PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah adult berasal dari kata kerja latin, seperti juga istilah adolescene yang
berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Oleh karena itu orang dewasa adalah individu
yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Berbicara mengenai pendidikan orang dewasa, masalahnya lebih dari sekedar
mengajarkan suatu pengetahuan baru kepada orang dewasa, karena orang dewasa
telah memiliki sikap dan pengetahuan
membahas
tentang
Karakteristik
perkembangan
masa
dewasa,
perkembangan kognitif Piaget, teori belajar dan proses belajar orang dewasa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun beberapa masalah dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik perkembangan masa dewasa?
2. Bagaimana implikasi tugas perkembangan masa
dewasa
terhadap
penyelenggaraan pendidikan?
3. Bagaimana teori belajar orang dewasa?
4. Bagaimana prinsip, tahap, strategi, dan proses belajar orang dewasa?
C. Tujuan
Berdasarkan
BAB II
PEMBAHASAN
BELAJAR PADA PERIODE DEWASA
6) Masa dewasa dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Dalam masa dewasa dini individu akan cenderung menyesuaikan diri
pada gaya-gaya hidup yang baru. Gaya hidup yang paling menonjol adalah
pada perkawinan dan peran sebagai orang tua. Diantara berbagai penyesuaian
diri yang harus dilakukan orang muda pada gaya hidup baru, yang paling
umum adalah penyesuaian diri pada pola peran seks atas dasar persamaan
derajat yang menggantikan perbedaan pola peran seks tradisional, serta polapola baru bagi kehidupan berkeluarga ,termasuk perceraian, keluarga
berorangtua tunggal ,dan berbagai pola baru di tempat pekerjaan khususnya
dalam unit-unit kerja yang besar dan impersonal di bidang bisnis dan
industry.
Pada saat inilah bagaimana orang dewasa belajar untuk menyesuaikan
diri dengan kehidupan baru dalam upaya persiapan untuk berkeluarga yang
biasanya diawali dengan pacaran,menikah, mengasuh anak dan belajar untuk
menyesuaikan diri pada bidang pekerjaan yang dipilih.
b. Masa dewasa madya (middle adulthood),
Masa dewasa madya dimulai dari umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun,
yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak
pada setiap orang. Secara lebih jelasnya, adapun beberapa karakteristik pada
masa dewasa madya, yaitu:
1) Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
Pria dan wanita mempunyai banyak alasan untuk takut memasuki masa
madya ini. Bagi wanita, usia madya ini ditakutkan karena menurunnya
kemampuan reproduktif dan datangnya manopause (berhentinya bertelur)
dan merosotnya daya tarik seksual. Bagi pria, usia dewasa madya ini
ditakutkan karena kemampuan reproduktif dan fisik menjadi menurun
sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan istri secara seksual, sehingga
kebanyakan pria dewasa lebih memfokuskan pada pekerjaannya. Pada masa
ini pula ada keinginan orang dewasa untuk menjadi muda kembali. Saat
inilah orang dewasa madya belajar untuk menghilangkan rasa ketakutan yang
berkitan dengan menurunnya kemampuan psikis maupun biologis.
2) Usia madya merupakan masa stress
5
Stres
budaya,
yang
menempatkan
nilai
yang
tinggi
pada
dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada masingmasing jenis kelamin. Pada masa inilah menjadi suatu tantangan bagi orang
tua untuk menghadapi kondisi tersebut serta membutuhkan lebih banyak
perhatian dari anak-anaknya.
3) Kesulitan dalam menyesuaikan diri
Pada masa dewasa akhir ini orang tua baik pria maupun wanita memiliki
permasalahn penyesuaian diri dengan mereka yang masih muda, khususnya
dalam interkasi sosialnya. Sehingga bagi orang tua yang kurang bisa
menyesuaikan diri akan merasa tertekan secara psikis, merasa terasingkan
dan rendah diri. Dengan demikian orang dewasa akhir seyogyanya
mendapatkan perhatian dari mereka yang masih muda dan menerima mereka
dalam pergaulan. Upayanya adalah orang dewasa akhir lebih baik bergaul
dengan seseorang yang seumur dengannya.
