PENDAHULUAN
2.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
warna, aktif optic, dan laru dalam air serta sebagian besar berupa rantai karbon
lurus (Wilbraham dan Matta, 1992).
Jika struktur kimianya ditulis tegak lurus dngan gugus karbonil berada
pada atas rantai, konfigurasi pada atom karbon menentukan apakah gula termasuk
menurut
perjanjian
terbatas
dalam
molekul
yang
mengandung
satuan
mempunayai 2,3 dan 4 satuan, dan satuan yang paling sering adalah heksosa. Satu
kasus yang aneh ilaha gulukan (poliglukosida) yang larut pada air akar barli
(Hordeum vulgare) yang mempunayai tujuh sampai sepuluh satuan dan akrena itu
dapat digolongkan ke dalam oligosakarida dan polisakarida. Kelompok rafinosa
dan platinosa yang termaksud dalam oligosakarida, keduanya terdapat secara luas
dalam tumbuhan tinggi, rafinosa mungkin lebih tersebar luas. Oligosakarida larut
dalam air, bersifat aktif optic, paling mudah dibedakan dari monosakarida dengan
cara hidrolisis menjadi monomernya. Oligisakarida dapat mereduk
hidrolisis
karbohidrat menghasilkan energi 4,1 kilokalori, serta menghasilkan gas CO2 dan
uap air. Hasil pemecahan karbohidrat berupa glukosa yang merupakan bagian
penting dalam reaksi kompleks. Energi dalam bentuk ATP akan dihasilkan dalam
setiap reaksi pemecahan glukosa. (Fessenden dan Fessenden, 1999).
Rumus molekul umum karbohidrat adalah CH2O. Dari penulisan rumus ini
maka dapat dimengerti mengapa karbohidrat itu dikira merupakan suatu karbon
yang berair, tetapi kenyataannya ialah bahwa susunan atom-atom tidak ada
hubungan dengan molekul air. Dua jenis karbohidrat yang lazim adalah pati dan
selulosa. Keduanya mempunyai molekul yang besar sekali dengan berat molekul
sampai ratusan ribu. Keduanya begitu besar sehingga disebut makromolekul.
Masing-masing merupakan suatu polimer, yang berarti bahwa molekul pati dan
selulosa terbentuk dari unit-unit tertentu secara berulang-ulang seperti halnya
seuntai rantai yang terdiri atas mata-mata rantai. Mata rantai pada selulosa sama
dengan mata rantai pada pati, yaitu unit dari suatu gula yang disebut glukosa. Jadi
molekul glukosa adalah rantai ,monomer yang dapat disusun menjadi polimer.
(Fessenden dan Fessenden, 1999).
GULA
Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6. Lima dari enam atom karbon
dan satu atom oksigen tersusun dalam suatu cincin. Atom lainnya menjulur diatas
dan dibawah cincin tersebut. Karena jumlah atom karbon glukosa itu berjumlah
enam maka ia disebut heksosa. Dua heksosa lain yang lazim didapat adalah
galaktosa, gula yang terdapat dalam susu dan toghurt, dan fruktosa yang terdapat
dalam madu. Baik galaktosa maupun fruktosa mempunyai rumus molekul yang
sama dengan glukosa, yaitu C6H12O6, tetapi susunan atom sebenarnya berbeda-
beda. Galaktosa berbeda dengan glukosa dalam letak atom hydrogen dan gugus
hidroksil yang terikat pada atom No.4. Pada galaktosa gugus hidroksil menjulur
keatas cincin sedangkan pada glukosa kebawah. Pada fruktosa, hanya 5 atom yang
ikut membentuk cincin. Zat-zat seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang
mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda rumus bangun disebut isomer.
(Respati, 1986).
