Lapsus Anxietas
Lapsus Anxietas
RIWAYAT PSKIATRI
I.1.
Data Identifikasi
Nama
: Ny. H
Umur
: 69 Tahun
Pangkat
:Jabatan
:Kesatuan
:Alamat
: Perumnas Antang
I.2.
Keluhan Utama
Lemas
I.3.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang bersama anak perempuannya dengan keluhan lemas.
Lemas dialami baru beberapa minggu ini, sehingga pasien mulai tidak
berpuasa. Pasien juga merasakan nafsu makannya menurun disertai pusing
dan sakit kepala. Meneurut keluarganya, pasien takut makan karena takut
guladarah nya dan kolesterolnya naik. Pasien juga sering mengalami
kekakuan pada rahangnya, sehingga tidak bisa membuka mulutnya.
Keadaan seperti ini sudah sering dialaminya dan pasien juga sudah
beberapa kali berobat dengan keluhan yang sama. Pasien awalnya berobat
di Poli interna karena merasa sering pusing dan sakit kepala, tapi tidak ada
perubahan kemudian di rujuk ke poli saraf namun, masih tidak ada
perubahan. Dan akhirnya di konsul ke poli jiwa barulah pasien merasakan
ada perubahan. Pasien sudah menjadi pasien tetap di Poli Jiwa.
Pasien pada awal berobat sering melihat dan memimpikan orang yang
mempunyai niat buruk kepadanya yaitu orang yang pernah menyukainya,
dan mantan pacar suaminya. Pasien juga biasa mendengar suara bisikan
yang membangunkannya dari mimpi buruk. Namun, semenjak berobat di
Poli Jiwa pasien tidak lagi sering bermimpi buruk, dan mendengar suara
I.4.
I.5.
terhadap laki-laki.
Situasi Hidup Sekarang
Pasien tinggal di rumahnya di Perumnas Antang bersama
anak dan cucunya. Pasien sangat menyayangi keluarganya, terbukti
ketika cucunya masih duduk di bangku SD, pasien selalu ikut
mengantarnya dan menjemputnya. Bahkan, sampai sekarang pasien
II.
PEMERIKSAAN PSKIATRIK
II.1. Gambaran Umum
Pasien perempuan berumur 69 tahun, wajah sesuai umur. Memakai
baju gamis berwarna abu-abu dan leging hitam. Nampak bekas luka di
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
II.6.
II.7.
II.8.
Reabilitas
Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN
Status Internus
: TD (120/90) Nadi (60x/m) suhu (36,60 C)
Status Neurologis
: GCS E4M6V5(Compos mentis)
FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis Pasien ini ditegakkan berdasarkan autoanamnesis didapatkan adanya
gejala klinis yang bermakna berupa lemas, pusing, dan susah tidur malam hari.
Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien namun tidak ada
hendaya dalam pekerjaan, hendaya sosial, maupun penggunaan waktu waktu
senggang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa.
Pada pasien ini tidak didapatkan adanya hendaya dalam menilai realita,
sehingga pasien masuk dalam kriteria gangguan jiwa non psikotik Pada
pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang
mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak,
sehingga penyebab organik dapat disingkirkan. Sehingga pasien ini di diagnosis
sebagai gangguan jiwa psikotik non-organik.
Pasien juga kadang mengalami gangguan nafsu makan serta ketegangan
motorik kadang (mudah menjadi lelah), overaktivitas otonomik (kadang sesak,
berdebar-debar dan pusing) serta keluhan-keluhan somatik yang berulang.
Sehingga pasien di diagnosis sebagai Gangguan Cemas. Berdasarkan PPDGJ III
V.
VI.
VII.
gejala kecemasan. Sumber kecemasan ini tidak terbatas pada dorongan biologis
saja, tapi juga dapat berasal dari lingkungan sosial dan hubungan interpersonal.
VIII. TERAPI
Psikofarmakologi : Alprazolam 0,5 mg 3x1
Psikoterapi
a. Terapi Perilaku-kognitif : Teknik utama yang digunakan pada pendekatan
perilaku adalah relaksasi dan biofeedback.
b. Terapi suportif : Terapi suportif menwarkan pasien keamanan dan
IX.