4) Keinginan menjadi muda kembali
Status kelompok minoritas yang dikenakan pada orang berusia lanjut
secara alami telah membangkitkan keinginan untuk tetap muda selama
mungkin dan ingin dipermuda apabila tanda-tanda menua tampak. Banyak
upaya yang dilakukan seiring perkembangan teknologi, misalnya operasi
plastik, mengkonsumsi obat awet muda dan lain sebagainya. Pada masa ini
orang usia lanjut seolah-olah seperti masa-masa remajanya dulu. Kondisi ini
merupakan suatu tantangan bagaimana individu untuk menerima dan
menghadapi masa tuanya tersebut.
2. Perkembangan Kognitif Masa Dewasa
Pada dasarnya, perkembangan kognitif akan sangat berperan dalam proses
pembelajaran. Terkait dengan pembelajaran pada periode dewasa, maka tidak akan
lepas pula dari kemampuan kognitifnya. Salah satu ahli yang menjelaskan tentang
perkembangan kognitif individu adalah Jean Piaget.
Menurut Piaget ada ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
yaitu :1) lingkungan fisik,2) kematangan,3) pengaruh sosial, 4) proses pengendalian
diri/ equilibration (Piaget, 1977).
Adapun mengenai perkembangan kognitif individu tersebut dijelaskan oleh Jean
Piaget menjadi beberapa tahap, yaitu:
8
100 Watt cahaya, maka pada usia 40 tahun diperlukan 145 Watt, dan pada usia
70 tahun seterang 300 Watt baru cukup untuk dapat melihat dengan jelas.
d. Makin bertambah usia, persepsi kontras warna cenderung ke arah merah
daripada spektrum. Hal ini disebabkan oleh menguningnya kornea atau lensa
mata, sehingga cahaya yang masuk agak terasing. Akibatnya ialah kurang
dapat dibedakannya warna-warna-warna lembut. Untuk jelasnya perlu
digunakan warna-warna cerah yang kontras utuk alat-alat peraga.
e. Pendengaran
atau
kemampuan
menerima
suara
mengurang
dengan
Cronbach
tidak
jarang
meninggalkan
warisan
mindset
yang
kurang
menguntungkan terutama bagi pihak atau individu yang berkemampuan ratarata atau minus. Lembaga sekolah, selain menciptakan birokrasi formal yang
memberikan stigma bahwa sekolah adalah escalator tunggal yang mahal
harganya, juga menunjukkan ketertinggalannya dengan kemajuan yang dicapai
oleh dunia luar. Akibatnya timbul gap antara pendidikan dengan tuntutan atau
kebutuhan yang ada di masyarakat. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar
mengapa pengangguran tidak bisa dihindari lagi. Pendidikan belum sepenuhnya
menjadi media yang mampu menterjemahkan makna belajar. Hal ini karena
makna belajar yang sesungguhnya adalah melakukan sesuatu, kemudian
membebaskan diri dari situasi atau tekanan yang diakibatkan ketidaktahuan.
2. Teori Belajar Orang Dewasa (Andragogi)
Teori belajar orang dewasa dikenal dengan istilah andragogi. Andragogi
berasal dari bahasa Yunani aner artinya orang dewasa, dan agogus artinya
memimpin. Istilah lain yang kerap kali dipakai sebagai perbandingan adalah
pedagogi yang ditarik dari kata paid artinya anak dan agogus artinya
memimpin. Maka secara harfiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan
mengajar anak. Karena itu, pedagogi berarti seni atau pengetahuan mengajar
anak maka apabila memakai istilah pedagogi untuk orang dewasa jelas kurang
tepat, karena mengandung makna yang bertentangan. Sementara itu, menurut
(Kartini Kartono, 1997), bahwa pedagogi (lebih baik disebut sebagai androgogi,
yaitu ilmu menuntun/mendidik manusia; aner, andros = manusia; agoo=
menuntun, mendidik) adalah ilmu membentuk manusia; yaitu membentuk
kepribadian seutuhnya, agar ia mampu mandiri di tengah lingkungan sosialnya.