PATI
Pati adalah polimer dari glukosa. Terdapat dua tipe , pertama amilosa yang
terdiri atas rantai-rantai beberapa ratus unit glukosa (disebut juga residu) yang
linear dan tak bercabang. Yang kedua adalah amilopektin yang bebrbeda dengan
amilosa karena bercabang banyaknya Jumlah seluruh residu glukosa didalam satu
amilopektin ada beberapa ribu. Pati tidak dapat larut dalam air jadi dapat
dimanfaatkan sebagai depot penyimpanan glukosa. Tumbuhan yang kelebihan
glukosa merubahnya menjadi pati sebagai simpanan. Sebelum pati dapat masuk
atau keluar sel, maka pati tersebut harus dicerna dahulu, artinya rantai yang
panjang itu harus dirombak kembali Hewan menyimpan kelebihan glukosa
dengan mempolimerisasinya untuk membentuk glikogen. Struktur glikogen sama
dengan struktur amilopektin , tetapi cabangnya pada glikogen lebih pendek dan
lebih banyak. (Sastrohamidjojo, 2005)
SELULOSA
Selulosa mungkin merupakan molekul organic tunggal yang paling banyak
terdapat dibiosfer. Sebab selulosa merupakan sebagian besar dari bahan yang
diperlukan pada struktur tanaman. Kayu sebagian besar terdiri atas selulosa
sedangkan
kapas
dan
(Sastrohamidjojo, 2005)
kertas
hampir
merupakan
selulosa
murni
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Bahan
Larutan Glukosa, Larutan amonium hidroksida, larutan perak nitrat,
larutan fehling A dan B, larutan Benedict, larutan sukrosa 10 %, larutan amilum
10 %, larutan iodium , larutan tembaga sulfat ( Pb(NO 3)2 ) 0,1 M, larutan HCl 0,1
M, larutan AgNO3, larutan natrium hidroksida ( NaOH ) 2 M dan larutan FeCl 3
0,1 M
3.2 Alat
Tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, pipet tetes, gelas kimia, lampu
spiritus, kaki tiga, kawat kasa, gegep tabung.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 MONOSAKARIDA
A.
tabung reaksi kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama 1 menit.
Mengamati Perubahan yang terjadi.
C. Uji Benedict
Mengisi
sebuah
tabung
reaksi
dengan
2 ml
larutan
benedict.
sebuah
tabung
reaksi
dengan
2 ml
larutan
benedict.
Hidrolisis amilum
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2 %,
Reaksi Trommer
Mengisi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2 %.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil Pengamatan
A.Monosakarida
1.Reaksi Adisi
Zat zat yang direaksikan
AgNO3 + sedikit NH4OH
AgNO3 kelebihan NH4OH
AgNO3 + NH4OH + glukosa
AgNO3 + NH4OH + glukosa
dipanaskan
2. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling
Zat zat yang direaksikan
Fehling A + Fehling B
Fehling + Glukosa
Fehling + Glukosa dipanaskan
3. Uji Benedict
Zat zat yang direaksikan
Benedict + Glukosa
Benedict + Glukosa dipanaskan
B. Disakarida
1. larutan Sukrosa dengan larutan perak beramoniak
Zat zat yang direaksikan
Warna endapan /larutan
Larutan perak beramoniak
Bening
Larutan perak beramoniak + Sukrosa Bening
Larutan perak beramoniak + Sukrosa Endapan cermin perak
dipanaskan
2. Uji Benedict
Zat zat yang direaksikan
Benedict + Sukrosa
Benedict + Sukrosa dipanaskan
C. Polisakarida
1. Reaksi Amilum dengan Yodium
Zat zat yang direaksikan
Larutan amilum
Amilum + I2
Amilum + I2 panas
Amilum + I2 dingin
2. Reaksi Trommer
Zat zat yang direaksikan
Amilum + NaOH + CuSO4
Amilum + NaOH + CuSO4
dipanaskan 1 menit
Amilum + NaOH + CuSO4
dipanaskan 2 menit
Amilum + NaOH + CuSO4
dipanaskan 3 menit
4. 2 Reaksi
4.2.1
Monosakarida
CH2OH
CH2OH
OH
H H
O
H H
OH OH
OH
OH OH
Mutarotasi
H
OH
OH
Ag2O + NH4NO3
Ag2O + NH4OH
2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-
CH2OH
OH
H H
O
C
OH OH
H + 2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-
OH
CH2OH
OH
H H
O
C
OH OH
OH
cermin perak
OH
Glukosa + Fehling
CH2OH
OH
CH2OH
OH
H H
H
C
OH OH
+ 2CuO
CH2OH
OH
H H
H
OH
+ 2CuO
OH
CH2OH
O
H H
O
C
OH OH
C
OH OH
H
H
OH
Glukosa + Benedict
orange
O
C
OH OH
+ Cu2O
H
OH
+ Cu2O
merah bata
4.2.2 Disakarida
Sukrosa + Perak Beramoniak
CH2OH
O
H
HOH2C
OH OH
O
OH
H
+ 2[ Ag(NH3)2]+ + 5OH-
CH2OH
OH
H
OH
Sukrosa + Benedict
CH2OH
O
H
HOH2C
OH OH
O
OH
+ 2CuO
CH2OH
OH
H
4.2.3
OH
Polisakarida
Amilum + Iodium
n
CH2OH
O
H
O
CH2OH
O
H
O
OH
O
OH
OH
I
n
OH
CH2OH
CH2OH
O
OH
OH
OH
OH
CH2OH
O
H
didinginkan
CH2OH
I
O
H
OH
H
Reaksi Trommer
H
O
OH
OH
OH
CH2OH
O
H
CH2OH
O
H
OH
OH
OH
OH
CH2OH
O
H H
n
CH2OH
O
H H
H
H OH
OH
OH
CH2OH
OH
H H
H
OH
OH OH
OH
+ 2CuO
O
C
OH OH
H
OH
OH
CH2OH
OH
H H
C
H
+ n NaOH
CH2OH
OH OH
OH OH
H
OH
+ Cu2O
OH
merah bata
4.3 Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, jika glukosa direaksikan dengan
larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak pada dinding tabung
reaksi, demikian pula dengan glukosa direaksikan dengan larutan fehling maka
akan memberikan endapan merah bata, yang merupakan endapan dari Cu2O.
