Anda di halaman 1dari 5

Ada banyak cara untuk mendidik seseorang ataupun sekumpulan orang, biasa

kita sebut dengan peserta didik. Orang-orang yang berwenang dalam dunia
pendidikan itu kemudian merumuskan metode seperti apa yang paling pantas,
paling efektif serta paling bisa untuk mendidik peserta didik secara baik,
berproses dalam dunia pendidikan dengan sangat benar sehingga mampu untuk
mendapatkan output yang juga baik seperti apa yang telah diharapkan.

IPDN ( baca : Selayang Pandang IPDN ) sebagai lembaga pendidikan tinggi


kedinasan yang mempunyai tugas untuk membentuk peserta didiknya ( praja )
menjadi orang-orang yang nantinya akan menjadi atau disiapkan sebagai tenaga
dalam dunia pemerintahan, bekerja sebagai abdi Negara juga abdi masyarakat,
sebagai seorang birokrat atau bahasa yang jauh lebih sederhananya adalah
menyiapkan calon-calon Pegawai Negeri Sipil yang mumpuni dan siap pakai,
menggunakan sebuah kurikulum yang agak berbeda dengan perguruan tinggi
pada umumnya karena menggunakan kurikulum tritunggal terpusat, dengan
menggabungkan tiga unsur sekaligus, yaitu Pengajaran ( kognitif ), Pelatihan
( Psikomotorik ) dan Pengasuhan ( apektif ).

Pengajaran diberikan kepada praja menggunakan sistem perkuliahan seperti


pada umumnya perguruan tinggi di dunia bertujuan untuk mengajarkan berbagai
macam teori beserta pemahaman lainnya berkenaan dengan ilmu pemerintahan,
pelatihan diberikan dengan praktek-praktek berkenaan dengan tugas nyata yang
nantinya akan dilakukan sebagai seorang PNS bertujuan untuk mengasah skill
praja dalam melaksanakan tugas pemerintahan sehari-hari dan pengasuhan
sebagai suatu unsur untuk membentuk sikap , mental serta perilaku praja
sebagai seorang PNS seutuhnya.

Saya akan mencoba untuk menitikberatkan pembahasan saya pada unsur


Pengasuhan. Nilai-nilai utama yang ditanamkan di IPDN kepada prajanya untuk
menjadi seorang PNS yang handal dan mumpuni adalah nilai-nilai etika
berperilaku sehari-hari, disiplin, respect dan loyalitas.
Nilai-nilai itu ditanamkan kepada praja dengan berbagai macam kegiatan serta
program bagian Pengasuhan. Untuk mendukung setiap program dan kegiatan itu,
juga untuk membentuk sikap serta mental praja secara utuh dan benar maka
setiap praja diikat dengan berbagai aturan yang memang bila dilihat secara
kasar, aturan tersebut benar-benar mengekang kehidupan praja, segala detail
kecil kehidupan praja diatur sedemikian rupa, tidak ada celah kehidupan praja
yang tidak diatur dalam aturan yang ada di kehidupan praja, sehari-harinya praja
hanya tinggal mengikuti rutinitas dalam sebuah siklus kehidupan praja. Jelas
aturan itu dibuat seperti itu untuk membiasakan praja hidup secara teratur
sehingga ketika nantinya bekerja mampu untuk menjadi seorang pamong praja
yang pantas untuk diteladani.

Pembentukan sikap itu dilakukan juga dengan cara memberikan pemahaman


tentang nilai-nilai kehidupan dalam sebuah pengarahan, dalam sebentuk doktrin
yang biasa dilakukan ketika apel entah pagi, siang, dan malam.

