untuk perhitungan biaya produknya. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dan
observasi kemudian dimanfaatkan untuk mengembangkan konsep sistem Activity-Based
Costing sebagai kondisi to-be yang diusulkan agar diterapkan untuk
menghitung biaya produk dan biaya aktivitas yang diperlukan sebagai pendukung sistem
informasi biaya produk sesuai kebutuhan pengambilan keputusan manajerial.
Penelitian ini menemukan bahwa sistem perhitungan biaya produk tradisional
menghasilkan nilai biaya produk yang tidak akurat yang berpotensi mengarah ke
informasi yang bias untuk pengambilan keputusan manajerial. Konsep Activity-Based
Costing yang dirancang untuk perusahaan menghubungkan produk ke aktivitas-aktivitas
bisnis spesifik, kemudian ke sumberdaya-sumberdaya sesuai yang dimanfaatkan
aktivitas-aktivitas tersebut, menyediakan perhitungan biaya produk yang lebih akurat.
Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan dari penggunaan metode
tradisional, maka dapat digunakan metode Activity Based Costing (ABC) dalam
perhitungan harga pokok konstruksi. Dalam Activity Based Costing mempergunakan
lebih dari satu pemicu biaya untuk mengalokasikan biayaoverhead ke masing-masing
proyek. Sehingga, biaya overhead yang dialokasikan akan menjadi lebih proporsional dan
informasi mengenai harga pokok konstruksinya lebih akurat.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan metode studi kasus. Penggunaan metode studi kasus dipergunakan untuk
menjawab rumusan masalah yang diawali dengan pertanyaan bagaimana dan mengapa
dan difokuskan pada fenomena kontemporer.Data yang digunakan diperoleh melalui
wawancara, dokumentasi, observasi.
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa PT. X menggunakan metode tradisional
dalam perhitungan harga pokok konstruksinya dengan menggunakan jumlah hari tenaga
kerja langsung sebagai dasar penentuan biaya overhead untuk masing-masing proyek.
Setiap proyek yang dikerjakan oleh PT. X memiliki tingkat kompleksitas dan
karakteristik yang berbeda-beda.
Pada pembahasan ditunjukkan adanya perbedaan hasil perhitungan dengan menggunakan
metode tradisional dengan metode Activity Based Costing. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan Activity Based Costing akan sangat membantu
perusahaan karena memberikan informasi yang lebih akurat mengenai harga pokok
konstruksi sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang bijaksana bagi
perusahaan.
Balance Score Card
Pengertian balanced scorecard sendiri jika diterjemahkan bisa bermakna sebagai rapot
kinerja yang seimbang (balanced). Kenapa disebut seimbang karena pendekatan ini
hendak mengukur kinerja organisasi secara komprehensif melalui empat dimensi utama,
yakni : dimensi keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan dimensi learning &
growth.
Halo Pak. "Scorecard" itu arti harafiahnya adalah "rapot", atau laporan kinerja
(performance), mirip seperti yang digunakan oleh seorang mahasiswa ketika belajar.
Terutama di masa lalu, isi scorecard perusahaan umumnya terfokus pada hal-hal yang
detil, Bapak dapat membaca buku-buku dan artikel-artikel yang ditulis oleh Kaplan dan
Norton maupun oleh penulis lainnya.Sekian dulu dan semoga membantu.