Perjanjian Swasta&pemerintah
Perjanjian Swasta&pemerintah
KERJASAMA
PEMERINTAH DAN
SWASTA (KPS)
April 2010
SANGKALAN
Informasi yang terdapat dalam Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS): Panduan Investor dimaksudkan untuk
memberikan panduan umum guna membantu investor untuk suksesnya mengembangkan proyek KPS dibidang
infrastruktur.
Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi berusaha untuk menyajikan informasi yang terbaik pada saat buku ini dicetak
dan tidak bertanggung jawab atas perbedaan atau perubahan terhadap informasi atau data yang disajikan.
KERJASAMA
PEMERINTAH DAN
SWASTA (KPS)
DAFTAR ISI
iii
15
16
18
19
20
22
23
24
25
27
28
ii
41
KATA PENGANTAR
M. Hatta Rajasa
Infrastruktur merupakan hal yang diutamakan dan sejumlah penanaman modal swasta diperlukan untuk membangun Indonesia menuju ke keadaan yang lebih baik. Tahun ini menandakan
langkah penting bagi peningkatan infrastuktur Indonesia secara menyeluruh. Pemerintah telah
memberikan komitmennya untuk melakukan percepatan proyek-proyek melalui KPS. Pemerintah
akan terus secara proaktif melakukan peninjauan terhadap kebijakan-kebijakannya untuk
meningkatkan tingkat partisipasi investor swasta. Untuk itu, sejumlah perubahan telah dilakukan
dan peraturan perundang-undangan telah ditegakkan, untuk meyakinkan investor atas perhatian
pemerintah yang kini lebih baik.
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia muncul sebagai salah satu
pemimpin di kawasannya. Indonesia merupakan anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara
atau Association of the South East Asian Nations (ASEAN), dan memiliki penduduk sekitar 240 juta
orang. Kami memiliki tujuan untuk dapat menghubungkan satu sama lain pulau-pulau di Indonesia secara lebih baik agar dapat mencapai pertumbuhan ekonomi dan masyarakat yang merata,
menyediakan akses infrastruktur yang memadai untuk memperluas lapangan kerja, memperbaiki
tingkat kesejahteraan hidup, dan menciptakan pembangunan yang berkesinambungan.
Kami percaya bahwa Indonesia, dan sektor-sektor yang ada, menawarkan banyak hal yang potensial bagi para investor . Pemerintah menyadari pentingnya untuk memperbaiki iklim dunia usaha.
Perubahan-perubahan fundamental telah dilakukan pada tingkat-tingkat tertentu dan lintas
sektor, guna memperkokoh kerangka pembangunan dan menjadikan Indonesia sebagai tempat
yang do-able untuk berbisnis. Dengan iklim bisnis yang baru ini, pangsa pasar KPS dalam
kegiatan infrastruktur diharapkan akan berkembang dengan pesat.
Para Investor, saya menghimbau anda untuk menggunakan panduan ini agar dapat lebih memahami pelaksanaan KPS. Saya mengarapkan informasi yang disampaikan dalam panduan ini akan
meningkatkan ketertarikan anda untuk melakukan investasi di negara yang telah muncul sebagai
pemimpin di kawasan Asia Tenggara ini. Silahkan menggunakan kesempatan ini untuk dapat
mengenal kami secara lebih baik, dan kami persilahkan juga untuk menghubungi sektor-sektor
terkait guna mendapatkan informasi lebih lanjut.
Selamat membaca,
Menteri Koodinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
iii
Kerangka
Penanaman Modal
Infrastruktur
di Indonesia
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Bandar udara
Pelabuhan laut dan sungai
Jalan dan Jembatan
Jalan Kereta Api
Penyediaan air baku dan sistem irigasi
Penyediaan air minum
Penampungan Air Limbah
Pembuangan Sampah Padat
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Ketenagalistrikan
Minyak dan Gas
PANDUAN untuk Para Investor ini merupakan suatu tinjauan terhadap kerangka Kerjasama Pemerintah dan Swasta
(KPS) milik Pemerintah Indonesia. Panduan ini merupakan
pemetaan kedepan (road map) terhadap pengembangan
proyek-proyek KPS di Indonesia dengan menggarisbawahi
prinsip-prinsip yang dianut oleh Pemerintah dan fasilitas
yang disediakan untuk mitra swasta dalam kerangka KPS.
