Anda di halaman 1dari 10

Ini juga dari blog

http://choirunnisawijayanti.blogspot.com/2013/1
1/komunikasi-dalam-manajemen.html?
showComment=1423810612611#c4892806848
942973159
Komunikasi dalam manajemen
Pengertian Komunikasi
Berikut adalah pengertian Komunikasi menurut para ahli :
a. Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol
sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari pemikiran
yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator
b. Bernard Barelson & Garry A. Steiner,Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan,
emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar,
grafis, angka, dsb
c. Colin Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi
dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang
ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
Dari beberapa pengertian komunikasi, dapat disimpulkan, komunikasi (communication)
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari
orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orangorang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orangorang dan kelompok-kelompok tersebut

B . Proses Komunikasi
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat
dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin
selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan
rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180)

mengatakan Leadership is Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan


berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin (leader)
memiliki pengikut (flower) guna meralisir gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam
usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam
organisasi. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan
pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003: 8).
Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui
orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk
melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut
(Stoner, 1996 : 7)
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan
sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan utama mengapa
manajemen itu dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk
mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua : 2
Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan
dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun
kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan
pemerintah. Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat
diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan
efektivitas. B. Komunikasi Dalam Organisasi Komunikasi dalam organisasi adalah : Komunikasi
di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan
khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang
serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Manajemen sering
mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat
penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses
melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer
mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi memungkinkan
manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada
stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat
dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan
mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar
tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu
seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui media
seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb. Manejer melakukakan
komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan laporan-laporan.

C. Model Komunikasi dalam Organisasi


Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan) dan penerima
seperti gambar berikut ini : Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu
unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan
pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan
terjadi. Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi
yaitu :
Pengirim Pesan Penerima
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang
2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian
3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima
4. penerima menangkap symbol-simbol dan
5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan
6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.

Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, susunan yang
digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan tersebut. Mengubah
pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal yang mampu
memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka, berakan dsb.
Langkah ketiga sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi silan. Manfaat
komunikasi lisan, antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan
penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi suara, dll)
disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan bali diproleh. Sedangkan
komunikasi terulis dapat disampaikan melalui media seperti :memo, surat, laporan, catatan,
bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan mempunyai kelebihan dalam penyediaan laporan
atau dokumen untuk kepenting masa mendatang.
Langkah keempat adalah penerimaan pesan oleh pihak penerima. Pada umumnya penerima
menerima pesan melalu panca indera mereka.. banyak pesan penting yang tidak diterima oleh
seseorang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan dalam mememilih media
yang tepat.

Langkah kelima adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami symbol-simbol yang
dipergunakan oleh pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang, kebudayaan,
pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam komunikasi dua arah
antara pimpinan dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan pimpinan dalam
berkomunikasi menjadi factor penentu berhasil tidaknya orang lain memahami ide, gagasan
yang ia sampaikan.
Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan, penerima
memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tak pernah
berakhir. Inilah yang disebut bahwak komunikasi yang efektif itu akan menimbulkan interaksi
yang baik pula dalam melaksanakan tujuan organisasi.

D. Ragam Tingkatan Komunikasi


Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:
(1) komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam
diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem
syaraf manusia.
(2) komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang
dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan
sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang
pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa
lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
(3) komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di antara
anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994)
memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih
individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi,
pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan
karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
(4) komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
(Wiryanto, 2005:52).
(5) komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai
suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan
anonim melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima

secara serentak dan sesaat.


Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian
komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang
(khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut
pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah
komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini.

D. Fungsi Komunikasi

1. Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.


Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Kita
tidak bisa tidak berkomunikasi.tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan
kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial manakala kita berkomunikasi dengan
orang lain.Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita ,baik dalam
jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana
suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota
keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu
komunikasi.Sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental
dalam kehidupan kita.
2. komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas komplek.
Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam hal ini ternyata aktifitas
komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai kompetensi komunikasi
memerlukan understanding dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan
menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness akan
terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan
informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu perspektif di
kehidupan manusia.
3. komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi yang efektif.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami
situasi komunikasi, mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara
satu dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran
saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/ posisi tertentu dalam
mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui kemampuan secara personal dan sikap,

kemampuan interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain
sebagainya.
4. Suatu pendidikan yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat common
sense dan setiap orang pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya
banyak yang tidak memilki ketrampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesanpesan dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi
juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan
berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok sehingga kita dapat
berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami
kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki
ketrampilan berkomunikasi secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan
dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari.
5. komunikasi adalah populer.
Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai popular. Banyak bidang-bidang
komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga
tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang profesiponal lainnya termasuk hukum,
bisnis, informasi, pendidikan, ilmu computer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini komunikasi
sebagai ilmu social/perileku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat multidisiplin,
yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain
sebagainya
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN Oleh : ahmad fahmul amiq Dasar Pemikiran Komunikasi
ada di mana-mana, di rumah, dikampus, di Mesjid, di Kantor dan sebagainya. Komunikasi
menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian (Applboum, 1974 : 63)
menyebutkan bahwa tiga perempat (70%) waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi
membaca, menulis dan mendengar an (We spend an estimated three-fourths of our waking
hours in some form of communications-reading, writing, speaking and listening) Komunikasi
menentukan kualitas hidup kita. Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan
kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi
syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani,
jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga
Rogers (1969:180) mengatakan Leadership is Communication. Kemampuan berkomunikasi
akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap
pemimpin (leader) memiliki pengikut (flower) guna meralisir gagasannya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang
pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya
dari suatu manajemen dalam organisasi. Manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi


dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan (Handoko, 2003: 8). Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk
melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi
dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7)
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan
sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan utama mengapa
manajemen itu dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk
mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua :
2
Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan
dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun
kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan
pemerintah. Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat
diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan
efektivitas. B. Komunikasi Dalam Organisasi Komunikasi dalam organisasi adalah : Komunikasi
di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan
khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang
serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Manajemen sering
mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat
penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses
melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer
mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses Komunikasi memungkinkan
manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada
stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat
dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan
mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar
tujuan kelompo dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. Sebahagian besar waktu
seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, baik tatap muka atau melalui media
seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, staf, langganan dsb. Manejer melakukakan
komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, surat dan laporan-laporan.
3
C. Model Komunikasi dalam Organisasi

Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan) dan penerima
seperti gambar berikut ini : Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu
unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan
pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan
terjadi. Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi
yaitu :
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang
2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian
3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima
4. penerima menangkap symbol-simbol dan
5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan
6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.
Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, susunan yang
digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan tersebut. Mengubah
pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal yang mampu
memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka, berakan dsb.
Langkah ketiga sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi silan. Manfaat
komunikasi lisan, antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan
penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi suara, dll)
disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan bali diproleh. Sedangkan
komunikasi terulis dapat disampaikan melalui media seperti :memo,
Pengirim Pesan Penerima
4
surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan mempunyai kelebihan
dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting masa mendatang. Langkah keempat
adalah penerimaan pesan oleh pihak penerima. Pada umumnya penerima menerima pesan
melalu panca indera mereka.. banyak pesan penting yang tidak diterima oleh seseorang karena
mereka tidak menerima pesan karena kesalahan dalam mememilih media yang tepat. Langkah
kelima adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami symbol-simbol yang dipergunakan oleh
pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang, kebudayaan, pendidikan,
lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam komunikasi dua arah antara pimpinan

dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan pimpinan dalam berkomunikasi menjadi factor
penentu berhasil tidaknya orang lain memahami ide, gagasan yang ia sampaikan. Langkah
terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan, penerima memberikan
respon, jadi komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Inilah
yang disebut bahwak komunikasi yang efektif itu akan menimbulkan interaksi yang baik pula
dalam melaksanakan tujuan organisasi. D. Hambatan-Hambatan Terhadap Komunikasi yang
Efektif 1. Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan
spesialisasi. Tingkat khirarkhi bila suatu organisasi tumbh, dan strukturnya berkembang, akan
menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena pesan harus melalui tingkatan (jenjang)
tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama barulah pesan itu sampai. Wewenang
Manajerial artinya, kekaburan wewenang bagi setiap tingkatan pada jabatan tertentu akan
membuat pesan tidak sampai ke seluruh bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
Spesialisasi artinya adalah prinsip organisasi, tetapi juga menimbulkan masalah-masalah
komunikasi, apalagi mereka yang berbeda keahlian bekerja saling berdekatan. Perbedaan
fungsi dan kepentingan dan istilah-istilah dalam pekerjaan mereka masing dapat menghambat,
dan membuat kesulitan dalam memahami, sehingga akan timbul salah pengertian dan
sebagainya.
5
2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi Manejer selalu menghadapi bahwa pesan yang
disampaikan akan berubah dan menyimpang dari maksud pertama. Manejer haruslah
memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti : Persepsi selektif, status atau
kedudukan komunikator (Sumber), Keadaaan membela diri, Pendengaran lemah, dan
ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Persepsi selektif adalah suatu proses yang
menyeluruh dengan mana seorang menseleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala
pesan yang ia terima. Persepsi seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing.
Untuk itu diharapkan seorang manejer memahami sebanyak mungkin tentang kerangka piker,
keinginan, kebutuhan, motif, tujuan dan tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar
komunikasi dalam organisasi yang ia pimpin menjadi efektif. Status Komunikator artinya
hambatan utama komunikasi adalah kecendrungan untuk menilai terutama kredibilitas sumber.
Kredibilitas didasarkan keahlian seseorang dalam bidang yang ia komunikasikan dan tingkat
kepercayaan seseorang bahwa komunikator dapat dipercayai. Keadaan membela diri.
Perasaan membela diri baik pada pengirim, maupun penerima pesan, menimbulkan hambatan
dalam proses komunikasi. Pendengaran lemah. Manejer harus belajar untuk mendengar secara
efektif agar mampu mengatasi hambatan ini. Ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Salah
satu kesalahan terbesar yang terjadi dalam proses komunikasi adalah salah dalam
menggunakan bahasa. Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan secepat
mungkin bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu bahasa nonverbal
yang tidak konsisten seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat
komunikasi. E. Pedoman komunikasi yang baik

1. Teliti tujuan sebenarnya dalam setiap berkomunikasi


2. Pertimbangkan keadaan fisik dan fisikhis orang lain dalam berkomunikasi
3. Konsultasikan dengan berbagai pihak setiap proses manejemen mulai dari merencanakan
sampai evaluasi.
4. Perhatikan tekanan nada dan eksperesi wajah sesuai dengan isi pesan yang disampaikan.
5. Perhatikan konsistensi dalam berkomunikasi
6. Jadilah pendengar yang baik dalam berkomunikasi.
sumber:
Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril
Publishing Company, Columbus, Ohio. Effendy, 1989, Kamus Komunikasi, Mandar Maju,
Bandung. Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen, BPFE,Jogyakarta Muhammad, Arni, 1995,
Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta. Liliweri, Alo, 1997, Sosiologi Organisasi, Citra
Aditya Bakti, Bandung. Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta
one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/teknik-komunikasi/komunikasi-massa
1. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya
2. 2. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
3. 3. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth
Publishing.
4. 4. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
5. 5. Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn
and Bacon
6. 6. Sendjaja,Sasa Djuarsa,1994,Pengantar Komunikasi,Jakarta:Universitas Terbuka.
7. 7. Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai