setelah lerutan benedict ditambahkan larutan glukosa, aldehida akan mereduksi
ion Cu2+ menjadi Cu+ yang ditandai dengan berubahnya larutan dari biru menjadi
merah bata.
Untuk golongan Disakarida yaitu dengan menggunakan sukrosa, jika
direaksikan dengan larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak
pada dinding tabung reaksi setelah dipanaskan, hal ini karena bila dipanaskan
iodnya akan hilang atau lemas. Bila direaksikan dengan larutan benedict akan
memberikan warna biru muda. Larutan sukrosa yang direaksikan dengan larutan
perak beramoniak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunjukkan hasil
reaksi karena larutan sukrosa tersebut mengalami hidrolisis menjadi monosakarida
dan selanjutnya hasil hidrolisis tersebut dalam hal ini yaitu glukosa yang beraksi
dengan larutan perak beramoniak membentuk cermin perak
Pada polisakarida yang digunakan dalam percobaan ini adalah amilum, jika
amilum direaksikan dengan yodium akan memberikan larutan yang berwarna biru,
yang disebabkan adanya molekul amilosa pada amilum yang membentuk senyawa
dengan I2, bila larutan dipanaskan, maka warna biru akan hilang menjadi larutan

jernih, tetapi bila didinginkan maka akan berwarna biru lagi. Hal ini disebabkan
karena ikatan antara yodium dan amilum merupakan ikatan semu yaitu ikatan
yang mudah lepas, sedangkan pada reaksi Trommer warna larutan sebelum
dipanaskan biru dan setelah dipanaskan terdapat endapan biru yang merupakan
hasil oksidasi
Pada percobaan ini hasil percobaan terdapat sedikit perbedaan dengan teori
yang ada, hal itu disebabkan karena adanya kesalahan dalam skala pencampuran
dan pengamatan reaksi serta kurang cermat dalam penentuan warna hasil reaksi
faktor yang lain yaitu alat yang digunakan belum bersih sehingga larutan dapat
bereaksi dengan zat lain.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.

Pada reaksi adisi glukosa dan sukrosa memberikan reaksi positif dengan
membentuk cermin perak

2.

Sukrosa tidak bereaksi dengan larutan perak beramoniak dan benedict

3.

Amilim bereaksi positif dengan larutan iod dan Trommer.

5.2 Saran
-

Alangkah baiknya bila asisten menjelaskan lebih rinci


lagi mengenai prosedur kerja percobaan yang akan dilakukan.

Asisten sebaiknya lebih memperhatikan praktikannya


dalam melakukan percobaan

- Alat percobaan yang akan digunakan oleh para praktikan hendaknya memadai
jumlahnya.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 14 November 2006


Asisten

Praktikan

( Erna Mayasari )

( Muh. Mulyadi Nahrun )

DAFTAR PUSTAKA

Fassenden, R.J., dan Fassenden, J.S., 1992, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Pine, S. H., Hendrickson, J. B., Cram, D., Jack Hammand, Kimia Organik 2, ITB,
Bandung.
Petrucci, R. dan Suminar, 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern,
Erlangga, Jakarta.
Respati, 1986, Dasar-dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas, Aksara Baru, Jakarta.
Sastrohamidjojo, H., 2005, Kimia Dasar, Gadjah Mada University Press,
Jogjakarta.
Wilbraham, C. A. dan Matta, S. M., 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati,
ITB, Bandung.

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR

KARBOHIDRAT
NAMA

: Muh. Mulyadi Nahrun

NIM

: H31106023

GOL/ KELOMPOK

: MIPA 5/ III

HARI/ Tgl PERCOBAAN : SELASA/ 14 November 2006


ASISTEN

: Erna Mayasari

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2006

Anda mungkin juga menyukai