Dengan memberikan tinjauan tentang bagaimana program
KPS dioperasikan di Indonesia, Panduan ini dapat mengarahkan
investor untuk melakukan tinjauan akan adanya peluang dalam
proyek tertentu.
Panduan ini tidak bermaksud untuk mengindentifikasi
peluang-peluang KPS secara spesifik, tidak juga dengan
cara apapun menyediakan uji tuntas yang harus dilakukan
oleh investor swasta untuk mempertimbangkan peluang
KPS. Panduan ini tidak menyediakan tinjauan hukum tentang peraturan-peraturan yang mengatur pengembangan
dan pelaksanaan proyek KPS, maupun menyediakan rincian
prosedur tentang pengembangan KPS atau panduan untuk
melakukan kegiatan usaha di Indonesia pada umumnya.
Para investor diharapkan tetap mengacu kepada bahanbahan publikasi atau dokumentasi yang dikeluarkan oleh
pihak Pemerintah mengenai hal-hal tersebut, sebagaimana
dimuat dalam Panduan ini.
Publikasi-publikasi ini dapat diperbaharui atau diterbitkan
kembali, atau dilengkapi dengan dokumen-dokumen tambahan lainya dimasa mendatang.
Penjaminan Infrastruktur, yang dikenal sebagai PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), telah didirikan oleh
Pemerintah Indonesia untuk menyediakan penjaminanpenjaminan atas kewajiban-kewajiban pemerintah yang
timbul berdasarkan perjanjian-perjanjian KPS.
Badan Yang Mengeluarkan Lisensi dan Perizinan merupakan badan-badan Pemerintah yang bertanggung jawab
untuk melakukan pengelolaan lingkungan, investasi asing
dan pendirian perusahaan sebagai contoh: Badan Koordinasi Penanaman Modal, BKPM), tenaga kerja dan imigrasi,
dan badan-badan lainnya yang diperlukan oleh Badan
usaha untuk memperoleh berbagai izin dan persetujuan
untuk melaksanakan kegiatan operasinya.
Badan Kontrak Pemerintah atau Government Contracting Agency (GCA) adalah kementerian, instansi pemerintah
atau propinsi, kabupaten atau kotamadya, sebagaimana dimaksudkan dalam peraturan pemerintah, yang mengadakan tender-tender atas suatu proyek dan menjadi
mitra investor untuk proyek tersebut. CGA akan mengadakan kontrak dengan Badan usaha untuk melaksanakan
proyek melalui suatu Perjanjian Kerjasama (PK) atau Cooperation Agreement atau akan menerbitkan izin untuk Badan
usaha dalam rangka mengelola proyek KPS.
Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur, KKPPI merupakan komite antar kementerian yang
diketuai oleh Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian
yang bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi
atas kebijakan yang terkait dengan upaya percepatan
penyediaan infrastrukur termasuk yang akan melibatkan
pihak swasta. Berdasarkan peraturan yang berlaku, KPPI
diwajibkan untuk memberikan persetujuan terhadap permintaan atas dukungan pemerintah (jaminan-jaminan)
yang mendasari pertimbangan dan persetujuan Menteri
Keuangan.
Unit Pusat Kerjasama Pemerintah dan Swasta atau Public Private Partnership Central Unit (P3CU) merupakan
unit dalam Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
(Bappenas) yang dikepalai oleh Direktur Pengembangan
Kerjasama Pemerintah dan Swasta. Unit ini mempunyai sejumlah fungsi termasuk diantaranya: memberikan bantuan
kepada KKPPI untuk menyusun kebijakan dan melakukan
penilaian atas permintaan dukungan bersyarat dari pemerintah, membantu Pemerintah untuk mempersiapkan penerbitan buku KPS yang memuat daftar proyek yang berpeluang
bagi penanam modal swasta, yang mendukung Badan Kontrak Pemerintah untuk melakukan persiapan proyek-proyeknya dan mengembangkan kemampuan dari badan-badan
pemerintah dalam rangka pelaksanaan KPS.
Penasehat P3CU dan Kementerian Keuangan. Upayaupaya dari P3CU dan Kementerian Keuangan, untuk
mengembangkan suatu kerangka KPS yang baik dan untuk
membantu Government Contracting Agencies dalam menyiapkan proyek-proyek yang menjanjikan, telah didukung
oleh penasehat hukum, keuangan dan perekayasaan teknik
yang pendanaannya dilakukan oleh berbagai badan multilateral dan bilateral.
PERATURAN KPS
Terdapat lima dasar peraturan dalam kategori ini.
Topik
Ketentuan
Umum KPS
Peraturan
Butir-butir Penting
Prosedur
Untuk
Penyediaan
Dukungan
Pemerintah
Sektor
Pelabuhan
(Pengoperasian
Terminal)
Undang-undang dan
Peraturan Pemerintah
Undang-undang No. 17 Tahun
2008 tentang Pelayaran
Peraturan Pemerintah No. 61
Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
Peraturan Pemerintah No. 20
Tahun 2010 Angkutan Di
Perairan
Infrastruktur
Kereta Api
(Rel kereta api,
Stasiun dan
Fasilitas Kereta
Api lainnya)
Bandar udara
Butir-butir Penting
Pengoperasian pelabuhan (terminal) terbuka untuk Badan
Usaha. PT. Pelindo (Perusahaan operator pelabuhan milik Negara) tidak lagi memonopoli sektor ini. Pemerintah harus
mendirikan suatu Otorita Pelabuhan sebagai regulator berbagai
kegiatan di Pelabuhan. Otoritas Pelabuhan dapat diadakan
untuk satu atau lebih pelabuhan, dan akan bertanggung jawab
untuk menerbitkan ijin konsesi, untuk kemudian mengatur
layanan yang dilakukan oleh Badan Usaha.
Sektor
Ketenagalistrikan
(Pembangkit
Listrik,
Transmisi
dan Pendistribusian)
Undang-undang dan
Peraturan Pemerintah
Undang-undang No. 30
tentang Ketenagalistrikan
Undang-undang No. 27
Tahun 2003 tentang Panas
Bumi
Peraturan Pemerintah No.
59 Tahun 2007 tentang
Kegiatan Usaha Panas Bumi
Peraturan Pemerintah No. 3
Tahun 20005 atas
Perubahan Peraturan
Pemerintah No. 10 Tahun
1989 tentang Ketentuan
dan Pemanfaatan
Ketenagalistrikan
Air Minum
(Pengolahan
Air, Transmisi
dan Pendistribusian)
Jalan Tol
Butir-butir Penting
Topik
Daftar Negatif
untuk
penanaman
modal
Butir-butir Penting
Pemanfaatan
Aset Negara
Kerjasama
dengan Pemerintah Daerah
Dana
Infrastruktur
10
Topik
Butir-butir Penting
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
Pembebasan
Tanah
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2010, dukungan pemerintah dapat berupa pembebasan tanah untuk proyek tersebut,
dimana hal ini harus dilakukan sebelum tender proyek dilakukan.