Kedua hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada, yang membuktikan bahwa
larutan glukosa dapat mereduksi. Menurut teori, uji benedict akan memberikan
endapan kuning tetapi pada percobaan ini memberikan endapan merah bata.
Setelah lerutan benedict ditambahkan larutan glukosa, aldehida akan mereduksi
ion Cu2+ menjadi Cu+ yang ditandai dengan berubahnya larutan dari biru menjadi
merah bata.
Untuk golongan Disakarida yaitu dengan menggunakan sukrosa, jika
direaksikan dengan larutan perak beramoniak akan menghasilkan cermin perak
pada dinding tabung reaksi setelah dipanaskan, hal ini karena bila dipanaskan
iodnya akan hilang atau lemas. Bila direaksikan dengan larutan benedict akan
memberikan warna biru muda. Larutan sukrosa yang direaksikan dengan larutan
perak beramoniak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menunjukkan hasil
reaksi karena larutan sukrosa tersebut mengalami hidrolisis menjadi monosakarida
dan selanjutnya hasil hidrolisis tersebut dalam hal ini yaitu glukosa yang beraksi
dengan larutan perak beramoniak membentuk cermin perak
Pada polisakarida yang digunakan dalam percobaan ini adalah amilum, jika
amilum direaksikan dengan yodium akan memberikan larutan yang berwarna biru,
yang disebabkan adanya molekul amilosa pada amilum yang membentuk senyawa
dengan I2, bila larutan dipanaskan, maka warna biru akan hilang menjadi larutan
jernih, tetapi bila didinginkan maka akan berwarna biru lagi. Hal ini disebabkan
karena ikatan antara yodium dan amilum merupakan ikatan semu yaitu ikatan
yang mudah lepas, sedangkan pada reaksi Trommer warna larutan sebelum
dipanaskan biru dan setelah dipanaskan terdapat endapan biru yang merupakan
hasil oksidasi
Pada percobaan ini hasil percobaan terdapat sedikit perbedaan dengan teori
yang ada, hal itu disebabkan karena adanya kesalahan dalam skala pencampuran
dan pengamatan reaksi serta kurang cermat dalam penentuan warna hasil reaksi
faktor yang lain yaitu alat yang digunakan belum bersih sehingga larutan dapat
bereaksi dengan zat lain.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Pada reaksi adisi glukosa dan sukrosa memberikan reaksi positif dengan
membentuk cermin perak
2.
3.
5.2 Saran
-
- Alat percobaan yang akan digunakan oleh para praktikan hendaknya memadai
jumlahnya.
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikan
( Erna Mayasari )
DAFTAR PUSTAKA
Fassenden, R.J., dan Fassenden, J.S., 1992, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Pine, S. H., Hendrickson, J. B., Cram, D., Jack Hammand, Kimia Organik 2, ITB,
Bandung.
Petrucci, R. dan Suminar, 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern,
Erlangga, Jakarta.
Respati, 1986, Dasar-dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas, Aksara Baru, Jakarta.
Sastrohamidjojo, H., 2005, Kimia Dasar, Gadjah Mada University Press,
Jogjakarta.
Wilbraham, C. A. dan Matta, S. M., 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati,
ITB, Bandung.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
KARBOHIDRAT
NAMA
NIM
: H31106023
GOL/ KELOMPOK
: MIPA 5/ III
: Erna Mayasari