Pada banyak praktek, mengajar orang dewasa dilakukan sama saja dengan
mengajar anak. Prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak
15
dengan
pubilkasinya
Adult
Learning,
pada
tahun
1928.
Pada aliran artistic, teori baru ditemukan melalui instuisi dan analisis pengalaman yang
memberikan perhatian tentang bagaimana orang dewasa belajar. Aliran ini
diperkenalkan oleh Edward C. Lindeman dalam penerbitannya The Meaning of Adult
Education pada tahun 1926 yang sangat dipengaruhi oleh filsafat pendidikan John
Dewey.
Menurutnya sumber yang paling berguna dalam pendidikan orang dewasa adalah
pengalaman peserta didik. Dari hasil penelitian, Linderman mengidentifikasi beberapa
asumsi tentang pembelajar orang dewasa yang dijadikan fondasi teori belajar orang
dewasa yaitu sebagai berikut :
a. Pembelajar orang dewasa akan termotivasi untuk belajar karena kebutuhan dan
minat dimana belajar akan memberikan kepuasan
b. Orientasi pembelajar orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan, sehingga
unit-unit pembelajar sebaiknya adalah kehidupan nyata (penerapan) bukan subject
matter.
c. Pengalaman
adalah
sumber
sehingga
pembelajaran
pengalaman
adalah
metode
analisa
(experiential
learning).
d. Pembelajaran
orang
mempunyai
kebutuhan
dewasa
yang
16
mendalam untuk mengarahkan diri sendiri (self directed learning), sehingga peran
guru sebagai instruktur.
e. Perbedaan diantara pembelajar orang dewasa semakin meningkat dengan
bertambahnya usia, oleh karena itu pendidikan orang dewasa harus memberi
pilihan dalam hal perbedaan gaya belajar, waktu, tempat dan kecepatan belajar.
Malcolm Knowles dalam publikasinya yang berjudul "The Adult Learner, A Neglected
Species" mengungkapkan teori belajar yang tepat bagi orang dewasa. Sejak itu istilah
"Andragogi" makin diperbincangkan oleh para ahli pendidikan. Ada 4 asumsi pokok yang
dipakai dalam pembelajaran orang dewasa ini, yaitu;
a. Konsep Diri, konsep diri pada anak-anak masih tergantung, sedangkan pada orang
dewasa konsep dirinya sudah mandiri. Karenanya orang dewasa membutuhkan
penghargaan orang lain bahwa dia mampu menentukan dirinya sendiri (Self
Determination), mampu mengarahkan dirinya sendiri (Self Direction). Orang dewasa
juga mempunyai kebutuhan psikologis yang dalam, agar menjadi mandiri, meskipun
dalam situasi tertentu ada ketergantungan. Pelatihan harus mempertimbangkan iklim
ini, suasana pembelajaran serta proses pelatihan.
b. Peranan Pengalaman, sesuai dengan perjalanan waktu seorang individu tumbuh dan
berkembang menuju ke arah kematangan. Dengan pengalamannya, menjadikan seorang
individu sebagai sumber belajar , dan pada saat yang bersamaan individu tersebut
memberikan dasar yang luas untuk belajar dan memperoleh pengalaman baru. Karena
itu, dalam pembelajaran orang dewasa, lebih mengembangkan teknik yang bertumpu
pada pengalaman atau "Experiential Learning Cycle" Pelatihan lebih banyak
menggunakan diskusi kelompok, curah pendapat, kerja laboratori, melakukan praktek
dsb, yang pada dasarnya berupaya untuk melibatkan peranserta peserta pelatihan.