Pemanfaatan
Kawasan
Hutan untuk
Pembangunan
Infrastruktur
11
Butir-butir Penting
Tata Ruang
dan Wilayah
Penyelesaian
Perselisihan
Topik
12
Peraturan
Perusahaan dan
Tanggungjawab
Sosial
Perusahaan
Penilaian yang
layak dari BUMN
Batas
Maksimum
Pemberian
Kredit Bank
13
Proses
Pembangunan
& Pelaksanaan KPS
2.1
15
PROSES Investasi KPS terdiri dari 9 tahapan sebagaimana diuraikan dibawah ini. Masing-masing tahapan akan dijelaskan
dalam brosur ini.
1.
Pemilihan
Proyek
2.
Konsultasi
Publik
3.
Studi
Kelayakan
4.
Tinjauan
Risiko
5.
Bentuk
Kerjasama
6.
Dukungan
Pemerintah
7.
Pengadaan
8.
Pelaksanaan
9.
Pemantauan
16
5. Bentuk Kerja Sama merupakan tinjauan agar kemitraan KPS di-strukturkan untuk mengoptimalkan nilai
bagi publik dan pada saat yang bersamaan tidak mengurangi minat dari mitra swasta. Pada umumnya,
Bentuk Kerja Sama ini dilakukan sebagai bagian dari
Studi Kelayakan.
6. Dukungan Pemerintah merupakan determinasi atas
jumlah dan posisi pemerintah yang dapat dikontribusikan oleh pemerintah terhadap suatu proyek,
dalam suatu mekanisme, misalnya insentif pajak,
pembebasan tanah, dukungan/jaminan bersyarat,
pembiayaan langsung dan lain-lain. Pada umumnya,
Dukungan Pemerintah dilakukan bertujuan untuk
mengetahui potensi kelayakannya secara perbankan
terhadap suatu proyek.
7. Pengadaan merupakan pengembangan dari paket
tender, dan proses tender secara keseluruhan yang
dimulai sebelum proses kualifikasi sampai dengan
penandatanganan kontrak.
17
Pemerintah Indonesia memberikan proyek-proyek KPS kepada mitramitra dari pihak swasta berdasarkan beberapa alasan. Proyek-proyek
tersebut dikumpulkan menjadi satu dalam Buku KPS milik Pemerintah,
yang P3CU perbaharui dan diumumkan kepada publik setiap tahun.
Pengembang dapat mengusulkan proyek-proyek berdasarkan inisiasi
swasta (Unsolicited), tetapi mereka diwajibkan untuk menunjukan
alasan yang kuat terhadap proyek yang diusulkan tersebut.
2. Definisi daripada kriteria dan bobot terkait untuk menyaring dan mendahulukan proyek-proyek untuk
pengembangan KPS. Ini termasuk faktor-faktor seperti
prioritisasi GCA, kemampuan finansial dan ekonomi,
dampak sosio-ekonomi, bantuan pemerintah yang
diperlukan, risiko dan penanganan risiko, kesiapan
proyek dan lain lain.
1. Definisi daripada kandidat proyek infrastruktur berdasarkan rencana pengembangan, strategi dan kebijakan GCA.
18
19
FEASIBILITY STUDY
20
GCA mengindentifikasi proyek-proyek yang diprioritaskan, termasuk profil pokok dari proyek. Proyek ini
selanjutnya dapat dikaji dan diprioritasi lebih lanjut oleh
P3CU, khususnya apabila GCA memerlukan dukungan
pemerintah, atau bantuan teknis atau dukungan
promosi dari P3CU;
Konsultasi publik yang terakhir atau final dan penjajakan pasar (market sounding) dilakukan untuk
mengkonfirmasi rancangan proyek yang diusulkan;
Kompilasi Studi Kelayakan yang bersifat final termasuk didalamnya adalah dokumentasi dari akitivitasaktivitas sebagaimana dimaksud di atas.