Ya, doktrin merupakan kunci utama dari berjalannya siklus kehidupan praja
secara baik dan benar, doktrin mempunyai peranan penting dalam menanamkan
nilai-nilai kepada praja untuk menjalani kehidupannya di IPDN dan nantinya
sebagai seorang PNS. Doktrin, dewasa ini, khususnya di IPDN merupakan hal
yang sangat penting atau bahkan yang paling utama dalam membentuk sikap
seorang praja. Karena dunia sekarang ini, bukan lagi dunia di zaman dulu, ketika
kekerasan masih mampu untuk diterima, ketika kepatuhan, kewibawaan mampu
untuk tercipta dengan sikap yang otoriter lengkap dengan muka serta gestur
tubuh menakutkan penuh emosi.
Dengan segala rasa hormat, apabila masih diantara anda yang berpikiran seperti
itu atau mencoba untuk tetap bertahan dengan cara seperti itu, maaf, berarti
anda hidup di zaman yang salah. Sekarang orang sudah sangat terbuka, sangat
rajin untuk berteriak, sangat kritis dalam bertindak. Mata, telinga dan mulut
mereka tidak lagi terkekang tidak lagi mereka biarkan tertutup, dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat, dengan segala perubahan lainnya,
otak manusia sudah sangat peka, jauh lebih berkembang, semua orang menutut
persamaan derajat serta hak, sehingga tak ada lagi ruang untuk penindasan
serta kekerasan. Hal seperti sungguh sangat saya setujui dan IPDN pun sebagai
suatu lembaga pendidikan menyadari benar tentang hal itu sehingga mereka
pun melakukan beberapa penyesuaian ( baca : KAMPUS DAERAH DAN SEMANGAT
PERUBAHAN ).
Karena perubahan adalah sesuatu hal yang pasti, tak bisa untuk dihindari,
semua pasti berubah, begitu halnya dengan zaman, selayaknya seorang
manusia yang setiap tahunnya bertambah umur hingga tua, maka zaman pun
tidak jauh berbeda dengan kita semua manusia, terus bertambah umurnya dan
pasti mau tidak mau akan juga berubah wujudnya. Dan untuk tetap selamat
mampu untuk bertahan maka kita harus mampu untuk berdaptasi,
menyesuaikan diri secepat mungkin dengan segala perubahan yang ada. Akan
tetapi satu hal yang harus juga kita pahami, ada beberap prinsip yang harus
tetap kita pertahankan, kita harus juga mampu untuk bersikap bijak dan dewasa
membedakan mana prinsip yang bisa dinamis kita sesuaikan dengan segala
perubahan yang ada dan mana prinsip yang tetap harus kita pegang teguh
dalam setiap keadaan apapun, dalam hal ini, di dunia pendidikan di IPDN
khususnya, prinsip yang tak boleh berubah itu adalah ketegasan dalam
menjalankan aturan, tegas dalam loyalitas dan rasa respect.
Tapi prinsip yang kemudian harus dirubah karena tidak sesuai dengan
perkembangan zaman adalah cara dalam menciptakan dan menanamkan
ketegasan itu, menumbuhkan etika, displin, loyal serta respect dalam diri setiap
praja, tidak lagi dengan menggunakan kekerasan, tidak lagi displin, respect dan
loyal karena rasa takut, tapi semua itu harus ditumbuhkan karena rasa segan,

kesadaran diri sendiri karena mampu untuk terpahami dalam otak, diresapi
dalam hati hingga akhirnya mampu untuk terlaksana dalam sikap. Dan semua itu
hanya akan mampu terwujud dengan menggunakan atau pemberian doktrin
secara utuh, baik dan benar. Agar sebuah doktrin itu mampu untuk terpahami
dalam otak, diresapi dalam hati dan dilakukan dalam sikap sehari-hari maka
diperlukan seseorang yang mampu untuk menyampaikan segala doktrin itu
dengan kemasan dan kata-kata yang menggugah, sederhana tapi penuh makna
disertai dengan contoh nyata, ketika seseorang itu memberikan doktrin A maka
dia pun harus mampu untuk melaksanakan doktrin A itu secara baik.
Gaya seseorang dalam menyampaikan doktrin tidak bisa untuk kita sama
ratakan, karena itu berkenaan dengan gaya masing-masing orangnya, semua
orang memilki gayanya masing-masing tapi yang terpenting adalah pengolahan
kata-kata dan penyampaian doktrin itu sendiri. Kata-kata itu mampu untuk
disampaikan secara lugas, mampu untuk memotivasi. Sekali lagi hal ini akan
menjadi sangat penting karena berkenaan dengan apa yang akan terjadi di masa
depan, bila doktrin itu tidak mampu untuk disampaikan secara baik, maka orang
yang kita beri doktrin itu tidak mampu untuk mencerna dengan baik pula apa
yang disampaikan kepadanya sehingga tidak mampu untuk dia pahami apalagi
resapi dan dalam bertindak pun segala tindakanya itu hanya akan menjadi semu,
terpaksa, tidak karena kesadaran diri sendiri.
Pada akhirnya segala hal yang baik itu tidak mampu untuk terlembaga dalam
dirinya.