c. Kesiapan Belajar, bagi orang dewasa kesiapan belajar bukan ditentukan oleh
kebutuhan atau tekanan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih oleh tuntutan
perkembangan dan perubahan tugas dan peranan sosialnya, sebagai pekerja, orangtua
atau pemimpin organisasi.
d. Orientasi Belajar, pada anak orientasi belajarnya pada materi pembelajaran (Subject
Matter Centered Orientation). Sedangkan orang dewasa kecenderungan memiliki
orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem
Centered Orientation). Bagi orang dewasa, hasil belajar untuk dapat dipergunakan
segera, untuk itu materi pelatihan hendaknya bersifat praktis dan dapat segera
diterapkan dalam kenyataan sehari-hari.
17
Knowles,
pelopor
Andragogy,
mengazaskan
empat
prinsip
sumber
pembelajaran
seperti
buku
pelajaran
sebaiknya
karena
mereka
tidak
hanya
bisa
berkontribusi
terhadap
Dari bagan di atas dapat kita lihat bahwa, pada prinsipnya orang dewasa pada
awalnya belajar dari pengalaman. Dengan demikian, dalam proses pendidikan
seyogyanya lebih banyak diberikan praktik yang akan mendatangkan pengalaman
langsung dibandingkan hanya memberikan pemahaman yang bersifat teoritis.
Dengan pengalaman yang dimiliki oleh orang dewasa, maka dia memiliki bahan
tersendiri untuk didiskusikan, kemudian menemukan suatu pemahaman atau konsep
baru yang nantinya bisa diterapkan sesuai dengan tujuannya.
19
dilakukan
dengan
menugaskan
mereka
untuk
mengerjakan
suatu
tugas
secara
bekelompok
setelah
bersifat
praktis
dan
aplikatif.
3) Bantu mereka untuk menerapkan informasi baru.
Pada saat individu tersebut mengalami permasalahan untuk memahami
informasi yang sifatnya baru, diperlukanlah suatu arahan pada mereka
untuk
menemukan
lebih
(pengajar).
ahli
Antisipasi
dihadapi
dalam
mengaplikasikan
informasi baru itu, berikan saran-saran dan pengalaman anda. Pada gambar
terlihat bahwa, seorang dosen sedang mengarahkan mahasiswanya untuk
memahami salah satu materi yang belum dipahaminya. Orang dewasa pada
umumnya memiliki suatu rasa penasaran yang sifatnya terarah. Rasa
penasaran tersebutlah yang akan membawa mereka untuk ingin tahu yang
lebih dalam. Disinilah peran pengajar sangat dipentingkan untuk membantu
mereka menemukan pemahaman baru yang bisa mengembangkan
kemampuannya.
b.
Menciptakan
pembelajaran
akhirnya
mencapai
suatu
kesepakatan
yang
dikerjakan
secara bersama.
2) Bantulah mereka untuk berkembang menjadi lebih efektif dengan latihan
terarah dan pembiasaan.
Supaya
orang
dewasa
bisa
berkembang
dan
mengembangkan
secara
dan
yang
sifatnya
terarah
tersebut
sudah
tentunya
akan
c.
Menciptakan
pembelajaran
22
sesudah
pembelajan.
merancang
Pendidik
dengan
pembelajaran
apa
yang
kajian
23
dalam suasana/ situasi belajar yang bagaimanapun, mereka boleh berbeda pendapat
dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh sesuatu sanksi (dipermalukan,
pemecatan, cemoohan, dll).