Konsultan Studi Kelayakan menyediakan Studi Kelayakan, yang harus memuat cakupan:
I
21
Permintaan
Penggunaan infrastruktur dapat saja tidak sesuai dengan
perencanaan awal, yang akhirnya akan menyebabkan berkurangnya pendapatan. Misalnya, sebagian proyek jalan tol dan
jalan kereta api dianggap tidak layak secara finansial karena
kurangnya arus transportasi dan penumpang, atau ketidaklayakan ini dapat juga dikarenakan oleh hal-hal yang tidak tertentu diluar perkiraan. Pemerintah, berdasarkan peraturan KPS
yang berlaku, dapat menyediakan penjaminan apabila terjadi
penurunan pendapatan yang diakibatkan oleh tingkat penggunaan yang berada dibawah tingkat yang telah disepakati.
Penjajakan pasar (market soundings) pada tahap awal menyediakan informasi untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang
besar pada suatu proyek. Hal ini kemudian akan dibahas secara
lebih menyeluruh pada saat Studi Kelayakan dan persiapan CA.
Contoh-contoh sebagian beberapa risiko pokok yang teridentifikasi dalam proyek KPS di Indonesia dan pengelolaan dan pengurangan risiko pada umumnya terdiri dari sebagai berikut:
22
Pembebasan Tanah
Tanah tidak selalu siap untuk digunakan di dalam pembangunan infrastruktur dan perolehannya sangat memerlukan waktu yang lama dan tambahan biaya. Pemerintah
saat ini berupaya untuk mendapatkan pendanaan dan
mekanisme yang memungkinkan bagi Pemerintah untuk
dapat melakukan pembelian tanah sebelum proyek dimulai, yang mana Badan usaha dapat membayarkan kembali di kemudian hari. Khusus untuk proyek jalan tol,
Pemerintah dpat menawarkan jaminan untuk menutupi
tambahan biaya sebagai akibat dari mundurnya pembebasan tanah atau naiknya biaya pembebasan tanah tersebut diatas batas tertentu (land capping). Selain itu,
Pemerintah dapat menawarkan penjaminan untuk menutupi biaya tambahan yang mungkin terjadi karena adanya
keterlambatan dalam proses pembebasan tanah atau
adanya kenaikan biaya pembebasan tanah bila pengambilalihan tanah ini adalah tanggung jawab Badan Usaha.
Tarif
Pertimbangan politik dapat mempengaruhi perkembangan
tarif pada masa mendatang yang dapat mengurangi tingkat
tarif yang diperlukan untuk pengembalian biaya secara penuh.
23
24
2.8 PENGADAAN
Semua proyek KPS Indonesia harus dilakukan lewat proses pengadaan
yang kompetitif yang didahului oleh suatu proses yang struktural yang
pada umumnya termasuk proses pra-kualifikasi.
Persiapan
Proyek
GCA melakukan
pengembangan
proyek (pre-F,
konsultasi
publik,
penjajakan
pasar, dukungan
pemerintah,
analisa resiko,
etc.)
GCA mendirikan
PC untuk
melakukan
pengadaan
PC
mempersiapkan
dokumentasi
pengadaanGCA
Pelelangan dan
Evaluasi:
Pemilihan
Badan Usaha
Pra-Kualikasi:
Pemilihan
Peserta Lelang
Dimulai dari
pengumuman
public awal
sampai dengan
daar kandidat
pre-kualikasi
yang dirakasi
oleh GCA
PQ dapat memulai
pada saat proyek
telah disiapkan,
termasuk
komitmen atas
dukungan
pemerintah
Kandidat dapat
diberikan
kesempatan untuk
mempertanyakan
hasil PQ
Dimulai dari
penyaringan kandidat
pre-kualikasi sampai
dengan peserta lelang
prioritas telah
dievaluasi, diberi
peringkat dan
dirakasi oleh GCA
Semua peserta
lelang/kandidat prekualikasi diundang
untuk mengajukan
proposal penuh
Peserta lelang akan
diberikan kesempatan
untuk
mempertanyakan
hasil pelelangan
Negosiasi
dengan Peserta
Lelang Prioritas
Pemberian
Kontrak
Dimulai dari
rakasi peserta
lelang prioritas
sampai kontrak
ditandatangani
atau GCA
menyatakan
bahwa negosiasi
gagal
Dalam kondisi
tertentu,
jaminan lelang
dapat menjadi
milik GCA
apabila
negosiasi gagal
25
2.
