BRONKOPNEUMONIA
Disusun oleh:
Dwi Suryaning Ayu Aprilizia
1102008086
Pembimbing:
Dr. Ari Johari, Sp.A
Nama
No. Med Rec
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Tanggal masuk RS
Tanggal keluar RS
:
:
:
:
:
:
:
An. AS
779373
11 bulan
laki-laki
Indramayu
26 Mei 2013
28 Mei 2013
Keluhan Utama
Sesak nafas
Keluhan tambahan
ANAMNESA
Aloanamnesa (Ibu)
Riwayat Imunisasi
BCG 1x
DPT 3x
Polio 3x
Hep.B 3x
Riwayat Sosialekonomi
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
Compos mentis
Berat Badan
10 kg
Tinggi Badan
86 cm
158 x/menit
62 x/menit
39,7oC
Kepala
Normocephale
Mata
CA (-/-) SI (-/-)
Hidung
Mulut
sianosis
Leher
Vital Sign
gerakan simetris
Cor
Pulmo
Abdomen
Inspeksi
Perkusi
:
Akuskultasi :
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
26-05-2013
Darah Rutin
Hb
11,5 g/dl
Ht
35,2%
Eritrosit:
4,20 x 106/mm3
Leukosit:
9,4 x 103/mm3
Trombosit:
215x103/mm3
Differential count
%lym :
51,4%
%Mon :
11,6%
%Gra :
37,6%
RESUME
Anak laki-laki, usia 11 bulan, datang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 jam SMRS
disertai dengan demam tinggi dan gelisah. 1 hari SMRS, OS tampak rewel dan tidak mau
menyusu dan nafsu makan berkurang. 2 hari SMRS, os mengalami batuk kering yang
kemudian berubah menjadi berdahak, pilek serta demam (tidak setinggi ketika dibawa ke
RS). 2 bulan SMRS, os pernah dirawat di RS dengan keluhan yang sama (rawat inap 3- 4
hari), nama obat yang diberikan tidak ingat dan tidak kontrol setelah pulang dari RS. Kakek
os memiliki batuk lama tetapi riwayat TB ditdak diketahui kontak dengan os sebulan sekali
dan tidka berada dalam satu rumah. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pada tanda vital,
N : 148 x/menit ; R
sekret. Pada pemeriksaan thoraks, inspeksi didapatkan retraksi epigastrik dan suara ronkie
pada auskultasi. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan, Hb : 11,5 g/dl ; Ht : 35,2% ;
Eritrosit : 4,20 x 106/mm3 ; Leukosit : 9,4 x 103/mm3; Trombosit :
Differential count, %lym : 51,4% ; %Mon : 11,6%, %Gra : 7,6%.
3
215x103/mm3.
DIAGNOSA KERJA
Bronkopneumonia
DIAGNOSIS BANDING
Bronkiolitis
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 12 gtt/menit mikro
Inj. Norages 3 x 100 mg IV
Lab rutin
PROGNOSIS
Quo ad vitam
ad bonam
Quo ad functionam
ad bonam
Quo ad sananctionam
ad bonam
FOLLOW UP
26-05-2013
Jam 01.00 WIB tiba di IGD RSUD Gunung Jati suhu 39.6 oC, dengan keluhan sesak nafas
demam tinggi dan juga batuk berdahak dan pilek yang dirasakan sejak 2 hari SMRS.
4
Kesadaran
Compos mentis
Berat Badan
10 kg
Tinggi Badan
87 cm
158x/menit
62 x/menit
39,7oC
Kepala
Normocephale
Mata
CA (-/-) SI (-/-)
Hidung
Mulut
sianosis
Leher
Vital Sign
Cor
Pulmo
Abdomen
Inspeksi
Perkusi
:
Akuskultasi :
Ekstremitas
Diagnosis
Bronkopneumonia
dd/ bronkiolitis
Terapi
27-05-2013
Keluhan Utama
Batuk berdahak
5
Keluhan tambahan
Kesadaran
Compos mentis
150 x/menit
60 x/menit
38,1 oC
Kepala
Normocephal
Mata
CA (-/-) SI (-/-)
Hidung
NCH (+)
Mulut
Leher
Vital Sign
Cor
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas
Inspeksi
Perkusi
:
Akuskultasi :
:
Diagnosa
bronkopneumonia
dd/ bronkiolitis
Terapi
:
IVFD RL 12 gtt/menit mikro
O2 2-4 liter/menit
Inj. Norages 3 x 100 mg (apabila T > 38,5 C)
Inj. Cefotaxime 2 x 400 mg
Ambroxol 3 x cth 1/3
Foto thoraks
6
28-05-2013
Keluhan Utama
Batuk berdahak
Keluhan tambahan
Kesadaran
Compos mentis
156 x/menit
58 x/menit
37 oC
Kepala
Normocephale
Mata
CA (-/-) SI (-/-)
Hidung
NCH (+)
Mulut
Leher
Vital Sign
Cor
Pulmo
Abdomen
Inspeksi
Perkusi
:
Akuskultasi :
Ekstremitas
Diagnosa
Terapi
bronkopneumonia
Interpretasi :
Bronkopneumonia duplex
Tak tampak efusi plura
Bentuk cor normal
29-05-2013
Keluhan Utama
Batuk berdahak
Keluhan tambahan
Kesadaran
Compos mentis
143 x/menit
50 x/menit
36,7 oC
Kepala
Normocephal
Mata
CA (-/-) SI (-/-)
Hidung
NCH (-)
Mulut
Leher
Vital Sign
Cor
Pulmo
Abdomen
Inspeksi
Perkusi
:
Akuskultasi :
Ekstremitas
Diagnosa
Terapi
bronkopneumonia
ANALISA KASUS
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis adalah peradangan pada
parenkim paru yang melibatkan bronkus/bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercakbercak (patchy distribution).