Keterbukaan seorang pembimbing sangat membantu bagi kemajuan orang
dewasa dalam mengembangkan potensi pribadinya di dalam kelas, atau di tempat
pelatihan. Sifat keterbukaan untuk mengungkapkan diri, dan terbuka untuk
mendengarkan gagasan, akan berdampak baik bagi kesehatan psikologis, dan psikis
mereka. Di samping itu, harus dihindari segala bentuk akibat yang membuat orang
dewasa mendapat ejekan, hinaan, atau dipermalukan. Jalan terbaik hanyalah
diciptakannya suasana keterbukaan dalam segala hal, sehingga berbagai alternatif
kebebasan mengemukakan ide/gagasan dapat diciptakan.
Dalam hal lainnya, tidak dapat dinafikkan bahwa orang dewasa belajar secara
khas dan unik. Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan yang
terkendali harus diakui sebagai hak pribadi yang khas sehingga keputusan yang
diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi orang lain. Kebersamaan dalam
kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab akan sangat membosankan
kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu kebenaran tanpa adanya kritik
yang memperlihatkan perbedaan tersebut. Oleh sebab itu, latar belakang pendidikan,
latar belakang kebudayaan, dan pengalaman masa lampau masing-masing individu
dapat memberi warna yang berbeda pada setiap keputusan yang diambil.
Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif merupakan suatu
fasilitas yang mendorong mereka mau mencoba perilaku baru, berani tampil beda,
dapat berlaku dengan sikap baru dan mau mencoba pengetahuan baru yang mereka
peroleh. Walaupun sesuatu yang baru mengandung resiko terjadinya kesalahan,
namun kesalahan, dan kekeliruan itu sendiri merupakan bagian yang wajar dari
belajar.
Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok belajar
itu. Bagi orang dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui kekuatan dan
kelemahan dirinya. Dengan demikian, diperlukan adanya evaluasi bersama oleh
seluruh anggota kelompok dirasakannya berharga untuk bahan renungan, di mana
renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dari orang lain yang persepsinya bisa saja
memiliki perbedaan.
25
ini.
Rangsangan
(stimulation).
Orang
dewasa
yang
sehari-hari
(escape).
Rangsangan
yang
diberikan
yang
Minat belajar mereka juga mungkin sudah menurun sesuai dengan semakin
lanjutnya usia mereka. Mereka sudah punya keluarga dan anak yang menjadi
tanggungan mereka. Kebanyakan orang tua (out-going generation) lebih
mengutamakan
(in-coming generation)
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas, adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan
terkait dengan pembahasan mengenai belajar pada periode dewasa, yaitu:
1. Orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan
siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa
lainnya.
2. Menurut Hurlock,(1994:246)), masa dewasa dibagi menjadi 3 bagian, yaitu ; a).
Masa dewasa dini, yang dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40
tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif,b).Masa dewasa madya, dimulai pada
umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya
kemampuan fisik dan psikologis yang jelas Nampak pada setiap orang,c). Masa
dewasa lanjut (usia lanjut), senescence, atau usia lanjut dimulai pada umur 60
tahun sampai kematian. Pada waktu ini bak kemampuan fisik maupun
psikologis cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam
hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan
dan bertindak serta berperasaan seperti ketika mereka masih muda.
3. Belajar pada periode dewasa sangatlah berbeda dengan cara belajar pada masa
sebelumnya. Pada masa ini teori belajar yang digunakan lebih bersifat aplikatif,
berpusat pada masalah yang dikenal dengan andragogi.
B.
Implikasi
Dalam pembahasan mengenai belajar pada periode dewasa ini, adapun implikasi
perkembangan masa dewasa dapat dilihat dari implementasi tugas-tugas
perkembangan dari masa dewasa dini, dewasa madya dan dewasa lanjut. Orang
dewasa belajar untuk menyesuaikan diri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan
pada masing-masing periode tersebut. Disamping itu model pembelajaran andragogi
berimplikasi pada penciptaan iklim belajar yang mendukung untuk orang dewasa
belajar, dimana pembelajaran untuk orang dewasa lebih bersifat aplikatif ketimbang
teoritis.
DAFTAR PUSTAKA
29
Pendekatan
30