3.
Jaminan Pelaksanaan, jika ada. Apabila pembebasan tanah dilakukan oleh Badan Usaha, jaminan
pelaksanaan yang diberikan adalah jaminan biaya
pembebasan tanah yang dibebankan kepada
Badan Usaha;
4.
5.
6.
7.
26
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Keadaan Memaksa;
16.
17.
18.
27
2.10 PEMANTAUAN
Pemerintah Indonesia memantau operasi proyek KPS untuk
memastikan kepatuhan dengan ketentuan-ketentuan dalam PK,
juga untuk menjadi pembelajaran bagi proyek-proyek KPS yang
mendatang. PK mengatur tentang otoritas pemantauan dan
tanggung jawab antara GCA dan mitra-mitra swasta.
28
Konstruksi;
Operasi; dan
Interaksi
Antara Pemerintah
dan Pihak
Swasta
29
Konsultansi
dengan Pihakpihak yang
Berkepengan
& CSR
Persyaratan CSR
berdasarkan jenis
proyek
Pelaksanaan
Proyek
Idenkasi Proyek
kedalam buku PPP
atau Rencana Induk
Penjajakan Pasar
Pemantauan
dan pengaturan
Penunjukan
Badan Usaha
Ya
Proyek diperbaharui
atau dihenkan
Tidak
Konsultasi
dengan Pihakpihak yang
Berkepenngan
Konsultasi
dengan Pihakpihak yang
Berkepenngan
Pelaksanaan
GCA?
Menentukan
Dukungan
Pemerintah
Menentukan
Bentuk
Kerjasama
Tinjauan Resiko
Melakukan (Pra)
Studi Kelayakan
Penunjukan
Konsultan FS
Proyek
Idenkasi dan
Priorisasi
Kegiatan Pemerintah
9 sampai dengan 18
bulan tergantung pada
ukuran , ngkat
kesulitan, diperlukannya
atau dak studi
kelayakan atau prakelayakan, dan lain lain.
3 sampai dengan 12
bulan tergantung siklus
perencanaan
Perkiraan
Jangka Waktu
Diagram berikut menunjukkan indikatif proses pengembangan dan pelaksanaan proyek baik untuk proyek inisiasi pemerintah (Solicited) maupun
swasta (Unsolicited). Pelaksanaan proses pada masing-masing sektor dapat berbeda akibat peraturan sektoral, kemampuan GCA dan lain-lain.
Konsultasi dengan
pihak-pihak yang
berkepenngan dan CSR
Persyaratan CSR
tergantung pada
jenis proyek
Pemrakarsa Proyek
dak memerlukan
dilaksanakannya
penjajakan pasarformal,
tetapi di harapkan
berkonsultasi dengan
pihak Kreditur dan
pihak lain selama
persiapan proyek untuk
memaskan
keberhasilan rancangan
proyek
Konsultasi dengan
pihak-pihak yang
berkepenngan
Konsultasi dengan
pihak-pihak yang
berkepenngan
Pelaksanaan
Proyek
Menentukan
Dukungan
Pemerintah
Menentukan
Bentuk
Kerjasama
Tinjauan Resiko
Melakukan (pra)
Studi kelayakan
Penunjukan
Konsultan FS
Indenkasi
Proyek dan
Priorisasi
Pematauan &
Pengaturan
Penunjukan
Badan Usaha
Memproses
dukungan
Pemerintah
Pemeriksaan
dan
permbangan
Pemerintah
Konsultasi awal
dengan pihak
GCA
Kegiatan Pemerintah
Jangka Waktu
yang ditentukan
Aplikasi Kerangka
Kerjasama KPS
untuk
Sektor Tertentu
33
Bandara
Pelabuhan
Kereta api
Dasar
BOO atau
BOT)
fasilitas lainnya
(Konsesi,
Perjanjian
pelabuhan
Peraturan Menteri.