Gejala infeksi umum pada pneumonia, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise,
penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare ; kadang
ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.1 Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi
saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai
38-40 C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi.2
Pada pasien didapatkan keluhan demam tinggi (39,7 C) disertai dengan sesak nafas
dan gelisah. tidak mau menyusu dan nafsu makan berkurang. Pada pasien ini os mengalami
batuk kering yang kemudian berubah menjadi berdahak, pilek serta demam (tidak setinggi
ketika dibawa ke RS).
Gejala gangguan respiratori pada pneumonia, yaitu batuk, sesak nafas, retraksi dada,
takipnea, napas cuping hidung, air hunger, merintih dan sianosis. Retraksi dan takipnea
merupakan gejala klinis pneumonia yang bermakna. Takipnea (nafas cepat) dinilai dengan
menghitung frekuensi napas selama satu menit penuh ketika anak dalam keadaan tenang.
Sesak nafas dinilai dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam ketika mearik
napas (retraksi epigastrium). 1 Takipnea berdasarkan WHO : 3
Usia < 2 bulan
60 x/menit
50x/menit
40 x/menit
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi, suara napas
melemah, dan ronkie. Ronki hanya ditemukan apabila terdapat infiltrate didalam alveoler.1
Pada pemeriksaan fisik didapatkan takipnea (pernapasan yang cepat), napas cuping
hidung dan sekret. Pada pemeriksaan thoraks didapatkan retraksi dada epigastrik dan juga
suara tambahan ronkie pada auskultasi.
Pada pemeriksaan darah rutin tidak didapatkan adanya kelainan. Leukosit dalam
keadaan normal. Pada pemeriksaan differential count didapatkan peningkatan kadar limfosit
dan monosit. Pada pemeriksaan rontgen dada didapatkan gambaran bronkopneumonia
duplex.
Pada pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umumnya ditemukan
dalam batas normal atau sedikit meningkat. Akan tetapi pada pneumonia bakteri didapatkan
leukositosis yang berkisar antara 15.000 40.000/mm 3 dengan predominan PMN.1
Peningkatan kadar presentase limfosit (normal : 20% to 40%) dapat menunjukan infeksi
bakteri kronis, mononucleosis infeksius, infeksi virus, dll. Peningkatan kadar presentase
monosit (2% to 8%) dapat menujukan penyakit inflamasi kronis, infeksi parasit, tuberculosis
maupu infeksi virus.4 Secara umum gambaran foto thoraks pada bronkopneumonia ditandai
dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrate yang dapat
meluas hingga ke daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.1
Baik itu dari pemeriksaan darah perifer maupun pemeriksaan rontgen thoraks belum
dapat menunjukan kecenderungan etiologi dari bronkopneumonia yang diderita pasien
(bakteri, virus atau lainnya). Diagnosis definitif pneumonia bacterial bisa didapatkan dengan
cara mengisolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura, atau darah. Namun pengambilan
spesimen dari paru sangat invasif dan tidak rutin diindikasikan. 5 Pemeriksaan lain seperti
10
CRP (C-reaktive Protein) dan juga uji serologis tidak dilakukan karena tidak tersedia diRS da
juga mengingat efesiensi biaya. Untuk menapiskan diagnosis banding TB paru melalui
skoring TB yang didapatkan pada pasien ini (didapatkan skor TB 3).
Tabel 1. Skoring TB pada pasien Arya Septa
PARAMETER
Kontak
Keadaan gizi
NILAI
2
BB : 10 KG , PB : 87 cm
(- 2 SD)
Demam tapa sebab jelas
2 minggu
Batuk 3 minggu
Pembesaran KGB
Pemebengkan tulang
Foto dada
0
0
0
0
1
Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
Panas badan
Ronkhi basah halus-sedang nyaring (crackles)
Foto thorax menunjukan gambaran infiltrat difus
11
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB. 2012. Buku Ajar Respiratologi Anak Edisi
Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
2. Bennete M.J. 2013. Pediatric Pneumonia. http://emedicine.medscape.com/article/967822overview. (13 Juni 2013)
3. Anonymous. 2009. Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta : WHO
Indonesia.
4. Bagby GC. Leukopenia and leukocytosis. In: Goldman L, Ausiello D, eds. Cecil
Medicine. 23rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2007:chap 173.
5. Setiawati L, Asih R, Makmuri MS. 2005. Kuliah Tatalaksana Bronkiolitis. Surabaya :
Divisi Respirologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak.
6. Bradley JS, etc. 2011. The Management of Community-Acquired Pneumonia in Infants
and Children Older than 3 Months of Age : Clinical Practice Guidelines by the Pediatric
Infectious Diseases Society and the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect
Dis. 53 (7): 617-630
14