Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel
dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimulasi
tertentu (Smeltzer, Suzanne C, 2002). Gejala yang dirasakan satu dengan
individu yang lain berbeda. Pada orang peka, setiap faktor pemicu dapat
mencetuskan serangan asma. Setiap orang dapat mengenali dengan segera faktor
apa yang berpengaruh padanya. Faktor pemicu asma adalah alergen, infeksi,
iritasi, ISPA, reflek gastroesopagus, dan psikologis. (Andra, Yessie, 2013).
Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang menjadi permasalahan
di dunia. Data GINA (Global Initiative for Asthma) menunjukkan 200 juta
penderita Asma, data WHO (World Health Organitation) pada tahun 2011
menunjukkan ada 235 juta penderita asma dan pada tahun 2012 terdapat hampir
300 juta penderita asma di dunia. Penyakit asma masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Asma menjadi lima besar
penyebab kematian di dunia karena prevalensinya mencapai 17,4% dari berbagai
penyakit yang dapat menyebabkan kematian di dunia. Di Indonesia, asma masuk
dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita
pada tahun 2010 sebanyak 30,98% dari total jumlah penduduk yang mempunyai
keluhan kesehatan (Kemenkes R.I 2012). Di Jawa timur prevalensi asma yang
diderita pada tahun 2010 adalah 27,98% dari total penduduk yang mempunyai
keluhan kesehatan, pada tahun 2011 sebanyak 28,63% dan 29,23% dari total
jumlah penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan pada 2012 (Kemenkes
R.I. 2012). Di Kota Kediri angka penderita penyakit asma sekitar 2.838 jiwa
pada tahun 2010, sebanyak 3.324 jiwa pada tahun 2011 dan 2.230 jiwa pada
tahun 2012 (Dinkes Kota Kediri, 2012).

Penyakit asma sampai saat ini tergolong penyakit yang tidak dapat
disembuhkan. Peradangan lapisan saluran pernapasan dan alergi merupakan
faktor utama penyebab asma. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
pajanan pada asma, diataranya Alergen, Perubahan Cuaca, tekanan jiwa / stress
dan lingkungan kerja yang dapat menjadi pemicu reaksi hiperaktif bronchi. Jika
penanganan terlambat penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi bagi
penderita. Adapun komplikasi dari penyakit asma dalam jangka yang lama
mampu mengakibatkan pneumothorak, pneumomediastinum dan emfisema sub
kutis, atelektasis, aspirasi, kegagalan jantung/gangguan irama jantung. Sumbatan
saluran nafas yang meluas/gagal nafas, asidosis. (Andra, Yessie, 2013)
Dampak masalah yang dapat ditimbulkan oleh Asma antara lain tidak
efektifnya bersihan jalan nafas, kerusakan pertukaran gas, perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, dan resti infeksi. Maka dari itu peran perawat
sangat dibutuhkan dalam proses perawatan pada pasien Asma.
Peran perawat dalam penanganan Asma dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan dengan cara promotif seperti pendidikan
kesehatan tentang Asma, preventif untuk mencegah komplikasi. Selain tindakan
promotif juga dapat dilakukan tindakan preventif dengan meningkatkan asupan
nutrisi, menjaga kebersihan lingkungan dapat juga dengan membiasakan hidup
sehat dan tidak merokok karena rokok dapat merusak organ-organ tubuh
terutama paru. Sedangkan untuk penderita dianjurkan untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungannya sehingga mencegah terjadinya kekambuhan atau pun
komplikasi. Bila sudah terkena perlu adanya kolaborasi dengan tim medis
sebagai tindakan kuratif untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien.
Dari hal diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus studi kasus pada
pasien dengan diagnosa medis Asma yang mengalami masalah keperawatan
bersihan jalan nafas tidak efektifdi Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota

Kediri yang akan dijadikan laporan studi kasus sebagai persyaratan dalam
menyelesaikan program D-III keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada Pasien
dengan diagnosa medis Asma yang mengalami masalah keperawatan bersihan jalan
nafas tidak efektif di Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota Kediri dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Pasien dengan diagnosa medis Asma
b. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan yang muncul pada Pasien dengan
diagnosa medis Asma
c. Mampu menentukan rencana tindakan keperawatan pada Pasien dengan
diagnosa medis Asma
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada Pasien dengan diagnosa
medis Asma
e. Mampu melakukan evaluasi setelah tindakan keperawatan pada Pasien
dengan diagnosa medis Asma

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi


proses penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan Asma.
2. Bagi Pasien dan Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan Pasien dan
keluarga tentang Asma, shingga mampu merawat Pasien atau keluarga dengan
penyakit Asma.
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai data informasi yang dapat membantu dalam mengambil
kebijakan dalam mengadakan program keseatan bagi masyarakat terutama
tentang Asma.
4. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam
memberikan tindakan untuk mencegah dan merawat penyakit Asma.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penanganan pasien Asma di Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran
Kota Kediri ?
E. Tujuan Pengambilan Data
Untuk mengetahui jumlah penderita Asma di RSUD Gambiran Kota Kediri

F. Rancangan Kegiatan
1. Data yang dibutuhkan yaitu data sekunder dari jumlah pasien Asma pada tahun
2012 2014

2. Metode pengambilan data dengan merekap data ruangan

E. Tempat Dan Waktu


1. Tempat : Ruang Sedap Malam
2. Waktu : Studi Kasus dilaksanakan pada bulan Juni 2014
Kediri, 29 Desember 2014
Ari Arvianti

Anda mungkin juga menyukai