Perhubungan
peraturan-peraturan pemerintah
kewenangan.
menjalankan,
airport untuk
masing-masing
Otoritas Bandara di
menentukan
Perhubungan akan
1/2009, Menteri
Berdasarkan Pasal
komersial.
kewenangan di
pemberian konsesi akan diatur oleh
menjalankan fungsi
Menteri Perhubungan
Otoritas Pelabuhan
227 229 UU
menentukan
Perhubungan akan
diberikan kepada Badan Usaha
melalui proses tender (lelang)
Menteri
82 (1) UU 17/2008,
Berdasarkan Pasal
Badan Regulator
peraturan perundang-undangan
berdasarkan prosedur
pemerintah dalam
UU 17/2008, Otoritas
diperhitungkan berdasarkan
Dasar Penghasilan
Perjanjian
Perjanjian
Konsensi
menandatangani perjanjian
Walikota/Bupati tergantung
Menteri/Gubernur/
PP 56/2009,
GCA
Terminan dan
fasilitas lainnya
Terminan dan
Kereta
Fasilitas Rel
Stasium, dan
Rel Kereta,
Jenis Infrastruktur
Jalan Tol
Air Minum
penjualan listik
listrikan
pemeliharaan
operasi dan/atau
pembangunan,
perancangan,
Pembiayaan,
minum wilayah
perusahaan air
layanan
dalam cakupan
belum termasuk
daerah yang
minum dalam
distribusi air
Usaha
akan menandatangani
proyek
(Gubernur/Walikota/Bupati)
pemerintah daerah
pelaksana adalah
PP 16/2005, badan
Perjanjian
Menteri.
Berdasarkan Pasal 68 PP
dalam Perjanjian.
(Gubernur/Walikota/Bupati)
penentuan tariff.
penyaluran,
Perjanjian
menetapkan peraturan
pembeli]
13/2010
sebagai
Berdasarkan UU 30/2009
(DPRD).
bertindak
hal PT PLN
PLN dalam
dengan PT
penam-pungan,
proyek
(Gubernur/Walikota/Bupati)
pemerintah daerah
daerah berdasarkan
ketenagalistrikan akan
Fasilitas
pelanggang
kepada
distribusi dan
Ketenaga-
listrik, transmisi,
Pembangkit
listrikan
Berdasarkan Pasal 21 UU
Izin Usaha
BPJT.
Badan Pengatur
dilaksanakan oleh
pemerintah akan
fungsi kewenangan
3 PP 15/2005,
Berdasarkan Pasal
Tanya
Jawab
37
2. Kapan investor asing harus mendirikan perusahaan di Indonesia untuk berpartisipasi dalam
proyek infrastruktur KPS?
Investor asing tidak diharuskan untuk mendirikan
perusahaan Indonesia untuk dapat ikut serta dalam
proses tender. Meskipun demikian, setelah investor
asing memenangi tender proyek tersebut, maka
38
39
Informasi
Penting
41
Posisi
Telepon
Website
Alamat
Telepon
Website
Posisi
Alamat
: Ketua PPRF
: Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4,
Jakarta 10710
: +62 21 384-6725 / +62 21 345 2571
: www.depkeu.go.id
SEKTOR TRANSPORTASI
Pusat Kajian Kemitraan
dan Pelayanan Jasa Transportasi,
Kementerian Perhubungan
Posisi
: Ketua Pusat Kajian Kemitraan
dan Pelayanan Jasa Transportasi
Alamat : Departemen Perhubungan
Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110
Telepon : +6221 3852671
Website : www.dephub.go.id
SEKTOR PENYEDIAAN AIR MINUM
Badan Pendukung Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum / BPP SPAM,
Kementerian Pekerjaan Umum
Posisi
Alamat
Telepon
Website
42