Saya pribadi sangat merasakan benar manfaat dari doktrin yang berangkat dari
sebuah motivasi, sebuah doktrin yang disampaikan secara baik. Saya pribadi
mempunyai pandangan dan juga meyakini bahwa saya bisa seperti sekarang ini,
menjadi seorang praja yang mampu untuk selalu berusaha menaati aturan dan
menjalani siklus kehidupan praja sebaik mungkin, tanpa ada sedikit pun
resistensi, dengan ataupun tanpa pengawasan karena hasil dari didikan atau
kasarnya, jejalan doktrin dari para Pembina atau pengasuh, yang dalam hal ini,
saya harus sangat berterima kasih kepada Pak Samsu, dulu Kasubbag Bimwas
dan kini menjabat sebagai Plt. Kabag Pengasuhan IPDN Kampus Pusat di
Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat ( baca : Tanggung Jawab, Status, Jabatan dan
Peran ).

Beliau merupakan salah satu pahlawan di kehidupan saya, saya tidak bermaksud
untuk bersikap hiprbola, tapi emang itu-lah yang saya rasakan, ketika dulu,
masa-masa awal kehidupan saya sebagai seorang praja, penuh dengan tekanan
dan ketidakpastian, tapi beliau mampu untuk menjadi sosok yang setiap
doktrinnya mampu saya pahami secara sangat baik dan teresapi sangat dalam di
hati hingga akhirnya saya pun mampu untuk melaksankan semua doktrin
dengan sangat baik. Beliau memberikan doktrin dengan berjuta kata-kata penuh
motivasi dibalut dengan sebuah cerita kehidupan atau bahkan sering dengan

kata-kata yang puitis indah. Yang paling penting dari semua itu, beliau selalu
menyampaikan setiap doktrin yang ada dengan lantang, lugas dan tegas. Beliau
pun menjalankan setiap apa yang telah dia katakan dengan sangat konsekuen,
sangat bahkan terlalu konsisten, tak ada alasan atau ruang untuk maaf ketika
setiap doktrin yang telah dikemukakan tidak mampu untuk dilaksanakan, siapa
yang berani melanggar maka harus bersiap menerima sanksi yang ada. Tapi
setiap sanksi itu hanya akan diberikan setelah doktrin itu disampaikan secara
utuh.
Beliau merupakan role model bagi saya dalam menjalani kehidupan sebagai
seorang praja, tidak ada kekeliruan atau pun perbedaan dari apa yang beliau
sampaikan dan katakan. Saya pun segan kepada beliau, sekali lagi saya segan,
benar-benar menghormati. Berbeda ketika saya mendapatkan pengarahan
ataupun doktrin dari para pengasuh atau Pembina lainnya yang hanya
menekankan doktrin yang berangkat dari koreksi, tak ada motivasi, di satu apel
mereka menyampaikan A tapi di apel lain hal itu kemudian berubah menjadi B
dan hal itu pun setali tiga uang dengan sikap mereka sehari-hari, sangat tidak
mencerminkan dengan segala doktrin dan arahan yang telah mereka berikan,
sehingga (maaf) saya pun tidak terlalu menghormati para pembina/pengasuh
seperti itu.

Itu-lah sekelumit pendapat yang saya miiki berkenaan dengan penanaman sikap
dalam tubuh seseorang. Terkadang ada orang yang tidak terlalu memikirkan
dengan cara apa doktrin itu disampaikan, tapi yang mereka lihat hanya-lah yang
paling penting adalah praja itu mampu untuk bersikap baik dan tertib. Sungguh
pemikiran yang sangat dangkal!
Apabila doktrin itu disampaikan dengan cara yang kurang benar maka rasa
disiplin itu, rasa loyal itu, rasa respect itu tak akan pernah bisa untuk
terlembaga, hanya semu hanya akan mamu terwujud ketika dalam pengawasan
atau biasa kami menyebutnya disini bermental KULI

Beliau memberikan doktrin dengan berjuta kata-kata penuh motivasi dibalut


dengan sebuah cerita kehidupan atau bahkan sering dengan kata-kata yang
puitis indah. Yang paling penting dari semua itu, beliau selalu menyampaikan
setiap doktrin yang ada dengan lantang, lugas dan tegas. Beliau pun
menjalankan setiap apa yang telah dia katakan dengan sangat konsekuen,
sangat bahkan terlalu konsisten, tak ada alasan atau ruang untuk maaf ketika
setiap doktrin yang telah dikemukakan tidak mampu untuk dilaksanakan, siapa
yang berani melanggar maka harus bersiap menerima sanksi yang ada. Tapi
setiap sanksi itu hanya akan diberikan setelah doktrin itu disampaikan secara
utuh.

Anda mungkin juga menyukai